Variabel Pengetahuan Variabel yang Tidak Memengaruhi Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan

Hasil uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel perilaku petugas kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dengan nilai p=0,012 p0,05 dan perilaku petugas kesehatan memberikan pengaruh yang paling besar terhadap pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh anggota Polri dan keluarganya di Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi dengan nilai koefisien B= 1,372 Menurut Azwar 1996, menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan petugas merupakan salah satu penunjang keberhasilan pelayanan kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan serta perawatan khususnya bagi pasien rawat inap. Perilaku pelayanan oleh perawat, dokter, bidan dan petugas lainnya harusnya ditunjukkan dengan baik kepada pasien. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian penelitian Kristian 2011, menyatakan bahwa perilaku petugas kesehatan merupakan faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

5.2 Variabel yang Tidak Memengaruhi Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan

5.2.1 Variabel Pengetahuan

Pengetahuan adalah pemahaman responden tentang pelayanan yang ada di rumah sakit. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yakni melalui penglihatan, penciuman, rasa, dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2010. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh anggota Polri dan keluarganya di Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi karena berdasarkan hasil uji chi-square terhadap variabel pengetahuan diperoleh nilai p=0,607 p0,05. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 82 responden dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan, ada sebanyak 60 responden 73,1 memiliki pengetahuan yang baik. Walaupun pengetahuan responden baik terkait Rumah Sakit Bhayangkara tetapi masih banyak anggota Polri yang tidak mau memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan unit satuan Polri tersebut, karena berdasarkan pengalaman pribadi dari responden yakni pengalaman berobat yang mereka alami selama menjalani perawatan, mereka merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat, perawat tidak memperhatikan pasien dengan sungguh-sungguh serta proses pengobatan yang lambat, hal tersebut mendorong Polri dan anggota keluargaya untuk mencari fasilitas yang lebih baik dengan berobat dan mencari pengobatan ke unit lain karena mereka tahu setelah adanya BPJS kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah maka semua orang termasuk anggota Polri dan keluarganya bisa mengakses rumah sakit yang diinginkan karena tidak diharuskan lagi untuk berobat ke Rumah Sakit milik Kepolisian Republik Indonesia, apalagi Polri yang memiliki pangkat yang sudah tinggi mengaku tidak mau lagi memanfaatkan rumah sakit tersebut dan memilih langsung dirujuk ke rumah sakit di luar kota. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat pengetahuan, jabatan serta pengalaman pribadi dalam mencari pengobatan Universitas Sumatera Utara yang terbaik maka semakin meningkat juga wawasan seseorang dalam menentukan fasilitas mana yang akan digunakan. Hasil wawancara diatas didukung dengan ungkapan responden yang juga mengungkapkan bahwa mereka tidak mau memanfaatkan sarana pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi karena mendengar informasi dari teman-teman yang lain mengatakan bahwa rumah sakit tersebut tidak memperlakukan pasien Polri maupun anggota keluarganya dengan baik dan selalu membedakan pelayanan antara pasien umum dengan Polri. Hal ini disampaikan sebagian dari anggota Polri yang terkadang mereka terpaksa harus ke Rumah Sakit Bhayangakara dengan alasan atas saran atau atas rujukan dari dokterbidan yang ada di poliklinik Polres Tebing Tinggi yang merujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara sesuai dengan kondisi penyakit yang dialami serta jarak dari Polres jauh lebih dekat jika ke rumah sakit tersebut dan biaya yang terjangkau serta menurut hasil wawancara bahwa prosedur penerimaan pasien oleh bagian administrasi baik karena pasien yang berobat dilayani dengan cepat, kemudian hasil wawancara dengan responden mengenai pengetahuan dan keterampilan dokter mereka menyatakan baik karena mereka melihat bahwa dokter yang menangani pasien memeriksa dengan cekatan dan mahir dalam menggunakan alat-alat penunjang medis, pengetahuan dokter tentang penyakit juga dapat dikatakan baik karena dengan bertanya tentang keluhan saja, dokter sudah bisa langsung menuliskan resep obat. Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan Universitas Sumatera Utara sarana pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil uji chi-square yang dilakukan terhadap variabel pengetahuan diperoleh nilai p= 0,607 p 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Matondang 2012 yang menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh dalam kepercayaan masyarakat terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan RSU Swadana Tarutung.

5.2.2 Variabel Sikap