Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Tanaman Di Sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru mengalami kesulitan dan masih memerlukan contoh untuk membuat perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,87 dan 4,27. Guru kelas 1 SD menghasilkan skor 4,27 dan 4,78. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,29 dan termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek instrumen validasi yaitu (1)

identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (11) Bahasa.


(2)

ii

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON CURRICULUM 2013 SUB-THEME “TANAMAN DI SEKITARKU” FOR THE

FIRST (1st) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Teacher’s knowledge about 2013 curriculum of Elementary School is still less. The teachers still have difficulty and need example to create learning material that tend to use the 2013 curriculum. Therefore, the improvement of learning material is still very needed to fulfill the need.

This research used Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modified the improvement procedure of Jerold E. Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models were made into simpler model as the background of this research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and research problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) expert validation, and (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis and validation instrument questionnaire.

Based on the validation, the score of two expert Curriculums 2013 are 3,87 and 4.27. The score from 1st grade homeroom teacher are 4.27 and 4.78. The average score of the set of instrument showed 4.29 and categorized as “very

good”. It was observed from validation aspect instruments which are: (1) lesson plan identity, (2) indicator formulation, (3) objection formulation, (4) choice of teaching material (5) choice of learning source (6) choice of learning media (7)

learning method (8) learning scenario (9) assessment (10) students’ worksheet and

(11) language.


(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Adhik Abil Yuhono NIM: 111134251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Adhik Abil Yuhono NIM. 111134251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

ALLAH S.W.T

Terimakasih karena telah membukakan jalan untuk hambamu ini untuk melihat dunia luar dan terimakasih atas semuanya

Orang tua saya

Bapak Murtoyo dan ibu Suminah

yang selalu memberikan semangat dan mendukung serta membiyayai kuliah dan hidup saya

Keluarga besar Jaya Wijaya dan keluarga Harjo yang selalu memberikan dukungan

Christina Ferra Thiafica

Yang selalu ada dan membantu saya dalam segala hal

Kelas F’amily dan teman-teman PGSD 2011

Kalian pemberi semangat dari awal kuliah hingga akhir kuliah Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih

sayang yang kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v

MOTTO

BELAJAR TIDAK HARUS MELIHAT BUKU MAUPUN GURU, TETAPI BELAJAR DAPAT DENGAN MELIHAT PENGALAMAN ORANG LAIN KARENA PENGALAMAN ORANG JIKA KITA SATUKAN MAKA AKAN

MENJADI PELAJARAN DAN ILMU KEHIDUPAN YANG SANGAT BERHARGA.

(@abilmabur)

JANGAN TAKUT MENCOBA, TETAPI TAKUTLAH JIKA SAMPAI TIDAK MENCOBA

(@abilmabur)

TEMAN YANG SESUNGGUHNYA ADALAH SESEORANG YANG BERKATA APA ADANYA DAN TIDAK MEMUTARBALIKKAN FAKTA

DALAM KEADAAN APAPUN. (@Abilmabur)


(9)

(10)

(11)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TANAMAN DI SEKITARKU

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru mengalami kesulitan dan masih memerlukan contoh untuk membuat perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,87 dan 4,27. Guru kelas 1 SD menghasilkan skor 4,27 dan 4,78. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,29 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek instrumen validasi yaitu (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (11) Bahasa.


(12)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON CURRICULUM 2013 SUB-THEME “TANAMAN DI SEKITARKU” FOR THE

FIRST (1st) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Adhik Abil Yuhono Universitas Sanata Dharma

2015

Teacher’s knowledge about 2013 curriculum of Elementary School is still less. The teachers still have difficulty and need example to create learning material that tend to use the 2013 curriculum. Therefore, the improvement of learning material is still very needed to fulfill the need.

This research used Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modified the improvement procedure of Jerold E. Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models were made into simpler model as the background of this research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and research problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) expert validation, and (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis and validation instrument questionnaire.

Based on the validation, the score of two expert Curriculums 2013 are 3,87 and 4.27. The score from 1st grade homeroom teacher are 4.27 and 4.78. The average score of the set of instrument showed 4.29 and categorized as “very good”. It was observed from validation aspect instruments which are: (1) lesson plan identity, (2) indicator formulation, (3) objection formulation, (4) choice of teaching material (5) choice of learning source (6) choice of learning media (7) learning method (8) learning scenario (9) assessment (10) students’ worksheet and (11) language.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Tanaman Di Sekitarku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1)Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Chirstiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua progam studi PGSD. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 7. Para validator pakar kurikulum SD 2013

8. Orang tuaku Murtoyo dan Suminah yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman satu perjuangan mahasiswa skripsi payung pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(14)

10. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan

dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan

kritik

dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat mernbaca semoga

bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 9 April 201 5 Penulis

Adhik Abil Yuhono


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...iv

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...4

1.5 Batasan Istilah ...5

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori ...8

2.1.1 Kurikulum 2013 ...8


(16)

xiii

Halaman

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan Karakter dan Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi ...14

2.1.1.3 Pendekatan Tematik Integratif ...16

2.1.1.4 Pendekatan Saintifik ...17

2.1.1.5 Penilaian Otentik ...20

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...24

2.2 Penelitian yang Relevan ...31

2.3 Kerangka Pikir ...33

2.4 Pertanyaan Penelitian ...35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...36

3.2 Prosedur Pengembangan ...39

3.2.1 Potensi dan Masalah ...40

3.2.2 Pengumpulan Data ...40

3.2.3 Desain Produk ...40

3.2.4 Validasi Desain ...41

3.2.5 Revisi Desain ...41

3.3 Jadwal Penelitian ...42

3.4 Instrumen Penelitian ...42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...43

3.6 Teknik Analisis Data ...43

3.6.1 Data Kuantitatif ...44

3.6.2 Data Kualitatif ...44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ...47

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ...47

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ...50

4.2 Deskripsi Produk Awal ...51

4.2.1 Silabus ...51


(17)

Halaman

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ...53

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ...53

4.3.2 Data Validasi Guru SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ...55

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ...57

4.4.1 Kajian Produk Akhir ...57

4.4.1.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ...57

4.4.1.2Lembar Kerja Siswa ...57

4.4.2 Pembahasan ...58

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...62

5.2 Keterbatasan Pengembangan ...63

5.3 Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA ...64


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tata Kelola Pelaksanaaan Kurikulum ...12

