1995, 1996, 1997, 1998, 1999 menyatakan bahwa penerapan modul dapat mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsepsi ilmiah dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.7. Konsep dan Kawasan Teknologi Pendidikan
2.7.1. Pengertian Teknologi Pendidikan
Seels Richey
1994:10 mengungkapkan
teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber belajar. Definisi pada tahun 2004 dikeluarkan oleh AECT yaitu
“ Educational technology is the study and ethical practice of fasicilitating learning and
improving performance by creating, using and managing appropriate technological
processes and resources”AECT, 2004:3. Konsep definisi versi AECT 2004 Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek
untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya
teknologi. Tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran agar efektif, efisien dan menarik dan meningkatkan kinerja. Definisi
pada tahun 2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi etika praktek, sama yang dikeluarkan oleh AECT pada tahun 2004 yang
dikemukakan oleh Januszewski Molenda 2008: 1 “Educational
Technology: A Definition with Commentary“ Educational technology is the study and ethical practice of fasicilitating learning and improving
performance by creating, using and managing appropriate technological processes and resources”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka salah satu upaya facilitating learning and improve performance dengan creating pembuatan. Creation
dilakukan dengan riset, teori, dan praktek pada sumber sumber belajar, lingkungan belajar dan pada sistem belajar mengajar pada latar yang
berbeda beda, baik formal maupun nonformal. Sedangkan pada definisi teknologi pembelajaran tahun 1994 digunakan kata desain, pengembangan
dan evaluasi yang mengacu pada fungsi pembuatan sumber belajar. Produksi mengacu pada kegiatan aplikasi seni kreatif dan keahlian tertentu
dalam menghasilkan bahan atau sumber belajar yang digunakan oleh pebelajar.
Dalam teknologi pendidikan improve performance dihubungkan dengan efektifitas yakni proses yang bisa diprediksi akan menghasilkan
produk berkualitas dan produk tersebut bisa diprediksi akan membuat belajar lebih efektif, mengubah kemampuan yang bisa digunakan dalam
dunia nyata Januszewski Molenda, 2008: 6. Berdasarkan
definisi teknologi
pendidikan diatas
dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan merupakan bidang ilmu kajian
yang membantu jalannya pembelajaran, mengingat bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
2.7.2. Kawasan Teknologi Pendidikan
Kawasan Teknologi Pendidikan merupakan rangkuman tengah wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan.
Para peneliti dapat berkonsentrasi pada satu kawasan, atau menjadi praktisi disemua kawasan. Meskipun para peneliti tersebut dapat
menfokuskan diri pada satu kawasan atau cakupan dalam kawasan tersebut, mereka menarik manfaat teori dan praktik dari kawasan yang
lain. Kawasan teknologi pendidikan dapat digambarkan sebagaimana
tertuang pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kawasan Teknologi Pendidikan
Januszewski Molenda, 2008 Gambar kawasan teknologi pendidikan merupakan rangkuman
tentang wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap
kawasan. Deskripsi masing-masing elemen dalam kawasan teknologi pendidikan di atas adalah sebagai berikut.
1. Study Penelitian dan Praktek Reflektif Elemen ini mengandung makna bahwa:
a. Teori dan praktek ke-TP-an didasarkan atas hasil konstruksi pengetahuan terus menerus melalui penelitian dan praktek reflektif
study. b. Study, lebih dari sekedar penelitian tradisional. Tapi, meliputi semua
aktivitas ilmiah seperti penelitian, pengembangan, analisis kajian, needs assessment, maupun evaluasi.
c. Trend study terbaru adalah digunakannya “authentic environment” dan
“voice of practitioner”. 2. Ethical Practice Praktek Etis: Kode Etik sebagai Landasan Praktek.
Elemen ini mengandung makna bahwa: a. Teknologi Pendidikan sebagai profesi harus memiliki dan memang
telah lama memiliki kode etik. b. Asosiasi
internasional, salah
satunya AECT
telah lama
mengembangkan dan menerapkan kode etik. c.
Asosiasi Indonesia, IPTPI juga telah mengembangkan dan menerapkan kode etik.
d. Kode etik bukanlah sekedar aturan dan harapan, tapi merupakan landasan praktek.
AECT sendiri memilik kode etik, yang secara garis besar dijelaskan sebagai berikut:
Komitmen terhadap individu: proteksi terhadap hak akses terhadap bahan-bahan belajar dan usaha untuk menjaga keselamatan dan
keamanan dari para profesional. Komitmen terhadap masyarakat: Kebenaran dari pernyataan publik
yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan, dan praktek yang adil dan pantas terhadap mereka yang memberikan
pelayanan pada profesi ini Komitmen terhadap profesi: meningkatkan pengetahuan
ketrampilan profesional, memberikan penghargaan yang akurat kepada pekerjaan gagasanyang dipublikasikan.
