Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
Monica Tita Candra Gerhana. 2015. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran
project based learning ditinjau dari minat belajar siswa dan mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penugasan proyek, tes lisan, dan kuesioner minat belajar siswa. Data hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik diperoleh dari perhitungan 70% nilai proyek dan 30% nilai tes lisan, sedangkan data hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh dari perhitungan nilai proyek dan pengamatan. Perhitungan hasil belajar aspek kognitif tersebut kemudian dianalisis besarnya persentase siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, persentase siswa yang belum mencapai KKM, dan rata-rata hasil belajar siswa. Pada perhitungan hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dianalisis dengan menghitung besar persentase skala nilai dan rata-rata hasil belajar siswa. Sedangkan, analisis minat belajar siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata skor minat belajar.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Siswa dikatakan berminat pada pembelajaran matematika yang menggunakan metode project based learning dengan skor rata-rata minat belajar semua indikator sebesar 2,75 dari skala 4. (2) Hasil belajar siswa dengan metode project based learning adalah baik. Hasil belajar siswa aspek kognitif memberikan rata-rata 78,77 dengan persentase 76,67% telah mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 23,33% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hasil belajar aspek psikomotorik memberikan rata-rata 3,26 dengan keterangan A, persentase 80% mendapat nilai A dan persentase 20% mendapat nilai B, serta hasil belajar aspek afektif memberikan rata-rata 3,11 dengan keterangan A, persentase 63,33% mendapat nilai A dan persentase 36,67% mendapat nilai B.
Kata kunci : Metode Pembelajaran, Metode Project Based Learning, Penyajian Data Statistika
(2)
Monica Tita Candra Gerhana. 2015. The Effectiveness of Project Based Learning Method Observed from Interest and Learning Outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the Statistics Education Sub Section Presenting Data in The Form of Tables and Diagrams, Academic Year 2014/2015. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Science and Mathematics Education, Teachers Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research aimed to explore the effectiveness of project based learning method observed from interest and to explore the effectiveness of project based learning method observed from learning outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the statistic education sub section presenting data in the form of tables and diagrams.
The subjects of this research were grade XI IPS 1 students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, academic year 2014/2015. This research employed quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted on April 2015. The research instruments used were project assignments, oral tests, and questionnaires on students’s learning interest. The data analysis of students’s learning outcomes on cognitive aspect and psychomotor aspect were done by calculating 70% from the value percentage of the project assignments and 30% the value percentage of the oral test, whereas the data analysis of student learning outcomes on affective aspect was done by calculating the value percentage of the project assignments and observation. From the calculation results of the cognitive aspect of learning, it was then analyzed the percentage of students who had achieved KKM (minimum mastery criteria), a percentage of students who had not achieved KKM, and the average students’s learning outcomes. In the calculation of learning outcomes psychomotor aspect and affective aspect were analyzed by calculating the percentage of scale and the average value of student learning outcomes. Meanwhile, analysis of students’s learning interest were done by calculating the average score of interests in learning.
The result of the research showed that: (1) student were interested on the study of mathematics which used project based learning method with the average score of learning interest showed the indicators of 2.75 out of 4 scale. (2) The results of students’s learning with project based learning method was good. Cognitive aspect of students’s learning outcomes achieved an average of 78.77 with a percentage of 76.67% had reached the minimum mastery criteria (KKM) and 23.33% had not reached the minimum mastery criteria (KKM), psychomotor aspect of learning outcomes achieved an average of 3.26 with a description A, the percentage of 80% got A, and the percentage of 20% got B, and affective aspect of learning outcomes achieved an average of 3.11 with a description A, the percentage of 63.33% got A, and the percentage of 36.67% got B.
Keywords : Learning Method, Project Based Learning Method, Statistical Data Presentation
(3)
DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA SUB BAB MENYAJIKAN DATA DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM KELAS XI IPS
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Monica Tita Candra Gerhana NIM : 111414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA SUB BAB MENYAJIKAN DATA DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM KELAS XI IPS
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Monica Tita Candra Gerhana NIM : 111414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
things wh
ich God hath prepared for them that love him”
(1 Corinthians 2:9)Ketika aku berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintai aku”
.
Namun, Tuhan berkata,
“Aku mencintaimu”
(Yohanes 3:16
– Yohanes 13:34)“Apabila orang tidak percaya bahwa matematika itu sederhana, hal ini semata
-mata terjadi karena mereka
tidak menyadari betapa rumitnya kehidupan ini”
Johnny von Neumann (1903 – 1957)
Dengan penuh syukur, ku persembahkan karyaku ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapak Bernardinus Juwanta tercinta
Ibu Marcelina Hariyanti tercinta
(8)
(9)
(10)
vii
Monica Tita Candra Gerhana. 2015. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran
project based learning ditinjau dari minat belajar siswa dan mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penugasan proyek, tes lisan, dan kuesioner minat belajar siswa. Data hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik diperoleh dari perhitungan 70% nilai proyek dan 30% nilai tes lisan, sedangkan data hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh dari perhitungan nilai proyek dan pengamatan. Perhitungan hasil belajar aspek kognitif tersebut kemudian dianalisis besarnya persentase siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, persentase siswa yang belum mencapai KKM, dan rata-rata hasil belajar siswa. Pada perhitungan hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dianalisis dengan menghitung besar persentase skala nilai dan rata-rata hasil belajar siswa. Sedangkan, analisis minat belajar siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata skor minat belajar.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Siswa dikatakan berminat pada pembelajaran matematika yang menggunakan metode project based learning dengan skor rata-rata minat belajar semua indikator sebesar 2,75 dari skala 4. (2) Hasil belajar siswa dengan metode project based learning adalah baik. Hasil belajar siswa aspek kognitif memberikan rata-rata 78,77 dengan persentase 76,67% telah mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 23,33% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hasil belajar aspek psikomotorik memberikan rata-rata 3,26 dengan keterangan A, persentase 80% mendapat nilai A dan persentase 20% mendapat nilai B, serta hasil belajar aspek afektif memberikan rata-rata 3,11 dengan keterangan A, persentase 63,33% mendapat nilai A dan persentase 36,67% mendapat nilai B.
Kata kunci : Metode Pembelajaran, Metode Project Based Learning, Penyajian Data Statistika
(11)
viii
Monica Tita Candra Gerhana. 2015. The Effectiveness of Project Based Learning Method Observed from Interest and Learning Outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the Statistics Education Sub Section Presenting Data in The Form of Tables and Diagrams, Academic Year 2014/2015. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Science and Mathematics Education, Teachers Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research aimed to explore the effectiveness of project based learning method observed from interest and to explore the effectiveness of project based learning method observed from learning outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the statistic education sub section presenting data in the form of tables and diagrams.
