72 2
Siswa diperbolehkan memberi pertanyaan atau sanggahan ketika setiap pembicara dari masing-masing tim selesai menyampaikan
argumennya. 3
Jawaban dapat diberikan ketika semua pembicara dari tiap tim selesai menyampaikan argumennya.
3. Kegiatan akhir
a. Menutup debat
1 Guru mengakhiri debat dengan memberikan poin-poin penting
tentang topik yang diperdebatkan. 2
Guru dapat menentukan pemenang debat jika dirasa perlu. b.
Mengevaluasi materi dan jalannya debat 1
Guru menarik kesimpulan dari topik yang telah selesai diperdebatkan. Kaitan peristiwa yang terjadi di masyarakat
dengan materi pelajaran perlu diperjelas guru agar siswa benar- benar paham akan materi tersebut.
2 Pernyataan dan pertanyaan yang penting dapat dibahas dan
diulas lagi. 3
Guru mengevaluasi jalannya debat agar kelompok yang selanjutnya dapat tampil lebih baik dari kelompok sebelumnya.
E. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran dengan Metode Debat Aktif
Teori yang melandasi pembelajaran aktif adalah teori konstruktivistik. Teori konstruktivistik menjelaskan bahwa siswa harus aktif dalam
73 mengkonstruk atau membangun pengetahuannya sendiri. Siswa dapat
memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang ada. Driver dan Bell dalam Suyono dan Hariyanto, 2014: 106 mengemukakan karakteristik
pembelajaran yang mencerminkan kontrustivistik, yaitu : 1.
Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, melainkan memiliki tujuan
2. Belajar harus mempertimbangkan seoptimal mungkin proses
keterlibatan siswa 3.
Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan dikontruksi secara personal
4. Pembelajaran
bukanlah tranmisi
pengetahuan, melainkan
melibatkan pengaturan situasi lingkungan belajar 5.
Kurikulum bukanlah sekadar hal yang dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi dan sumber
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subjek.
Siswa yang aktif dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang diinginkannya. Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari C. Asri Budiningsih, 2005: 58. Hal ini sesuai dengan pembelajaran aktif yang juga berpusat pada
siswa
student centered
. Salah satu metode dalam pembelajaran aktif yang mencerminkan hal di atas adalah metode debat aktif.
Selain itu, teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner 1993 yaitu teori kecerdasan ganda
multiple intelligences
menyebutkan bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam cara belajarnya. Setiap siswa memiliki
kecerdasan, bakat, minat, motivasi, sikap dan pengalaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru harus membimbing siswa agar siswa mampu belajar
74 sesuai kecerdasan yang dimilikinya. Metode debat aktif dan metode diskusi
termasuk dalam kompetensi pada
linguistic intelligence
atau kecerdasan berbahasa. Dimana siswa mampu untuk berpendapat baik secara verbal lisan
maupun non verbal tulisan. Kompetensi yang ada dalam kecerdasan linguistik adalah 1 bercerita, 2 permainan kosa kata, 3 berorasi, 4 mewawancarai, 5
berdebat, 6 berdiskusi, 7 membaca, 8 menulismengarang, 9 mengedit, dan 10 mengingat Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2012: 34-37.
Sesuai pendapat Gardner, berdebat dan berdiskusi dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Kemampuan dalam
merangkai kata-kata menjadi kalimat yang baik dan efektif secara lisan maupun tulisan. Kemampuan yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-sehari
dalam bertanya, menjawab, memerintah, dan sebagainya. Dalam pelaksanaanya, metode debat aktif memerlukan kemampuan
berpikir siswa dalam menganalis setiap permasalahan. Berpikir tentang penyebab dan solusi permasalahan yang dihadapi melalui bukti dan fakta yang
terjadi di lapangan. Proses berpikir dapat dikatakan sebagai belajar. Hal ini selaras dengan C. Asri Budiningsih 2005: 34 yang menyatakan bahwa belajar
merupakan aktivitas yang melibatkan proses belajar. Dimana stimulus yang diterima menyesuaikan diri dengan struktur kognitif yang telah dimiliki dan
terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman sebelumnya. Dalam teori kognitif, hal ini sering disebut dengan asimilasi.
Kemampuan berpikir seseorang tentu memiliki perbedaan. Kemampuan berpikir siswa sekolah dasar dengan sekolah menengah jauh berbeda, sesuai
75 tahapan-tahapan perkembangan menurut Piaget. Guru harus mendorong
kemampuan berpikir siswa agar terus meningkat. Hamzah B. Uno 2006: 170 mengungkapkan salah satu stimuluf efektif yang mendorong kemampuan
berpikir adalah bertanya. Dapat disimpulkan bahwa berdebat, berdiskusi dan bertanya, ketiganya memerlukan kemampuan berpikir siswa dalam
pelaksanaanya.
F. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan