23
Gambar 2.1 Sound level meter type extech
2.11 Pengukuran Tingkat Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan ditujukan untuk membandingkan hasil pengukuran yang terukur di lapanagn dalam periode waktu tertentu dengan standar yang telah ditetapkan serta
dapat dijadikan sebuah langkah awal atau bahan pertimbangan untuk pengendalian.Pengukuran tingkat kebisingan pada suatu area dapat diukur dengan menggunakan Sound Level Meter
SLM.Untuk mengetahui secara jelas pola kebisingan pada suatu area yang berdekatan dengan objek yang menghasilkan kebisingan, pengukuran dengan SLM, tidak dapat sekedar dilakukan
sesaat dalam waktu tertentu.Idealnya pengukuran dilakukan selama beberapa saat dalam suatu periode tertentu.Cara ini penting untuk mendapatkan gambaran pasti terhadap pola kebisingan
sesungguhnya, terutama kebisingan yang muncul secara fluktuatif, seperti kebisingan jalan raya akibat lalu lalangnya kendaraan bermotor.
Universitas Sumatera Utara
24
Menurut Mediastika 2005, pengukuran dengan sistem angka penunjuk yang paling banyak digunakan adalah angka penunjuk ekuivalen equivalent index L
eq
. Angka penunjuk ekuivalen adalah tingkat kebisingan yang berubah-ubah fluktuatif yang diukur selama waktu
tertentu, yang tertentu, yang besranya setara dengan tingkat kebisingan tunaksteady yang diukur pada selang waktu yang sama. Apabila rentang waktu pengukuran diperpendek, maka
angka penunjuk ekuivalen yang diperoleh lebih tinggi daripada pengukuran dalam rentang waktu yang lebih panjang. Meskipun menunjukkan hasil yang berbeda, sesungguhnya total energi
sumber bunyi tersebut sama. Karena tingkat bising yang diukur pada satu sisi jalan berubah dari waktu ke waktu atau
bahkan dari saat ke saat, maka umunya penggunaannya terbatas untuk membentuk tingkat bising “rata-rata” dengan mengambil tingkat pembacaan tingkat bising untuk beberapa menit dengan
meter tingkat bunyi. Doelle 1993 menyatakan untuk jenis bangunan tertentu kantor, sekolah, gereja dan lain-lain pengukuran tingkat bising eksterior hanya dibutuhkan pada siang hari.
1. Tingkat Bising Sinambung Equivalen Leq Leq adalah suatu angka tingkat kebisingan tunggal dalam beban weighting Network A,
yang menunjukkan energi bunyi yang equivalen dengan energi yang berubah-ubah dalam selang waktu tertentu, secara matematis adalah sebagai berikut :
Leg = 10 Log 1100 ∑ fi . 10
Li10
……………………………… 1 Dimana :
Leg = Tingkat bising sinambung equivalen dalam dBA Li = Tingkat tekanan suara ke 1
Universitas Sumatera Utara
25
fi = Fraksi waktu Adapun Leg untuk distribusi Gaussian dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Leg = L
50
+ L
10
– L
90 2
60 ……………………………………… 2 Dimana :
L
10
= Tingkat tekanan suara untuk 10 waktu pengukuran yang dilampaui. L
50
= Tingkat tekanan suara untuk 50 waktu pengukuran yang dilampaui. L
90
= Tingkat tekanan suara untuk 90 waktu pengukuran yang dilampaui. Konsep Leg digunakan untuk penelitian tentang resiko berkurangnya pendengaran, dan
menurut EPA Environmental Protection Agency, Besarnya Leg adalah 70 dBA. 2. Tingkat Polusi Kebisingan L
NP
Tingkat polusi kebisingan Noise Polution Level adalah kriteria kebisingan, yang biasa digunakan untuk menilai tanggapan manusia terhadap eksposure suatu kebisingan, secara
matematis adalah sebagai berikut : LNP =
Leg + 2,56 σ …………………………………………… 3
Dimana : Leg = Tingkat bising sinambung equivalent
σ = Standar deviasi
Universitas Sumatera Utara
26
Sedangkan L
NP
untuk distribusi Gaussian adalah sebagai berikut : L
NP
= L
50
+ L
10
– L
90 2
60 + L
10
– L
90
……………………… 4 Dari gambaran dan anlisis didapatkan harga sebagai berikut :
L
NP
62 dB
A
= Selalu dapat diterima 62 dB
A
L
NP
74 dB
A
= Umumnya diterima 72 dB
A
L
NP
82 dB
A
= Umumnya tidak dapat diterima L
NP
88 dB
A
= Tidak dapat diterima 3. Indeks Kebisingan Lalu Lintas
Indeks kebisingan lalu lintas adalah angka yang menunjukkan hubungan antara perbedaan tingkat kebisingan maksimum dan minimum dengan gangguan yang ditimbulkan oleh
kebisisngan lalu lintas. T
NI
= 4 L10 – L90 + L90 – 30 …………………………… 5 Dimana :
T
NI
= Indeks kebisingan lalu lintas Harga T
NI
yang diperbolehkan adalah 74 dB
A
Universitas Sumatera Utara
27
2.12 Faktor yang mempengaruhi tingkat kebisingan kereta api