The subjects of this research were grade XI IPS 1 students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, academic year 2014/2015. This research employed quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted on April 2015. The research instruments used were project assignments, oral tests, and questionnaires on students’s learning interest. The data analysis of students’s learning outcomes on cognitive aspect and psychomotor aspect were done by calculating 70% from the value percentage of the project assignments and 30% the value percentage of the oral test, whereas the data analysis of student learning outcomes on affective aspect was done by calculating the value percentage of the project assignments and observation. From the calculation results of the cognitive aspect of learning, it was then analyzed the percentage of students who had achieved KKM (minimum mastery criteria), a percentage of students who had not achieved KKM, and the average students’s learning outcomes. In the calculation of learning outcomes psychomotor aspect and affective aspect were analyzed by calculating the percentage of scale and the average value of student learning outcomes. Meanwhile, analysis of students’s learning interest were done by calculating the average score of interests in learning.
The result of the research showed that: (1) student were interested on the study of mathematics which used project based learning method with the average score of learning interest showed the indicators of 2.75 out of 4 scale. (2) The results of students’s learning with project based learning method was good. Cognitive aspect of students’s learning outcomes achieved an average of 78.77 with a percentage of 76.67% had reached the minimum mastery criteria (KKM) and 23.33% had not reached the minimum mastery criteria (KKM), psychomotor aspect of learning outcomes achieved an average of 3.26 with a description A, the percentage of 80% got A, and the percentage of 20% got B, and affective aspect of learning outcomes achieved an average of 3.11 with a description A, the percentage of 63.33% got A, and the percentage of 36.67% got B.
Keywords : Learning Method, Project Based Learning Method, Statistical Data Presentation
(12)
ix
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan, motivasi, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang selalu memberi berkat dan cinta kasih yang tak pernah henti.
2. Drs. Th. Sugiarto, M. T. selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran membimbing, memberi dorongan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis hingga terselesainya skripsi ini.
3. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
4. Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis menempuh masa studi. 5. Veronika Fitri Rianasari, M. Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas segala
perhatian, motivasi, dukungan, dan bantuannya.
6. Beni Utomo, M. Sc., C. Novella Krisnamurti, M. Sc, dan Drs. Th. Sugiarto, M. T. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.
(13)
(14)
xi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Pembatasan Masalah ... 7
F. Penjelasan Istilah ... 7
(15)
xii
A. Pengertian Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based
Learning ... 10
B. Hakikat Belajar ... 21
C. Minat Belajar ... 23
D. Pengertian Hasil Belajar ... 29
E. Materi Ajar Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram ... 36
F. Kerangka Berpikir ... 57
BAB III METODE PENELITIAN ... 60
A. Jenis Penelitian ... 60
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 61
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 61
D. Variabel Penelitian ... 61
E. Bentuk Data ... 62
F. Metode Pengumpulan Data ... 62
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 63
H. Teknik Analisis Data ... 69
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 83
(16)
xiii
TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN ... 85
A. Persiapan Penelitian, Observasi Kelas, dan Ujicoba Metode Project Based Learning dan Instrumen Penugasan Proyek ... 85
B. Pelaksanaan Penelitian ... 91
C. Tabulasi Data ... 100
D. Analisis Data Penelitian ... 111
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 133
F. Kelemahan Penelitian ... 142
BAB V PENUTUP ... 144
A. Kesimpulan ... 144
B. Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 148
(17)
xiv
Tabel 2.1 Pedoman Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
Minat Belajar Siswa ... 28
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Merk HP Siswa Kelas XI IPS 1 ... 37
Tabel 2.3 Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal ... 38
Tabel 2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok ... 39
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari ... 44
Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari ... 45
Tabel 2.7 Diagram Batang Tegak dan Diagram Batang Mendatar ... 47
Tabel 2.8 Diagram Batang Majemuk dan Diagram Batang Bertingkat ... 48
Tabel 2.9 Diagram Garis ... 51
Tabel 2.10 Histogram ... 55
Tabel 2.11 Poligon ... 55
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pembelajaran ... 65
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Penugasan Proyek ... 67
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Lisan ... 68
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 69
Tabel 3.5 Persiapan Analisis Kesesuaian Log Book Siswa ... 71
Tabel 3.6 Skor Pilihan Jawaban Angket menurut Skala Likert ... 72
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Minat Belajar Siswa pada Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ... 73
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Minat Belajar Siswa pada Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Proses Pembelajaran ... 75
(18)
xv
Minat Belajar Siswa ... 76
Tabel 3.10 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Kognitif ... 77
Tabel 3.11 Persiapan Tabulasi Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Kognitif ... 78
Tabel 3.12 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 79
Tabel 3.13 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Psikomotorik ... 80
Tabel 3.14 Persiapan Tabulasi Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Psikomotorik ... 81
Tabel 3.15 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik ... 81
Tabel 3.16 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Afektif ... 82
Tabel 3.17 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif ... 83
Tabel 3.18 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 84
Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Ujicoba di Kelas XI IPS 3 ... 86
Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Penelitian ... 92
Tabel 4.3 Data Angket Minat Belajar Siswa ... 100
(19)
xvi
Tabel 4.6 Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Psikomotorik ... 107
Tabel 4.7 Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Psikomotorik ... 108
Tabel 4.8 Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Afektif ... 110
Tabel 4.9 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ... 112
Tabel 4.10 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Proses Pembelajaran ... 115
Tabel 4.11 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Senang terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 117
Tabel 4.12 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Ingin Tahu terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 118
Tabel 4.13 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Puas terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 120
Tabel 4.14 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Internal ... 122
Tabel 4.15 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Eksternal ... 123
Tabel 4.16 Hasil Analisis Data Minat Belajar Siswa pada Semua Indikator ... 125
Tabel 4.17 Analisis Kesesuaian Log Book ... 126
Tabel 4.18 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 128
Tabel 4.19 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik ... 130
(20)
xvii
Gambar 2.1 Diagram Batang Tegak ... 47
Gambar 2.2 Diagram Batang Mendatar ... 48
Gambar 2.3 Diagram Batang Majemuk ... 49
Gambar 2.4 Diagram Batang Bertingkat ... 49
Gambar 2.5 Diagram Garis ... 51
Gambar 2.6 Diagram Lingkaran ... 54
Gambar 2.7 Histogram ... 55
Gambar 2.8 Poligon ... 56
(21)
xviii
Lampiran 1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ... 150
Lampiran 2 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian ... 151
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 152
Lampiran 4 Penugasan Proyek ... 165
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Proyek ... 172
Lampiran 6 Instrumen Tes Lisan ... 178
Lampiran 7 Pedoman Jawaban Tes Lisan ... 179
Lampiran 8 Rubrik Penilaian Tes Lisan ... 183
Lampiran 9 Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 185
Lampiran 10 Pekerjaan Siswa pada Penugasan Proyek ... 189
Lampiran 11 Log Book Siswa ... 203
Lampiran 12 Penilaian Tes Lisan Siswa ... 206
Lampiran 13 Jawaban Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 212
Lampiran 14 Foto Kegiatan Siswa ... 216
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan kita. Pengertian pendidikan itu sendiri (Dri Atmaka, 2004:3) merupakan bantuan yang sengaja kepada anak dengan bimbingan atau latihan, sehingga persiapan dikemudian hari dapat bertindak atau bertingkah laku, dapat hidup, dan menyesuaikan diri dalam masyarakat menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Aktivitas untuk mendapatkan pendidikan disebut aktivitas belajar. Aktivitas belajar tersebut dapat dilakukan di mana saja seperti di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Anak akan belajar beberapa ilmu pengetahuan di sekolah. Pengetahuan tersebut salah satunya adalah matematika. Menurut Ismail, dkk (dalam H.M. Ali Hamzah & Muhlisrarini, 2014:48), matematika merupakan ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitatif dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai aspek pekerjaan merupakan aplikasi dari matematika, sehingga anak dituntut untuk bisa berhasil dan berprestasi pada pelajaran ini.
