Perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua : studi kasus pada SMU Pangudi Luhur Sedayu.

(1)

vii ABSTRAK

PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP PROFESI GURU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA

Studi kasus pada SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU FR. ARY IRMAWATI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap siswa-siswi SMU Pangudi Luhur Sedayu terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua.

Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa-siswi SMU Pangudi Luhur Sedayu, tahun ajaran 2005/2006 yang berjumlah 120 orang. Ukuran sample ditetapkan sebesar 79 orang. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian iniadalah Chi-Kuadrat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) sebagian besar responden (95%) mempunyai sikap positif terhadap profesi guru, 2) tidak terdapat perbedaan sikap siswa-siswi terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin di mana x2hitung (0,005) < x2tabel (3,84), maka Ho di terima, 3) tidak terdapat perbedaan sikap siswa-siswi terhadap profesi guru berdasarkan status sosial ekonomi orang tua di mana x2hitung (0,48) < x2tabel (3,84), maka Ho di terima.


(2)

viii ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF STUDENTS’ BEHAVIOR TOWARD THE PROFESSION OF TEACHER BASED ON SEX AND PARENTS’ SOCIAL

ECONOMY STATUS

A Case Study in “SMU Pangudi Luhur” Sedayu FR. ARY IRMAWATI

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

The purpose of research was to know the students’ behavior in “Pangudi Luhur” Sedayu senior High School toward the profession of teacher based on the sex and parents’ social economy.

The method of collecting data used were questionnaire, interviews, and decumentation. The population of this research included all of the second grade in “Pangudi Luhur” Senior High School Sedayu, academy year of 2005/2006 by amount of 120 respondents. 79 respondents were took as samples of the research. The technique of gathering sample was random sampling. The technique of analysis data used in this research was Chi-square.

The conclusions from this research were : 1) most respondents (95%) had positive behavior toward the professions of teacher, 2) there was not any differences of students’ behavior toward the profession of teacher based on sex ( x2count = 0,005 < x2table = 3,84), thus Ho was accepted, 3) there was not any differences of students’ behavior toward the profession of teacher based on the parents’ social economy status ( x2count = 0,48 < x2table = 3,48 ), thus Ho was accepted.


(3)

PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP PROFESI GURU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus pada SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

FR. ARY IRMAWATI NIM : 001334066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007


(4)

(5)

(6)

iv

M OTTO

TUHAN DAPAT M EM BACA S ETIAP TETES AN

AIRM ATA. IA M ELIHAT HATI YAN G M EM ERLUKAN

S UKACITA. IA MEGETAHUI JALAN YAN G S UKAR

DAN MEN JEMUKAN . JAN GAN PUTUS AS A...,

KAREN A IA DEKAT.


(7)

v

H AL AM AN PE RSE M BAH AN

H asil karya berupa skripsi ini kupersembahkan pada :

Universitas Sanata Dharma Papa “J” dan Bunda Maria Alm. Bapa” yang telah Engkau panggil tiga tahun yang lalu Ibu yang terkasih yang selalu memberikan aku kasih dan sayangnya “Ayah” yang selalu hadir dan memberikan aku semangat. Ita dan dek Ari Orang-orang yang mengasihiku


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Januari 2007 Penulis


(9)

vii ABSTRAK

PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP PROFESI GURU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA

Studi kasus pada SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU FR. ARY IRMAWATI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap siswa-siswi SMU Pangudi Luhur Sedayu terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua.

Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa-siswi SMU Pangudi Luhur Sedayu, tahun ajaran 2005/2006 yang berjumlah 120 orang. Ukuran sample ditetapkan sebesar 79 orang. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian iniadalah Chi-Kuadrat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) sebagian besar responden (95%) mempunyai sikap positif terhadap profesi guru, 2) tidak terdapat perbedaan sikap siswa-siswi terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin di mana x2hitung (0,005) < x2tabel (3,84), maka Ho di terima, 3) tidak terdapat perbedaan sikap siswa-siswi terhadap profesi guru berdasarkan status sosial ekonomi orang tua di mana x2hitung (0,48) < x2tabel (3,84), maka Ho di terima.


(10)

viii ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF STUDENTS’ BEHAVIOR TOWARD THE PROFESSION OF TEACHER BASED ON SEX AND PARENTS’ SOCIAL

ECONOMY STATUS

A Case Study in “SMU Pangudi Luhur” Sedayu FR. ARY IRMAWATI

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

The purpose of research was to know the students’ behavior in “Pangudi Luhur” Sedayu senior High School toward the profession of teacher based on the sex and parents’ social economy.

The method of collecting data used were questionnaire, interviews, and decumentation. The population of this research included all of the second grade in “Pangudi Luhur” Senior High School Sedayu, academy year of 2005/2006 by amount of 120 respondents. 79 respondents were took as samples of the research. The technique of gathering sample was random sampling. The technique of analysis data used in this research was Chi-square.

The conclusions from this research were : 1) most respondents (95%) had positive behavior toward the professions of teacher, 2) there was not any differences of students’ behavior toward the profession of teacher based on sex ( x2count = 0,005 < x2table = 3,84), thus Ho was accepted, 3) there was not any differences of students’ behavior toward the profession of teacher based on the parents’ social economy status ( x2count = 0,48 < x2table = 3,48 ), thus Ho was accepted.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status sosial Ekonomi Orang Tua”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada :

1. Bapak T. Sarkim., M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto P. S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi dan selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan petunjuk,pengarahan, bimbingan dalam penulisan skripsi dan dengan tulus memberikan waktu untuk bimbingan.

4. Ibu E. Catur Rismiati,S.Pd., M.A selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan membimbing dan memberikan saran dari pembuatan propos al sampai dengan selesainya skripsi ini.


(12)

x

5. Bapak Markus Padmo Negoro selaku Kepala Sekolah SMU Pangudi Luhur Sedayu beserta karyawan yang telah memberikan ijin dan membantu selama melaksanakan penelitian.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu selama menuntut ilmu di Sanata Dharma hingga selesai.

7. Ibuku yang telah memberikan dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. “AYAH” yang selalu mendampingi dan memberikan aku dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Adek-adekku yang telah memberikan dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Pakde dan Budhe beserta anak-anaknya yang selalu memberi aku semangat. 11. Rekan-rekan seperjuangan, senasib dan sepenanggungan, khususnya

mahasiswa PAK B Angkatan 2000 (Meri, Arie, Widi, Ratih, Ratna, Ria, She Bhe, Pakdhe, Danang, Indra, Sefi, Buncis dan seterusnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu) yang telah memberikan dorongan selama menyusun skripsi dan dukungan dalam menghadapi ujian sarjana, buat teman-teman yang masih berjuang “Semangat”

12. Anak-anak podang “9”( Eni, christin, shinta, meri, yanti, mila, yuni, dsb). 13. Indra cewek dan Nira, semangat terus berjuang ya.


(13)

xi

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran serta usulan demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, 4 Januari 2007


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR GAMBAR...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Batasan Masalah ...4

C. Rumusan Masalah...4

D. Tujuan Penelitian...5

E. Manfaat Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

A. Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru...6

B. Jenis Kelamin ...16

C. Status Sosial Ekonomi...18

D. Kerangka Berpikir ...19

E. Hipotesis ...21

BAB III METODE PENELITIAN ...22

A. Jenis Penelitian...22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...22


(15)

xiii

D. Populasi dan Sampel ...31

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ...32

F. TeknikPengumpulan Data...33

G. Teknik Analisis Data...34

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH...38

A. Data Kelembagaan Sekolah...38

B. Sejarah Singkat Sekolah...38

C. Visi dan Misi SMU Pangudi Luhur Sedayu...39

D. Guru dan Karyawan...40

E. Tugas dan susunan Organisasi...40

F. Fasilitas...46

G. Siswa...47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...48

A. Deskripsi Data ...48

B. Analisis Data ...54

C. Pembahasan...58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...64

A. Kesimpulan...64

B. Keterbatasan Penelitian...65

C. Saran...65 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kontingensi... 36

Tabel 2 Rincian Guru dan Karyawan SMU Pngudi Luhur Sedayu ... 40

Tabel 3 Siswa SMu Pangudi Luhur Sedayu... 47

Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin... 49

Tabel 5 Distribusi Responden Menurut Status Sosial Ekonomi ... 51

Tabel 6 Sikap Responden Terhadap Profesi Guru ... 52

Tabel 7 Tabel Kontingensi Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin Responden………53

Tabel 8 Tabel Kontingensi Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru Berdasarkan Status Sosial Ekonomi... 53

Tabel 9 Data Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari Jenis Kelamin……….55

Tabel 10 Data Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi... 57


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Sekolah


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Tiap masyarakat berkembang terus dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu perkembangan itu. Perkembangan berarti meneruskan dan meningkatkan serta memperbaharui apa yang dimiliki. Hal ini tentu saja tidak mudah bagi masyarakat. Pendidikan menjadi instrument masyarakat untuk mencapai itu semua, apalagi di jaman yang serba canggih ini.

Sekolah adalah lembaga kemasyarakatan yang didirikan khusus untuk melakukan kegiatan pendidikan. Tujuan kegiatan pendidikan membantu siswa mengembangkan pengetahuan, pengertian, keterampilan, sikap agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sini siswa dituntut untuk menjadi lebih dewasa dan lebih mandiri.

Dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan ataupun sikap kedewasaan dan kemandirian dari seorang siswa diperlukan seorang guru, di mana peran guru sangat berarti bagi perkembangan seorang siswa. Di sini guru tidak hanya mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan tetapi juga mengajarkan berperilaku yang baik. Maka dari itu guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan prasarana untuk mencapai kesuksesan dalam setiap usaha pendidikan.

Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan nilai- nilai dan kepribadian. Hal itu menunjukkan


(19)

bahwa guru mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk dan mengembangkan suatu masyarakat atau bangsa. Dari segi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan dan tidak dapat digantikan sekalipun teknologi dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran sangat pesat berkembang. Hal ini disebabkan karena proses pendidikan atau proses pembelajaran yang diperankan oleh guru yang menyangkut pembinaan sifat mental ma nusia bersifat unik.

Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruangan kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat dalam menyelesaikan aneka permasalahan yang dihadapi. Masyarakat menempatkan guru pada kedudukan yang tinggi, yaitu di depan memberi teladan, di tengah-tengah membangun serta di belakang memberikan dorongan dan motivasi. Kedudukan seperti ini merupakan tantangan untuk mengembangkan prestasi bukan saja di depan kelas, tidak saja di batas-batas pagar sekolah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat. (Nana Soedarsono, Suara Daerah, No. 185.1986)

Pada saat guru memperbaiki citra profesinya yang semakin terpuruk, ada sebagian kecil oknum guru yang melanggar atau menyimpang dari kode etiknya. Masyarakat tidak dapat membenarkan pelanggaran-pelanggaran seperti berjudi, mabuk-mabukkan, pelanggaran seks, korupsi bahkan beberapa waktu lalu ada seorang guru olahraga menyiksa anak didiknya. Jika ini semua dilakukan seorang pendidik (guru) ini dianggap sangat serius. Anehnya kesalahan-kesalahan sekecil apapun yang diperbuat guru mengundang reaksi yang begitu hebat di masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya sikap demikian menunjukkan


(20)

bahwa guru seyogyanya menjadi panutan bagi masyarkat di sekitarnya. Di mana dan kapan saja guru akan selalu dipandang sebagai guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat.

Pandangan tentang citra guru sebagai orang yang wajib digugu (dipatuhi) dan ditiru (diteladani) tanpa reserve perlu diragukan ketepatannya. Konsep keguruan yang klasik tersebut mengandalkan pribadi guru serta perbuatan keguruannya adalah tanpa cela, sehingga pantas hadir sebagai manusia yang pantas dipatuhi. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan karena sedikit anak didik yang menghormati seorang guru. Jadi citra guru wajib ditiru dan digugu tanpa reserve tersebut perlu disikapi secara kritis dan realistis. Benarlah bahwa guru dituntut menjadi teladan bagi siswa dan orang-orang di sekelilingnya, tetapi guru adalah orang yang tidak bebas dari cela dan kelemahan. Citra guru yang sempurna dan ideal, selamanya tetap merupakan cita-cita (Samana, 1994: 25).

Tinggi rendahnya citra suatu profesi guru di mata masyarakat biasanya berkaitan erat dengan status sosial ekonomi pemegang profesi yang bersangkutan. Pada saat pra-kemerdekaan, status sosial ekonomi profesi guru cukup tinggi. Mereka mendapat imbalan jasa yang memadai untuk hidup sejahtera bersama keluarganya. Pada saat ini rendahnya status sosial ekonomi profesi guru ikut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan merosotnya citra profesi guru di Indonesia. Contoh saja jika itu adalah guru pembantu, gajinya tidak bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ini juga ditunjukkan dengan sikap anak didik yang tidak bisa menghormati guru sebagai orang yang mendidiknya. Anak didik sering menganggap guru sebagai teman sehingga rasa penghormatan terhadap guru kurang. Siswa sekarang


(21)

cukup kritis membuat guru lebih banyak beban yang diemban walau terkadang pengorbanan guru hanya dipandang sebelah mata oleh siswa. Apalagi jika sudah lulus maka jasa para guru pun dilupakan. Keadaan seperti ini cukup memperhatinkan bagi seorang pendidik (guru).

Setelah melihat fenomena di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui secara nyata, jelas, secara dekat kenyataan sebenarnya mengenai perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru. Dari perbedaan sikap siswa baik yang positif maupun negatif terhadap profesi guru akan berpengaruh pada diri siswa yaitu akan membangkitkan atau justru melemahkan tugas mulianya dalam dunia pendidikan.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi permasalahan pada perbedaan sikap siswa SMU Pangudi Luhur Sedayu terhadap profesi guru.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru?

2. Apakah ada perbedaan sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin?

3. Apakah ada perbedaan sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru berdasarkan status sosial ekonomi orang tua?


(22)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru.

2. Untuk mengetahui perbedaan sikap siswa SMU ANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin.

3. Untuk mengetahui perbedaan sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru berdasarkan status sosial ekonomi orang tua.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Sebagai masukan untuk lebih mengenal, mengetahui, dan menghargai profesi guru di SMU.

2. Bagi Penulis

Dengan mengadakan penelitian ini maka memperoleh pengalaman lapangan yang sesungguhnya dan dapat mempraktekkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah untuk menyelesaikan penelitian ini.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan USD dan sebagai acuan penelitian lebih lanjut.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru 1. Sikap

Sampai saat ini cukup banyak pengertian mengenai sikap yang telah diberikan oleh para ahli, masing- masing ahli mempunyai pandangan atau pendapat yang berbeda dengan pandangan atau pendapat ahli lain walaupun tidak bertentangan satu dengan yang lainnya.

Sikap merupakan pencerminan atau keyakinan seseorang (subjek) mengenai objek itu dan yang sedikit banyak bersifat ajeg, sehingga dengan demikian adanya sifat keajegan dari tingkah laku orang ya ng bersangkutan, karena tingkah laku tersebut merupakan pencerminan sikap orang itu.

Menurut Berkowtz seperti yang dikutip Azwar (1997: 4-5) sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut. Secara lebih spesifik, memformulasikan sikap sebagai “derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis”.

Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu (Bimo, 1994: 110).


(24)

a. Komponen Kognitif (komponen konseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap sikap.

b. Komponen Afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjuk arah sikap, yaitu positif atau negatif.

c. Komponen Konatif (komponen perilaku), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut (Effendy, Onong Uchjana (1983: 92) :

a. Sikap bukan pembawaan manusia sejak dilahirkan, melainkan terbentuk selama perkembangannya, sebagai akibat hubungan dengan objek-objek di lingkungannya.

b. Sikap dapat berubah sebagai hasil interaksi antara seseorang dengan orang lain. Karena itu, sikap adalah hasil pelajaran dari lingkungan dan dapat dipelajari oleh lingkungan.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, melainkan senantiasa mengandung relasi dengan suatu obyek. Objek ini tidak hanya semacam atau satu jenis melainkan bermacam- macam sesuai dengan banyaknya objek yang menjadi perhatian orang yang bersangkutan.


(25)

d. Sikap bersangkutan dengan dimensi waktu, berarti hanya cocok untuk situasi pada waktu tertentu. Karena itu sikap dapat berubah menurut situasi.

e. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi. Hal ini berbeda dengan motif lapar, haus, dan sebagainya.

f. Sikap mengandung factor- faktor motivasi dan emosi. Inilah yang membedakan sikap dengan pengetahuan yang terdapat pada seseorang.

2. Pembentukan Sikap

Sikap terbentuk dalam perkembangan individu, sehingga faktor pengalaman individu mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka pembentukan sikap individu yang bersangkutan. Namun demikian, di antara individu satu dengan individu yang lain terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing- masing individu sebagai anggota masyarakat yang biasa disebut dengan interaksi sosial. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antar individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekitarnya.

Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek yang dihadapinya. Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa. Berikut ini akan diuraikan peranan masing- masing faktor tersebut yang ikut membentuk sikap manusia (Saifuddin, 1997: 24)


(26)

a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus melalui kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Individu sebagai orang yang menerima pengalaman, orang yang melakukan tanggapan atau penghayatan, biasanya tidak melepaskan pengalaman yang pernah dialaminya. Contohnya pengalaman pahit yang dialami tidak akan bisa dilupakan. b. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap individu. Kebudayaan menanamkan pola perilaku seseorang dan memberikan corak pengalaman individu sebagai suatu anggota masyaakat.

Menurut pendapat Burrhus Frederic Skinner (dalam Azwar, Saifuddin, 1997) kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap pribadi seseorang. Tanpa disadari, kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu sebagai anggota masyarakat (Azwar, 1997: 33-34)

c. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar individu merupakan salah satu komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap seseorang. Di antara orang yang biasanya dianggap penting berpengaruh bagi individu tersebut adalah orang tua, teman dekat, guru, teman kerja, istri, atau suami dan masyarakat sekitar.


(27)

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan berkeinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

d. Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain- lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang sugestif yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklan arah sikap tertentu.

Faktor lain yang dapat membentuk sikap atau berubahnya sikap dipengaruhi oleh faktor- faktor yang dapat diklasifikasikan sebaga i faktor intern dan faktor ekstern.(Onong Uchjana E, 1983: 95)

Faktor intern, yang dapat berpengaruh kepada pembentukan dan perubahan sikap adalah hal-hal yang terdapat dalam diri seseorang, antara lain adalah selektivitas seseorang dalam merespon obyek-obyek yang terdapat di luar dirinya atau lingkungannya. Sikap itentukan pula oleh motif- motif dan sikap-sikap yang terlebih dahulu ada didalam dirinya.


(28)

Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh pada pembentukan dan perubahan sikap adalah orang-orang, hal-hal, peristiwa-peristiwa sebagai obyek ke arah mana sikap itu tertuju.