Tabel 3.1 Agenda Kegiatan Penelitian ...43

Tabel 3.2 Konvensi Nilai Skala Lima ...45

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ...47

Tabel 4.1 Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi ...55

Tabel 4.2 Komentar Guru Kelas I dan Revisi ...57


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom ... 16

Gambar 2.2 Model Desain Pengembangan Jerold E. Kemp ... 25

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ... 35


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Wawancara ... 68

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Wawancara ... 69

Lampiran 3 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 70

Lampiran 4 Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 72

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Kelas I SD ... 82

Lampiran 6 Silabus...……86

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 145 Lampiran 8 Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)


(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan pembelajaran disetiap jenjang pendidikan beracuan pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum di Indonesia selalu mengalami perkembangan dan kurikulum terbaru yang dikembangkan yaitu kurikulum SD 2013. Kurikulum SD 2013 merupakan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004. Secara konseptual, kurikulum SD 2013 dicita-citakan untuk melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yaitu tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sisial dan spiritualnya. Oleh karena itu, untuk melaksanakan kurikulum SD 2013 sebaiknya guru membuat perencanaan untuk melaksanakan pembelajaran.

Perencanaan secara umum adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang (Sudjana, 2002: 61). Suatu tindakan harus direncanakan secara matang dan benar-benar dapat mempunyai hasil yang maksimal sesuai apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu, perencanaan harus mengacu pada satu pedoman agar kegiatan atau tindakan dapat berjalan secara teratur. Pedoman yang di pakai dalam suatu perencanaan adalah perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran merupakan bagian dari kurikulum, maka perangkat pembelajaran sangatlah dibutuhkan untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar. Perangkat pembelajaran adalah alat bantu guru dalam proses


(22)

pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik (Maielfi, 2012: 2). Oleh karena itu, sebelum dilakukan proses pembelajaran, guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) agar proses pembelajaran ada pendukung-pendukung sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Maka, perangkat pembelajaran perlu dikuasai oleh guru.

Berdasarkan hasil wawancara di SD Muhammadiyah Demangan pada hari Senin, 19 April 2014 pukul 11:26 WIB dengan salah satu guru kelas satu, diperoleh informasi bahwa guru guru masih kurang menguasi mengenai kurikulum SD 2013. Guru hanya memandang dari segi materi dan proses pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum KTSP. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa yang diketahui guru hanya sebatas yang ada pada buku guru, sehingga guru tinggal menerapkan saja. Guru sudah memahami mengenai pendekatan tematik integratif, guru menjelaskan bahwa mata pelajaran tidak terpisah-pisah dan didasarkan pada tema. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang diketahui oleh guru adalah proses belajar yang didalamnya terdapat kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Namun, dalam menerapkan guru masih mengalami kesulitan. Guru mengatakan bahwa belum begitu memahami mengenai penilaian otentik. Guru juga mengatakan bahwa masih memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non tes. Guru mengutarakan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya langsung dikembangan ketika proses pembelajaran,


(23)

contohnya ketika melakukan diskusi, karakter yang dikembangkan yaitu kerjasama, dll. Kesulitan-kesulitan dalam pengembangan perangkat pembelajaran kerap kali dialami oleh para guru seperti membuat RPPTH dan penilaian. Guru masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum SD 2013. Selain itu, guru juga membutuhkan RPPTH yang mengembangkan berpikir tingkat tinggi. Guru tidak memberikan saran terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaranyang mengacu pada kurikulum SD 2013. Guru mengatakan bahwa kurikulum SD 2013 terlalu dipaksakan, karena pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 juga masih minim. Diklat pelatihan kurikulum pun tidak maksimal karena dilaksanakan secara terburu-buru sehingga hasil yang diperoleh juga kurang maksimal.

Berdasarkan fakta tersebut peneliti akan membantu memberikan solusi berupa perangkat pembelajaran subtema "Tanaman di Sekitarku” yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar. Peneliti memilih

subtema “Tanaman di Sekitarku” karena untuk membekali anak agar mengenali tanaman-tanaman yang ada di sekitarnya dan mengerti pentingnya tanaman bagi kehidupan manusia dan hewan, seperti yang dituliskan pada majalah (Bobo, 2003: 17) yang dikhususkan untuk anak-anak yang membuat cerita bergambar mengenai tumbuhan, hewan dan manusia yang saling bekerjasama.


(24)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema tanaman disekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema tanaman disekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh data-data yang akan dijadikan sumber untuk mengajukan skripsi dan menambah wawasan mengenai kurikulum SD 2013.


(25)

1.4.2 Bagi guru

Guru mendapat wawasan lebih banyak mengenai kurikulum 2013 dan mendapatkan Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) lengkap dengan format kurikulum SD 2013 beserta lampiran yang terdiri dari bahan ajar atau LKS, media pembelajaran, instrument penilaian, yang berupa soal dan kunci jawaban, serta tugas dan rubric penilaian.

1.4.3 Bagi siswa

Siswa mendapatkan pendidikan karakter yang mempertahankan karakter dari anak itu sendiri dan siswa mendapatkan kesempatan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.4.4 Bagi sekolah

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan dalam membantu proses belajar mengajar di sekolah.

1.4.5 Bagi prodi PGSD

Prodi dapat menjadikan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran tersebut sebagai arsip untuk kepentingan perkuliahan jika suatu saat dosen atau mahasiswa membutuhkan.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakter yang kuat untuk kepentingan sendiri, orang lain maupun untuk bangsa Indonesia.


(26)

1.5.2 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengolah karakter siswa dan pendidikan itu diberikan saat berada di sekolah. Sekolah dipilih karena sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter pada siswa. 1.5.3 Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada taksonomi Bloom adalah proses

belajar yang dapat melaksanakan menganalisis, mengevaluasi dan membuat/create.

1.5.4 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema, lalu tema tersebut digunakan dalam mengaitkan beberapa materi pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa.