(23)
2
Berdasarkan pengamatan saat menjalankan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, siswa di kelas IPS cenderung kurang bisa mengikuti proses pembelajaran matematika dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang abstrak dan sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam mengajar pelajaran yang dianggap sebagai pelajaran abstrak dan tidak mudah ini tentunya diperlukan metode pembelajaran tepat yang harus dipilih oleh guru. Metode pembelajaran yang tepat akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain berdampak pada pemahaman materi atau hasil belajar siswa, metode pembelajaran yang dipilih juga harus membangun minat siswa untuk belajar matematika. Apabila siswa merasa senang untuk belajar matematika, maka siswa akan mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi pada hasil belajarnya.
Metode pembelajaran yang biasa dipilih oleh guru matematika SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah metode konvensional atau metode yang berpusat pada guru. Ketika di kelas, guru aktif berbicara dan memberikan informasi kepada siswa sehingga siswa hanya sebagai pendengar saja. Menurut Mike Ollerton (2010:56), jika guru terlalu lama dan terlalu banyak berbicara maka siswa akan menjadi penerima pasif. Mereka akan kurang bisa menalar dan mencari solusi atas persoalan yang diberikan. Kecenderungan guru memilih metode pembelajaran yang kurang bervariasi atau hanya memilih metode konvensional, maka dapat dimungkinkan anak semakin terbiasa tidak bisa
(24)
memberikan makna terhadap pembelajaran yang dicapai dan cenderung menghafal rumus-rumus atau langkah-langkah penyelesaian suatu masalah yang diberikan oleh guru. Misalnya pada materi statistika dalam menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram, seringkali guru hanya memberikan suatu data kemudian meminta siswa untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dan diagram. Padahal di kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang dapat dijadikan sebuah data untuk disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Pada pembelajaran materi statistika tersebut dapat dikatakan siswa jarang sekali diberi ruang dan waktu untuk memperdalam ilmu pengetahuannya dengan praktik langsung di lapangan atau kehidupan sekitar siswa.
Ketika peneliti mengajar di kelas IPS saat melaksanakan PPL (Program Pelaksanaan Lapangan) dan menggunakan metode konvensional, siswa terlihat sangat bosan dan cenderung pasif. Sebagian siswa asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, sebagian hanya diam dan tidak mengerti apa yang peneliti sampaikan, sehingga hanya 5-8 siswa dari 35 siswa yang mau mendengarkan penjelasan dari peneliti. Namun, ketika peneliti menggunakan metode diskusi kelompok dan memberikan video tentang penerapan materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari, siswa terlihat sangat aktif dan mau mengikuti dengan baik setiap proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti. Selain itu pada hasil belajarnya pun juga meningkat. Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa siswa di
(25)
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta membutuhkan metode pembelajaran yang tepat pada pelajaran matematika.
Metode pembelajaran untuk mengajarkan matematika khususnya pada materi statistika bermacam-macam, salah satunya metode pembelajaran project
based learning. Metode project based learning merupakan suatu metode yang
menuntut keaktifan siswa di dalam kelompoknya dan siswa dapat mengalami sendiri penerapan materi statistika dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran project based learning memberikan tugas kepada siswa untuk
mengerjakan suatu proyek yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Proyek tersebut dapat dikerjakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada metode pembelajaran ini siswa dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya saat beraktivitas secara nyata. Pada materi statistika, siswa bisa menemukan dan menyajikan suatu data di lapangan yang berkaitan dengan materi statistika sehingga siswa dapat mengalami sendiri proses menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Ketika siswa mengalami sendiri pembelajaran tersebut maka pemahaman materi tersebut akan bertahan lebih lama pada diri siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul: “Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
(26)
Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu
1. Kebiasaan guru yang kurang bervariasi dalam memilih metode pembelajaran membuat siswa cepat bosan dalam mengikuti pelajaran matematika, sehingga metode tersebut dirasa kurang efektif dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
2. Pada pembelajaran matematika seringkali siswa kurang diberi ruang dan waktu untuk praktik langsung di kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sering merasa bosan dengan pelajaran matematika dan kurang mengerti makna dan manfaat dari materi yang mereka pelajari, bahkan siswa cepat lupa terhadap materi yang diajarkan karena ketika belajar siswa hanya menghafal langkah-langkah penyelesaian.
3. Kebiasaan guru matematika yang memilih metode pembelajaran konvensional dan jarang sekali menggunakan metode project based learning, sehingga
peneliti berharap positif dari penelitian ini dapat diterapkan dalam pengajaran matematika khususnya pada materi statistika dalam rangka meningkatkan minat dan hasil belajar matematika.
(27)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau
dari minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram?
2. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau
dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau
dari minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
2. Mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau
(28)
pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
E. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu
1. Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat
belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
2. Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil
belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
F. Penjelasan Istilah
Agar diperoleh gambaran dan keseragaman pemahaman terhadap pokok permasalahan maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut:
1. Efektivitas
Metode pembelajaran yang dipakai dapat dikatakan efektif apabila metode tersebut dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(29)
oleh peneliti, baik secara kualitatif (minat belajar siswa) maupun kuantitatif (hasil belajar siswa).
2. Metode Pembelajaran Project Based Learning
Metode pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa diajak untuk mencari dan menemukan suatu data dari kehidupan sehari-hari yang relevan dengan materi statistika untuk dapat disajikan bentuk diagram dan tabel.
3. Minat Belajar
Minat belajar yang dimaksud adalah keinginan yang tinggi dari siswa dan usaha-usaha yang dilakukan siswa dalam memahami materi yang dibahas. Minat belajar ini diketahui dari kuesioner minat belajar siswa.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan sesuai dengan indikator yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil belajar aspek kognitif dinyatakan dengan nilai berupa angka, sedangkan hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dinyatakan dengan skala atau huruf.
Penelitian metode pembelajaran project based learning pada pembelajaran
statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah upaya untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran dan kemampuan siswa setelah
(30)
mengalami aktivitas belajar. Efektivitas pembelajaran tersebut dilihat dari minat dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran project based
learning.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Mata Pelajaran Matematika
a. Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode pengajaran dalam pelajaran matematika.
b. Dapat menambah pengetahuan dalam melakukan proses belajar mengajar bidang matematika.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti di bidang pendidikan.