Sikap dapat dibentuk dan dirubah dalam dua situasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut: (Onong Uchjana E, 1983: 95-97)

1. Situasi interaksi kelompok

Dalam interaksi kelompok hubungan antara seseorang dengan orang lain berlangsung secara timbal balik. Interaksi antara seseorang dengan orang lain itu dapat terjadi dalam suatu kelompok , dalam arti kata yang keduanya merupakan sama-sama anggota sebuah kelompok, bisa juga terjadi antara seseorang dari kelompok yang satu dengan orang lain dari kelompok yang lain.

Perubahan sikap dapat terjadi atau disebabkan oleh pergeseran kelompok referensi, adalah kelompok yang mempunyai norma-norma, nilai- nilai sosial, kebiasaan-kebiasaan bertingkah laku, dan hal lain yang dianggap paling sesuai oleh seseorang untuk dijadikan pegangan dan pedoman hidupnya. Sebagai tandingan dari kelompok referensi adalah kelompok keanggotaan, yakni kelompok dimana seseorang secara “formal” menjadi anggotanya.

2. Situasi komunikasi bermedia

Pembentukan dan perubahan sikap dapat pula terjadi dalam situasi berkomunikasi dengan menggunakan media, terutama media massa. Media komunikasi yang ampuh dalam merubah sikap antara lain adalah surat kabar, majalah, buku, radio, televisi, dan film.


(29)

Perubahan sikap ditentukan juga oleh beberapa hal yaitu: a. Faktor Komunikator

Komunikator adalah seseorang yang menyampaikan pesan komunikasi pada orang lain. Komunikator ini dapat merubah sikap seseorang, apabila merupakan pusat kredibilitas, artinya orang yang mendapat kepercayaan penuh dari khalayak. Bagaimanapun juga penting atau benarnya pesan yang di komunikasikan, apabila komunikatornya merupakan orang yang tidak bisa di percaya maka ia tidak akan dapat merubah sikap orang lain.

b. Faktor Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi merupakan faktor lain dalam situasi komunikasi bermedia yang berpengaruh kepada perubahan sikap. Pesan harus menyangkut kepentingan seseorang dan sesuai dengan kerangka referensi komunikan.

c. Faktor Media Komunikasi

Media komunikasi, yakni media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film bersifat satu arah. Tiap orang akan berbeda menangkap suatu pesan ketika ia menerima pesan dari berbagai jenis media itu. Misal seseorang akan berbeda sewaktu ia membaca surat kabar, mendengarkan radio dan menonton televisi atau film.


(30)

Khayalak sebagai sasaran komunikasi massa terdiri dari individu- individu yang selain heterogen, juga anonim bagi komunikator dan media. Dalam heteroginitasnya itu khalayak bersifat selektif, masing-masing akan memilih, baik medianya sendiri maupun pesan-pesan yang disediakan medium yang dipilihnya itu.

3. Profesi Guru

a. Guru sebagai profesi

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian yang khas dari para anggotanya. Keahlian yang khas tersebut tentunya tidak dimiliki oleh suatu proses profesionalisme dalam program pendidikan dan pelatihan yang terencana, begitu pula dengan profesi kependidikan.

Amstrong mengemukakan bahwa tanggung jawab guru dibagi dalam lima kategori, yaitu : tanggung jawab dalam pengajaran, tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, tanggung jawab dalam pengembangan kurikulum, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.

Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu dan bahan yang diajarkan kepada siswa. Guru senantiasa dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan


(31)

penguasaan ilmu pengetahuannya karena ilmu pengetahuan sangat menentukan hasil belajar serta prestasi yang dicapai oleh siswa.

Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Tugas ini juga merupakan aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai- nilai siswa.

Setiap siswa merupakan pribadi yang unik. Setiap siswa mempunyai ciri, sifat bawaan, latar belakang kehidupan, minat, kemampuan dan motivasi yang berbeda-beda. Di sinilah peran guru sebagai pembimbing yang dapat menolong siswa agar mampu menolong siswa dalam setiap masalah yang dihadapi.

Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, meningkatkan tugas serta tanggung jawab profesinya. Oleh karena itu guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam rangka pelaksanaan tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat. Guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial baik dengan murid-muridnya, dengan sesama teman guru maupun dengan anggota masyarakat di lingkungannya. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan yaitu misi yang bertugas dalam pengabdian masyarakat.


(32)

Sedangkan menurut pendapat B.J. Chandler (dalam Sahertian, 1994: 27-28) menegaskan bahwa profesi mengajar adalah suatu jabatan yang memiliki kekhususan. Kekhususan itu merupakan kelengkapan mengajar dan atau keterampilan yang menggambarkan seseorang melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing manusia. Apalagi dilihat dari ciri-ciri keprofesian, profesi guru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mengutamakan layanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi. 2. Mempunyai status tinggi.

3. Memiliki pengetahuan yang khusus (dalam hal mengajar dan mendidik)

4. Memiliki kegiatan intelektual.

5. Memiliki hak untuk memperoleh standart kualitas profesional. 6. Memiliki kode etik yang ditentukan organisasi profesi.

Lebih jauh dikemukakan profesionalisme dibidang pendidikan mendapat pengakuan karena tiga alasan. (Supeno, 1995: 28-29)

Pertama, laporan pekerjaan keguruan atau kependidikan bukan merupakan suatu laporan kerja rutin yang dapat dilakukan karena pengulangan atau kebiasaan. Lapangan kerja ini pun tidak dapat dilaksanakan berdasarkan amartirisme, lebih- lebih dengan calon atau trial

and errors. Lapangan kerja ini memerlukan perencanaan yang mantap,

suatu manajemen yang memperhitungkan komponen-komponen sistemnya.

Kedua, lapangan kerja ini memerlukan dukungan ilmu atau teori yang akan memberi konsepsi teoritis ilmu kependidikan dengan cabang-cabangnya.


(33)

Ketiga, lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan latihan yang lama berupa pendidikan dasar (basic education) untuk taraf sarjana ditambah pendidikan profesional.

b. Hakekat Guru Pendidik dan Pengajar

Menurut pendapat Sahertian (1994: 8-10) guru adalah pembimbing, pengajar, dan pelatih. Lebih jauh dijelaskan bahwa guru sebagai pengajar dan pelatih (pendidik), maksudnya adalah guru tersebut menyampaikan materi pelajaran atau mengkomunikasikan pesan-pesan. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi harus menanamkan konsep berpikir melalui pelajaran yang diberikan.

Guru sebagai pembimbing maksudnya adalah setiap subjek mempunyai pribadi yang unik. Guru pada saat mengajar bertindak sebagai pembimbing yang dapat menolong siswa agar mampu menolong dirinya sendiri. Guru sebagai contoh maksudnya dalam relasi interpersonal antara guru dan subjek didik tercipta situasi yang memungkinkan subjek didik dapat belajar menerapkan nilai- nilai yang dapat dijadikan bahan pembentukan pribadi siswa.

B. Jenis Kelamin

Jenis kelamin (Gilarso, 1996: 17-19) yang dimaksud adalah siswa laki- laki dan perempuan secara psikologis dan fisiologis ternyata laki- laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Dari perbedaan jenis kelamin siswa, berbeda pula dalam hal cara berpikir, perhatian, perasaan, bakat-bakat, pandangan, dan sebagainya. Ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat jenis


(34)

kelamin yang berbeda antara laki- laki dan perempuan. Keadaan fisik dan psikologi ini yang dapat mempengaruhi perbedaan sikap antara siswa laki- laki dan siswa perempuan terhadap profesi guru.

Jika dilihat dari pemikiran/pandangan tentang cara atau sikap yang berbeda antara laki- laki dan perempuan, guru akan lebih cocok untuk perempuan, karena perempuan akan tampak lebih luwes, sifatnya yang sabar, keibuan dan feminim, sehingga perempuan akan lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa maupun masalah- masalah yang dihadapi oleh anak didik mereka.

Faktor lainnya adalah karena perempuan dapat menjadi guru sambil menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Dengan begitu anak didik akan merasa lebih dekat, mudah berkomunikasi dengan ibunya dan jika di sekolah dengan gurunya. Siswa akan lebih terbuka dalam hal ini.

Ini akan berbeda jika guru itu seorang laki- laki, profesi guru kurang cocok bagi laki- laki. Siswa akan enggan dan tidak bisa terbuka karena laki- laki dianggap kurang peka, sosok laki- laki yang identik kasar, galak akan mengurangi keterbukaan siswa dan dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan masalah- masalah yang terjadi pada pribadi siswa.

C. Status Sosial Ekonomi 1. Pengertian


(35)

Status(Yoshep dan Ro lland, 1984: 79) adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lain dalam kelompok itu atau kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok yang lain yang lebih besar jumlahnya. Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam suatu kelompok masyarakat. Soejono Soekanto mengatakan bahwa status social adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestise, dan hak-hak serta kewajibannya. (Soejono, 1992: 263).

Status sosial adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia (Astrid S. Susanto, 1997: 99).

Pendapat lain mengatakan status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Sedang status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan social ekonomi seseorang dalam masyarakat yang meliputi unsur pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan pemilikan barang berharga yang dimiliki seseorang. (Mayor Polak, 1969: 162)

2. Indikator Status Sosial

a) Jenis Pekerjaan

Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh imbalan atau penghasilan antara lain guru, buruh, petani, wiraswasta, pegawai swasta, dan lain- lain.