3. Facilitating Memberikan Kemudahan Belajar Elemen ini mengandung makna bahwa:
a. Facilitating adalah memberikan kemudahan dengan cara merancang lingkungan, mengorganisasikan sumber-sumber dan menyediakan
peralatan yang kondusif untuk mendukung proses pembelajaran sesuai kebutuhan, efektif, efisien dan menarik.
b. Ruang lingkup facilitating meliputi mulai dari pembelajaran langsung sampai dengan pembelajaran jarak jauh melalui lingkungan virtual
environment
Berikut adalah contoh pengaruh teori belajar dan teknologi dan implikasinya terhadap upaya memberikan kemudahan facilitating
belajar: Pengaruh teori belajar kognitifistik dan konstruktifistik
memberikan implikasi terhadap: 1 timbulnya pergeseran paradigma mengajar dari mengendalikan ke memfasilitasi; 2
timbulnya pergeseran tujuan pemeblajaran dari belajar dangkal shallow learning ke belajar mendalam deep learning.
Pengaruh teknologi memberikan implikasi terhadap pergeseran pearan dari teknologi itu sendiri dari pengendali to control ke
seperti penyajian informasi, drill and practice ke pendukung belajar sebagai driver dan enabler of learning.
4. Learning Elemen ini mengandung makna bahwa learning adalah obyek
formal yang menjadi pokok permasalahan yang harus dipecahkan melalui teknologi pendidikan. Berikut adalah beberapa hal terkait dengan learning:
a. Tujuan: a memperoleh pengetahuan ketrampilan yang dapat diaplikasikan dalam penggunaan aktif diluar kelas dunia nyata;
bmencapai kemam puan untuk… bukan pengetahuan tentang …
b. Implikasinya, proses pembelajaran harus authentic challenging task, active, contextual, meaningfull, simulatif berbasis situasipermasalahan
nyata, sehingga harus student-centered, rather than teacher-centered learning.
5. Improving — Improving Performance
Mengandung makna bahwa: a. Improving harus mampu membuat kemudahan yang kredibel
meyakinkan yang menawarkan manfaat bagi masyarakat b.
Improving harus memberikan cara-cara yang terbaik untuk mencapai tujuan yang berharga.
c. Proses improving mengarah pada kualitas hasilproduk yang dapat diprediksi. Produkhasil mengarah pada efektifitas belajar yang dapat
diprediksi. Menuju
tercapainya kemampuan
yang dapat
digunakandiaplikasikan dalam dunia nyata. 6.
Performance Elemen ini mengandung makna bahwa:
a. Kinerja adalah kemampuan pemelajar untuk menggunakan dan menerapkan kemampuan baru yang diperolehnya.
b. Meningkatkan kinerja
mengandung makna
bukan sekedar
meningkatkan pengetahuan
inert knowledge
tapi adalah
meningkatkan kemampuan untuk dapat diterapkan olehnya dalam pekerjaannya sehari-hari dunia nyata.
7. Create
Elemen ini mengandung makna bahwa: Mencipta berkaitan dengan penelitian, teori dan praktek dalam menciptakan lingkungan belajar dalam
latar yang berbeda-beda, baik formal nonformal.
a. Ruang lingkup mencipta meliputi berbagai kegiatan, bergantung pada pendekatan desain yang digunakan.
b. Langkah generik:
ADDIE Analysis,
Design, Development,
Implementation, Evaluation 8.
Using Elemen ini mengandung makna bahwa:
a. Berkaitan dengan teori praktek untuk membawa pemelajar berhubungan dengan kondisi belajar dan sumber-sumber.
b. Menggunakan dimulai dengan pemilihan proses sumber atau metode bahan yang tepat.
c. Pemilihan yang bijak berdasarkan materials evaluation, menentukan sumber-sumber yang ada yang cocok untuk sasaran tujuannya.
d. Utilization: merencanakan melaksanakan agar pemelajar dapat berinteraksi dengan sumber-sumber belajar dalam lingkungan tertentu
dan mengikuti prosedur tertentu. 9.
Managing Managing meliputi:
a. Manajemen proyek: dibutuhkan ketika produksi media dan proses pengembangan pembelajaran menjadi lebih kompleks dan dalam skala
besar. b. Delivery
system management:
dibutuhkan seperti
ketika menyelenggarakan program Pendidikan Jarak Jauh berbasis teknologi
komunikasi informasi ICT dikembangkan.
c. Personal management and information management: berkaitan dengan isu mengatur pekerjaan orang2 dan perencanaan pengawasan
penyimpanan dan pemrosesan informasi dalam mengelola projek atau organisasi.
d. Evaluasi program: dimana pengelolaan yang bijak membutuhkan evaluasi program.
e. QUALITY control: dalam pendekatan sistem, suatu pengelolaan menuntu
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini termasuk elemen managing. Keefektifan multimedia pembelajaran interaktif model
Drill and Practice dibandingkan dengan Modul pembelajarn dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Tik siswa kelas VII MTs
N Petarukan, berarti mengembangkan produk yang telah dihasilkan untuk kemudian diteliti kelayakan program tersebut
2.8. Kerangka Berpikir