3. Bagi Bidang Penelitian
Sebagai pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan dengan melibatkan variabel-variabel yang lebih kompleks.
(31)
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning 1. Pengertian Efektivitas
Ridwan (1998:40-41) menyatakan bahwa pelayanan efektif adalah suatu layanan yang dapat memberikan hasil nyata. Oleh karena itu, yang dimaksud efektivitas adalah suatu usaha pencapaian hasil nyata yang telah ditargetkan.
S. Nasution (1989:110) menyatakan bahwa efektivitas yaitu guru mengajarkan nyata yang terlihat dari keberhasilan siswa dalam menguasai apa yang diajarkan guru.
Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu usaha untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran atau metode pengajaran yaitu cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Kedudukan metode pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi ekstrinsik, strategi pengajaran, dan alat untuk mencapai tujuan.
(32)
a. Alat motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik menurut Sudirman A.M. (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1996:83) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Guru hendaknya menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode cenderung lebih menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi siswa. Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Strategi pengajaran
Menurut Dra. Roestiyah. N.K. (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1996:84) dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian (metode mengajar). c. Alat untuk mencapai tujuan
Guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran apabila dapat memanfaatkan metode secara akurat. Metode pembelajaran yang digunakan guru haruslah menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Jika tidak menunjang maka akan sia-sia perumusan tujuan tersebut. Jadi,
(33)
sebaiknya guru menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1996:84).
3. Pengertian Metode Pembelajaran Project Based Learning
Pengertian metode pembelajaran project based learning menurut
beberapa ahli dalam buku Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 (M. Hosnan, 2014:320-321) yaitu
a. B. Baron (1998) menjelaskan bahwa project based learning merupakan
pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan bagi kehidupannya.
b. Buck Institute for Education menjelaskan bahwa project based learning
adalah suatu metode pembelajaran sistematis yang melibatkan siswa dalam belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui proses penyelidikan terhadap masalah-masalah nyata dan pembuatan berbagai karya atau tugas yang dirancang secara hati-hati.
c. John Thomas menjelaskan bahwa project based learning adalah
pembelajaran yang memerlukan tugas-tugas kompleks, didasarkan pada pertanyaan/masalah menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain, memecahkan masalah, membuat keputusan, atau kegiatan investigasi,
(34)
memberikan siswa kesempatan untuk bekerja secara mandiri selama periode lama, dan berujung pada realistis produk atau presentasi.
d. Thomas J.W. Moursund menjelaskan bahwa project based learning adalah
metode pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek. Hal ini memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri untuk membangun pembelajarannya sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang realistis, seperti karya siswa sendiri. Project based learning dapat
didefinisikan :
1) Fokus pada konsep-konsep utama dari suatu materi.
2) Melibatkan siswa dalam persoalan kompleks, namun realistis yang membuat mereka mengembangkan dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki.
3) Pembelajaran yang menuntut siswa untuk mencari berbagai sumber informasi dalam rangka pemecahan masalah.
4) Pengalaman siswa belajar untuk mengelola dan mengalokasikan sumber daya, seperti waktu dan bahan.
Beberapa pendapat tentang pengertian metode pembelajaran project
based learning dapat disimpulkan project based learning merupakan metode
pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran pada permasalahan yang nyata. Pada metode ini, siswa diberi tugas-tugas kompleks berupa proyek dan
(35)
dituntut untuk mendesaian, mengelola dan mengalokasikan sumber daya alam, membuat keputusan, serta mempresentasikan hasil karyanya secara mandiri, sehingga penugasan proyek tersebut melibatkan siswa dalam belajar ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Karakteristik metode pembelajaran project based learning (M. Hosnan,
2014:321-322) yaitu
a. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditentukan bersama sebelumnya.
b. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak memiliki satu jawaban pasti.
c. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi. d. Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah,
berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi.
e. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang mereka kumpulkan.
f. Siswa secara regular merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka lakukan, baik proses maupun hasilnya.
g. Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tetapi bisa berupa presentasi, drama, dan lain-lain) dipresentasikan di depan umum (maksudnya, tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada dewan guru, orangtua, dan lain-lain) dan dievaluasi kualitasnya.
(36)
Sedangkan prinsip pada metode pembelajaran project based learning
(M. Hosnan, 2014:323) yaitu
a. Pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.
b. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara autentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan, atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.
Ada beberapa langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode project based
learning. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran project based learning
tersebut (M. Hosnan, 2014:325-326) adalah penentuan proyek, perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek, penyusunan jadwal pelaksanaan proyek, penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru, penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek, serta evaluasi proses dan hasil proyek.
(37)
a. Penentuan proyek
Pada langkah ini, siswa menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru secara berkelompok. Permasalahan pada penugasan proyek ini ditentukan oleh guru, sehingga siswa hanya menentukan tema/topik proyek.
b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Siswa merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek dan kerja sama antar anggota kelompok.
c. Penyusunan jadwal pelaksanan proyek
Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek diperlukan pendampingan dari guru. Jadwal pelaksanaan proyek berisi berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek, diantaranya adalah dengan membaca, meneliti, observasi, interview,
(38)
merekam, berkarya seni, mengunjungi obyek proyek, atau akses internet. Pada kegiatan monitoring guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas proyek.
e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada siswa yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.
f. Evaluasi proses dan hasil proyek
Pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Pada tahap evaluasi, siswa diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek.
Sedangkan langkah-langkah metode pembelajaran project based
learning bagi guru (M. Hosnan, 2014:329-330) dilaksanakan dalam tiga
tahap, yaitu tahap perencanaan proyek, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian.
(39)
a. Tahap perencanaan proyek
Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam tahap perencanaan proyek yaitu
1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2) Menentukan topik yang akan dibahas.
3) Mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-5 orang dengan tingkat kemampuan beragam.
4) Merancang kebutuhan sumber belajar. 5) Menetapkan rancangan penilaian. b. Tahap pelaksanaan
Ada enam kegiatan pembelajaran pada tahap pelaksanaan, yaitu penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman. Pada langkah penentuan pertanyaan, guru menganalisis kompetensi inti dan standar kompetensi. Pada materi yang sesuai dengan metode pembelajaran project
based learning, guru melakukan inventarisasi dan memilih KD
(Kompetensi Dasar) yang benar-benar sesuai dengan metode pembelajaran ini. Pada langkah menyusun rencana proyek, guru dan siswa secara berkelompok melakukan penyusunan rencana proyek yang mencakup menyusun jadwal kegiatan, mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan, dan mempersiapkan bagaimana cara menyelesaikan proyek
(40)
yang telah direncanakan. Pada langkah selanjutnya, guru melakukan monitoring. Monitoring dilakukan guru untuk mengetahui di mana siswa mendapat kesulitan dan kapan siswa memerlukan bantuan guru.
c. Tahap penilaian
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.
