sarana pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil uji chi-square yang dilakukan terhadap variabel pengetahuan diperoleh nilai p= 0,607 p 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Matondang 2012 yang menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh dalam
kepercayaan masyarakat terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan RSU Swadana Tarutung.
5.2.2 Variabel Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung
tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 82 responden dalam
pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan, ada sebanyak 68 responden 82,9 bersikap negatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, hal ini
disampaikan sebagian dari anggota Polrikeluarganya dengan alasan mereka bersikap seperti itu dan kurang berminat memanfaatkan Rumah Sakit
Bhayangkara yang berada dikota Tebing Tinggi karena mereka lebih memilih untuk berobat ke unit pelayanan kesehatan yang lain seperti pergi ke bidan, klinik
swasta atau ke tempat praktek dokter pribadi yang dianggap pelayanannya lebih baik dan lebih ramah, walaupun harus mengeluarkan biaya yang sedikit lebih
besar mahal tetapi demi mendapatkan pelayanan yang baik, nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diberikan hal tersebut bukan menjadi masalah bagi
anggota Polri maupun keluarganya apabila mereka mendapatkan pelayanan yang
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan yang mereka harapkan, tidak jarang beberapa dari mereka hanya membeli obat bebas di warung atau sekedar pergi ke pengobatan tradisional.
Karena sikap fenomena yang timbul akibat pengalaman mereka pada masa lalu saat berada di rumah sakit tersebut lah yang akhirnya membuat pasien merasa
tidak puas terhadap pelayanan medik yang diterima seperti sikap petugas yang tidak menangani pasien dengan baik, perawat yang sombong, pengobatan yang
lambat dan mengulur-ulur waktu. Persaingan terhadap bisnis rumah sakit semakin kompetitif, apalagi setelah
era JKN yang membuat masyarakat bebas memilih pelayanan kesehatan yang mereka inginkan sehingga setiap rumah sakit termasuk Rumah Sakit Bhayangkara
Tebing Tinggi harus terus memperbaiki diri, baik dari segi sikap, menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat, mengubah perilaku seluruh petugas
rumah sakit dan juga harus dapat mengubah image buruk masyarakat tentang rumah sakit itu sendiri agar dapat menghasilkan pelayanan yang prima sehingga
dapat bersaing dengan rumah sakit yang lain dan tidak akan ditinggalkan oleh konsumen.
Hasil uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel sikap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan, tetapi berdasarkan hasil uji chi-square yang dilakukan terhadap variabel sikap diperoleh nilai p=0,023 p0,05 artinya variabel sikap
merupakan salah satu variabel yang berhubungan dan dapat diikutsertakan dalam uji multivariat untuk diuji bersama dengan variabel yang lain. Dalam uji
multivariat disetiap tahap ada variabel yang harus dikeluarkan karena memiliki
Universitas Sumatera Utara
nilai p yang paling tinggi dan variabel sikap tidak sampai pada tahap selanjutnya karena nilai p pada variabel sikap memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
dengan variabel lain, yaitu p=0,136. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Rambe 2014
yang menyatakan bahwa sikap memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan ulang ruang rawat inap di RSU Padangsidimpuan.
5.2.3 Variabel Persepsi Pelayanan