7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakanmendesak Sardiman, 2005:73. Menurut Winkel 2004: 169
motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Mudjiyono 2013:30 Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,
kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental
yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal dengan adanya motivasi
belajar. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis yang berasal dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan
7
8
menambah ketrampilan dan pengalaman. Motivasi belajar adalah daya yang mendorong siswa untuk belajar.
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut dilakukan di sekolah dan dirumah seperti
musium, perpustakaan, sungai, hutan, dan lainnya. Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar siswa tersebut tergolong dirancang dalam desain
instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru adalah bila siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas belajar sekolah. Di samping itu
ada juga belajar yang tidak termasuk rancangan guru. Artinya siswa belajar dengan kein
ginannya sendiri. Pengetahuan tentang “belajar, ditugasi” dengan “belajar, karena motivasi diri” itu penting bagi guru dan
calon guru. Berdasarkan penjelasan di atas, maka motivasi belajar disimpulkan
sebagai sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang mampu memberikan rasa senang dalam belajar sehingga siswa mampu
mencapai prestasi yang sangat baik. a.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan, artinya pengaruh oleh kondisi psikologis siswa. Sebagai ilustrasi, keinginan anak untuk membaca majalah misalnya, terpengaruh
oleh kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata. Keberhasilan
9
mengucapkan kata dari simbol pada huruf mondorong keinginan menyelesaikan tugas baca. Monks, 1989; Mujiyono, 2013: 97-100.
1 Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan berjalan, makan makanan lezat, merebut
permainan, dapat membaca, menyanyi, dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat,
bahkan kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi perkembangan akal, moral, kemauan
bahasa, dan nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi
pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukum dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan
menjadi cita-cita. 2
Kemampuan Siswa Keinginan anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Contohnya, keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi
huruf-huruf. Latihan berulang kali menyebabkan terbentuknya kemampuan membaca. Keberhasilan tersebut dapat memuaskan dan
menyenangkan hatinya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
10
kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Monks, 1989, Mudjiono, 2013: 98.
3 Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit
dan lapar, atau marah-marah akan menganggu perhatian belajar. Sebaliknya siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah
memusatkan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar. Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada
penjelasan pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan pelajaran. Siswa akan fokus membaca buku-
buku pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor baik, seperti sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa
berpengaruh pada motivasi belajar. 4
Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu
kesungguhan belajar. Sebaliknya, sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena
itu kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan rumah yang sehat,
11
kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
B. Minat Bekerja