1.5.5 Pendekatan saintifik adalah proses belajar siswa agar siswa tersebut dapat secara aktif menyusun konsep, peraturan, atau prinsip melalaui tahapan mengamati untuk dapat mengidentifikasi atau menemukan masalah. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan agar tercipta suasana untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

1.5.6 Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru mengenai perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan


(27)

siswa melalui berbagai teknik yang dapat mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara benar bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

1.5.7 Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

1.6 Spesifik Produk yang Dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yang terdiri dari identitas RPPTH, Perumusan Indikator, Perumusan Tujuan Pembelajaran, Pemilihan Materi Ajar, Pemilihan Sumber Belajar, Pemilihan Sumber Belajar, Pemilihan Media Belajar, Metode Pembelajaran, Skenario Pembelajaran, dan Penilaian.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif yang mengintegrasikan berbagai macam mata pelajaran kedalam beberapa tema. 1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik yang melibatkan perilaku ilmiah seperti mengamati, menanya, manalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.


(28)

1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yang mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dinilai tidak hanya hasilnya saja, tetapi juga prosesnya.

1.6.6 RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD (ejaan yang disempurnakan).


(29)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan program yang diadakan oleh pemerintah yang bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan yang sifatnya selalu bisa berubah-ubah. Dalam perjalanan kurikulum yang selalu mengalami perubahan ini juga mempunyai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Kurikulum yang paling terbaru dan sudah mengalami perubahan yaitu kurikulum SD 2013. Kurikulum SD 2013 merupakan salah satu langkah yang diambil untuk menghadapi perkembangan pendidikan dalam era globalisasi yang semakin maju. Prinsip-prinsip yang paling utama dalam pengembangan Kurikulum SD 2013 yaitu: Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan keberlanjutan dari kebutuhan, Standar Isi (SI) yang merupakan keberlanjutan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Mata pelajaran yang merupakan keberlanjutan dari kompetensi yang ingin dicapai, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.


(30)

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Syaifuddin (dalam Husamah, 2014: 7-11) ada lima rasionalisasi pengembangan kurikulum 2013 yaitu pada tantangan eksternal dan internal , pola pikir pengembangan kurikulum 2013, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses, dan penyesuaian beban, kelima rasional pengembangan kurikulum 2013 tersebut disarikan dari bahan sosialisasi Kurikulum 2013 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Menurut Syaifuddin (dalam Husamah, 2014: 7-11), uraian dari kelima rasionalisasi diatas adalah sebagai berikut :

1. Tantangan internal dan eksternal

a. Tantangan internal

1. PP/2005 mengamanatkan bahwa pengembangan pendidikan mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, standar pendidikan dan tenaga kependidikan. Empat standar yang pertama merupakan komponen kurikulum yang dikaji pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

2. Kondisi pendidikan Indonesia dibandingkan dengan Negara-negara maju. Aspek ini akan melihat standar isi, khususnya pada kompetensi dasar.


(31)

b. Tantangan Internal

Lima tantangan penting penting yaitu tantangan masa depan, persepsi

masyarakat, kompetensi masa depan, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, dan fenomena negatif yang mengemuk. Persepsi masyarakat yang berkembang adalah pendidikan yang terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Pengembangan kurikulum 2013 menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Pengembangan kurikulum 2013 mengintregasikan tiga komponen penting yaitu ASK (atticude, skill and knowledge), mengurangi beban siswa yang terlalu berat dengan mengintregasikan mata pelajaran dalam tema (khusus untuk SD/MI), serta menitik beratkan pada pengembangan karakter siswa dalam kompetensi lulusannya.

2. Pola pikir pengembangan kurikulum SD 2013

a. Pola pikir pengembangan kurikulum SD 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.

1. Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

2. Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi hati yang bebas mata pelajaran.

3. Semua matapelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.

4. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. 5. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).


(32)

b. Tata kelola pelaksanaan kurikulum

Table 2.1 Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum

Elemen Ukuran tata kelola KTSP 2006 KURIKULUM SD

2013

Guru Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya

tinggi.bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku

Beban Berat Ringan

Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran Rendah(banyak waktu untuk persiapan) Tinggi

Buku Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi dan proses

Tinggi Rendah

Variasi harga/beban siswa

Tinggi Rendah

Siswa Hasil pembelajaran Tergantung

sepenuhnya kepada guru

Tidak sepenuhnya tergantung pada guru

Pemantauan Titik penyimpangan Banyak Sedikit

Besar penyimpangan Tinggi Rendah

Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin

Mudah Penyusunan

silabus

Guru Hampir mutlak

(dibatasi hanya oleh SK-KD)

Pengembangan dari dari yang sudah disiapkan Pemerintah Hanya sampai

SK-KD

Mutlak Penyusunan

buku

Penerbit Kuat Lemah

Guru Hampir mutlak Kecil, kecuali

untuk buku pengayaan Pemerintah Kecil, untuk

kelayakan penggunaan sekolah

Kecil untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan Penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Guru Hampir mutlak Kecil,kecuali untuk

pengembangan dari yang ada pada buku teks


(33)

Pemerintah daerah Supervisi penyusunan dan pemantauan Supervisi pelaksanaan dan pemantauan Pelaksanaan pembelajaran

Guru Mutlak Hampir mutlak

Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana (variatif) Pemantauan kesesuaian dengan buku teks (terkendali) Penjaminan mutu

Pemerintah Sulit, karena

variadi terlalu besar

Mudah. Karena mengarah pada pedoman yang sama

Langkah-langkah yang direncanakan pemerintah dalam penguatan tata kelola tersebut sebagai berikut :

1. Menyiapkan buku pegangan pembelajaran.

2. Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan.

3. Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Pendalaman dan perluasan materi

Pendalaman dan perluasan materi didasarkan pada materi-materi pelajaran yang dikembangkan di Negara-negara maju. Dengan membandingkannya dengan kondisi yang ada di Indonesia. Misalnya, acuan yang digunakan PISA, TIMSS, PIRLES dan sebagainya.

4. Penguatan proses

Penguatan proses ditekankan pada dua aspek penting yaitu proses pembelajaran dan proses penilaian.


