Physical Evidence Bukti Fisik

29 dengan misi dan tujuan perusahaan dapat dipadukan untuk dapat memenuhi keuntungan yang diharapkan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini membahas mengenai strategi pemasaran dan bauran pemasaran di Chic Chop Yogyakarta. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian dari Sofiany Layantara pada tahun 2016 yang berjudul ―Evaluasi Pengembangan BBQ Street Menggunakan Teori Marketing Mix 7P terhadap Fenomena Foodtruck di Surabaya‖. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menggambarkan mengenai evaluasi pengembanagn 7P di BBQ Street. Hasil penelitian diambil dari konsumen usia 14-45 tahun dengan rata-rata penjualan masih tergolong rendah dibandingkan dengan usaha food truck lain. Produk yang ditawarkan di BBQ Street belum memiliki banyak varian dan kualitas produk belum bias menarik minat konsumen. Harga yang dibendrol juga tergolong masih mahal juga tempat yang belum sesuai dengan target pasar. Promosi BBQ Street hanya dalam lingkup media social saja, sehingga pengetahuan masyarakat mengenai BBQ Street masih kurang. Dilihat dari segi karyawannya BBQ Street kurang dapat memuaskan pelanggan dikarenakan pelayanan yang kurang, baik karena SDM karyawan yang masih rendah juga karena kurangnya training yang diberlakukan oleh manajemen. Hal ini juga mengakibatkan kurangnya efektifitas dalam proses pelayanan di BBQ Street. Penelitian selanjutnya adalah mengenai Bukti Fisik di BBQ Street yang 30 diperlihatkan melalui display penjualan, namun aspek ini juga masih sangat minim dan belum tergolong baik. Kedua, penelitian dari Theodorus B. Hanandoko dan Umbu Naramburu Kapita pada tahun 2016 yang berjudul ―Riset Pasar Food Truck Ayam Bakar‖. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil analisis dan interpretasi data hasil riset pasar untuk inovasi konsep layanan food truck. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi untuk mendirikan bisnis food truck cukup besar. Berdasarkan perhitungan dari responden, 70 orang menyuai tempat keramaian untuk menikmati hidangan food truck. Tata letak tempat makan yang perlu digunakan dalam usaha food truck bias menggunakan meja kursi maupun lesehan. Berdasarkan 104 responden, terdapat 56 orang yang menginginkan meja dan kursi, sementara 44 orang lebih memilih lesehan. Ketiga, penelitian dari Dini Afina Naufal dan Nurrahmawati pada tahun 2016 yang berjudul ―Citra ‗Komunitas Bandung Food Truck‘ sebagai Tempat Wisa ta Kuliner‖. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur bagaimana citra Komunitas Bandung Food Truck di mata konsumen berdasarkan aspek Personality, Reputations, Value dan Corporate Identity . Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra Komunitas Bandung Food Truck di mata konsumen sudah cukup tinggi. Adapun perbedaan penelitian yang dilaksanakan peneliti dengan ketiga penelitian yang relevan tersebut adalah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti menekankan pada strategi pemasaran yang mencakup proses segmenting, targeting, dan positioning yang dijalankan, serta mengenai 31 bauran pemasaran 7P yang diterapkan di Chic Chop Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kualitatif.

C. Kerangka Pikir

Usaha food truck merupakan usaha yang masih tergolong baru di dunia kuliner Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta. Chic Chop yang menjadi salah satu pengusaha food truck mulai merintis usahanya sejak Februari 2016. Setelah hampir satu tahun berdiri, perkembangan Chic Chop masih kurang maksimal. Penjualannya pun masih belum memenuhi target walaupun usaha ini sudah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pengelola lahan food court, event organizer, juga layanan online Go Food. Usaha ini masih terus dikembangkan melalui berbagai rangkaian strategi bauran pemasaran marketing mix. Menurut Kotler dan Armstrong 2008:62, marketing mix dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut dengan ―Empat P‖: Product Produk, Price Harga, Place Tempat, dan Promotion