133
No Absen Siswa
Nilai Proyek Kualifikasi Nilai
Keterangan
17 85
3,4 A
18 75
3 B
19 95
3,8 A
20 85
3,4 A
21 90
3,6 A
22 85
3,4 A
23 85
3,4 A
24 75
3 B
25 90
3,6 A
27 55
2,2 B
28 85
3,4 A
29 85
3,4 A
30 95
3,8 A
31 90
3,6 A
32 75
3 B
Berdasarkan tabel 4.20 terdapat 19 siswa mendapat nilai A dan 11 siswa yang mendapat nilai B. Rata-rata kualifikasi nilai 30 siswa pada aspek afektif
adalah 3,11 dengan keterangan A. Persentase siswa yang mendapat nilai A pada hasil belajar siswa aspek afektif ini adalah
, sedangkan persentase siswa yang mendapat nilai B adalah
.
K. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Minat Belajar Siswa
a. Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.9, skor minat belajar siswa pada indikator pemusatan perhatian siswa pada mata pelajaran matematika adalah
476 dan rata-rata yang diperoleh pada indikator ini adalah 2,64. Berdasarkan
134
kriteria tingkat minat belajar siswa yang diutarakan pada BAB III, maka tingkat minat belajar siswa pada indikator pemusatan perhatian siswa pada mata
pelajaran matematika dikatakan berminat. Hal ini sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode project based
learning , sebagian besar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
mampu mengerjakan tugas atau PR matematika yang diberikan maupun tugas proyek dengan baik.
b. Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10, skor minat belajar siswa pada indikator pemusatan perhatian siswa pada proses pembelajaran adalah 654 dan
rata-rata yang diperoleh pada indikator ini adalah 2,73. Berdasarkan kriteria tingkat minat belajar siswa yang diutarakan pada BAB III, maka tingkat minat
belajar siswa pada indikator pemusatan perhatian siswa pada proses pembelajaran dikatakan berminat. Hal ini sesuai dengan proses pembelajaran
yang dilakukan, siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mengikuti dengan baik setiap proses pembelajaran yang dilakukan, misalnya
siswa aktif dalam berdiskusi dan siswa melakukan tahap-tahap proses pengerjaan proyek sesuai dengan yang diharapkan.
135
c. Indikator Membangkitkan Rasa Senang terhadap Pembelajaran yang Dilakukan
oleh Siswa Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11, skor minat belajar siswa pada
indikator membangkitkan rasa senang terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa adalah 320 dan rata-rata yang diperoleh pada indikator ini adalah
2,67. Berdasarkan kriteria tingkat minat belajar siswa yang diutarakan pada BAB III, maka tingkat minat belajar siswa pada indikator membangkitkan rasa
senang pada pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dikatakan berminat atau metode project based learning dapat membangkitkan rasa senang pada
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Ketika mengutarakan pengalamannya dalam menyelesaikan proyek pada
saat presentasi dan tes lisan, siswa terlihat sangat antusias dalam menceritakan pengalamannya tersebut. Siswa menceritakan pengalaman yang lucu saat
melakukan survei, pengalaman sulit dalam melakukan survei data yang akhirnya dapat dilakukan dengan baik, dan masih banyak lagi. Menurut mereka,
pengalaman tersebut adalah pengalaman yang menyenangkan karena bisa terjun langsung di masyarakat untuk menyelesaikan tugas matematika dan menerapkan
materi tersebut dalam kehidupan nyata. Pada kesempatan saat melakukan pengecekan laporan proyek pada pertemuan ketiga, ada siswa yang
mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran matematika yang menerapkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari merupakan pengalamannya yang
136
pertama. Siswa tersebut juga mempunyai harapan agar materi pada matematika dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Indikator Membangkitkan Rasa Ingin Tahu terhadap Pembelajaran yang
Dilakukan oleh Siswa Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.12, skor minat belajar siswa pada
indikator membangkitkan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa adalah 328 dan rata-rata yang diperoleh pada indikator ini adalah
2,73. Berdasarkan kriteria tingkat minat belajar siswa yang diutarakan pada BAB III, maka tingkat minat belajar siswa pada indikator membangkitkan rasa
ingin tahu pada pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dikatakan berminat atau metode project based learning dapat membangkitkan rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Pada saat melakukan kegiatan presentasi,
sebagian besar siswa aktif untuk bertanya mengenai hasil laporan yang dibuat oleh kelompok lain, misalnya : siswa menanyakan alasan penyajian data dalam
bentuk diagram yang dipilih. Namun, ada beberapa siswa yang masih malu untuk bertanya di depan umum saat presentasi berlangsung, sehingga ada yang
mendekati peneliti dan menanyakan materi yang dibahas oleh kelompok presentasi kepada peneliti.