(34)

a. Pembelajaran

1. Menggunakan pendekatan saintifik dengan mengamati, bertanya, mencoba menalar dan sebagainya.

2. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

3. Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery learning)

4. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis dan kreatif.

b. Penilaian

1. Disediakan buku pegangan guru.

2. Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan)

3. Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa. 4. Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

5. Penyesuaian beban

1. Disediakan buku pegangan guru.

2. Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.

3. Penyediaan buku teks oleh pemerintah daerah/kota.


(35)

2.1.1.2Pengutan Pendidikan Karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi

Menurut pernyataan Koesoema (2007: 124) pendidikan karakter sangat erat kaitannya dengan bagaimana menanamkan dan memberikan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Pernyataan menurut Narwanti (2011: 14) menjelaskan pendidikan karakter adalah sebuah sistem untuk menanam nilai-nilai karakter kepada seluruh warga sekolah yang didlam pendidikan karakter itu meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Sedangkan menurut Gaffar (dalam Koesoema, 2011: 46) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses untuk dikembangkan lebih mendalam untuk kepribadian seseorang sehingga dapat menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Menurut Koesoema (2011: 5) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.

Berdasarkan dari beberapa pengertian pendidikan karakter di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dilaksanakan guru guna untuk mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan menunjukkan perilaku yang berkaitan dengan nilai-nilai tertentu dalam diri anak itu sendiri di sekolah baik bersifat sosial maupun personal. Selain pendidikan karakter, diperlukan juga kemampuan berpikir tingkat tinggi agar menghasilkan insan yang produktif, efektif, kreatif dan inovatif. Dalam menanamkan kemampuan berpikir tingkat tinggi menggunakan acuan taksonomi Bloom yang sudah direvisi sehingga dapat menaikkan cara


(36)

berpikir anak ketingkat yang lebih tinggi. Taksonomi Bloom (dalam Akbar, 2013: 11) menggolongkan tujuan pendidikan menjadi 3 ranah, yaitu.

- Ranah kognitif (berkaitan dengan penalaran/ pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”)

- Ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”)

- Ranah psikomotorik (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip dengan “karya”)

Menutut Lorin Anderson dan Krathwohl (dalam Basuki, 2014: 13), pada ranah kognitif terdapat tingkatan berpikir dari yang rendah sampai yang tinggi, dari tahap yang terendah yaitu 1) tahap mengingat; (2) tahap memahami;(3) tahap mengaplikasikan; (4) tahap menganalisis;(5) tahap mengevaluasi; (6)Tahap mencipta. Menurut Bloom terdapat 3 aspek yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa taksonomi Bloom digunakan untuk menaikkan cara berpikir anak ke tingkat yang lebih tinggi.


(37)

Adapun bagian dari kemampuan berpikir tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

2.1.1.3Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan tematik intregatif sangat diperlukan guna menunjang kegiatan belajar agar anak benar-benar paham dalam menerima materi. Joni (dalam Trianto, 2011: 56) menjelaskan pengertian pembelajaran intergratif (terpadu) yaitu suatu sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Lalu Trianto (2011: 57) menjelaskan kembali bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang sangat bermakna bagi peserta didik. Pengalaman yang dimaksud itu sendiri adalah dengan memahami konsep-konsep melalui pengamatan langsung lalu menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami oleh peserta didik.

Majid (2014: 80) mengengemukakan pendidikan tematik adalah suatu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk membantu mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan suatu pengalaman bermakna kepada siswa. Dalam bukunya, Majid (2014: 86) mengatakan bahwa kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif untuk semua kelas dari kelas 1 sampai kelas VI Sekolah Dasar. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.


(38)

2.1.1.4Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik menurut Robin Fogarty (dalam Majid, 2014: 193), yang digunakan yaitu model jarring laba-laba (webbed model). Model laba-laba ini berasal dari pendekatan tematik yang digunakan sebagai acuan dasar bahan serta kegiatan pembelajarannya. Tema yang telah dirancang dan dibuat dapat mengikat suatu pembelajaran dalam mata pelajaran.selain itu menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014: 194), pendekatan saintifik mempunyai ciri yaitu sebagai berikut : penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengapsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau criteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:

 Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

 Penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka dengan serta-merta,pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan , kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.


(39)

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif dalam merespons substansi atau materi pembelajaran.

 Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik system penyajiannya.

Menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014: 194) pendekatan santifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran , penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan pendekatan saintifik, peserta didik diharapkan dapat berperilaku ilmiah.Peserta didik diajak untuk mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Menurut Majid (2013: 211) kurikulum SD 2013 menggunakan pedagogik modern yang menggunakan pendekatan saintifik, meliputi:

1. Mengamati

Metode mengamati bermanfaat untuk pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa menjadi antusis dalam belajar. Perinsip yang digunakan dalam pengamatan yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa adalah:

- Cermat, objektif, jujur, serta fokus terhadap objek - Menentukan dan menyepakati prosedur pengamatan

- Memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya.

Contoh kegiatan belajarnya yaitu membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)


(40)

2. Menanya

Guru mengingatkan peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan bertanya. Kriteria pertanyaan yang baik yaitu (1) singkat, padat, dan jelas, (2) menginpirasi jawaban, (3) memiliki fokus, (4) memberi kesempatan peserta didik berpikir ulang, (5) merangsang kemampuan kognitif, (6) merangsang potensi interaksi.

3. Menalar

Menalar digunakan untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik berlaku aktif melalui kerangka proses pembelajaran.

4. Mencoba

Peserta didik dimaksudkan untuk memecahkan masalah sehari-hari. Adapun tahap mencoba yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

5. Mengkomunikasikan

Pada tahap ini, peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil belajarnya, seperti menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau yang lainnya.

Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses melalui pendekatan ilmiah seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Namun, kelima proses tersebut tidak harus dilaksanakan secara urut.


(41)

2.1.1.5Penilaian Otentik

Dalam buku Nurgiyantoro (2011: 22) mengatakan penilaian otentik sebenarnya sudah lama dikenal dalam dunia pendidikan walau di Indonesia hal itu terkesan baru. Ia baru naik daun dan ramai-ramai dibicarakan setelah pelaksanaan KTSP menyarankan penggunaan pembelajaran kontestual, dan dipihak lain, penggunaan strategi pembelajaran itu menunjuk penggunaan penilaian otentik dalam pengukuran hasil pembelajaran peserta didik. Keadaan itu mirip dengan portofolio yang juga baru menjadi popular setelah adanya sertifikasi guru. Perlu diketahui bahwa penilaian dengan cara portofolio sebenarnya salah satu dari bentuk penilaian otentik.

