PEMBAHASAN PENGARUH INSTITUTIONAL OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, CASH FROM OPERATION DAN PROFITABILITY TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN

commit to user

E. PEMBAHASAN

Analisis data penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan seperti tersaji di atas menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan yaitu firm size, profitability dan cash from operation berpengaruh pada kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sementara itu untuk variabel institutional ownership dan investment opportunity set hasil membuktikan tidak terdapat pengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Tanda koefisien regresi untuk variabel firm size adalah positif yang mengindikasikan bahwa tingkat ukuran perusahaan yang tinggi membawa kecenderungan besar perusahaan untuk melakukan kebijakan utang bagi perusahaan. Perusahaan besar mempunyai kesempatan yang lebih tinggi melakukan kebijakan utang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar mempunyai koneksi yang lebih luas dan mempunyai asset yang dapat menjadi jaminan atau agunan utang yang lebih tinggi pula. Hasil penelitian ini konsisten dengan bukti empiris dalam penelitian Pandey 2001. Tanda koefisien regresi untuk variabel profitability adalah negatif. Tanda koefisiean ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi akan mempunyai kecenderungan yang kecil untuk melakukan kebijakan hutang. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tingggi mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai sumber commit to user dana internal yang tinggi sehingga laba ditahan perusahaan tersebut berkecenderungan tinggi. Perusahaan yang mempunyai tingkat laba ditahan yang tinggi lebih kecil kecenderungannya untuk melakukan kebijakan hutang oleh karena sumber pendanaan internal yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional telah mencukupi bagi perusahaan sehingga tidak terlalu membutuhkan pendanaan dari pihak eksternal dalam hal ini kreditur yang berupa utang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sujoko dan Soebiantoro 2007. Tanda koefisien regresi untuk variabel cash from operation adalah negatif yang mengindikasikan bahwa perusahaan dengan tingkat cash from operation yang tinggi akan mempunyai kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan kebijakan utang. Salah satu penentu besar kecilnya free cash flow adalah cash from operation, sehingga besar kecilnya free cash flow ditentukan oleh besar kecilnya cash from operation. Cash from operation yang besar jika dimanfaatkan dengan baik dan diimbangin dengan pengendalian free cash flow, contohnya dengan membagikan deviden kepada shareholders, maka perusahaan dapat memenuhi kebutuhan kas dalam pendanaan atau pembiayaan perusahan tersebut. Hal ini menyebabkan kecenderungan untuk tidak membuat utang sebagai sumber pendanaan eksternal karena sudah tercukupi dari pendanaan internal. Hal ini sesuai dengan penelitan yang disampaikan oleh Pujianti dan Widanar, 2009 Cash from operation yang kecil memiliki kecenderungan memiliki free cash flow yang kecil. Hal ini memaksa perusahaan melakukan kebijakan commit to user utang untuk memenuhi kebutuhan investasinya, dikarenakan perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan investasinya dari pendanaan internal Pujianti dan Widanar, 2009. Dikarenakan beberapa alasan di atas, cash from operation berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang perusahaan. Hasil penelitian terkait variabel cash from operation ini konsisten dengan penelitian Faisal 2004. Untuk variabel institutional ownership hasil penelitian membuktikan bahwa tidak terjadi pengaruh institutional ownership terhadap kebijakan utang. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan logika teori dalam pengembangan hipotesis dalam penelitian ini. Hasil yang kontradiktif ini didasari oleh alasan bahwa perusahaan yang mempunyai institutional ownership yang tinggi telah memperoleh pengawasan yang ketat dari institutional ownership sehingga kurang menggunakan mekanisme utang sebagai mekanisme pengawasan kinerja operasional perusahaan. Selain itu, institutional ownership yang tinggi juga dapat menyebabkan kemungkinan yang kecil untuk melakukan kebijakan utang oleh karena keengganan pemilik perusahaan untuk berkurang hak atas laba karena digunakan untuk pembayaran bunga pada kreditur. Oleh karena alasan tersebut, maka institutional ownership tidak berpengaruh pada kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Putri dan Nasir 2006 yang menyatakan kebijakan hutang perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kepemilikan institusional. commit to user Untuk pengujian variabel Investmnet Opportunity Set IOS, hasil analisis data menunjukkan bukti bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya kesempatan investasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Hasil yang kontradiktif ini kemungkinan didasari alasan bahwa tingkat pengembalian investasi lebih rendah dari biaya atas utang, sehingga walaupun perusahaan mempunyai kesempatan investasi, tetapi karena bunga pinjaman tinggi, maka perusahaan tidak menggunakan sumber dana eksternal sebagai pembiayaan investasi tersebut. Selain itu, IOS yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai sisa kas operasional yang cukup sehingga tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan kebijakan utang. Hasil penelitian bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan ini konsisten dengan penelitian Lestari 2004. Dalam pengujian koefisien regresi simultan, hasil analisis data menunjukkan bahwa kelima variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kebijakan utang yang dilakukan perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kelima variabel independen merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mengambil kebijakan utang perusahaan. commit to user BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

6 130 144

Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Firm Performance, Studi Kasus pada BUMN (2008-2011)

0 36 93

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Variabel Free Cash Flow, Profitabilitas, dan Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Saham LQ45

2 95 71

Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Leverage Dan Return Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

15 175 99

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103