Proses Hierarki Analitik PHA

4. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. 5. Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hadian 2005 menjelaskan kegiatan promosi untuk pengelolaan komoditi stroberi bisa dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pasar-pasar tradisional dan pasar swalayan. Kegiatan promosi ini sangat memerlukan gerak cepat, karena sifat stroberi yang tidak tahan lama. Selain itu promosi bisa dilakukan melalui media masa, baik media cetak maupun elektronik, atau melalui spanduk, selebaran berupa leaflet atau brosur maupun presentasi kepada pembeli.

2.5 Proses Hierarki Analitik PHA

Ketepatan menganalisis masalah dan menetapkan prioritas merupakan hal yang sangat mutlak. Penanganan persoalan-persoalan yang kompleks dalam sistem perusahaan memerlukan penyusunan peringkatprioritas bagi tiap persoalan yang ada. Sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama atau yang menduduki prioritas tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu. Proses pemikiran intuitif dituntut dalam menghadapi permasalahan diatas. Selain menggunakan kemampuan logika yang tepat, banyak alternatif alat analisis yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah bagi pengambilan keputusan. Metode Proses Hierarki Analitik PHA pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli matematika dari University of Pitsburg, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. PHA adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing- masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. PHA merupakan proses yang ampuh untuk menanggulangi berbagai persoalan yang kompleks. PHA measukkan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Metode Proses Hierarki Analitik PHA yang akan digunakan dalam penelitian ini, mencoba menjadikan permasalahan yang kompleks dan menunjukkan prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang diturunkan dari hasil komparasi berpasangan dengan cara menentukan dan menginterpretasikan konsistensi dari penilaian pendapat kualitatif ke pandapat kuantitatif. Kerangka ini akan mempermudah dalam menstratifikasikan permasalahan dan informasi yang tersedia. Hasil yang diharapkan akan lebih mencerminkan efisiensi, baik itu efisiensi waktu dan tenaga dalam pengambilan keputusan nantinya. Menurut Saaty 1993, ada dua fokus untuk memecahkan permasalahan : 1. Ancangan deduktif, memfokuskan pada bagian-bagian 2. Ancangan sistem yang memutuskan pada bekerjanya sistem secara keseluruhan. Kedua fokus tersebut tergabung dalam proses hierarki analitik. PHA dapat digunakan untuk merangsang timbulnya gagasan untuk melaksanakan kegiatan kreatif dan untuk mengevaluasi keefektifan tindakan tersebut. Selain itu untuk membantu para pemimpin menetapkan informasi apa yang patut dikumpulkan guna mengevaluasi pengaruh faktor-faktor relevan dalam situasi kompleks. PHA juga dapat melacak ketidakkonsistenan dalam pertimbangan dan preferensi peserta, sehingga para pemimpin mampu menilai mutu pengetahuan para pembantu mereka dan kemantapan pemecahan itu Saaty, 1993. Keuntungan menggunakan PHA adalah : 1. Memberikan suatu model tunggal yang sangat mudah untuk dimengeerti dan luwes terhadap segala permasalahan. 2. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan permasalahan yang kompleks. 3. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 4. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 5. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 6. mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan utama yang ingin dicapai. 7. Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. Permasalahan yang kompleks hanya akan terpecahkan apabila terlebih dahulu dipecahkan menjadi elemen-elemen yang kecil dan kemudian masing- masing elemen disusun berdasarkan pertimbangan dari yang tertinggi sampai yang terendah untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Hierarki merupakan alat yang S 1 S 2 S 3 S n G F 1 F 2 F 3 F n A 1 A 2 A 3 A n O n O 3 O 2 O 1 mendasar yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai elemen yang homogen ke dalam tingkatan tertentu. Dalam menyusun suatu hierarki, tidak ada batasan atau prosedur untuk menempatkan tujuan, kriteria dan kegiatan yang terdapat dalam hirarki. Semuanya bergantung pada tujuan apa yang hendak dicapai dalam menghadapi kompleksnya permasalahan tersebut. Setiap permasalahan, baik itu sosial, ekonomi maupun manajemen, dalam penyusunan hirarki tidak harus sama strukturnya, tetapi dilihat dahulu faktor-faktor pendukungnya. Tingkat 1 : Fokus Tingkat 2 : Faktor Tingkat 3 : Pelaku Tingkat 4 : Tujuan Tingkat 5 : Skenario Gambar 4. Model Struktur Hierarki Sumber : Saaty, 1993 Kelemahan model Proses Hierarki Analitik, yaitu : 1. Jika rasio inkonsistensi lebih dari 10 persen, maka mutu informasi harus diperbaiki dengan memperbaiki penggunaan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan atau melakukan pengisisan ulang kuesioner. 2. Respoden adalah yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan perusahaan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan.

2.6 Penelitian Terdahulu