Penilaian otentik juga menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimilikinya secara nyata dan bermakna. Menurut Nurgiyantoro (2011: 23) penilaian otentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan di sekolah. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai ketrampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana ketrampilan-ketrampilan tersebut digunakan.

Lain halnya yang dikemukakan oleh Nuryani, bahwa penilaian otentik harus melibatkan suatu tugas bagi siswa untuk menampilkan, dan kriteria penilaian atau rubrik yang digunakan untuk menilai penampilan berdasarkan tugas tersebut.

Menurut Kemendikbud (2014: 36-40), ada beberapa jenis penilaian otentik, yaitu sebagai berikut:


(42)

a) Penilaian Sikap

Penilaian sikap ini dibagi menjadi 2 yaitu sikap spiritual yang dimuat dalam KI-1 dan sikap sosial yang dimuat dalam KI-2. Contoh sikap spiritual antara lain: taat beribadah, menunjukkan rasa syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh sikap sosial antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian sikap bisa dilakukan dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian antarteman dan jurnal.

1. Observasi

Merupakan penilaian yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang berisi indikator-indikator yang akan diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat indera.

2. Penilaian diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk merenungkan dan menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pencapaian kompetensi. Insrtumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

3. Penilaian antar teman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta perserta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan sikap dan perilaku selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian ini biasanya digunakan saat melakukan kegiatan kelompok, dan yang menilai adalah teman dalam


(43)

kelompoknya. Instrument yang digunkan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

4. Jurnal

Merupakan catatan yang dilakukan oleh pendidik yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kelemahan dan kelebihan peserta didik terkait dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa disebut sebagai catatan berkesinambungan dari hasil observasi.

b. Penilaian Pengetahuan

Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara sebagai berikut. 1. Tes tertulis

Tes terlulis terdiri dari memilih jawaban, mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, menjodohkan, pilihan benar salah, ya atau tidak,dan sebab atau akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi materi yang sudah dipelajari.

2. Tes lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik secara ucap (oral), sehingga peserta didik menjawab secara ucap juga.

3. Penugasan

Merupakan penilaian yang dilakukan pendidik berupa pekerjaan rumah baik secara individu maupun kelompok.


(44)

c. Penilaian keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut. 1. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta iswa untuk melakukan suatu tugas yang mengaplikasikan pengetahuan dan ketermpilan yang dibutuhkan.Misalnya tugas untuk memainkan alat musik, menyanyi, bermain peran, menari, dll.

Instrumen yang digunakan dapat berrupa daftar cek (checklist), catatan anekdot/narasi, skala penilaian, memori atau ingatan (memory approach) dan rubrik.

2. Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.instrumen yang digunakan berupa daftar cek, skala penilaian, atau narasi.

3. Penilaian portofolio

Merupakan penilaian dengan melakukan pengumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasiyang dilakukan secara individu atau kelompok dalam kurun waktu tertentu.Pertofolio digunakan pendidik untuk memantau perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Penilaian portofolio juga memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.


(45)

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian pembelajaran yang telah dilakukan siswa dalam mencapai suatu pembelajaran sehingga memberikan gambaran perkembangan siswa.

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pengembangan perangkat yang dipakai adalah model Kemp. Kemp adalah suatu model pembelajaran yang membentuk siklus. Model instruksional yang dikembangkan. Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp seperti gambar berikut :

Gambar 2.2 Model Desain Pengembangan Jerold E. Kemp (Morrison, 2011: 12) Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp (dalam Trianto, 2010: 82-89).


(46)

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Langkah ini bertujuan untuk mengindentifikasi terjadinya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

2. Analisis Siswa (Learner Characteristics)

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik secara individual maupun berkelompok. Analisis siswa tersebut di antaranya: a. Tingkah Laku Awal Siswa

Kardi (dalam Trianto, 2011: 180) menjelaskan bahwa diperlukan identifikasi keterampilan khusus yang seharusnya dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.

b. Karakteristik Siswa

Analisis karakteristik yang dimaksud adalah dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Ibrahim (dalam Trianto, 2011: 180) memaparkan bahwa analisis karakteristik ini di antaranya kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor,


(47)

kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan lain-lain. Hasil analisis dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp (dalam Trianto, 2010: 83) menyatakan bahwa analisis tugas merupakan kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dibuat ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa didasarkan pada perumusan indikator. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

5. Urutan Isi (Content Sequencing)

Menurut Morrison (2011: 16-17). langkah ini dilakukan dengan menentukan urutan isi berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran.


(48)

6. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Designing the Message)

Menurut Morrison (2011: 16), memilih alat dan bahan yang disesuaikan dengan tujuan dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Jika sumber-sumber pelajaran yang dipilih dan disiapkan dengan baik, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan .menggambarkan isi materi dengan lebih jelas.

7. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan meliputi pemilihan model, pendekatan dan metode, dan pemilihan format yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8. Pengembangan Instruksi (Development of Instruction)

Morrison (2011: 16) menjelaskan bahwa setelah melengkapi proses analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak, dan rekaman video.

9. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instruments)

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian hasil belajar.


(49)

10. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Revisi perangkat pembelajaran dilakukan setelah mendapatkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar.

11. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

12. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses pengembangan yang berfungsi sebagai pemberi informasi bagi pengajar atau tim pengembang seberapa baik program yang telah berfungsi. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.

13. Evaluasi Penegasan (Confirmative Evaluation)

Morrison (2011: 18) menjelaskan bahwa proses evaluasi penegasan adalah proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu.

14. Perencanaan (Planning)

Menurut Morrison (2011: 17), proyek desain instruksional bervariasi dalam tingkat kerumitan dan jumlah perencanaan serta manajemen yang mereka butuhkan. Perencanaan sangat penting untuk mengembangkan dan mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek.