Sistem penilaian yang dilakukan pada metode project based
learning adalah penilaian proyek, meliputi penilaian dari tahap
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu kemampuan pengelolaan, relevansi, dan keaslian. Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi adalah kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian adalah bahwa yang dilakukan siswa merupakan hasil karyanya.
(41)
Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir. Tahapan yang perlu dinilai, yaitu tahapan penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data dan persiapan laporan tertulis.
Penilaian yang digunakan dalam project based learning berdasarkan
pada penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan melalui penugasan individu/kelompok. Penilaian kinerja dilengkapi dengan laporan tertulis, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.
Langkah penilaian pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua langkah, yaitu menyusun instrumen penilaian proyek dan membuat rubrik penilaian. Penyusunan instrumen penilaian proyek disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran, sedangkan rubrik penilaian disusun berdasarkan aspek-aspek penilaian yang disusun dalam instrumen penilaian.
4. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning
Penggunaan metode pengajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai apa yang telah dirumuskan (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1996:87). Jika penggunaan metode guru mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, dan kondisi kelas maka
(42)
banyak bahan pelajaran yang terbuang sia-sia. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah, maka siswa akan merasa bosan dan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak kondusif lagi. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukan tujuan yang harus menyesuaikan dengan metode. Oleh karena itu, efektivitas penggunaan metode pembelajaran project based learning dapat terjadi bila ada kesesuaian
antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran sebagai persiapan tertulis.
B. Hakikat Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli:
1. Menurut James O. Whittaker (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13), belajar merupakan proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Menurut Cronbach (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13), learning is
shown by change in behavior as a result of experience atau belajar sebagai
suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3. Menurut Howard L. Kingskey (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13),
learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated
(43)
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.
4. Menurut Drs. Slameto (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
5. Menurut Winkel (dalam H. Makmun Khairini, 2014:4), belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill,
kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan individu untuk melakukan usaha dalam mengubah tingkah laku melalui praktik/latihan sehingga memperoleh suatu hasil berupa pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Namun, perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan memengaruhi tingkah laku yang lebih baik.
(44)
C. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Pengertian minat belajar siswa menurut para ahli yaitu
a. Menurut John Holland (dalam H. Makmun Khairani, 2014:137), minat diartikan sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi.
b. Menurut Lockmono (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, suatu kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. c. Menurut Hardjana (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat belajar
adalah kecenderungan hati untuk belajar guna mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman. d. Menurut Gie (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat berarti sibuk,
tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan minat belajar adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk melakukan aktivitas belajar guna mendapatkan informasi, pengetahuan, pengalaman, dan kecakapan melalui
(45)
usaha. Aktivitas tersebut dilakukan karena individu menyadari bahwa aktivitas belajar merupakan suatu kebutuhan dan dirasa penting.
Minat mengandung unsur-unsur (Makmun Khairani, 2014:137) seperti berikut:
a. Minat adalah suatu gejala psikologis.
b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.
c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
d. Adanya kemauan atau kencederungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Menurut Gie (dalam H. Makmun Khairani, 2014:143), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah minat melahirkan perhatian yang serta merta, minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan dari luar, minat memperkuat adanya bahan pelajaran dalam ingatan, dan minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri. a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya memperhatikan mata pelajaran tersebut.
b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat belajar memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa
(46)
memaksa kemampuan individu memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pikiran terhadap suatu pelajaran. Jadi, tanpa minat, konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.
c. Minat mencegah gangguan dari luar
Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, itu disebabkan karena minat belajarnya kecil.
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya, misalnya: jika membaca didukung suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat maka kita pasti akan bisa mengingatnya dengan baik walaupun hanya dibaca atau disimak sekali, sebaliknya suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat.
e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri
Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Kebosanan melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar diri seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan
(47)
hanya menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.
2. Motif yang Mendorong Tumbuhnya Minat Belajar
Loekmono (dalam H. Makmun Khairani, 2014:146) mengemukakan lima butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu
a. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.
b. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
c. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
d. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orangtua, guru, atau teman-teman.
e. Gambaran diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Belajar
Minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat merupakan sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan
(48)
menghambat. Menurut H. C Wetherrington (dalam H. Makmun Khairani, 2014:140), minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang menentukan minat seseorang. Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan dilihat dari faktor luarnya minat mempunyai sifat yang tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orangtua, dan persepsi masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang sosial budaya. 4. Macam-macam Minat
Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl Safran (dalam H. Makmun Khairani, 2014:141), ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat yaitu minat yang diekspresikan, minat yang diwujudkan, dan minat yang diinventariskan.
a. Minat yang diekspresikan
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.
b. Minat yang diwujudkan
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan aktif dalam suatu kegiatan.
(49)
c. Minat yang diinventariskan
Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan angket.
Berdasarkan paparan di atas tentang minat belajar, penyusunan kisi-kisi instrumen kuesioner minat belajar siswa dibuat berdasarkan pedoman berikut :
Tabel 2.1 Pedoman Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa
Aspek Indikator Pedoman
Pemusatan perhatian
Pemusatan perhatian siswa pada mata pelajaran matematika.
Arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi menurut Gie pada poin minat melahirkan perhatian yang serta merta.
Pemusatan perhatian siswa pada proses pembelajaran.
Arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi menurut Gie pada poin minat memudahkan terciptanya konsentrasi. Perasaan
siswa terhadap pembelajaran
Membangkitkan rasa senang terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Unsur-unsur minat pada poin adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Pengertian minat menurut John Holland.
Membangkitkan rasa puas terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Motif tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa menurut Loekmono pada poin suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
Faktor minat belajar
Tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor internal.
Faktor-faktor yang menimbulkan minat menurut H.C Wetherrington.
Tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor eksternal.
Faktor-faktor yang menimbulkan minat menurut H.C Wetherrington.
(50)
D. Pengertian Hasil Belajar
1. Pengertian Keberhasilan Belajar
Menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:14), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sejalan dengan filsafatnya, setiap guru mempunyai pandangan masing-masing untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya guru berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila mencapai tujuan instruksional khususnya dapat tercapai.”
2. Indikator Keberhasilan
Petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal berikut (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1996:120) :
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
(51)
3. Obyek Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Berjamin S. Bloom (dalam Anas Sudijono, 2011:48-58), tujuan pendidikan harus senantiasa mengacu pada tiga jenis ranah yang melekat pada diri siswa yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif.
b. Ranah afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada tingkah laku dalam diri siswa, seperti: perhatian pada mata pelajaran tertentu.
c. Ranah psikomotorik.
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor
(52)
apabila siswa telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.
4. Alat Evaluasi Hasil Belajar
Alat evaluasi hasil belajar disebut juga sebagai teknik penilaian atau instrumen penilaian. Penyusunan instrumen penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatu materi atau pokok bahasan. Teknik penilaian tersebut berupa teknik tes dan nontes.
a. Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites (Asep Jihad & Abdul Haris, 2012:67). Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Alat penilaian teknik tes yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
1) Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan (Kunandar, 2014:173). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban, tetapi dapat juga memberi bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, atau menggambar.
