Mengutamakan layanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi. Mempunyai status tinggi. Memiliki pengetahuan yang khusus dalam hal mengajar dan

Sedangkan menurut pendapat B.J. Chandler dalam Sahertian, 1994: 27-28 menegaskan bahwa profesi mengajar adalah suatu jabatan yang memiliki kekhususan. Kekhususan itu merupakan kelengkapan mengajar dan atau keterampilan yang menggambarkan seseorang melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing manusia. Apalagi dilihat dari ciri-ciri keprofesian, profesi guru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mengutamakan layanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi.

2. Mempunyai status tinggi.

3. Memiliki pengetahuan yang khusus dalam hal mengajar dan

mendidik 4. Memiliki kegiatan intelektual. 5. Memiliki hak untuk memperoleh standart kualitas profesional. 6. Memiliki kode etik yang ditentukan organisasi profesi. Lebih jauh dikemukakan profesionalisme dibidang pendidikan mendapat pengakuan karena tiga alasan. Supeno, 1995: 28-29 Pertama, laporan pekerjaan keguruan atau kependidikan bukan merupakan suatu laporan kerja rutin yang dapat dilakukan karena pengulangan atau kebiasaan. Lapangan kerja ini pun tidak dapat dilaksanakan berdasarkan amartirisme, lebih- lebih dengan calon atau trial and errors . Lapangan kerja ini memerlukan perencanaan yang mantap, suatu manajemen yang memperhitungkan komponen-komponen sistemnya. Kedua, lapangan kerja ini memerlukan dukungan ilmu atau teori yang akan memberi konsepsi teoritis ilmu kependidikan dengan cabang- cabangnya. Ketiga, lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan latihan yang lama berupa pendidikan dasar basic education untuk taraf sarjana ditambah pendidikan profesional. b. Hakekat Guru Pendidik dan Pengajar Menurut pendapat Sahertian 1994: 8-10 guru adalah pembimbing, pengajar, dan pelatih. Lebih jauh dijelaskan bahwa guru sebagai pengajar dan pelatih pendidik, maksudnya adalah guru tersebut menyampaikan materi pelajaran atau mengkomunikasikan pesan-pesan. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi harus menanamkan konsep berpikir melalui pelajaran yang diberikan. Guru sebagai pembimbing maksudnya adalah setiap subjek mempunyai pribadi yang unik. Guru pada saat mengajar bertindak sebagai pembimbing yang dapat menolong siswa agar mampu menolong dirinya sendiri. Guru sebagai contoh maksudnya dalam relasi interpersonal antara guru dan subjek didik tercipta situasi yang memungkinkan subjek didik dapat belajar menerapkan nilai- nilai yang dapat dijadikan bahan pembentukan pribadi siswa.

B. Jenis Kelamin

Jenis kelamin Gilarso, 1996: 17-19 yang dimaksud adalah siswa laki- laki dan perempuan secara psikologis dan fisiologis ternyata laki- laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Dari perbedaan jenis kelamin siswa, berbeda pula dalam hal cara berpikir, perhatian, perasaan, bakat-bakat, pandangan, dan sebagainya. Ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat jenis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelamin yang berbeda antara laki- laki dan perempuan. Keadaan fisik dan psikologi ini yang dapat mempengaruhi perbedaan sikap antara siswa laki- laki dan siswa perempuan terhadap profesi guru. Jika dilihat dari pemikiranpandangan tentang cara atau sikap yang berbeda antara laki- laki dan perempuan, guru akan lebih cocok untuk perempuan, karena perempuan akan tampak lebih luwes, sifatnya yang sabar, keibuan dan feminim, sehingga perempuan akan lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa maupun masalah- masalah yang dihadapi oleh anak didik mereka. Faktor lainnya adalah karena perempuan dapat menjadi guru sambil menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Dengan begitu anak didik akan merasa lebih dekat, mudah berkomunikasi dengan ibunya dan jika di sekolah dengan gurunya. Siswa akan lebih terbuka dalam hal ini. Ini akan berbeda jika guru itu seorang laki- laki, profesi guru kurang cocok bagi laki- laki. Siswa akan enggan dan tidak bisa terbuka karena laki- laki dianggap kurang peka, sosok laki- laki yang identik kasar, galak akan mengurangi keterbukaan siswa dan dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan masalah- masalah yang terjadi pada pribadi siswa.

C. Status Sosial Ekonomi 1. Pengertian

StatusYoshep dan Ro lland, 1984: 79 adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lain dalam kelompok itu atau kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok yang lain yang lebih besar jumlahnya. Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang orang tua dalam suatu kelompok masyarakat. Soejono Soekanto mengatakan bahwa status social adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestise, dan hak-hak serta kewajibannya. Soejono, 1992: 263. Status sosial adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia Astrid S. Susanto, 1997: 99. Pendapat lain mengatakan status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Sedang status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan social ekonomi seseorang dalam masyarakat yang meliputi unsur pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan pemilikan barang berharga yang dimiliki seseorang. Mayor Polak, 1969: 162

2. Indikator Status Sosial

Dokumen yang terkait

MINAT MAHASISWA BERPROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA Minat Mahasiswa Berprofesi Guru Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

0 1 17

MINAT MAHASISWA BERPROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA Minat Mahasiswa Berprofesi Guru Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

0 2 10

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orang tua : studi kasus siswa SMA Pangudi Luhur Jl. P. Senopati no. 18 Yogyakarta.

0 0 123

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 3 109

Pengaruh prestasi belajar, dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 139

Pengaruh prestasi belajar, motivasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 150

Perbedaan persepsi guru terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi : studi kasus pada guru SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 145

Analisis sikap siswa SMU terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dilihat dari status sosial ekonomi orang tua siswa, prestasi belajar dan jenis kelamin siswa : studi kasus siswa kelas II SMU N 1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta - USD Repository

0 0 164

Perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua : studi kasus pada SMU Pangudi Luhur Sedayu - USD Repository

0 0 111

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 107