Manfaat Media Pembelajaran Media

Sesuai dengan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari sumber kepada siswa yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.

2.1.5.2. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Akan tetapi, secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton dalam Solihatin, 2008: 23 mengidentifikasi manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Menyampaikan materi pelajaran dapat diseragamkan Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Dengan demikian, media dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa. b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alamiah maupun manipulasi. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Jika dipilih dan dirancang dengan baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang- ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan untuk belajar. g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Dengan memanfaatkan media dengan baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek- aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain. 2.1.5.3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Menurut Munadi 2013: 54 media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu : a. Media audio Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah program radio dan program media rekam. b. Media visual Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak- verbal, media cetak-grafis, dan media visual non cetak. c. Media audiovisual Media audiovisual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media audiovisual adalah pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual dan terdengar layaknya media audio. d. Multimedia Multimedia yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. 2.1.5.4. Landasan Teori Penggunaan Media Pembelajaran Hakikatnya media pembelajaran adalah wahana untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber pesan kepada penerima. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale dalam Asyhar 2012: 49, mengklasifikasikan media menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak yang ditunjukkan dengan gambar dalam bentuk kerucut pengalaman cone of experiment sebagai berikut. Sesuai dengan kerucut pengalaman Dale tersebut, semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Oleh karena itu, penggunaan media harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV sekolah dasar sehingga masih perlu penggunaan benda nyata konkret dalam kegiatan pembelajaran. Vernon A. Magnesen dalam Aqib, 2013: 48 memberikan pengertian bahwa pada hakikatnya manusia dapat belajar melalui enam tingkatan, yaitu: Gambar 2.3 Kerucut pengalaman Dale Asyhar, 2012: 49 a 10 dari apa yang dibaca b 20 dari apa yang didengar c 30 dari apa yang dilihat d 50 dari apa yang dilihat dan didengar e 70 dari apa yang dikatakan f 90 dari apa yang dikatakan dan dilakukan Sesuai dengan pendapat Magnesen, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan yang optimal dari seluruh indra siswa dalam belajar dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Siswa yang belajar dan terlibat langsung dalam suatu kegiatan atau mengerjakan sesuatu secara langsung maka pengetahuannya yang dimilikinya akan tahan lama. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan model Treffinger berbantuan media Powerpoint lebih efektif dibandingkan dengan proses pembelajaran dengan ceramah biasa. Melalui media Powerpoint siswa dapat belajar dengan cara membaca, mendengar dan melihat. Menurut Munadi 2013: 88 media Powerpoint memiliki kemampuan dalam mengakomodasi siswa sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama yang memiliki tipe visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya. Sedangkan belajar dengan menerapkan model Treffinger menuntut siswa untuk belajar dengan melibatkan semua indra, baik pendengaran, penglihatan, bekerja serta dapat melibatkan emosi positif seperti di saat bekerja kelompok. 2.1.5.5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Media pembelajaran sebagai komponen pembelajaran perlu dipilih sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara efektif. Nana Sudjana dan Ahmad Rifai dalam Sukiman, 2012: 50 menyatakan bahwa dalam memilih media sebaiknya guru mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut: b. Ketepatannya dengan tujuankompetensi yang ingin dicapai Media dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. c. Ketepatan untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. d. Keterampilan guru dalam menggunakannya Media pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator, yakni memiliki pengetahuan, pemahaman, keterampilan memilih dan menggunakan media serta mengusahakannya jika media tersebut tidak tersedia. Sebagai mediator, guru pun menjadi komunikator dan memfasilitasi terjadinya interaksi antar komponen pembelajaran. Guru harus menciptakan dan mendorong terjadinya interaksi secara maksimal di dalam kelas. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparasi, proyektor slide dan film, komputer dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. e. Tersedia waktu untuk menggunakannya Dalam memilih media pembelajaran harus mempertimbangkan waktu penggunaan sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung. f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa Memilih media untuk pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa. Winataputra 2010: 9.37 juga mengemukakan lima hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media pembelajaran, yaitu: a. Media yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kematangan dan pengalaman siswa; b. Media yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan; c. Harus direncanakan dan sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu; d. Penggunaanya harus disertai kegiatan lain, seperti mendiskusikannya; e. Sesuai dengan kemampuan guru, siswa, dan sekolah. Mengingat begitu pentingnya peran media dalam kegiatan pembelajaran, guru harus lebih cermat dalam memilih media. Selain itu, media yang telah dipilih dengan tepat harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. 