Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu diperlukannya kinerja yang baik dari setiap individu dalam organisasi tersebut. Kinerja sendiri menurut Rue dalam Tjandra 2005:38 didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambumgan. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para individu yang terdapat pada organisasi tersebut, dengan kata lain kinerja individu berhubungan sejalan dengan kinerja organisasi pada organisasi pemerintahan, jika sumber daya aparatur pemerintah baik, maka kinerja institusi pemerintahan atau birokrasi akan baik juga. Kinerja sumber daya aparatur pemerintah akan baik apabila mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji sesuai dengan ketetapan mempunyai jaminan masa depan lebih baik. Gaji dan jaminan masa depan atau kesejahteraan merupakan hal yang dapat menciptakan motivasi seseorang untuk bersedia melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja pemerintah yang baik pula. Hakekat pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, melainkan untuk melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah pelayan masyarakat. Pelayanan publik oleh Universitas Sumatera Utara 2 birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara Kurniawan, 2005:4. Pelayanan publik dapat didefenisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga Negara yang membutuhkan berbagai jenis pelayanan, mulai dari urusan sosial dan politik berupa pembuatan akte kelahiran dan sertifikat tanah. Kemudian aspek ekonomi dan bisnis seperti ijin berusaha atau investasi izin mendirikan bangunan maupun melakukan kegiatan bisnis untuk alasan dan tujuan tertentu, sampai pada berbagai jenis pelayanan publik lainnya Marzuki, 2006. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang dan jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Secara umum kualitas kinerja pegawai di Indonesia pada saat sekarang ini tergolong kurang baik yang mengakibatkan rendahnya kinerja institusi pemerintah, walaupaun ada kenaikan gaji tidak secara otomatis meningkatkan kinerja para pegawai. Persoalan kinerja inilah yang menjadi sumber kesinisan bagi masyarakat yang berurusan dengan birokrasi. Banyaknya keluhan yang didapatkan dari masyarakat yang menyatakan bahwa kinerja organisasi publik adalah suatu proses keterlambatan administrasi dan kurang efisien Laporan Tahunan Ombudsman. Universitas Sumatera Utara 3 Dalam organisasi pemerintahan tersebut, berdasarkan pengamatan penulis di lokasi penelitian masih banyak para pegawai dalam melakukan tugasnya sering tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Mereka sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi misalnya sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, tidak sungguh-sungguh mematuhi peraturan jam kerja dan yang kerap terjadi dalam akhir-akhir ini adalah pada saat pengurusan E- KTP, Kartu Keluarga KK dan lain-lain. Para pegawai kadang tidak menghiraukan masyarakat yang menunggu lama dalam proses pendaftaran, sering menunda-nunda pekerjaan, lamban dalam bekerja, dan ada juga pegawai duduk- duduk ngobrol dengan sesama pegawai pada saat jam kerja berlangsung. Hal ini akan berakibat tidak baik bagi organisasi, karena pekerjaan menjadi sering tidak dapat selesai pada waktu yang ditentukan, banyak waktu yang tidak terpakai dengan baik. Mereka beranggapan bekerja di pemerintahan itu tidak perlu bekerja maksimal karena gaji telah ditetapkan jumlahnya, dan tunjangan yang sudah ditetapkan. Selain itu fenomena masih adanya pegawai yang memanfaatkan jam kerja untuk melakukan hal-hal lain diluar pekerjaannya. Hal ini berakibat pada rendahnya kinerja pegawai, misalnya, pekerjaan yang tidak terselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan, karena perhatiannya terbagi dengan aktivitas lain di luar dari kewajibannya sebagai pelayan publik, pembagian kerja yang kurang terstruktur. Masalah kinerja dipengaruhi oleh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas. Kinerja dapat dikatakan baik apabila didukung oleh kemampuan yang dimiliki oleh pegawai. Oleh karena itu, menurut model partner- Universitas Sumatera Utara 4 lawyer Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994, kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; a harapan mengenai imbalan; b dorongan; c kemampuan; kebutuhan dan sifat; d persepsi terhadap tugas; e imbalan internal dan eksternal; f persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: 1 kemampuan, 2 keinginan dan 3 lingkungan. Sehingga, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Untuk itu diperlukan pegawai kantor Camat yang memiliki kemampuan dan kualitas profesional yang dapat memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien serta berkualitas yang akhirnya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis menetapkan judul “PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DENAI”.

1.2 Perumusan Masalah