(50)

15. Pelaksanaan (Implementation)

Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa selain mendesain instruksi, penting juga untuk merencanakan pelaksanaan. Pelaksanaan seperti evaluasi formatif dilakukan diawal dalam proses merancang instruksional. Perencanaan dalam pelaksanaan yang dilakukan seawal mungkin, dapat membantu memastikan kelancaran program instruksional.

16. Manajemen Proyek (Project Management)

Manajemen proyek diperlukan untuk mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek. Upaya yang diperlukan untuk manajemen proyek ditentukan oleh lingkup proyek.

17. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Selama pengembangan pelayanan pendukung cukup penting bagi terlaksananya pengembangan yang baik. Pelayanan pendukung yang dimaksud seperti staf tata usaha, kebijakan kepala sekolah, guru mitra dan tenaga-tenaga terkait lainnya. Selain itu, anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan juga merupakan salah satu pelayanan pendukung yang dapat membantu berlangsungnya pengembangan.

Peneliti menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran menururt Kemp karena komponen-komponen yang ada dalam model Kemp relatif lebih lengkap dibandingkan dengan model-model perangkat pembelajaran yang lain.

Adapun perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan menggunakan model Kemp ialah silabus, RPPTH, LKS.


(51)

1. Silabus

Menurut Depdiknas 2008 (dalam Sa’dun 2013: 7) silabus adalah suatu perencanaan pada kelompok mata pelajaran yang didalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2010: 96) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Menurut Kemendikbud (2013: 9), RPPTH adalah rencana pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sedangkan menurut Permendikbud nomor 81A tahun 2013 RPPTH merupakan rencana pembelajaran dari suatu tema atau pelajaran yang didalamnya berisi (1) satauan pendidikan, mata pelajaran, dan kelas/semester, (2) materi pokok, (3) alokasi waktu, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran dan metode pembelajaran, (6) media, alat dan sumber belajar, (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan (8) penilaian yang mengacu pada silabus.

Dalam RPPTH yang peneliti buat dilengkapi dengan rangkuman materi dan penilaian. Rangkuman materi digunakan untuk acuan dalam


(52)

melaksanakan pembelajaran. Penilaian digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang terdiri dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap sosial dan sikap spiritual. Selain itu didalam RPPTH juga dilengkapi dengan LKS. Menurut Sa’dun (2013: 171) LKS adalah lembar yang berisi tentang tugas yang harus dikerjakan siswa. Dalam LKS terdapat judul, KD, waktu penyelesaian, pealatan, informasi singkat, langkah kerja dan laporan yang harus dikerjakan.

Berdasarkan uraian diatas RPPTH dibuat berdasarkan dengan silabus. RPPTH dilengkapi dengan rangkuman materi, penilaian dan LKS.

2.1.3 Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu

Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran. Pertama penelitian pengembangan model pembelajaran yang dilakukan oleh Darmiyati Zuchdi dkk. (2010). Dalam skripsinya Darmiyati Zuchdi dkk. meneliti “Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar”. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa observasi. Produk yang dihasilkan berupa model pendidikan karakter yang terpadu dalam pembelajaran bidang studi yang didukung oleh pengembangan kultur sekolah, yang dapat meningkatkan baik hasil belajar murid-murid dalam


(53)

bidang studi maupun perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai target yang dipadukan. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan dasar untuk melakukan penenlitian yang lain.

Kedua penelitian pengembangan model pembelajaran yang dilakukan oleh Vitus Winda Ari Wismantaka. (2014). Dalam skripsinya Vitus. meneliti “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Tujuan uatama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancara, kuisioner, dokumentasi. Prosedur pengembangan yang digunakan yaitu Jerold E kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Penelitian tersebut menghasilkan sekor rerata 4,43 dengan kategori sangat baik.

Ketiga penelitian pengembangan model pembelajaran yang dilakukan oleh Maria Imakulata Wae Mogi. (2014). Dalam skripsinya Maria meneliti “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Bersatu dalam Keberagman untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pedoman wawancara dan kuisioner . Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan modifikasi dari Kemp dan Borg and Gall. Hasil penelitian ini adalah bahan ajar Kurikulum SD


(54)

2013 subtema dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD memiliki kualitas sangat baik dan sekor rerata 4,67.

Ketiga penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian pertama membicarakan tentang pendidikan karakter dan penelitian yang peneliti kembangkan juga mengembangkan pendidikan karakter. Pada penelitian kedua dan ketiga mengembangkan produk bahan ajar yang mengacu kurikulum SD 2013. Namun peneliti belum menemukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 SD. Oleh sebab itu, peneliti mengembangkan peranggkat pembelajaran subtema “ Tanaman di Sekitarku” yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 SD.

2.1.4 Kerangka Pikir

Berdasarkan pernyataan di atas, maka disusun kerangka berpikir mengenai perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu Sekolah Dasar. Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam menyusun perangkat pembelajaran yaitu menganalisis kurikulum untuk mengetahui lebih jauh tentang kurikulum SD 2013. Langkah kedua yaitu peneliti melakukan survei kebutuhan yang dilakukan di SD Muhammadiyah Demangan dengan hasil guru masih membutuhkan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikukum 2013.

Berdasarkan analisis kurikulum dan survei kebutahan di atas, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPPTH, rangkuman materi, penilaian dan LKS. Kerangka berpikir tersebut, peneliti gambarkan sebagai berikut.


(55)

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Analisis Kurikulum

 Kurikulum SD 2013 merupakan upaya pemerintah untuk menyiapkan generasi bangsa yang memiliki sikap, keterampilan serta pengetahuan yang dapat digunakan bagi masa depannya.

 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

 Penilaian menggunakan penilaian otentik untuk menilai siswa secara keseluruhan yang terdiri dari 3 aspek yang dinilai yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

 Penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran menjadi tujuan utama Kurikulum

SD 2013 Survei Kebutuhan

 Hasil Wawancara kepada guru mengenai pemahaman perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Bahwa guru belum maksimal dalam memahami dan melaksanakan pendekatan saintifik.

 Hasil wawancara didapatkan bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran, terutama dalam penilaian otentik

Spesifikasi Perangkat

 Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa

 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

 RPPTH disusun basisaktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.


