Analisis Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

atau mengukur kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan. Kegiatan selanjutnya adalah menerapkan metode NHT pada pembelajaran geografi dengan materi hidrosfer, pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data seperti data observasi dan angket untuk mengetahui aktivitas belajar dan tanggapan siswa. Kegiatan berikutnya adalah melakukan post-test pada kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah penerapan metode ceramah dan NHT berlangsung. 3 Tahap Akhir Tahap akhir dalam penelitian ini adalah mengolah atau menganilisis data yang telah dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan dan menyusun hasil olahan data tersebut serta Menyusun dan melaporkan hasil penelitian.

E. Analisis Instrumen Penelitian

1 Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Arikunto, 2006:168. Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearason, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut : = √{ }{ } Arikunto, 2006:72 Keterangan : : Koefisien korelasi antara X dan Y N : Banyaknya subjekpeserta didik yang diteliti : Jumlah skor tiap butir soal : Jumlah skor total : Jumlah kuadrat skor butir soal : Jumlah kuadrat skor total Setelah diperoleh harga kemudian dibandingkan dengan dengan taraf signifikan . Jika maka soal dikatakan valid. Hasil analisis validitas butir soal disajikan pada Tabel 3. berikut ini : Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kriteria Valid Tidak Valid Butir Soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 15, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30. 5, 9, 13, 14, 17, 22, 25. Jumlah 23 butir 7 butir Sumber: Data Penelitian 2015 Berdasarkan perhitungan validitas soal menunjukan bahwa terdapat 23 soal yang valid dan 7 butir soal yang tidak valid. Perhitungan analisis validitas soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. 2 Reliabilitas Reabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Suatu instrumen dikatakan ajeg apabila instrumen tes tersebut mempunyai keajegan hasil artinya jika instrumen tersebut dikenakan jumlah objek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya akan tetap. Untuk menentukan reliabilitas instrumen tes tipe soal objektif dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Arikunto, 2006:100 Keterangan: n = banyaknya butir soal = reliabilitas tes secara keseluruhan = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = proposi subjek yang menjawab item dengan salah q= 1-p  pq = jumlah dari pq S 2 = varians total Kriteria reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga r tabel, jika maka item tes yang diuji cobakan reliabel.                2 2 11 S pq S 1 - n n r Berdasarkan analisis tes uji coba diperoleh 0,848. Dari tabel r product moment diperoleh untuk N = 30 dan taraf signifikan adalah 0,361. Karena sehingga soal reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12. 3 Daya pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membeda-bedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi. Arikunto, 2006:218. D = B B A A J B J B  = P A - P B Keterangan: J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas B B = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah P A = proporsi jawaban benar dari kelompok atas P B = proporsi jawaban benar dari kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda : D : 0,00 – 0,20 dikategorikan soal jelek D : 0,21 – 0,40 dikategorikan soal cukup D : 0,41 – 0,70 dikategorikan soal baik D : 0,71 – 1,00 dikategorikan soal baik sekali Berdasarkan analisis daya beda soal pada soal uji coba dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: a. Yang termasuk kriteria jelek yaitu soal nomor 9, 13, 14 dan 25. b. Yang termasuk kriteria cukup yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27 dan 29. c. Yang termasuk kriteria baik yaitu soal nomor 1, 3, 8, 11, 18, 24, 28 dan 30. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12. 4 Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah sebagai berikut: Arikunto, 2006:210. Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks klasifikasikan tingkat kesukaran : o Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar. o Soal dengan P 0,70 sampai 0,70 adalah soal sedang. o Soal dengan P 0,71 sampai 0,100 adalah soal mudah. Berdasakan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba pada penelitian ini diperoleh hal sebagai berikut: a. Yang termasuk kriteria sukar yaitu soal nomor 9 dan 27. b. Yang termasuk kriteria sedang yaitu soal nomor 1, 4, 14, 21, 22, 23, 24, 26, 29 dan 30. c. Yang termasuk kriteria mudah yaitu soal nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 25 dan 28. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.

F. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Cooperative learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar

0 33 198

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8