137
e. Indikator Membangkitkan Rasa Puas terhadap Pembelajaran yang Dilakukan
oleh Siswa Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.13, skor minat belajar siswa pada
indikator membangkitkan rasa puas terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa adalah 351 dan rata-rata yang diperoleh pada indikator ini adalah 2,93.
Berdasarkan kriteria tingkat minat belajar siswa yang diutarakan pada BAB III, maka tingkat minat belajar siswa pada membangkitkan rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dikatakan berminat atau metode project based learning
dapat membangkitkan rasa puas pada pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa siswa yang
menceritakan secara langsung saat peneliti melakukan pengecekan hasil laporan proyek bahwa siswa tersebut lebih mengerti jika materi yang dibahas secara
langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan siswa mengalami sendiri penerapan materi tersebut.
f. Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Internal
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.14, skor minat belajar siswa pada indikator tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor internal adalah 155
dan rata-rata yang diperoleh pada indikator ini adalah 2,58. Berdasarkan kriteria tingkat minat belajar siswa yang diutarakan pada BAB III, maka tingkat minat
belajar siswa pada tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor internal dikatakan berminat atau metode project based learning dapat menumbuhkan
138
minat belajar siswa dari faktor internal. Dengan adanya pembelajaran matematika yang menerapkan metode project based learning, siswa mulai
menyadari bahwa pelajaran matematika tidak hanya sekedar dipelajari ketika di sekolah saja tetapi juga akan senantiasa dipelajari secara terus menerus karena
ilmu di bidang matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berdasarkan hasil refleksi siswa setelah penelitian berakhir.
g. Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Eksternal
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15, skor minat belajar siswa pada indikator tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor eksternal adalah 180
dan rata-rata yang diperoleh pada indikator ini adalah 3. Berdasarkan kriteria tingkat minat belajar siswa yang diutarakan pada BAB III, maka tingkat minat
belajar siswa pada tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor internal dikatakan berminat atau metode project based learning dapat menumbuhkan
minat belajar siswa dari faktor eksternal. Hal ini sesuai dengan kegiatan saat melakukan presentasi dan tes lisan. Saat presentasi, siswa bersaing
mempresentasikan hasil laporan proyek dengan baik. Begitu juga saat siswa melakukan tes lisan, sebagian besar siswa memberikan jawaban terbaik agar
mendapatkan nilai yang tinggi. Bila dilihat dari semua indikator minat belajar siswa yang terdapat pada tabel
4.16, dapat dikatakan bahwa siswa berminat dengan pembelajaran matematika yang menggunakan metode project based learning. Hal ini dikarenakan semua indikator
139
minat belajar siswa mempunyai kriteria tingkat minat belajar siswa yang sama, yaitu berminat dengan rata-rata skor semua indikator 2,75. Selain itu, berdasarkan
pendapat-pendapat siswa mengenai pembelajaran yang menerapkan metode project based learning
, siswa merasa senang atau bisa dikatakan mempunyai minat belajar matematika.
2. Hasil Belajar Siswa
Keberhasilan metode project based learning pada pembelajaran matematika materi statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram diukur
berdasarkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. a.
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Berhasil atau tidaknya metode pembelajaran project based learning
dilihat dari ketercapaian hasil belajar siswa aspek kognitif pada nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah. KKM Kriteria
Ketuntasan Minimal untuk pelajaran matematika di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada hasil belajar aspek kognitif adalah 75. Berdasarkan
tabel 4.17, didapat 23 siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tuntas atau sudah memenuhi batas KKM dan 7 siswa belum tuntas atau belum
memenuhi batas KKM. Jumlah siswa yang sudah tuntas dan belum tuntas bila kemudian dipersentasekan maka didapat
siswa yang sudah tuntas dan siswa yang belum tuntas. Dari tabel 4.17 didapat rata-rata hasil belajar
30 siswa kelas XI IPS 1 aspek kognitif yaitu 78,77.