(53)
2) Tes lisan
Tes bentuk lisan adalah tes yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi, di mana guru memberikan pertanyaan langsung kepada siswa secara verbal (bahasa lisan) dan ditanggapi oleh siswa secara langsung dengan menggunakan bahasa verbal (lisan) juga (Kunandar, 2014:225). Tes lisan dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual maupun secara kelompok.
Dalam melaksanakan tes lisan diperlukan perencanaan yang menyangkut hal-hal berikut:
a) Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui tes lisan.
b) Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi pengetahuan yang dinilai melalui tes lisan.
c) Menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator hasil belajar pada kompetensi pengetahuan.
d) Menyusun kriteria kunci ke dalam rubrik penilaian.
e) Menyusun pedoman pernyataan yang menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa lisan, sistematika berpikir, memecahkan masalah, mengungkapkan hubungan sebab akibat, dan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan evaluasi
(54)
yang akan diajukan (memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya) serta harus disiapkan pedoman jawaban betul dan penskorannya.
Selain merencanakan pelaksanaan tes lisan, guru juga harus melakukan hal-hal berikut dalam melaksanakan penilaian menggunakan tes lisan.
a) Melaksanakan tes lisan kepada siswa baik individu maupun kelompok.
b) Menggunakan daftar pertanyaan/soal yang telah disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan tes lisan.
c) Menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang jelas dan dapat dipahami siswa.
d) Menyeimbangkan alokasi waktu dalam memberikan tes lisan. e) Menghindari memberikan kalimat-kalimat tertentu yang sifatnya
menolong siswa atau memberi petunjuk yang mengarahkan pada kunci jawaban.
f) Memberikan waktu tunggu yang cukup bagi siswa untuk memikirkan jawaban.
g) Menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi siswa. h) Membandingkan jawaban siswa dengan rubrik penskoran.
(55)
j) Menghitung skor langsung setelah siswa selesai mengikuti tes lisan.
3) Tes perbuatan
Tes perbuatan merupakan tugas yang pada umumnya berupa kegiatan praktik atau melakukan kegiatan yang mengukur keterampilan.
b. Nontes
Penilaian nontes (Asep Jihad & Abdul Haris, 2012:69) merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian melalui pengamatan, skala sikap, angket, dan catatan harian.
1) Pengamatan
Pengamatan yaitu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik secara perorangan maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas.
2) Skala sikap
Skala sikap yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkap sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa.
(56)
3) Angket
Angket yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau mengerjakan dengan cara tertulis.
4) Catatan harian
Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya. 5) Daftar cek
Daftar cek merupakan suatu daftar yang digunakan untuk mengecek perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Hasil belajar siswa akan dinilai dari hasil laporan proyek dan tes lisan pada saat siswa presentasi. Obyek evaluasi pada metode project based learning
mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga dalam penelitian ini hasil belajar akan dinilai dari ketiga aspek tersebut. Sedangkan obyek evaluasi pada tes lisan mencakup ranah kognitif dan ranah psikomotorik. Hasil belajar tersebut dibuat berdasarkan indikator pada kompetensi dasar 1.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive, serta penafsirannya, antara lain:
1.2.1 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive.
1.2.2 Menjelaskan langkah-langkah menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive.
(57)
1.2.3 Menafsirkan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive.
1.2.4 Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive serta
penafsirannya.
1.2.5 Menunjukkan perilaku disiplin dalam mematuhi aturan pengumpulan tugas proyek.
1.2.6 Menunjukkan sikap menghargai pendapat teman kelompok saat diskusi maupun teman antar kelompok saat presentasi.
E. Materi Ajar Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram 1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Penelitian seringkali mengharuskan untuk melakukan pengamatan yang sangat banyak atau pengukuran yang berkali-kali. Sebagai konsekuensinya diperoleh suatu data dengan ukuran yang besar. Ukuran data yang besar tersebut dapat disederhanakan dengan cara menentukan banyak nilai amatan yang sama (frekuensi) atau banyak nilai amatan yang terletak pada interval tertentu. Selanjutnya, nilai amatan yang terletak pada interval tertentu bersama-sama dengan nilai frekuensinya disajikan dalam bentuk sebuah tabel. Tabel tersebut merupakan tabel distribusi frekuensi atau tabel sebaran frekuensi (dalam Sartono Wirodikromo, 2007:8). Sedangkan menurut,
(58)
Riduwan (2003:66), tabel distribusi frekuensi merupakan penyajian suatu data mulai dari terkecil sampai terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas. Kegunaan data yang masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan data dalam penyajian, mudah dipahami dan mudah dibaca sebagai bahan informasi, dan sebagai perhitungan dalam membuat gambar statistik dalam berbagai bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi berdasarkan pengelompokkan data terdiri dari dua yaitu tabel distribusi frekuensi kategori dan tabel distribusi frekuensi numerik. Sedangkan bentuk dari distribusi frekuensi ada tiga yaitu distribusi frekuensi relatif, distribusi frekuensi kumulatif, dan distribusi frekuensi kumulatif relatif.
Tabel distribusi frekuensi berdasarkan pengelompokkan data yaitu a. Tabel distribusi frekuensi kategori
Distribusi frekuensi yang pengelompokkan datanya disusun berbentuk kata-kata atau distribusi frekuensi yang penyatuan kelas-kelasnya didasarkan pada data kategori (kualitatif). Contohnya: berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi data merk HP dari 35 siswa di kelas XI IPS 1.
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Merk HP Siswa Kelas XI IPS 1
Merk HP Frekuensi
Samsung Oppo Blackberry Sony Ericsson
Nokia
12 8 7 5 3 Catatan : Data karangan belaka (fiktif)
(59)
b. Tabel distribusi frekuensi numerik
Distribusi numerik adalah distribusi frekuensi yang penyatuan kelas-kelasnya disusun secara interval didasarkan pada angka-angka (kuantitatif). Ada dua macam tabel distribusi frekuensi numerik yaitu tabel distribusi frekuensi tunggal dan tabel distribusi frekuensi kelompok. 1) Tabel distribusi frekuensi tunggal
Tabel distribusi frekuensi tunggal (Sutrisno Hadi, 2004:7-8) yaitu penyajian suatu data dari suatu nilai amatan dan menunjukkan tidak adanya pengelompokkan nilai-nilai variabel pada kolom pertama. Penyajian data tabel distribusi frekuensi tunggal seperti berikut:
Tabel 2.3 Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Sumber : Buku Matematika untuk SMA Kelas XI (Sartono Wirodikromo, 2007:8)
(60)
2) Tabel distribusi frekuensi berkelompok
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dari suatu data dengan ukuran yang sangat besar, lebih mudah jika data itu dikelompokkan terlebih dahulu ke dalam beberapa kelas atau kategori. Setelah data itu dikelompokkan ke dalam kelas-kelas, barulah ditentukan banyaknya (frekuensi) nilai data yang ada pada masing-masing kelasnya. Tabel distribusi frekuensi yang dibuat dengan cara demikian disebut tabel distribusi frekuensi kelompok (dalam Sartono Wirodikromo, 2007:9) yang disajikan seperti berikut ini:
Tabel 2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok
Sumber : Buku Matematika untuk SMA Kelas XI (Sartono Wirodikromo, 2007:9)
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan tabel distribusi frekuensi kelompok yaitu kelas, batas kelas, tepi kelas, panjang kelas, dan titik tengah kelas.