(36)

Yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini adalah jenjang pendidikan formal yakni SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Makin tinggi jenjang pendidikan orang tua siswa membuat cara berpikir yang berbeda tentang profesi guru. c) Tingkat Pendapatan

Pengertian pendapatan yaitu jumlah imbalan atau keuntungan atas barang atau jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika kita memperhatikan lingkungan di sekitar kita maka akan terlihat betapa sibuknya orang-orang bekerja, ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan atau imbalan.

d) Pemilikan barang berharga

Kekayaan yang diperoleh selama seseorang bekerja atau merupakan hasil dari jerih payah orang tersebut dalam mencukupi kebutuhan akan tempat tinggal, kendaraan, televisi, dan lain- lain (Mayor Polak, 1969:166-167)

D. Kerangka Berpikir

1. Sikap siswa terhadap profesi guru

Sikap siswa-siswi terhadap profesi guru secara tidak langsung dipengaruhi oleh proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan, dan cara menginterprestasikan profesi guru melalui panca indra. Sikap siswa-siswi terhadap profesi guru dibatasi oleh dua nilai positif dan nilai negatif. Di mana sikap positif siswa terhadap profesi guru ditunjukkan dengan sikap yang menghormati, menghargai, memandang bahwa profesi guru itu baik dan jasanya sangat banyak terhadap kemajuan bangsa. Nilai negatif ditunjukkan


(37)

dengan sikap yang merendahkan suatu profesi guru, mencemooh dan meremehkannya. Sikap ini ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari kuesioner.

2. Perbedaan antara jenis kelamin dengan sikap siswa terhadap profesi guru

Jenis kelamin yang dimaksud di sini adalah siswa pria dan siswa wanita. Alasan penulis meneliti perbedaan antara siswa pria dan siswa wanita karena berdasarkan perkembangan fisiologi dan psikologi ternyata wanita dan pria mempunyai perkembangan yang berbeda. Ini ditunjukkan dengan cara berpikir, cara pandang yang berbeda sehingga berbeda pula cara pandang mereka tentang profesi guru.

3. Perbedaan antara status sosial ekonomi orang tua dengan sikap terhadap profesi guru

Negara demokrasi seperti Indonesia tidak membenarkan adanya pembedaan golongan sosial ekonomi dalam masyarakat. Dalam kenyataan tidak dapat disangkal adanya perbedaan social ekonomi yang tampak dari sikap orang miskin terhadap orang kaya, pembantu terhadap majikan, pegawai rendah terhadap atasan. Perbedaan ini nyata dalam simbol-simbol status seperti mobil mewah, rumah mewah, dan lain- lain. Suka atau tidak suka perbedaan status sosial ekonomi, terdapat dimana- mana sepanjang masa, walaupun sering perbedaan tidak selalu menyolok.

Perbedaan status sosial ekonomi orang tua akan mempengaruhi perbedaan nilai hidup, kepribadian sikap, serta cara memandang sesuatu di


(38)

sekitarnya. Hal ini dapat memunculkan suatu konsekuensi logis bahwa siswa di mana orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang rendah biasanya memiliki sikap yang positif terhadap profesi guru merupakan yang terhormat. Sebaliknya siswa di mana orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang tinggi, cenderung memiliki sikap negatif terhadap profesi guru tidak dapat menjamin kehidupannya berkaitan dengan gajinya yang pas-pasan utnuk hidup sehari- hari. Orang tua siswa akan memilihkan pekerjaan yang layak bagi anaknya, karena pandangan tentang profesi guru yang tidak bisa membuat masa depan mereka terjamin, maka dari itu profesi guru hanya diminati oleh mereka yang dari keluarga sederhana/status sosial ekonomi yang rendah.

E. Hipotesis

Dari uraian kerangka teori di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru.

2. Ada perbedaan sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin

3. Ada perbedaan sikap siswa SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU terhadap profesi guru ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Dilihat dari cara dan pembahasannya, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yang hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya sekedar mengungkapkan fakta.

2. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan penulis adalah studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang subjek tertentu di mana subjek tersebut terbatas, maka kesimpulannya ya ng diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian di SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU ARGOSARI BANTUL Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Dari Mei sampai Juni 2006.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa yang akan diminati informasi atau siswa yang menjadi sumber informasi. Subjek penelitian di sini adalah siswa kelas II. Alasan penulis memilih sampel kelas II karena :


(40)

a. Siswa kelas II telah menempuh waktu belajar yang relatif cukup lama dibandingkan kelas I serta lebih lama berinteraksi dengan guru sehingga diharapkan telah terbentuk kesan yang mendalam terhadap profesi guru. b. Siswa kelas II belum terbebani seperti kelas III yang akan segera menghadapi

EBTANAS

c. Siswa kelas II sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya dibandingkan dengan kelas I yang masih dalam proses penyesuaian dari SMP ke SMU.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unsur- unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMU kelas II SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU,Argosari Bantul Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana, 1996: 161). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel berjumlah 79 siswa/responden dilakukan dengan menggunakan teknik sample random sampling yang dikenal juga dengan nama sampling acak sederhana. Teknik sample random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk diambil sebagai anggota sampel. Sampling acak


(41)

sederhana dilakukan dengan cara melotre semua populasi. Semua subjek yang termasuk dalam populasi mempunyai hak untuk dijadikan anggota sampel. Masing- masing subjek diberi nomor urut sesuai nomor induk siswa. Kemudian ditulis pada kertas dan digulung. Kertas gulungan yang sudah berisis nomor-nomor subjek dimasukkan ke dalam tempolong dan dikocok. Setelah dikocok, sejumlah gulungan kertas diambil sesuai dengan jumlah sampel yang direncanakan.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Dalam bagian ini yang akan didefinisikan yaitu profesi guru, sikap siswa-siswi, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi orang tua :

1. Profesi guru adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Kekhususan itu memerlukan kelengkapan mengajar dan keterampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar yaitu membimbing manusia. Profesi guru diukur berdasarkan ha sil kuesioner yang telah diisi oleh siswa. Ada dua hal yang dialami oleh profesi guru yaitu hal-hal yang menguntungkan (pernyataan bernilai positif) atau hal-hal-hal-hal yang merugikan (pernyataan yang negatif).

2. Sikap siswa-siswi SLTA terhadap profesi guru secara tidak langsung dipengaruhi oleh proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan, dan cara menginterpretasikan profesi guru melalui panca inderanya. Sikap siswa-siswi terhadap profesi guru dibatasi oleh dua nilai yaitu nilai positif dan nilai negatif. Sikap siswa-siswi ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari


(42)

kuesioner. Pemahaman, tanggapan, pandangan, atau kesan terhadap profesi guru ini dinyatakan dengan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Alternatif jawaban untuk kuesioner menggunakan skala pengukuran dari model likert yaitu:

a. Sangat Setuju SS

b. Setuju S

c. Tidak Setuju TS

d. Sangat Tidak Setuju STS

Alternatif jawaban tersebut memiliki skor 1-4. Untuk pernyataan positif jawaban tersebut diberi skor:

Sangat setuju diberi skor 4 Setuju diberi skor 3 Tidak setuju diberi skor 2 Sangat tidak setuju diberi skor 1

Untuk pernyataan negatif jawaban tersebut diberi skor: Sangat setuju diberi skor 1

Setuju diberi skor 2 Tidak setuju diberi skor 3 Sangat tidak setuju diberi skor 4 3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin siswa adalah perbedaan fisik, sifat dan karakter siswa laki- laki dan perempuan


(43)

Laki- laki diberi skor 1 Perempuan diberi skor 2

4. Tingkat status sosial ekonomi orang tua siswa adalah kemampuan finansial orang tua siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa yang terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Adanya prebedaan status sosial ekonomi karena pengaruh dari perbedaan: a. Jenis Pekerjaan.

Yang dimaksud jenis pekerjaan adalah: suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Di mana jenis pekerjaan antara orang tua siswa sudah tentu berbeda-beda, kalaupun ada yang sama tidak mungkin semuanya.

b. Pendapatan.

Pengertian pendapatan yaitu jumlah imbalan atau keuntungan atas barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika kita memperhatikan lingkungan di sekitar kita maka akan terlihat betapa sibuk orang-orang bekerja, ini dilakukan agar memperoleh keuntungan atau imbalan.

