Uji Normalitas Data Posttest Kelompok A dan B

53

B. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar fisika pada kelompok A guided inquiry dengan kelompok B konvensional. Kelompok A memiliki rerata kelas sebesar 75,56, sedangkan kelompok B sebesar 73,11. Hal tersebut menunjukkan bahwa rerata kelas kelompok A lebih besar daripada kelompok B. Perbedaan tersebut signifikan dilihat dari perolehan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi 5 4,333 2,01. Guided inquiry dianggap sebagai model pembelajaran yang memiliki karakteristik tertentu. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Sun and Trowbridge 1973 yang dikutip oleh E. Mulyasa yang menyatakan bahwa perbedaan mendasar dari metode guided inquiry dari model inquiry lainnya adalah terletak pada kuantitas peran guru sebagai pembimbing. 2 Pada model pembelajaran guided inquiry, siswa menemukan jawaban terhadap suatu masalah dibawah bimbingan intensif guru. 3 Guru memberikan bimbingan yang cukup luas kepada siswa dalam melakukan percobaan, menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, dan membantu siswa untuk mendapatkan jawaban atas dasar rasa keingintahuan mereka. 4 Hal ini yang diduga menjadi salah satu penyebab bahwa hasil uji hipotesis menyatakan bahwa rerata hasil belajar fisika siswa mengalami peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen VIII- U1. Model guided inquiry memiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan model inquiry lainnya. Salah satu diantaranya adalah dalam hal mendorong siswa 2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 109 3 Sofan Amri Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, Jakarta: Pustaka Publisher, 2010, hal. 89 4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 195 54 untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya. 5 Dalam pembelajaran dengan model guided inquiry, siswa diberi dorongan untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. Guru berperan dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa siswa melakukan penyelidikan dengan tidak ada rasa putus asa atau mengalami kegagalan. Guru memberikan bantuan dalam bentuk pertanyaan, pertanyaan, bimbingan, petujuk yang cukup serta menyediakan sumber belajar yang dapat membantu siswa untuk memikirkan hipotesis dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Pertanyaan tersebut diberikan sebagai stimulan bagi siswa untuk dapat memecahkan permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, model guided inquiry memperlihatkan hasil yang lebih baik, sehingga lebih baik untuk diterapkan. Dengan model guided inquiry, guru dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang bervariasi dan terencana untuk memudahkan dalam mengarahkan dan membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil penemuan tersebut, peneliti menyatakan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna, bukan hanya sekedar transfer pengetahuan. 5 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry, Jakarta:DepartemenPendidikan dan Kebudayaan,1987, hal. 133