(56)

2.1.5 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum SD 2013?

3. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema tanaman di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru SD kelas 1 yang sudah menerapkan kurikulum SD 2013?


(57)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut Research and Development. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development karena akan menghasilkan produk yang berupa perangkat pembelajaran subtema tanaman disekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu sekolah dasar.

Menurut Sugiyono (2012: 298) ada sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yaitu sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah. Adanya potensi dan masalah merupakan langkah awal dari penelitian. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memeiliki nilai tambah. Sedangkan, masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah ini, harus ditunjukkan dalam data yang empirik dan datanya tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Pengumpulan data atau informasi, pengumpulan informasi dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah. Dalam mengumpulkan informasi diperlukan metode dan


(58)

metode yang digunakan tergantung masalah serta ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain produk. Desain yang dihasilkan dlam penelirian research dan development bermacam-macam. Peneliti harus membuat rancangan produk yang akan dibuat dan menggunakan rerfensi yang muktahir.

4. Validasi desain merupakan kegiatan penilaian produk yang telah dibuat. Validasi ini dapat oleh beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang baru dirancang sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan produk tersebut. Validasi desain ini juga dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi, peneliti harus mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut.

5. Perbaikan desain. Setelah divalidasi oleh para pakar maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut kemudian dikurangai dengan cara memperbaiki desain dan yang memperbaiki desain adalah peneliti yang menghasilkan produk tersebut.

6. Uji coba produk. Uji coba produk dapat dilakukan dengan eksperimen. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudahnya (before-after) atau dengan membandingkan dengan kelompok yang menggunakan sistem lama (pretest-postest control group desain).

7. Revisi produk. Setelah diujucoba terbatas akan diketahui beberapa kelemahan dan kekuatan produk. Revisi ini dilakukan dengan memperbaikai kelemahan-kelemahannya


(59)

8. Uji coba pemakaian. Setelah diujucoba terbatas dan direvisi, kemudian dilakukan uji coba dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam uji coba pemakaian ini harus tetap dinilai untuk mengetahui kekurangan atau kelemahannya.

9. Revisi produk dilakukan apabila dalm pemakaian kondisi nyata terdapat kelemahan atau kekurangannya.

10.Pembuatan produk masal. Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah diujucoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

Jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan tersebut dapat diikuti dengan benar, maka dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, yang tentunya siap dioperasikan atau digunakan di sekolah-sekolah. Akan tetapi, dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang peneliti kembangkan, peneliti hanya berhenti sampai langkah kelima. Adapun alasannya karena perangkat pembelajaran ini digunakan untuk guru jadi cukup sampai validasi oleh dua ahli kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 sekolah dasar. Selain itu juga karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian.

Borg and Gall memperbolehkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan (1983: 792). Oleh karena itu, penelitian ini berhenti pada langkah kelima yaitu revisi desain, dimana dalam penelitian ini menghasilkan produk untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Selain itu , juga disebabkan oleh faktor waktu yang terbatas dan faktor biaya yang minim. Dalam revisi desain, produk sudah


(60)

divalidasi oleh dua pakar kurikulum dan dua guru yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013. Pada revisi desain peneliti dapat melihat kekurangan dan kualitas perangkat pembelajaran sehingga peneliti akan memperbaiki lebih lanjut dilihat dari kekurangan tersebut.

3.2Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ditujukan untuk guru kelas I sekolah dasar. Peneliti kemudian memodifikasi prosedur pengembangan Kemp dengan langkah-langkah R&D milik Borg and Gall. Prosedur pengembangan penelitian ini melalui lima langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Berikut ini peneliti akan menjelaskan bagan langkah 1 sampai dengan 5 lengkap berserta keterangan secara lengkap pada bagan di bawah ini :


(61)

3.2.1 Potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Peneliti melakukan wawacara untuk mengetahui masalah yang ada kepada guru kelas 1 SD Muhamadiyah Demangan yang ditunjuk pemerintah unuk menerapkan kurikulum SD 2013 di kelas 1 dan 4. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut pemahaman guru kelas 1 terkait perangkat pembelajaran untuk kurikulum SD 2013. Kurangnya ketersediaan contoh mengenai perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran menyulitkan guru untuk membuat perangkat pembelajaran kurikulum SD 2013. Sehingga diharapkan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan disusun sesuai dengan Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 subtema tumbuhan di sekitarku.

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada guru. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Pengumpulan data tersebut digunakan untuk pembuatan perangkat pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3.2.3 Desain Produk

Desain produk dimulai dengan tahab awal peneliti yaitu menentukan tema. Setelah menentukan tema peneliti menentukan KI dan KD. Setelah itu, peneliti menentukan subtema yang telah ditentukan. Selanjutnya peneliti membuat silabus


(62)

berdasarkan indikator dan tujuan yang sesuai dengan subtema yang telah dipilih. Setelah membuat silabus kegiatan selanjutnya adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Dengan adanya RPPTH, peneliti dapat menentukan strategi belajar yang akan digunakan serta merancang kegiatan pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti dapat memilih sumber belajar yang akan dipakai. Tahap terakhir adalah membuat evaluasi berupa instrument penilaian dan LKS.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti akan divalidasi oleh satu validator ahli dan dua guru kelas I SD. Validasi produk bertujuan untuk memperoleh kritik, saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut diharapkan mampu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran yang sudah dibuat.

3.2.5 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah peneliti mendapatkan kritik dan saran dari validator ahli, selanjutnya peneliti melakukan revisi terhadap produk yang telah dibuat berdasarkan hasil revisi validasi pakar. Revisi tersebut dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar.


(63)

3.3Jadwal penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian pengembanga perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 ini disusun berupa tabel jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Agenda Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan Api l M ei Ju n i Ju li Agus tus S ep te m b er Ok tober Nove m b er De se m b er Jan u ar i Fe b ru ar i

1 Potensi dan Masalah √ 2 Pengumpulan Data √

3 Menentukan tema √

4 Menentukan KI-KD dan

subtema √

5 Merumuskan indikator

dan tujuan √

6 Menyusun silabus dan

RPP √ √ √

7

Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi

√ √ √

8 Validasi ahli √

9 Analisis data validasi ahli √

10 Revisi Desain √ √

11 Ujian Skripsi √

12 Revisi akhir √

13 Pembuatan artikel ilmiah √

3.4Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa pedoman wawancara serta lembar validasi. Fungsi dari instrumen tersebut adalah sebagai berikut.


