41 juga menambahkan kuesioner terbuka, yaitu dengan memberikan beberapa
pernyataan atau pertanyaan yang akan dikomentari dan dijawab oleh responden. Kuesioner terbuka memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab
dengan kalimatnya sendiri Suharsimi Arikunto, 2010:195. Kuesioner terbuka memberi keleluasaan kepada responden untuk mengemukakan apa saja yang
mereka pandang perlu untuk dikemukakan. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan Sugiyono,2010:134-135. Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai
kuantitatif 4,3,2,1, untuk empat pilihan pernyataan positif, dan 1,2,3,4 untuk pernyataan yang bersifat negatif. Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan
pernyataan yang bersifat negatif dalam kuesioner yang disebarkan kepada responden. Sehingga jawaban diberi bobot atau disamakan dengan kuantitatif
4,3,2,1. Berikut ini merupakan pemberian skor pada skala Likert. Tabel 4. Pemberian Skor pada Skala Likert
Kategori Jawaban Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup Baik 2
Tidak Baik 1
42
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Saifuddin Azwar,2010:5-6. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti Sugiyono,2012:172. Pengujian validitas instrumen penelitian ini menggunakan
validitas logs logical validity dan validitas empiris empirical validity.
a. Validitas Logis
Validitas logis pada prinsipnya mencakup validasi isi yang ditentukan utamanya atas dasar pertimbangan judgment dari para pakar Hamid
Darmadi,2011:116. Validitas logis digunakan untuk sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran, dengan kriteria bahwa
instrumen penelitian secara rasional teoritis telah mencerminkan apa yang diukur. Uji validitas logis pada instrument ini adalah setiap item
pertanyaanpernyataan diujikan ke para ahli Judgment Exprerts. Cara tersebut dilakukan dengan meminta pertimbangan para ahli untuk diperiksa dan
dievaluasi secara sistematis. Dalam hal ini yang menguji adalah para dosen ahli yang sesuai dengan bidang penelitian terkait. Dalam prosesnya, dosen meneliti
dan mencermati setiap butir pernyataan agar sesuai dengan kajian teori dan layak untuk digunakan. Instrumen penelitian diteliti dan dilakukan beberapa kali
revisi terhadap butir-butir pernyataannya berdasarkan validitas logis yang dilakukan oleh dosen, didapatkan hasil bahwa instrumen yang pada penelitian ini
43 telah layak digunakan. Setelah dinyatakan layak oleh dosen ahli, peneliti dapat
memulai untuk mengujikan instrumen penelitiannya kepada responden, kemudian melakukan uji validitas empiris
b. Validitas Empiris
Setelah instrumen dikonsultasikan dengan dosen ahli, selanjutnya dilakukan validitas empiris. Uji validitas empiris digunakan rumus korelasi
sederhana melalui korelasi Product Moment dari Karl Pearson Suharsimi Arikunto, 2010: 213. Berikut ini merupakan rumus korelasi Product Moment:
=
Keterangan: = Korelasi produk momen product moment
= Jumlah sampel = Skor butir
= Skor total = Jumlah skor butir
= Jumlah skor total = Jumlah kuadrat skor butir
= Jumlah kuadrat skor total = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total
Suharsimi Arikunto,1998:162 Selanjutnya harga
dibandingkan dengan r
tabel
dengan taraf signifikan 5. Jika r
hitung
lebih besar atau sama dengan r
tabel
maka item tersebut dinyatakan valid. Apabila koefisien korelasi rendah atau r
hitung
lebih kecil dari r
tabel
pada taraf signifikan 5 maka butir-butir yang bersangkutan dinyatakan tidak valid atau
gugur. Butir-butir yang tidak valid dihilangkan dan butir yang valid dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Uji validitas empiris dilaksanakan dengan menggunakan semua responden yang berjumlah 90 siswa kelas XI program keahlian bangunan. Dari