140
Berdasarkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, pembelajaran matematika dengan metode project based learning di kelas XI IPS 1 telah
memberikan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari 23 siswa yang berhasil mencapai hasil yang telah ditargetkan yaitu hasil belajar siswa telah mencapai
batas KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan, sedangkan 7 siswa belum berhasil mencapai hasil yang telah ditargetkan. Ketidaktuntasan 7 siswa
tersebut dikarenakan 6 siswa nomor absen 2, 6, 7, 10, 11, dan 27 dalam kelompok yang sama tidak mengerjakan penugasan proyek dengan baik.
Kelompok tersebut hanya menyajikan dan menafsirkan dua data survei saja, sehingga hasil pekerjaan penugasan proyek yang dikumpulkan tidak lengkap
dan hanya menghasilkan nilai proyek 43,75. Sedangkan 1 siswa nomor absen 18 tidak tuntas dikarenakan nilai tes lisan yang sangat rendah yaitu 40.
Walaupun siswa tersebut mengumpulkan log book siswa dan mengikuti setiap proses penyelesaian proyek, tetapi peneliti mempunyai dugaan bahwa siswa
tersebut tidak aktif atau tidak ambil bagian dalam pengerjaan proyek. Oleh karena itu, siswa tidak mampu mempertanggungjawabkan hasil pengerjaan
proyek pada tes lisan dengan baik. b.
Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode project based
learning dapat menilai hasil belajar siswa tidak hanya dari aspek kognitif saja
tetapi juga bisa menilai hasil belajar siswa dari aspek psikomotorik. Berdasarkan
141
tabel 4.18 sebagian besar siswa mampu mendapatkan nilai A yaitu dengan jumlah 24 siswa dengan persentase 80 dan 6 siswa mendapatkan nilai B
dengan persentase 20. Dari tabel 4.18 dapat dikatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 aspek psikomotorik mendapatkan kualifikasi nilai
3,26 dengan keterangan A. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa aspek psikomotorik, dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan metode
project based learning di kelas XI IPS 1 telah memberikan hasil yang cukup
baik pada hasil belajar aspek psikomotorik. Selain itu, secara keseluruhan siswa sudah mampu menjelaskan hasil laporan proyek dengan sangat baik. Hal ini
terbukti dari persentase siswa yang mendapat nilai A cukup tinggi yaitu 80 dan rata-rata hasil belajar siswa aspek psikomotorik adalah A.
c. Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif
Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode project based learning
tidak hanya menilai hasil belajar siswa aspek kognitif dan psikomotorik saja, tetapi juga menilai hasil belajar siswa pada aspek afektif. Berdasarkan tabel
4.19 sebagian besar siswa mampu mendapatkan nilai A yaitu dengan jumlah 19 siswa dengan persentase 63,33 dan 11 siswa mendapatkan nilai B dengan
persentase 36,67. Dari tabel 4.19 dapat dikatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 aspek afektif mendapatkan kualifikasi nilai 3,11 dengan
keterangan A.
142
Berdasarkan hasil penilaian hasil laporan proyek pada aspek afektif sebagian besar kelompok sudah memberikan hasil yang baik. Namun, pada hasil
pengamatan sikap sosial siswa pada saat melakukan diskusi dan presentasi, ada beberapa siswa yang belum memberikan pendapatnya dengan baik dan masih
malu untuk bertanya dan berpendapat. Selain itu, siswa kurang menghargai pendapat teman dalam kelompok maupun siswa yang sedang melakukan
presentasi, tetapi secara keseluruhan siswa telah memberikan hasil laporan proyek pada aspek afektif dengan baik. Hal ini terbukti dari persentase hasil
belajar siswa aspek afektif yang cukup tinggi dan rata-rata hasil belajar siswa aspek afektif adalah A.
L. Kelemahan Penelitian