Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

1.6.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terdiri dari faktor dari dalam masyarakat internal, yaitu kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi, maupun faktor dari luar masyarakat eksternal yaitu peran aparat dan lembaga formal yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 23 a. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal ini dapat dikatakan petaruh stakeholder, yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program ini. Petaruh kunci adalah siapa yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, atau mempunyai posisi penting guna kesuksesan program. b. Faktor internal Untuk faktor-faktor internal adalah berasal dari dalam kelompok masyarakat sendiri, yaitu individu-individu dan kesatuan kelompok didalamnya. Tingkah laku individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan. Secara teoritis, terdapat hubungan antara ciri-ciri individu dengan tingkat partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan, keterlibatan dalam kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi. 23 Slamet, Y. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.Hal Universitas Sumatera Utara Menurut Plumer dalam Suryawan, beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah: 24 1. Pengetahuan dan keahlian. Dasar pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seluruh lingkungan dari masyarakat tersebut. Hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada; 2. Pekerjaan masyarakat. Biasanya orang dengan tingkat pekerjaan tertentu akan dapat lebih meluangkan ataupun bahkan tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. Seringkali alasan yang mendasar pada masyarakat adalah adanya pertentangan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi; 3. Tingkat pendidikan dan buta huruf. Faktor ini sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang ada. 4. Jenis kelamin. Sudah sangat diketahui bahwa sebagian masyarakat masih menganggap faktor inilah yang dapat mempengaruhi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan akan mempunyai persepsi dan pandangan berbeda terhadap suatu pokok permasalahan; 5. Kepercayaan terhadap budaya tertentu. Masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama dari segi agama dan budaya akan menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta metodologi yang 24 Penelitan, Yoni Yulianti. 2012. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Solok . Solok : Pasca Sarjana Universitas Andalas Universitas Sumatera Utara digunakan. Seringkali kepercayaan yang dianut dapat bertentangan dengan konsep-konsep yang ada. Lain halnya dengan Jim Ife Frank Tesoriero mengemukakan ada beberapa factor yang mendorong dan mendukung partisipasi yaitu : 1. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting. Cara ini dapat secara efektif dicapai jika rakyat sendiri telah mamapu menentukan isu atau aksi, dan telah menominasi kepentingannya, bukan berasal dari orang luar yang memberitahu mereka apa yang harus dilakukan. 2. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan. Masyarakat mungkin telah menentukan pekerjaan sebagai prioritas utama ,tetapi jika orang tidak percaya bahwa aksi masyarakat akan membuat perubahan terhadap prospek peluang kerja local, akan kecil untuk berpartisipasi. 3. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai. 4. Orang harus bisa berpartsipasi, dan didukung dalam partisipasinya. 5. Struktur dan proses tidak boleh mengucikan. Dalam kondisi tertentu barangkali hal tersebut memang disebabkan karena masyarakat belum siap atau belum termotivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan. Walaupun demikian, juga tidak tertutup kemungkinan persoalannya tidak terletak pada rendahnya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi. Soetomo mengemukakan beberapa factor yang partisipasi yaitu : 25 25 Soetomo. 2006. Strategi- Strategi Pembangunan Mayarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 442-443 Universitas Sumatera Utara 1. Media dan Sarana. Sebagaimana diketahui untuk pelaksanaan pembangunan tidak jarang pemerintah menciptakan lembaga baru dalam masyarakat dengan harapan dapat berfungsi sebagai wadah dan media partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta sebagai sarana komunikasi antara instansi yang melaksanakan program dengan masyarakat. Walaupun demikian, dalam dalam kenyataannya jarang dari lembaga ini yang berhasil mengakar dalam kehidupan masyarakat, sehingga menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana diharapkan. 2. Suasana dan iklim. Suasana dan iklim dalam forum yang diciptakan mungkin juga kurang mendukung. Suasana yang terlalu formal seringkali juga membuat komunikasi menjadi macet oleh karena masyarakat terbiasa mengemukakan aspirasi dan pendapat dalam situasi yang informal. 3. Struktural dan cultural masyrakat. Tidak jarang aspirasi, ide, pendapat, dan usulan dari warga masyarakat tidak muncul dalam forum yang juga dihadiri oleh pimpinan dan elit local. Bukannya mereka tidak mempunyai ide dan aspirasi, tetapi suasana structural cederung mendorong merek mengikuti dan menyetuju apa yang sudah disampaikan oleh elit dan pimpinannya. 4. Pengalaman masa lalu. Dorongan untuk berpartisipasi bagi masyarakat khusunya dalam proses identifikasi masalah dan kebutuhan, apabila masyarakat memiliki kesan bahwa apa yang mereka sampaikan dalam berbagai forum untuk mengindentifikasi masalah dan kebutuhan ternyata tidak menetas menjadi program yang akan dilaksanakan, maka kenyataan itu akan membuat warga masyarakat menjadi segan untuk berpartisipasi . Universitas Sumatera Utara 1.6.2 Pemberdayaan Masyarakat 1.6.2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Dokumen yang terkait

Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Emas di Desa Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya

4 115 132

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi)

34 202 85

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Suka Makmur Kecamatan Delitua (PNPM Mandiri Perkotaan Pada Pembangunan Infrastruktur )

0 0 12

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Suka Makmur Kecamatan Delitua (PNPM Mandiri Perkotaan Pada Pembangunan Infrastruktur )

0 0 5