2.1.5.6. Pengertian Media Powerpoint Salah satu aspek media yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil belajar adalah bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur media, seperti teks, gambar, animasi, video, dan lain-lain. Media yang bersifat multimedia di sini salah satunya adalah multimedia presentasi. Menurut Munadi 2013: 150, multimedia presentasi adalah media yang digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis dan digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar. Pemanfaatan multimedia dalam presentasi biasanya menggunakan perangkat lunak Powerpoint yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Arsyad 2013: 193 menjelaskan bahwa Microsoft Office Powerpoint merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak diguna- kan oleh orang-orang dalam mempresentasikan bahan ajar, laporan, atau karya. Menurut Susilana 2013: 100-101 program Microsoft Office Powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media Powerpoint akan meningkatkan tingkat keberhasilan penyampaian materi dan memperkuat apresiasi siswa serta memudahkan pengembangan materi terhadap apa yang diajarkan. Penyusunan Powerpoint perlu memperhatikan prosedur-prosedur pembuatan agar Powerpoint yang dibuat berkualitas dan tepat sasaran. Prosedur pembuatan Powerpoint untuk presentasi, yaitu : a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antar program yang dibuat dengan materi, sasaran siswa terutama latar belakang kemampuan, usia dan jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dan lain-lain. b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, dan suara. c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya melakukan proses pengerjaan dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Office Powerpoint di komputer hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File Exe. d. Setelah program selesai dibuat, sebaiknya tidak langsung digunakan tetapi melakukan program dari sisi bahasa, teks, tata letak dan kebenaran konsep, selanjutnya direvisi dan siap digunakan Susilana, 2013: 102-103. Media Powerpoint yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Powerpoint tentang permasalahan sosial di daerah. Media Powerpoint ini juga dilengkapi dengan video pembelajaran sehingga dapat memperjelas pemahaman siswa tentang permasalahan sosial yang terjadi di daerah. Dengan menggunakan media Powerpoint selama kegiatan pembelajaran diharapkan dapat memberi gambaran nyata mengenai konsep abstrak yang ada dalam pelajaran IPS. 2.1.5.7. Kelebihan dan Kelemahan Media Powerpoint Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan. Media Powerpoint termasuk ke dalam multimedia presentasi. Menurut Munadi 2013: 150 ada beberapa kelebihan dari multimedia presentasi, antara lain: a. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. b. Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi. c. Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi siswa sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya. d. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah. Kelemahan multimedia menurut Susilana 2013: 22 antara lain: a. Biayanya cukup mahal b. Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti menyajikan beberapa solusi untuk mengantisipasi apabila kekurangan media Powerpoint terjadi saat pembelajaran, antara lain dengan cara: a. Guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran menggunakan media Powerpoint dengan matang, seperti menyiapkan presentasi yang akan ditayangkan dan alat-alat yang digunakan untuk menayangkan presentasi. b. Penempatan media harus disesuaikan dengan luas ruangan dan jumlah siswa, agar dapat disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa. c. Konsep media harus disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan siswa agar dapat menarik minat dan motivasi belajar siswa. d. Tampilan media dan kejelasan harus diperhitungkan dengan cermat agar dapat mencakup seluruh ruang kelas. Sesuai dengan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang dimiliki media Powerpoint diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS menjadi lebih baik karena dengan media Powerpoint dapat mempermudah siswa memahami konsep- konsep abstrak dalam pelajaran IPS. Siswa mengamati permasalahan sosial yang terjadi di daerah melalui gambar dan video yang ada dalam slide Powerpoint. Selain kelebihan, media Powerpoint juga mempunyai kelemahan yang perlu diminimalisir oleh guru sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

2.1.6. Penerapan Model Treffinger Berbantuan Media Powerpoint pada

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT DI KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 34 271

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

4 24 305

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 8 306

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 15 497

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA FLIPCHART PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 8 297

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 1 KOTA SEMARANG

0 9 447

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 23 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

0 14 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 3 269

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

0 5 308