Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa teori van Hiele sangat cocok digunakan dalam pembeajaran matematika khususnya geometri karena teori
van Hiele muncul berdasarkan proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Siswa perlu memiliki banyak pemikiran dan
pengalaman pada tingkat yang lebih rendah dulu sebelum mempelajari konsep geometri formal. Hal tersebut karena teori van Hiele terdiri dari lima leve dalam
pemahaman ide-ide ruang. Kelima level tersebut merupakan tahapan pemikiran geometri dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang lebih rumit.
2.1.2.2 Lima Level dalam Pemahaman Ide-ide Ruang van Hiele
Model pembelajaran van Hiele mempunyai fitur yang paling menonjol yaitu hierarki lima tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang.
Tiap tingkatan menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri.
Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan tentang cara berpikir dan jenis-jenis geometri yang dipikirkan, bukan berapa banyak pengetahuan yang dimiliki Walle,
2007: 150. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan berpikir geometri menurut van Hiele:
a Level 0: Visualisasi
Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana “rupa” mereka. Siswa-siswa pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan
bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk tersebut. Siswa mampu membuat pengukuran dan bahkan berbicara tentang sifat-
sifat bentuk, tetapi sifat-sifat tersebut tak terpisahkan dari wujud yang sebenarnya. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat diamati, dirasakan,
dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemikiran pada level 0 adalah kelas-kelas atau kelompok-kelompok dari bentuk- bentuk yang terlihat sama. Tujuan umum yaitu menelusuri bagaimana bentuk-
bentuk serupa atau berbeda, serta menerapkan ide-ide ini untuk membuat berbagai kelompok dari bentuk-bentuk baik secara fisik maupun mental.
b Level 1: Analisis
Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk bukan bentuk-bentuk individual. Siswa pada tingkat analisis dapat menyatakan
semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Siswa juga mulai mengerti bahwa kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifatciri-cirinya. Siswa yang
berada pada level 1 akan dapat menyebutkan sifat-sifat dari bujur sangkar, persegi panjang, dan jajargenjang tetapi belum menyadari bahwa ada yang merupakan
bagian dari yang lain, bahwa semua bujur sangkar adalah persegi panjang, bahwa semua persegi panjang adalah jajaran genjang. Hasil pemikiran pada tingkat 1
adalah sifat-sifat dari bentuk.
c Level 2: Deduksi Informal
Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk. Siswa pada tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal,
deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah hubungan diantara sifat-sifat obyek geometri.
d Level 3: Deduksi
Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan diantara sifat-sifat objek geometri. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan
abstrak tentang sifat-sifat geometris dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan pada logika daripada naluri. Seorang siswa tingkat 3 dapat dengan jelas mengamati
bahwa garis diagonal dari sebuah persegi panjang saling berpotongan, sebagaimana siswa pada tingkat yang lebih rendah pun dapat melakukannya.
e Level 4: Ketepatan Rigor
Objek-objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar dari geometri. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian
adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem. Secara umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan Matematika yang mempelajari
geometri sebagai cabang dari ilmu Matematika. Hasil pemikiran dari tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem geometri
dasar. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap level menurut
van Hiele memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda sesuai pengalaman belajar siswa. Siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada level 1 yaitu analisis. Hasil
pemikiran pada tingkat 1 adalah mengenai sifat-sifat dan bentuk. Materi geometri bangun ruang kelas V Sekolah Dasar mengenai jaring-jaring bangun ruang yang
berkaitan dengan sifat-sifat dan bentuk sehingga siswa mempelajari bahwa sekumpulan bentuk yang tergolong serupa berdasarkan sifatciri-cirinya. Dengan
demikian, muncul fase tahapan pembelajaran van Hiele untuk membantu siswa dalam memahami jaring-jaring bangun ruang.
2.1.2.3 Lima Fase Model Pembelajaran van Hiele