Untuk menetapkan posisi orang tua siswa ke dalam jenjang status sosial ekonomi, penulis memakai acuan atau indikator sebagai berikut:


(44)

a. Pendidikan ayah atau wali laki- laki terakhir:

1. Tidak tamat SD 0 2. Tamat SD 1 3. Tamat SLTP 2 4. Tamat SLTA 3 5. Tamat Perguruan Tinggi 4

b. Pendidikan ibu atau wali perempuan terakhir:

1. Tidak Tamat SD 0

2. Tamat SD 1

3. Tamat SLTP 2

4. Tamat SLTA 3

5. Tamat Perguruan Tinggi 4 2. Indikator pekerjaan orang tua siswa

a. Pekerjaan ayah atau wali laki- laki anda:

1. Tidak Bekerja 0 2. Buruh 1 3. Petani 2 4. Wiraswasta 3 5. Pegawai Swasta 4 6. Pegawai Negeri 5

b. Pekerjaan ibu atau wali perempuan anda:


(45)

2. Buruh 1 3. Petani 2 4. Wiraswasta 3 5. Pegawai Swasta 4 6. Pegawai Negeri 5 3. Indikator penghasilan orang tua siswa

a.Berapa penghasilan yang diperoleh ayah atau ibu atau wali laki- laki dan perempuan anda perbulan:

1. Di bawah Rp 200.000,- 1 2. Antara Rp 200.000,- 2 3. Antara Rp.351.000,- sampai Rp.500.000,- 3 4. Antara Rp.501.000,- sampai Rp.800.000,- 4 5. Di atas Rp.800.000,- 5

b. Berapa penghasilan tambahan atau sambilan ayah atau ibu atau wali laki- laki dan perempuan anda perbulan:

1. Tidak Berpenghasilan 0 2. Di bawah Rp.150.000,- 1 3. Antara Rp.150.000,- sampai Rp.250.000,- 2 4. Antara Rp.251.000,- sampai Rp.400.000,- 3 5. Antara RP.401.000,- sampai Rp.600.000,- 4 6. Di atas Rp.600.000,- 5


(46)

4.Indikator rumah dan kekayaan orang tua siswa

a. Apakah orang tua atau wali anda mempunyai rumah sendiri:

1. Tidak 0

2. Ya 1

b. Bagaimana dinding rumah tempat tinggal orang tua atau wali anda:

1. Dari Bambu 1

2. Dari Papan 2

3. Setengah tembok 3

4. Seluruhnya Tembok 4

c. Bagaimana lantai rumah tempat tinggal orang tua atau wali anda:

1. Dari Tanah 1

2. Dari Kayu 2

3. Dari Semen 3

4. Dari Tegel atau Keramik 4 d. Apakah orang tua atau wali anda memiliki

1. Radio

a. Tidak 0

b. Ya 1

2. Televisi

a. Tidak 0 b. Ya 1


(47)

a. Tidak 0 b. Ya 1

4. Telepon atau Handphone

a. Tidak 0

b. Ya 1

5. Mobil Pribadi

a. Tidak 0

b. Ya 1

Untuk mengukur atau menghitung variabel status ekonomi orang tua siswa adalah tinggi, sedang, rendah dengan cara:

a. Menjumlahkan skor responden yang dijadikan sampel.

b. Mencari Rata-rata (mean) dan Simpangan baku (standar deviasi). c. Menentukan Batas Kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok Tinggi.

Semua skor siswa yang mempunyai M+ 1 SD ke atas. 2. Kelompok Sedang.

Semua skor siswa yang mempunyai skor antara M+ 1 SD dan M- 1 SD.

3. Kelompok Rendah.

Semua skor siswa yang mempunyai skor kurang dari M- 1 SD Rumus untuk mencari Mean adalah : (Nugroho, 1993 : 73)

X : N

X


(48)

Keterangan :

X : dibaca X bar merupakan notasi dari rata-rata S : dibaca sigma yang berarti jumlah

X: nilai data dari Xi…………sampai Xn N: jumlah kejadian atau jumlah frekuensi

Rumus untuk mencari standar deviasi ( Nugroho, 1993: 143)

S :

) (

) ( 2

2

N x N

x Σ

− Σ

Keterangan: S: standar deviasi X: Nilai data N: jumlah frekuensi

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikur :

1. Kuesioner atau angket untuk responden

Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan siswa sebagai responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan terbagi dalam 2 bagian yaitu :


(49)

Bagian II : berupa pertanyaan tentang persepsi responden terhadap profesi guru.

2. Wawancara atau teknik interview

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan. Wawancara dilakukan dengan jalan memberikan pertanyaan secara langsung kepada kepala sekolah, guru atau staf karyawan untuk memperoleh informasi tentang sejarah umum sekolah.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen tertulis yang tersedia di sekolah sebagai sumber datanya, misalnya peraturan-peraturan sekolah,jumlah siswa, jumlah guru dan segala hal yang kiranya masih ada korelasi dengan penelitian ini.

G. Teknik Ananlisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan cara-cara sebagai berikut: 1. Pengujian Instrumen

a. Pengujian kesahihan instrumen (Validitas)

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukuran tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat dan teliti. Jenis validitas yang digunakan adalah analisis butir, untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir


(50)

dipandang dengan nilai X dan skor total dipandang dengan nilai Y (Suharsini Arikunto, 1992:66)

Kevalidan atau kesahihan alat ukur tersebut diuji dengan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut: (Suharsini Arikunto, 1992:69)

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

∑ ∑

− − = Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Total dari setiap item

Y = Total dari total item N = Total Responden

Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikasi 5%. Apabila hasil pengukuran r menunjukkan hasil lebih besar atau sama dengan taraf 5%, maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Keandalan (Reliabilitas)

Reliabilitas kuesioner adalah sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan teknik belah dua yaitu teknik ganjil genap. Jenis reliabilitas yang digunakan adalah teknik analisis bitir.

Pengujian kuesioner merupakan kelanjutan dari validitas kuesioner terdahulu. Dari sejumlah kuesioner yang valid atau sahih


(51)

tadi kemudian dibagi menjadi dua yaitu item yang bernomor genap dijadikan satu menjadi belahan kedua (Y), kemudian skor untuk masing- masing item pada tiap belahan dijumlahkan dan dikorelasikan pada total belahan pertama dengan skor total belahan kedua (r 1/21/2) dengan korelasi Product Moment. Dari hasil tersebut,kita masih perlu mencari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah (r 11 ).

Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item ialah dengan mengoreksi angka korelasi menggunakan rumus Spearman-Brown:

2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 11 r r r + = Keterangan: 11

r : angka reliabiliras keseluruhan item

r1/21/2 : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua.

Selanjutnya bila kita lihat taraf dari hasil reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah dan kita tetapkan taraf signifikansi 5% Dengan syarat r 11 lebih besar dari rttabel berarti kuesioner reliabel. c. Prasyarat Analisis

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus Chi

Kuadrat yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: (Nugroho,


(52)

(

)

=

fe fo-fe 2

2 χ

Keterangan:

2

χ : nilai Chi Kuadrat fo : frekuensi pengamatan fe : frekuensi pengharapan

Nilai yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai Chi Kuadrat tabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas k-1. Kriteria keputusan, jika χ2 hitung < χ2 tabel maka sebaran data adalah normal. 2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Untuk menguji hipotesis digunakan uji Chi-Kuadrat dengan langkah-langkah sebagaiberikut:

1. Menentukan uji hipotesis

Ho = tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru pada umumnya ditinjau dari jenis kelamin siswa dan status sosial ekonomi orang tua siswa.

Ha = ada perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru pada umumnya ditinjua darjenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua siswa.

2. Setiap butir alternatife dari setiap variable diberibobot dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Untuk pertanyaan positif diberi skor berturut=turut 4-1, untuk pertanyaan negatif diberi skor berturut-turut 1-4. Hal- hal yang bernilai positif atau negatif


(53)

tersebut, selanjutnya dijabarkan ke dalam pertanyaan yang lebih operasional menjadi skala pengukur.

3. Mengklasifikasikan atau mengelompokkan dar yang diperoleh dari temuan lapangan, dan untuk mempermudah perhitungan digunakan tabel kontingensi 2 x 2 yang ditinjau dari jenis kelamin. Sedangkan yang ditinjai dari status sosial ekonomi orang tua siswa digunakan tabel kontingensi 2 x 3 agar mudah dibaca variable terpengaruh diletakkan pada garis vertikal, sedangkan variable pengaruh diletakkan pada garis horizontal.

Contoh tabel untuk mengetes perbedaan frekwensi jawaban responden. Tabel 1 Kontingensi

Contoh kontingensi 2 x 2

Sikap Jenis kelamin jumlah

Pria % Wanita %

Positif Negatif Jumlah

Contoh kontingensi 2 x 3

Sikap Status Sosial Ekonomi Orang Tua Jumlah Tinggi % Sedang % Rendah %

Positif Negatif Jumlah


(54)

4. Uji signifikasi dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat sebagai berikut: (Sudjana, 1992:285)

(

)

(

a b

)(

a c

)(

b d

)(

c d

)

satu

n bc ad n = + + + + − − = 2 2 2 1 χ

Untuk rumusan masalah nomor 3 digunakan rumus ( Sudjana, 1992:280)

(

Oij Eij

)

Eij

S 2

2 = −

χ

Derajat kebebasan = (baris -1)(kolom-1)

Kemudian dengan taraf signifilasi 5% dan tingkat kepercayaan 95% kita uji hipotesis. Kriteria pengujiaannya:

Jika χ2 statistik hitung > χ2 statistik tabel, maka Ho ditolak, berarti ada hubungan atau ada pengaruh faktor perbedaan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap sikap siswa terhadap profesi guru.

Jika χ2 statistik hitung < χ2 statistic tabel, maka Ho diterima, berarti tidak ada

hubungan atau tidak ada pengaruh faktor perbedaan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap profesi guru.


(55)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Data Kelembagaan Sekolah

1. Nama Sekolah : SMU Pangudi Luhur Sedayu

2. Alamat : Desa Argasari, Kec. Sedayu, Kab. Bantul, DIY 3. Nomor Statistik Sekolah : 302040104005

4. Berdiri sejak : 1989 5. Jenjang Akreditas : Disamakan

6. No. Kep. Akreditas : 273/C.C7/Kep/MN/99 7. Persetujuan Kanwil Diknas : 17 September 1999 8. Waktu Penyelenggaraan : Pagi hari

9. Nama Yayasan : YAYASAN PANGUDI LUHUR 10. Alamat : Jl. Dr. Sutomo 4 Semarang 50244

Telp. (024) 314004 – 317806 11. Akte Notaris : 16 Tgl 6 Oktober 1954

B. Sejarah Singkat Sekolah

SMU Pangudi Luhur Sedayu merupakan alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu yang beroperasi sejak tahun 1968. Pada saat itu banyak lulusan SMP di wilayah Sedayu banyak yang tidak mampu melanjutkan ke SLTA karena faktor biaya dan jarak dengan kota cukup jauh.