(61)
a) Kelas
Kelas (Iqbal Hasan, 2005:41) adalah kelompok nilai data atau variabel. Pada tabel 2.4 terdapat tujuh kelas, yaitu
i. Kelas pertama adalah 119 – 127. ii. Kelas kedua adalah 128 – 136. iii. Kelas ketiga adalah 137 – 145. iv. Kelas keempat adalah 146 – 154.
v. Kelas kelima adalah 155 – 163. vi. Kelas keenam adalah 164 – 172. vii. Kelas ketujuh adalah 173 – 181. b) Batas kelas
Batas kelas (Iqbal Hasan, 2005:41) adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan yang lain. Terdapat dua batas kelas yaitu batas bawah (terdapat di deretan sebelah kiri setiap kelas) dan batas atas (terdapat di deretan sebelah kanan setiap kelas).
Misalnya: kelas pertama 119 – 127 pada tabel 2.4, maka i. Batas bawahnya adalah 119.
(62)
c) Tepi kelas
Untuk suatu data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan ketelitian sampai satuan terdekat, maka tepi kelas (Sartono Wirodikromo, 2007:9) ditentukan sebagai berikut:
Tepi bawah = batas bawah – 0,5. Tepi atas = batas atas + 0,5.
Misalnya: kelas pertama 119 – 127 pada tabel 2.4, maka i. Tepi bawahnya adalah 118,5.
ii. Tepi atasnya adalah 127,5. d) Panjang kelas (interval kelas)
Jika masing-masing kelas mempunyai panjang sama, maka panjang kelas (Sartono Wirodikromo, 2007:9) merupakan selisih antara tepi atas dengan tepi bawah.
Panjang kelas = tepi atas – tepi bawah. e) Titik tengah kelas
Titik tengah sebuah kelas (Sartono Wirodikromo, 2007:10) adalah suatu nilai yang dapat dianggap mewakili kelas itu. Titik tengah kelas disebut juga nilai tengah kelas atau rataan kelas.
Titik tengah = 1
2 batas bawah batas atas .
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok. Namun, sebelum menyusun
(63)
tabel tersebut, data yang akan disajikan dalam bentuk tabel diurutkan terlebih dahulu. Urutan tersebut dimulai dari nilai yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Data yang telah diurutkan disebut statistik jajaran. Dari statistik jajaran dapat ditetapkan nilai datum terkecil, disebut statistik minimum yaitu dan nilai datum terbesar disebut statistik maksimum, yaitu . Kedua statistik ini ( dan ) disebut sebagai statistik-statistik ekstrim. Tabel distribusi frekuensi berkelompok disusun melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1
Buatlah statistik jajaran dari data mentah, kemudian tentukanlah nilai rentang, yaitu .
Langkah 2
Tentukan banyak kelas. Ada beberapa cara dalam menentukan banyak kelas, satu diantaranya adalah dengan menggunakan kaidah empiris Sturgess sebagai berikut:
k = 1 + 3,3 log n k : banyak kelas n : ukuran data
(64)
Langkah 3
Tentukan panjang atau interval kelas. Panjang kelas ditetapkan sebagai perbandingan rentang dengan banyak kelas.
Panjang kelas banyak kelasrentang Langkah 4
Dengan menggunakan nilai panjang kelas yang diperoleh pada langkah 3, tetapkan kelas-kelasnya sehingga mencakup semua nilai amatan.
Langkah 5
Tentukan frekuensi setiap kelasnya dengan menggunakan sistem turus. Kemudian susunlah tabel distribusi frekuensi berkelompok.
Sedangkan bentuk dari tabel distribusi frekuensi yaitu a. Tabel distribusi frekuensi relatif
Tabel distribusi frekuensi relatif (Riduwan, 2003:72) merupakan distribusi frekuensi yang frekuensinya tidak dinyatakan dalam bentuk angka mutlak atau nilai mutlak, akan tetapi setiap kelasnya dinyatakan dalam bentuk angka persentase (%) atau angka relatif. Teknik perhitungan distribusi frekuensi relatif yaitu dengan cara membagi angka distribusi frekuensi mutlak dengan jumlah keseluruhan distribusi frekuensi (n) dikalikan 100%.
(65)
b. Tabel distribusi frekuensi kumulatif
Distribusi frekuensi kumulatif yaitu distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Ada dua macam tabel distribusi frekuensi kumulatif yang dikenal, yaitu:
1) Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari ( kurang dari) Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari didefinisikan sebagai jumlah frekuensi semua nilai amatan yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi atas pada tiap-tiap kelasnya. Frekuensi kumulatif kurang dari dilambangkan dengan . Pada Tabel 2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok, akan disusun tabel distribusi kumulatif kurang dari seperti berikut:
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
Hasil pengukuran (dalam mm)
Frekuensi kumulatif
fk ≤
≤ 127,5 ≤ 136,5 ≤ 145,5 ≤ 154,5 ≤ 163,5 ≤ 172,5 ≤ 1 1,5
3 9 19 30 35 38 40
Sumber : Buku Matematika untuk SMA Kelas XI (Sartono Wirodikromo, 2007:13)
(66)
2) Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari ( lebih dari) Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari didefinisikan sebagai jumlah frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada tiap-tiap kelasnya. Frekuensi kumulatif lebih dari dilambangkan dengan . Pada Tabel 2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok, akan disusun tabel distribusi kumulatif lebih dari seperti berikut:
Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari
Hasil pengukuran (dalam mm)
Frekuensi kumulatif
fk
≥ 118,5 ≥ 127,5
≥ 136,5
≥ 145,5
≥ 154,5
≥ 163,5
≥ 172,5
40 37 31 21 10 5 2
Sumber : Buku Matematika untuk SMA Kelas XI (Sartono Wirodikromo, 2007:13)
c. Tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif
Selain frekuensi kumulatif mutlak, bisa juga menghitung nilai frekuensi kumulatif relatif dari suatu nilai amatan yang kurang dari atau lebih dari suatu batas nilai tertentu. Frekuensi kumulatif relatif biasanya dinyatakan dengan persen, ditentukan dengan aturan:
(67)
2. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram dan Ogive
a. Diagram batang
Penyajian data statistik dengan menggunakan gambar berbentuk balok atau batang (dalam Sartono Wirodikromo, 2007:5) disebut diagram batang. Batang-batang itu dapat dilukiskan secara tegak (diagram batang tegak) atau mendatar (diagram batang mendatar). Penggunaan diagram batang dilakukan (dalam Riduwan, 2003:84 dan Sukestiyarno, 2011:14), apabila :
1) Data variabelnya berbentuk kategori atau atribut.
2) Menyajikan jenis data yang banyak untuk kepentingan perbandingan. Kelebihan dari diagram batang dalam Makalah Penyajian Data Statistika (Resty Eka Prasetyaningsih, dkk, 2013:10) yaitu
1) Dapat menyajikan dua kegiatan atau lebih dalam satu diagram. Misalnya pada diagram batang majemuk dan diagram batang (bertingkat).
2) Dapat membaca data dengan jelas apabila kategori diagram batang yang disajikan banyak.
Kelemahan dari diagram batang dalam Makalah Penyajian Data Statistika (Resty Eka Prasetyaningsih, dkk, 2013:10) yaitu
1) Hanya dapat menyajikan data yang telah dikelompokkan atas atribut atau kategori.
(68)
2) Diagram batang tidak dapat menampilkan datum dari tiap orang atau benda (data individual) yang dicatat, seperti data umur penduduk, data tinggi badan siswa, dan data berat siswa.
Contoh penyajian data pada diagram batang tegak dan diagram batang mendatar: berikut ini menunjukkan data banyak pesawat televisi di suatu wilayah pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.
Tabel 2.7 Diagram Batang Tegak dan Diagram Batang Mendatar
Tahun Banyak Pesawat Televisi (buah)
2003 2004 2005 2006 2007
1500 2000 3000 4200 5800 1) Diagram batang tegak
Gambar 2.1 Diagram Batang Tegak
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
2003 2004 2005 2006 2007
Banyak Pesawat Televisi
(69)
2) Diagram batang mendatar
Gambar 2.2 Diagram Batang Mendatar
Contoh penyajian data pada diagram batang majemuk dan diagram batang bertingkat: berikut ini menunjukkan jumlah jam pelajaran untuk mata pelajaran matematika, biologi, fisika, dan kimia bagi kelas X dan XI IPA.
Tabel 2.8 Diagram Batang Majemuk dan Diagram Batang Bertingkat
Kelas
Jumlah Jam Pelajaran (jam)
Matematika Biologi Fisika Kimia
X 6 4 5 3
XI IPA 8 7 7 6
0 2000 4000 6000 8000
2003 2004 2005 2006 2007
Banyak Pesawat Televisi
(70)
1) Diagram batang majemuk
Gambar 2.3 Diagram Batang Majemuk 2) Diagram batang bertingkat
Gambar 2.4 Diagram Batang Bertingkat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Matematika Biologi Fisika Kimia
Jam pelajaran kelas X
Jam pelajaran Kelas XI IPA
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Jam pelajaran kelas XI IPA
(71)
Pada diagram batang majemuk dan diagram batang bertingkat, menunjukkan jumlah jam pelajaran untuk mata pelajaran matematika, biologi, fisika, dan kimia bagi siswa SMA kelas X dan XI IPA. Diagram batang majemuk atau berganda juga disebut diagram batang komparatif. Diagram batang bertingkat disebut juga diagram batang bersusun.
b. Diagram garis
Diagram garis atau grafik garis merupakan penyajian data yang disajikan dengan grafik yang berbentuk garis lurus (dalam Sartono Wirodikromo, 2007:6). Penggunaan diagram garis dilakukan (Sukestiyarno, 2011:17), apabila:
1) Data yang ingin disajikan memiliki data interval yang sama/berurutan, misalnya data yang ingin disajikan dipengaruhi oleh waktu, seperti jam, hari, bulan, tahun.
2) Data yang ingin disajikan menggambarkan keadaan yang serba berkelanjutan atau berkesinambungan, misalnya: produksi minyak tiap tahun, keadaan temperatur badan tiap jam, atau harga saham dalam periode tertentu.
3) Ingin mengetahui kecenderungan kelakuan.
Kelebihan penggunaan diagram garis yaitu diagram garis dapat digunakan untuk menaksir atau memperkirakan data berdasarkan pola-pola yang telah diperoleh (dalam Resty Eka Prasetyaningsih, dkk, 2013:5).
(72)
Sedangkan kekurangan penggunaan diagram garis (dalam Resty Eka Prasetyaningsih, dkk, 2013:5) yaitu
1) Hanya digunakan untuk data yang berkala, tidak bisa data yang lainnya.
2) Harus sangat teliti dalam membaca diagram.
Contoh penyajian data dalam bentuk diagram baris yaitu di sebuah areal parkir akan diamati jumlah kendaraan yang diparkir dalam selang waktu tertentu. Misalnya banyak kendaraan yang diparkir dalam selang waktu tiap dua jam dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.9 Diagram Garis
Pukul 06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 Banyak
kendaraan 0 14 18 20 12 8 16
Sumber : Buku Matematika untuk SMA Kelas XI (Sartono Wirodikromo, 2007:7)
Gambar 2.5 Diagram Garis
0 5 10 15 20 25
6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00
A xi s Ti tle Axis Title
Banyak kendaraan
Banyak kendaraan Waktu Ban y ak k e n d ar aa n(1)
212
LAMPIRAN 13
Jawaban Kuesioner Minat Belajar Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
216
LAMPIRAN 14
Foto Kegiatan Siswa
Pembelajaran Sebelum Menggunakan Metode Project Based Learning
Perencanaan Penyelesaian Presentasi Laporan Proyek Laporan Proyek dengan Media Komputer
Pelaksanaan Tes Lisan Pengisian Kuesioner Minat Belajar Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
217
LAMPIRAN 15
Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
No. Absen
Siswa Nama Siswa
1 Advent Bello F. 2 Albertus Konta R. 3 Alfonsus Penaga R. P 4 Antonius Indra Aditama 5 Blasius Rinoban P.
6 Christoporus Alexander F. 7 Diantos Garuda Sukma A. 8 Divino Pistin Markus W. 9 Felicula Nawang Wulandari 10 Fidelis Ian Puspa W.
11 Fransisco Diaz Gilang T. 12 Fransiskus Ricky P.
13 Gerardus Dewa Nugraha E. 14 Gilbertus Shandy K.
15 Gregorius Abelard B. 16 Gregorius Wenang S. 17 Ike Erningtyas Agusta 18 Julius Anino Wijaya 19 Laurensia Pinka Amanda 20 Laurensius Ivan Gautama 21 Laurensius Yulian Novena A. 22 Maria Arum Sabdhanti 23 Martinus Bima K. P 24 Oktavianus Kristyarso 25 Olga Paksindra Nareswara 26 Roseline Nanda Alviana 27 Santo Petrus Untung R. 28 Skolastika Shevika Tri F. 29 Surya Krismonnita Dwi R. 30 Theresia Dhara Dwica A. D 31 Vito Bena Rirago
32 Wendiri Doni I. 33 Zefarino Martinus Elu