Metode Debat Aktif Sebagai Model Pembelajaran Aktif

31 Susunan kalimat pertanyaan berkaitan dengan panjang tidaknya pertanyaan. Pertanyaan yang panjang dapat membuat siswa yang ditanya mengalami kebingungan, namun jika susunan struktur kalimat yang digunakan sudah sesuai maka akan membuat siswa semakin jelas dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang cukup panjang biasanya merupakan pertanyaan hasil analisis siswa. Berbeda jika pertanyaan siswa cukup singkat yang hanya menuntut jawaban yatidak atau jawaban akan konsep atau definisi suatu hal. Penggunaan dan pemilihan kata yang mudah dipahami tidak akan menimbulkan pengulangan kembali, baik siswa penanya dengan siswa yang ditanya akan sama-sama diuntungkan. Akan berbeda jika kata-kata yang digunakan tidak dimengerti siswa yang ditanya, seperti penggunaan istilah asing dan kata ilmiah, dimana tidak semua siswa mengerti akan arti dari kata-kata tersebut. Oleh karena itu, akan lebih baik jika siswa menggunakan kata-kata sesuai kemampuannya, agar isi pertanyaan dapat diterima dengan baik C.Asri Budiningsih, 2003: 76- 77

B. Kajian Metode Debat Aktif

1. Metode Debat Aktif Sebagai Model Pembelajaran Aktif

Proses belajar bukan semata-mata kegiatan menghafal, karena banyak hal yang diingat akan hilang dalam beberapa jam setelahnya. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolah dan memahami 32 materi yang telah disampaikan. Tanpa adanya peluang untuk berdiskusi, bertanya, dan praktik, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi. Proses belajar tersebut hanya berjalan satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Proses KBM yang bersifat pasif akan berdampak pada siswa, dimana siswa dalam mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan dan minat terhadap materi sehingga tak jarang tak ada satu pun pertanyaan yang dilontarkan siswa. Sebaliknya, suatu kegiatan belajar yang bersifat aktif akan mendorong siswa untuk berupaya melakukan suatu aktivitas pembelajaran, seperti siswa yang mencari jawaban untuk pertanyaannya, siswa yang memerlukan informasi untuk memecahkan suatu permasalahan, dan siswa yang berusaha mengerjakan tugas yang diberikan Melvin L. Silberman, 2013: 27-28. Secara sederhana, pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk aktif dalam melakukan hal yang berhubungan dengan proses belajar. Nana Sudjana 1996: 20 mengemukakan pembelajaran aktif adalah suatu proses kegiatan belajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, siswa berperan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Selaras dengan Richard M. Felder dan Rebecca Brent dalam Warsono dan Hariyanto, 2013: 15 - 16 yang mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai semua hal yang terkait dengan pembelajaran di kelas yang memfasilitasi siswa untuk melakukan banyak kegiatan dan tidak sekedar melihat, mendengarkan dan membuat catatan. Siswa terlibat aktif untuk menjawab pertanyaan yang 33 diajukan oleh guru, tertantang untuk menyelesaikan masalah yang disampaikan guru, bekerja secara aktif sebagai individu maupun kelompok, saling bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan. Pembelajaran aktif lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran, dengan esensi mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, yang dilaksanakan dengan strategi pembelajaran berbasis siswa student-centered learning . Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang berfokus pada siswa student centered , siswa berpartisipasi aktif dalam segala proses pembelajaran yang telah dirancang oleh guru yang bertugas sebagai fasilitator pembelajaran. Siswa saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, berani bertanya ketika ada kesulitan, mengajukan pendapat, mencari dan menemukan informasi yang diperlukan secara mandiri. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 1990: 57 mengemukakan beberapa indikator peran aktif siswa dalam pembelajaran, yaitu : a. Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. b. Siswa terlibat dalam memecahkan permasalahan. c. Siswa bertanya pada siswa lain atau guru jika menemukan kesulitan. d. Siswa berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. e. Siswa menilai kemampuan dirinya sendiri dan hasil yang diperoleh. Suatu proses pembelajaran pasti memiliki berbagai metode yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran. Begitu pula dengan pembelajaran aktif. Penggunaan metode ceramah dalam 34 pembelajaran bukan merupakan hal salah, namun apabila tidak disertai atau dikombinasi dengan metode yang lain akan terkesan sia-sia. Metode ceramah merupakan penyampaian secara lisan oleh guru dan diterima oleh siswa melalui indera pendengaran. Informasi yang diterima siswa melalui ceramahpendengaran hanya berkisar 20 saja yang dapat dicerna atau diingat, sesuai pendapat Peter Sheal dalam Supardi, 2011: 210 tentang pengalaman belajar dalam bagan berikut ini : Yang Kita Ingat Modus 10 Verbal 20 30 Visual 40 70 Berbuat 90 Gambar 2.1 Bagan Pengalaman Belajar Hal tersebut selaras dengan Melvin L. Silberman 2013: 23 yang menyatakan bahwa : Yang saya dengar, saya lupa Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai Oleh karena itu, guru yang hanya menggunakan metode ceramah akan memberikan hasil belajar yang kurang maksimal bagi siswa. Materi Baca Dengar Lihat Dengar dan Lihat Katakan Katakan dan Lakukan 35 pelajaran yang disampaikan hari ini akan dilupakan oleh siswa keesokan harinya. Berbeda halnya apabila guru mengkombinasikan dengan metode pembelajaran yang lain, metode yang tidak hanya sekedar membaca, mendengar dan melihat tetapi juga mengatakan dan melakukan. Berdasarkan bagan pengalaman belajar pada Gambar 2.1, salah satu metode dalam pembelajaran aktif yang dikemukakan oleh Melvin L. Silberman 2013: 19 yaitu metode debat aktif active debate . Metode debat aktif digunakan untuk membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif. Selain itu, metode debat aktif juga dapat membantu menstimulasi diskusi kelas. Melalui metode debat aktif, diharapkan meningkatkan keaktifan siswa seperti terlibat dalam memecahkan masalah, bertanya jika menemukan kesulitan, mencari informasi secara mandiri, dan lain-lain.

2. Pengertian Metode Debat Aktif

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEBAT AKTIF TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA Efektivitas Penggunaan Metode Debat Aktif Terhadap Pemahaman Siswa Pada Keunggulan Iklim Di Indonesia Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP N 2 Colo

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEBAT AKTIF TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA Efektivitas Penggunaan Metode Debat Aktif Terhadap Pemahaman Siswa Pada Keunggulan Iklim Di Indonesia Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP N 2 Colo

0 2 15

PENDAHULUAN Efektivitas Penggunaan Metode Debat Aktif Terhadap Pemahaman Siswa Pada Keunggulan Iklim Di Indonesia Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP N 2 Colomadu.

0 2 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI PPKn MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE (DEBAT AKTIF) Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi PPKn Melalui Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Pada Siswa Kelas V SDN Pati Lor 02 Tahun Pe

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI PPKn MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE (DEBAT AKTIF) Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi PPKn Melalui Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Pada Siswa Kelas V SDN Pati Lor 02 Tahun Pe

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENANGGAPI BAHAYA DAN MANFAAT INTERNET DENGAN METODE DEBAT AKTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN MENANGGAPI BAHAYA DAN MANFAAT INTERNET DENGAN METODE DEBAT AKTIF ANAK KELAS V SD NEGERI 02 DELINGAN.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Ke

0 0 16

Peningkatan kualitas pembelajaran ekonomi melalui metode Think-Pair Share (TPS) bagi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta.

0 1 190

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT.

0 1 246

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 5 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 8 175