(56)

Hal ini menjadi perhatian Pastor Paroki Sedayu L. Wirjodarmodjo, Pr untuk mendirikan SPG St. Paulus ya ng mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur. Dalam kurun waktu yang cukup panjang sejak berdirinya sampai tahun 1989 SPG Pangudi Luhur telah melahirkan ribuan guru yang bekerja di seluruh Indonesia. Mereka berkarya baik di kota-kota maupun di desa-desa bahkan ada yang di pedalaman. Ternyata visi dan misi SPG Pangudi Luhur tercapai yang ditandai antara lain dengan banyaknya pemuda dari keluarga miskin dapat bekerja sebagai guru.

Dalam perkembangannya, pemerintah mengurangi SPG dan meningkatkan pendidikan calon guru menjadi PGSD, maka SPG Pangudi Luhur Sedayu ikut mengalami alih fungsi menjadi SMU Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989. Alih fungsi tersebut tertuang dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989.

C. Visi dan Misi SMU Pangudi Luhur Sedayu

1. Visi SMU Pangudi Luhur Sedayu

SMU Pangudi Luhur Sedayu merupakan komunitas iman yang berpusat pada Yesus Kristus yang diimani sebagai Guru Sejati dengan ditandai semangat persaudaraan sejati dalam rangka karya kerasulan pendidikan dengan mendampingi kaum muda agar berkembang menjadi seorang pribadi yang berkualitas tinggi, berwatak dan berbudi pekerti luhur dengan bekerja sama dengan semua saudara yang berkehendak baik.


(57)

2. Misi SMU Pangudi Luhur Sedayu

Mendampingi kaum muda dalam rangka mencapai cita-cita hidupnya dilandasi semangat kristiani melalui pendidikan sekolah dengan mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik yang mengacu kepada multiple intelegentie .

D. Guru dan Karyawan

Dalam menjalankan proses belajar SMU Pangudi Luhur Sedayu mempunyai guru sebanyak18 orang, dibantu 8 orang karyawan dengan rincian :

Tabel 2 : Rincian guru dan karyawan SMU Pangudi Luhur Sedayu

Tetap Tidak Tetap Jumlah DPK Yayasan

Jenis Macam

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

Guru 6 1 6 1 3 1 15 3

Tata Usaha - - 3 1 - - 3 1

Pesuruh - - 3 - - - 3 1

Jumlah 6 1 12 2 3 1 21 5

E. Tugas dan Susunan Organisasi Pelaksana SMU Pangudi Luhur Sedayu Tahun Pelajaran 2005 / 2006

1. Tugas Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah sebagai manajer. b. Kepala Sekolah selaku administrator. c. Kepala Sekolah selaku supervisor.


(58)

2. Tugas Wakasek. Urusan Kurikulum

a. Menyusun program pengajaran dan jadwal pelajaran. b. Menyusun pembagian tugas.

c. Menyusun jadwal evaluasi belajar dan jadwal penerimaan rapor. d. Menerapkan kriteria kenaikan kelas.

e. Menyusun pelaksanaan EBTA atau Ebtanas.

f. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran. g. Mengupayakan buku kemajuan kelas.

h. Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran. 3. Tugas Wakasek. Urusan Kesiswaan

a. Menyusun program pembinaan kesiswaan atau OSIS.

b. Melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian siswa (OSIS) dalam rangka menegakkan kedisiplinan, tata tertib sekolah dan pembinaan iman.

c. Membina dan mengkoordinasi 6 K.

d. Memberi pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS. e. Pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi.

f. Menyusun jadwal dan program pembinaan siswa secara berkala dan insidental.

g. Melaksanakan pemilihan siswa penerima bea siswa dan yang perlu mendapatkan perhatian.

h. Mengadakan pemilihan siswa yang mewakili kegiatan-kegiatan luar sekolah.


(59)

i. Menyusun laporan kesiswaan secara berkala. 4. Tugas Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Tugas-tugas Kepala Tata Usaha sebagai berikut :

a. Penyusunan program tata usaha sekolah. b. Pengelolaan keuangan sekolah.

c. Pengurusan administrasi pegawai, guru dan siswa. d. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha. e. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.

f. Mengkoordinasikan dan melaksanakan program 6 K.

g. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala. 5. Tugas Wali Kelas

Wali kelas bertugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan kelas dengan menyelenggarakan administrasi kelas. b. Penyusunan pembuatan statistik kelas.

c. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa. d. Pembuatan catatan khusus tentang siswa. e. Pencatatan mutasi siswa.


(60)

6. Tugas Guru

Para Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan PBM secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang Guru meliputi :

a. Membuat program pengajaran, rencana kegiatan belajar mengajar tahunan atau catur wulan.

b. Membuat dan melaksanakan persiapan mengajar. c. Melaksanakan kegiatan penilaian.

d. Mengisi daftar nilai siswa.

e. Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar siswa.

f. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengajaran. g. Melaksanakan kegiatan membimbing dalam kegiatan PBM. h. Membuat alat peraga.

i. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. j. Melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam sekolah.

k. Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi tanggungjawabnya.

l. Membuat LKS.

m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa. n. Meneliti daftar hadir siswa.

o. Membuat alat pelajaran/alat program.


(61)

7. Tugas Guru Bimbingan Penyuluhan (BP) atau Bimbingan Karir (BK).

Guru BP/BK bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Penyusunan program dan pelaksanaan BP atau BK.

b. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah- masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar.

c. Memberi layanan bimbingan penyuluhan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar.

d. Memberi saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan.

e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan penyuluhan atau bimbingan karir.

f. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi hasil belajar, praktek atau pelaksanaan bimbingan penyuluhan.

g. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan penyuluhan atau bimbingan karir siswa.

h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BP atau BK.

Untuk lebih memperjelas susunan organisasi sekolah SMU Pangudi Luhur Sedayu, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing- masing komponen maka dibuat struktur dasar organisasi sekolah SMU Pangudi Luhur Sedayu tahun pelajaran 2005 / 2006 sebagai berikut :


(62)

GAMBAR I

(Sumber Tata Usaha SMU Pangudi Luhur Sedayu)

STRUKTUR DAS AR ORGANISASI SEKOLAH SMU PANGUDI LUHUR SEDAYU

TAHUN PELAJARAN 2005 - 2006

KEPALA SEKOLAH Drs. M. Padmonegoro

NO G 11062

Wk.KS.Urs.Kesiswaan Drs. A. Sahid

130887022 Wk.KS.Urs.Kurikulum

Drs. Paena Andreas 131885448

Kepala Tata Usaha An. Krismatuti

Para Wali Kelas

IA, IB, IC, IIA, IIB, IIC, III-IPA1, III-IPS2

Para Guru Mata Pelajaran

Para Siswa SMU Pangudi Luhur Sedayu

Koordinator BK Sr. Ellisa HK, S.Pd


(63)

46

F. Fasilitas

SMU Pangudi Luhur Sedayu memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar, fasilitas tersebut antara lain sebaga i berikut :

1. Ruang Kelas : 9 2. Ruang Guru : 1 3. Ruang Kepala Sekolah : 1 4. Ruang Tata Usaha : 2 5. Ruang BP/BK : 1 6. Ruang UKS : 2 7. Ruang PMR : 1 8. Ruang Tonti : 1 9. Ruang Pencinta Alam : 1 10. Ruang Komputer : 1 11. Ruang Perpustakaan : 2 12. Kamar Mandi / WC : 3 unit 13. Gudang : 1 14. Ruang Parkir : 3 15. Ruang Dapur : 1 16. Kantin : 3 17. Laboratorium : 2

18. Aula : 1


(64)

20. Lapangan Bola Volly : 2

G. Siswa

Hasil penerimaan siswa, susunan kelas dan banyaknya siswa pada tahun pelajaran 2004 / 2005 dan tahun pelajaran 2005 / 2006 SMU Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 3 : Jumlah siswa-siswi SMU Pangudi Luhur Sedayu Tahun Pelajaran 2004 – 2005 dan Tahun Pelajaran 2005 – 2006.

Diterima Jumlah Murid Kelas

NEM I II III

Jumlah Murid Tahun

Pelajar-an

Ikut

seleksi Calon

murid Ttg. Trd. Pa Pi Pa Pi Pa Pi Pa Pi

2004-05 130 120 45,5 25,8 57 63 44 48 39 46 140 157 2005-06 139 126 41,3 26,8 48 68 60 58 46 48 164 174


(65)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini akan disajikan deskripsi data, analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam Bab I Pendahuluan. Sesuai dengan topik yang diangkat penulis maka dalam analisis ini diungkapkan siswa-siswi kelas II SMU Pangudi Luhur Sedayu terhadap profesi Guru dan perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru berdasarkan atribut yang telah ditentukan.

A. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian melalui kuisioner yang berhasil dikumpulkan, dapat diketahui karakteristik dari siswa-siswi kelas II SMU Pangudi Luhur Sedayu yag menjadi sampel penelitian. Sedangkan jumlah kuisioner yang dibagikan kepada siswa-siswi kelas II sebagai populasi sebanyak 118 buah dan semua kuisioner dapat kembali terkumpul, dari populasi sebanyak 118 siswa-siswi kelas II SMU Pangudi Luhur Sedayu hanya diambil 79 orang yang dijadikan sampel, karakteristik dari siswa-siswi kelas II SMU Pangudi Luhur Sedayu terdiri dari jenis kelamin, dan status sosial ekonomi orang tua / keluarga. Berikut ini penjelasan dari masing- masing karakteristik siswa-siswi kelas II SMU Pangudi Luhur Sedayu yang menjadi sampel penelitian menurut :


(66)

1. Jenis Kelamin

Tabel 4 : Distribusi responden me nurut jenis kelamin : Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 41 51,9 %

Wanita 38 48,1 %

Jumlah 78 100 %

Dari tabel 4 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin pria lebih banyak yaitu 41 responden atau 51,9 %, sedangkan yang wanita hanya 38 responden atau 48,1 %

2. Status Sosial Ekonomi

Dalam mengelompokkan siswa-siswi yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, sedang, tinggi dengan rumus perhitungan yang terdapat pada Bab III :

a. Menjumlahkan skor responden yang dijadikan sampel. (lihat lampiran). b. Mencari rata-rata (Mean) dan simpangan baku (standar deviasi).

Rumus mencari Mean adalah :

_

Σ x X

= N

= 2034

_

X

79

_

X = 25,75 (dibulatkan menjadi 26 ) Rumus mencari simpangan baku ( standar deviasi )

S =

Σχ2 - ( Σχ2 )2 N ( N )


(67)

S =

57546 - ( 2034 )2 79 (79)2

S =

57546 - 4137156 79 6241

S =

728,430 - 663 S =

65,44

S = 8,08 ( dibulatkan 8 )

c. Menentukan batas kelompok sebagai berikut : 1. Kelompok Tinggi

Semua skor siswa yang mempunyai M + 1 SD ke atas, jadi skor tersebut adalah 26 + 8 = 34 ke atas.

2. Kelompok Sedang

Semua skor siswa yang mempunyai skor antara M + 1 SD dan M – 1 SD, jadi skor tersebut dibawah 26 + 8 = 34 sampai 26 – 8 = 18.

3. Kelompok Rendah

Semua siswa yang mempunyai skor kurang dari M – 1 SD, jadi skor tersebut dibawah 26-8 = 18.


(68)

Tabel 5 : Distribusi responden menurut status sosial ekonomi :

Skor Jumlah Persentase Kategori Status Sosial Ekonomi

< 18 14 17,7% Rendah

34-18 36 45,6% Sedang

> 34 29 36,7% Tinggi

Jumlah 79 100% Jumlah

Dari tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi sedang lebih banyak 36 responden atau 45,6 % dibandingkan dengan responden yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah sebanyak 14 responden atau 17,7 % serta responden yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi sebanyak 29 responden atau 36,7 %.

3. Sikap Siswa Terhadap Profesi Guru

Berdasarkan skor-skor sikap siswa terhadap profesi Guru dapat dikelompokkan ke dalam sikap positif dengan sikap negatif. Untuk pengelompokkan tersebut terlebih dahulu ditentukan nilai tengahnya, yaitu jumlah item dalam kuesioner tentang sikap sebanyak 50 dikalikan dengan skor tertinggi yaitu yang dicapai responden ( 4 ) ditambah jumlah item kuesioner sebanyak 50 dikalikan skor terendah yang mungkin dicapai responden ( 1 ) dibagi dua sebagai berikut :

Nilai Tengah = ( 50 x 4 ) + ( 50 x 1 ) 2

= 200 + 50 2 = 125


(69)

Setelah mengetahui nilai tengah, kemudian ditentukan pengelompokkan setiap siswa terhadap profesi Guru sebagai berikut :

1. Kelompok yang memiliki sikap positif terhadap profesi Guru adalah responden yang memiliki skor lebih besar dari nilai tengah ( skor > 125 ). 2. Kelompok yang memiliki sikap negatif terhadap profesi Guru adalah

responden yang memiliki skor sama atau lebih kecil dari nilai tengah (skor < 125).

Berdasarkan ketentuan diatas maka sikap siswa terhadap profesi Guru dapat dijelaskan dalam tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6 : Sikap responden terhadap profesi Guru :

Sikap Skor Responden Persen ( % ) Positif > 125 75 95 % Negatif < 125 4 5 %

Jumlah 79 100 %

Dari tabel di atas ternyata sebagian besar siswa memiliki sikap positif terhadap profesi Guru ( 95 % ), dan selebihnya memiliki sikap negatif ( 5 % ).

Berdasarkan ketentuan di atas maka sikap siswa terhadap profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin dapat dijelaskan dengan tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7 : Tabel Kontigensi sikap siswa terhadap profesi Guru dan jenis


(70)

Jenis Kelamin Sikap

Pria Tally % Wanita Tally % Jumlah

Positif

37 IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII 46,8 % 38

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

48,1 % 75

Negatif 4 IIII 5,1 % 0 0 4

Jumlah 41 51,9 % 38 48,1 % 79

Dari 41 orang responden, pria 37 orang ( 46, 8 % ) di antaranya memiliki sikap positif sedangkan sisanya yaitu sebanyak 4 orang ( 5,1 % ) memiliki sikap negatif terhadap profesi Guru. Sedangkan untuk responden wanita yang seluruhnya berjumlah 38 orang responden ( 48,1 % ) memiliki sikap positif terhadap profesi Guru.

Berdasarkan ketentuan di atas maka sikap siswa terhadap profesi Guru ditinjau dari status sosial ekonomi dapat dijelaskan dalam tabel 8 sebagai berikut

Tabel 8 : Tabel kontigensi sikap siswa terhadap profesi guru dan status sosial ekonomi.

Status Sosial Ekonomi Sikap

Rendah Tally % Sedang Tally % Tinggi Tally % Jumlah Positif 11 IIII IIII

I

13,9% 36 IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII I

45,6% 28 IIII IIII IIII IIII IIII IIII

35,4% 75

Negatif 3 III 3,8% - - - 1 I 1,3% 4

Jumlah 14 17,7% 36 45,6% 29 36,7% 79

Untuk responden yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah dengan jumlah 14 orang ( 17,7 % ) memiliki sikap positif terhadap profesi Guru sebanyak 11 orang ( 13,9 % ) dan 3 orang ( 3,8 % ) memiliki sikap negatif terhadap profesi Guru. Untuk responden yang berasal


(71)

dari keluarga dengan status sosial ekonomi sedang sebanyak 36 orang ( 45,6 % ) memiliki sikap positif, dan untuk yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi dengan jumlah 29 orang ( 36,7 % ), yang memiliki sikap positif terhadap profesi Guru sebanyak 28 orang ( 35,4 % ) dan 1 orang ( 1,3 % ) memiliki sikap negatif terhadap profesi Guru.

B. Analisis Data

Untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan pada Bab II ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

Menentukan nilai tengah sikap siswa terhadap profesi guru yaitu jumlah item dalam kuisioner sebanyak 50 dikalikan dengan skor tertinggi yaitu ( 5 ) ditambah jumlah item kuisioner sebanyak 50 dikalikan skor terendah yaitu ( 1 ) dibagi dua, atau dengan rumus sebagai berikut :

Nilai Tengah = ( 50 x 5 ) + ( 50 x 1 ) 2

= 250 + 50 2

= 300 = 150 2

Setelah mengetahui nilai tengah, kemudian ditentukan pengelompokkan skor untuk mengetahui sikap positif dan negatif terhadap profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin dan status sosial ekonomi. Kelompok yang memiliki sikap positif terhadap profesi Guru apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari nilai tengah ( skor > 150 ) kelompok yang memiliki sikap negatif terhadap


(72)

profesi Guru apabila skor yang diperoleh responden sama atau lebih kecil dari nilai tengah ( skor < 150 ).

1. Perbedaan sikap siswa terhadap profesi Guru berdasarkan perbedaan jenis kelamin.

a. Membuat tabel kontigensi berdasarkan data yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 9 : Data sikap siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin.

Jenis Kelamin Sikap

Pria Wanita Jumlah Positif 39 39,4 36 36,6 76 Negatif 2 1,6 1 1,4 3

Jumlah 41 38 79

Mencari harga fh untuk setiap sel :

Sel laki- laki positif = (41 X 76 )/79 = 39,4 Sel laki- laki negatif = (41 X 3 )/79 = 1,6 Sel wanita positif = ( 38 X 76 )/79 = 36,6 Sel wanita negatif = (38 X 3 )/79 = 1,4

b. Berdasarkan tabel selanjutnya dapat dihitung nilai dari χ2 dengan rumus sebagai berikut :

χ2

= n(¦ ad – bc¦ – ½ n )2 (a+b) (a+c) (b+d) (c+d)

χ2

= 79 (¦ 39 x 2 – 37 x 1¦ – ½ 79 )2 (39 + 37) (39 + 2) (37 + 1) (2 + 1)


(73)

χ2

= 79 (¦ 78 – 37¦ – 39 ½ )2 (76) (41) (38) (3)

χ2

= 79 x 2,25 355224

χ2

= 177,75 = 0,0005 355224

c. Menentukan derajat kebebasan ( dk ) dk = ( baris – 1 ) ( kolom – 1 ) = ( 2 – 1 ) ( 2 – 1 )

= 1

Karena α : 0,05 dan dk : satu, maka χ2 0,95 ( 1) = 3,84

Dengan taraf signifikasi 5 %, ini berarti diharapkan kesalahan dari analisis hanya sekitar 5 % saja.

d. Ho ditolak χ2 hitung > χ2 kritik tabel Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 kritik tabel

Oleh karena harga χ2 hitung yaitu 0,0005 jauh lebih kecil dari harga χ2 kritik tabel yaitu 3,84 maka keputusannya adalah Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap terhadap profesi Guru berdasarkan jenis kelamin.

2. Perbedaan sikap siswa terhadap profesi Guru berdasarkan perbedaan status sosial ekonomi.

a. Membuat tabel kontigensi berdasarkan data yang diperoleh sebagai berikut :


(74)

Tabel 10 : Data siswa terhadap profesi guru ditinjau dari status sosial ekonomi.

Status Sosial Ekonomi Sikap

Tinggi Rendah Jumlah Positif 28 26,9 48 49,1 76 Negatif 0 1,1 3 1,9 3

Jumlah 28 51 79

Mencari harga fh untuk setiap sel :

Sel tinggi positif = (28 X 76 )/79 = 26,9 Sel rendah positif = (51 X 76 )/79 = 49,1 Sel tinggi negatif = (28 X3 )/79 = 1,1 Sel rendah negatif = (51 X 3 )/79 = 1,9

b. Berdasarkan tabel selanjutnya dapat dihitung nilai χ2 dengan rumus sebagai berikut :

χ2

= n (¦ ad – bc¦ – ½ n )2 (a+b) (a+c) (b+d) (c+d)

χ2

= 79 (¦ 28 x 3 ) – ( 48 x 0¦ ) – ½ 79 )2 (28+48) (28+0) (48+3) (0+3)

χ2 = 79 (¦ 84 – 0¦ – 39 ½ )2 (76) (28) (51) (3)

χ2

= 79 x 1980,25 325584

χ2

= 156439,75 325584

χ2


(1)

48 19 151 2869 361 22801 8231161 49 25 159 3975 625 25281 15800625 50 25 145 3625 625 21025 13140625 51 37 142 5254 1369 20164 27604516 52 25 126 3150 625 15876 9922500 53 20 133 2660 400 17689 7075600 54 31 163 5053 961 26569 25532809 55 29 159 4611 841 25281 21261321 56 21 130 2730 441 16900 7452900 57 34 146 4964 1156 21316 24641296 58 35 127 4445 1225 16129 19758025 59 36 140 5040 1296 19600 25401600 60 39 162 6318 1521 26244 39917124 61 26 147 3822 676 21609 14607684 62 20 145 2900 400 21025 8410000 63 36 161 5796 1296 25921 33593616 64 37 149 5513 1369 22201 30393169 65 28 148 4144 784 21904 17172736 66 37 148 5476 1369 21904 29986576 67 22 141 3102 484 19881 9622404 68 30 141 4230 900 19881 17892900 69 29 167 4843 841 27889 23454649 70 27 147 3969 729 21609 15752961 71 36 133 4788 1296 17689 22924944 72 31 123 3813 961 15129 14538969 73 37 174 6438 1369 30276 41447844 74 13 98 1274 169 9604 1623076 75 20 136 2720 400 18496 7398400 76 20 157 3140 400 24649 9859600 77 15 98 1470 225 9604 2160900 78 18 155 2790 324 24025 7784100 79 26 142 3692 676 20164 13630864 Jumlah 2034 11424 295703 57546 1674868 1239356735

Rata

-rata 25.74684 144.6076 3743.076 728.4304 21200.86 15688059.94 Max 39 180 6549 1521 32400 42889401 Min 7 97 1050 49 9409 1102500


(2)

Crosstabs

Sikap Terhadap Profesi Guru * Jenis Kelamin

Crosstab

4 0 4

2.1 1.9 4.0

37 38 75

38.9 36.1 75.0

41 38 79

41.0 38.0 79.0

Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count 1 Negatif

2 Positif Sikap Terhadap

Profesi Guru

Total

1 Pria 2 Wanita Jenis Kelamin

Total

Chi-Square Tests

3.905b 1 .048

2.139 1 .144

5.445 1 .020

.117 .067

3.856 1 .050

79 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.92. b.

E:\pdf\PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP PROFESI GURU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA\Magic 2000 solver 0274-523858\Output2 Chi.spo : page 1


(3)

Sikap Terhadap Profesi Guru * Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Crosstab

3 0 1 4

.7 1.8 1.5 4.0

11 36 28 75

13.3 34.2 27.5 75.0

14 36 29 79

14.0 36.0 29.0 79.0

Count

Expected Count Count

Expected Count Count

Expected Count 1 Negatif

2 Positif Sikap Terhadap

Profesi Guru

Total

1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Total

Chi-Square Tests

9.878a 2 .007

8.411 2 .015

3.895 1 .048

79 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio

Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .71. a.

E:\pdf\PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP PROFESI GURU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA\Magic 2000 solver 0274-523858\Output2 Chi.spo : page 2


(4)

Reliability

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

PRO.GU1 141.5316 289.3035 .5186 .9197

PRO.GU2 142.9620 290.3191 .3760 .9207

PRO.GU3 142.4810 293.0221 .3720 .9208

PRO.GU4 141.4684 290.4830 .4994 .9199

PRO.GU5 141.4557 289.0204 .5741 .9194

PRO.GU6 141.7975 289.4969 .4535 .9201

PRO.GU7 142.4051 286.7056 .4008 .9207

PRO.GU8 142.2152 288.5044 .4130 .9204

PRO.GU9 142.5063 290.6891 .3709 .9208

PRO.GU10 141.8734 293.0607 .3575 .9209

PRO.GU11 142.1392 291.3522 .4636 .9201

PRO.GU12 142.0506 290.2282 .4514 .9201

PRO.GU13 142.4430 288.7115 .4297 .9202

PRO.GU14 142.7468 289.0889 .3976 .9206

PRO.GU15 142.3038 288.0347 .3998 .9206

PRO.GU16 142.0380 290.9857 .4709 .9201

PRO.GU17 141.7722 291.6397 .4518 .9202

PRO.GU18 142.5696 288.2227 .4039 .9205

PRO.GU19 142.4304 286.9150 .4123 .9205

PRO.GU20 141.6076 290.2928 .4620 .9201

PRO.GU21 142.4557 287.2512 .4144 .9205

PRO.GU22 141.7975 288.6508 .5184 .9196

PRO.GU23 141.8228 288.1990 .5486 .9194

PRO.GU24 142.6076 289.4210 .3715 .9208

PRO.GU25 142.5823 288.7848 .4004 .9205

PRO.GU26 142.3418 287.0484 .3885 .9209

PRO.GU27 142.4937 288.6121 .3972 .9206

PRO.GU28 141.8987 287.9127 .4900 .9197

PRO.GU29 141.7848 289.5044 .4497 .9201

PRO.GU30 142.0759 289.8147 .4005 .9205

PRO.GU31 142.0506 291.1769 .3968 .9205

PRO.GU32 141.7595 291.2106 .4512 .9202

PRO.GU33 141.5570 288.4807 .5240 .9195

PRO.GU34 141.7595 292.9542 .3530 .9209

PRO.GU35 142.4810 289.7913 .3366 .9213

PRO.GU36 141.9241 288.6608 .4954 .9197

PRO.GU37 141.5316 290.8419 .4625 .9201

PRO.GU38 141.5823 288.3233 .6358 .9190

PRO.GU39 142.7595 290.0312 .3437 .9211

PRO.GU40 142.5443 286.9179 .3550 .9215

PRO.GU41 142.4430 289.9935 .3308 .9213

E:\pdf\PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP PROFESI GURU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA\Magic 2000 solver 0274-523858\Output2 Validitas Reliabilitas.spo : page 1


(5)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

PRO.GU42 141.5570 288.8653 .5229 .9196

PRO.GU43 142.2025 289.4969 .4057 .9205

PRO.GU44 141.8481 289.7459 .4023 .9205

PRO.GU45 142.7342 287.8643 .3738 .9210

PRO.GU46 141.6582 292.4843 .3677 .9208

PRO.GU47 141.8608 290.0701 .4495 .9201

PRO.GU48 142.3165 288.3473 .4369 .9202

PRO.GU49 142.6076 290.5748 .4219 .9203

PRO.GU50 141.7848 288.1198 .4494 .9201

Reliability Coefficients N of Cases = 79.0 N of Items = 50 Correlation between forms = .7899 Equal-length Spearman-Brown = .8826

Guttman Split-half = .8826 Unequal-length Spearman-Brown = .8826 25 Items in part 1 25 Items in part 2 Alpha for part 1 = .8662 Alpha for part 2 = .8569

E:\pdf\PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP PROFESI GURU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA\Magic 2000 solver 0274-523858\Output2 Validitas Reliabilitas.spo : page 2


(6)

Dokumen yang terkait

MINAT MAHASISWA BERPROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA Minat Mahasiswa Berprofesi Guru Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

0 1 17

MINAT MAHASISWA BERPROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA Minat Mahasiswa Berprofesi Guru Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

0 2 10

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orang tua : studi kasus siswa SMA Pangudi Luhur Jl. P. Senopati no. 18 Yogyakarta.

0 0 123

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 3 109

Pengaruh prestasi belajar, dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 139

Pengaruh prestasi belajar, motivasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 150

Perbedaan persepsi guru terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi : studi kasus pada guru SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 145

Analisis sikap siswa SMU terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dilihat dari status sosial ekonomi orang tua siswa, prestasi belajar dan jenis kelamin siswa : studi kasus siswa kelas II SMU N 1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta - USD Repository

0 0 164

Perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua : studi kasus pada SMU Pangudi Luhur Sedayu - USD Repository

0 0 111

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 107