(64)

3.4.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan peneliti sebagai panduan ketika melakukan wawancara dengan guru dalam proses analisis kebutuhan yang terdiri dari 13 butir pertanyaan.

3.4.2 Lembar Validasi

Lembar validasi yang peneliti gunakan adalah lembar validasi perangkat pembelajaran yang digunakan untuk memvalidasi draf produk awal telah dibuat. Lembar validasi dibuat dengan mengadopsi dari IPKG 1 yaitu mengenai perencanaan pembelajaran oleh guru. Lembar validasi akan diisi oleh dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuisioner. Kegiatan wawancara dilakukan kepada salah satu guru SD Muhammadiah Demangan untuk survei kebutuhan. Data yang telah didapat kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 yang dibutuhkan oleh guru. Selain itu, peneliti juga menggunakan kuisioner untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi perangkat pembelajaran yang dibuat.


(65)

3.6Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut.

3.6.1 Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa komentar yang diberikan oleh validator ahli dan dua orang guru kelas 1 SD yang sudah mengikuti pelatihan mengenai kurikulum SD 2013. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dibuat peneliti.

3.6.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian oleh validator ahli dan dua orang guru kelas 1 SD. Data dianalisis berdasarkan hasil penilaian kuesioner kemudian diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > ̅i + 1,80 Sbi Sangat baik

̅i+ 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi Baik

̅i–0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi Cukup

̅i– 1,80 SBi < X ≤ ̅i– 0,60Sbi Kurang X ≤ ̅i– 1,80Sbi Sangat Kurang Keterangan:

Rerata ideal (̅i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)


(66)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (̅i) : (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X >̅i + 1,80 SBi = X >3 + (1,80 . 0,67) = X >3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40< X ≤ 4,21


(67)

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)

= 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60< X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79< X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅i – 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 - (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik 3,40 - 4,21 Baik 2,60 - 3,40 Cukup 1,79 - 2,60 Kurang 1,00 - 1,79 Sangat kurang

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.


(68)

48

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kebutuhan

Dalam melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan ini dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara dilakukan pada guru kelas I SD Muhammadiyah Demangan, pada hari Sabtu, 19 April 2014. Tujuan dari wawancara ini yaitu untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan ketersediaan perangkat pembelajran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti disusun sesuai dengan kebutuhan guru.

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada hari Sabtu, 19 April 2014 kepada guru kelas I SD Muhammadiyah Demangan. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan survei kebutuhan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum SD 2013. Adapun hasil wawancara tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Mengenai pemahaman guru tentang Kurikulum SD 2013. Guru menjawab bahwa pada kurikulum 2013 ada beberapa hal yang berdeda yaitu tentang materi dan pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran sudah dibuatkan dari dinas yang dituangkan dalam buku guru. Kemampuan yang


(69)

dikembangkan ada 4 aspek yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.

2. Mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Guru menjawab bahwa perumusan indikator dan tujuan pembelajaran sudah ada dibuku guru. Sehingga guru tinggal menerapkan dan menjalankan saja.

3. Mengenai pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Menurut pemahaman guru, pembelajaran di kelas satu tidak tepisah-pisahkan dan didasarkan pada tema.

4. Mengenai pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru menjelaskan bahwa penerapan pendekatan saintifik ada tahapannya. Yang pertama adalah mengamati dengan seluruh indera, setelah itu anak diharapkan akan menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Dalam menerapkannya pun guru masih mengalami kesulitan.

5. Pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru mengatakan bahwa belum begitu memahami tentang penillaian otentik.

6. tentang perlukah contoh-contoh rubrik penilaian non-tes. Guru mengatakan bahwa rubrik penilaian non tes sebagian sudah ada di buku guru namun belum semuanya sehinggan guru masih memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non-tes.

7. Pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru mengatakan bahwa pendidikan langsung dikembangkan


(1)

141

huruf menjadi kata dan

mengelompokkan benda sesuai persamaan warna yang dimiliki.  Menjelaskan bahwa

lantai ruang kelas ditutupi dengan ubin yang memiliki bentuk dan ukuran sama

 Menyebutkan bangun datar mana saja yang bisa menutupi lahan yang diberikan secara penuh tanpa celah.

 Melakukan

pengubinan sesuai dengan latihan yang ada pada buku siswa.

 Berlatih


(2)

142

Mata

Pelajaran Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber Belajar dengan jenis

permainan.  Menyebutkan

barang yang ingin dipinjam dari temannya.  Mempraktikkan

cara meminjam barang dari orang lain

 Menuliskan hasil pengamatannya pada tempat yang tersedia.

 Mencoba menutupi bagian segitiga besar menggunakan potongan segitiga yang berukuran kecil.

 Menggunting lalu menempelkan.  Membandingkan

jumlah potongan segitiga yang digunakan untuk


(3)

143

menutupi kedua bangun segitiga  Menentukan segi

tiga mana yang lebih luas dan alasannya (segitiga B lebih luas karena memerlukan potongan segitiga yang lebih banyak dari segitiga A).  Menunjukkan

barang bekas yang dibawanya dari rumah.

 Menyebutkan bentuk dasar dari bangun tersebut.  Memperhatikan

benda yang ditunjukkan guru  Membuat mainan

sederhana dari barang bekas yang dibawa.


(4)

144

Mata

Pelajaran Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber Belajar karyanya.

 Bermain tebak-tebakan benda.  Menentukan harga

mainan masing-masing.

 Menentukan uang yang harus

dibayarkan saat ingin membeli barang tersebut.  Mengerjakan

latihan soal secara mandiri.

 Menarik karet dan menunjukkan bahwa karet dapat dibentuk dan ditarik.

 Bermain lompat tali  Melompat dan

memutar tali.  Bermain lompat

tali.


(5)

BIODATA PENULIS

Adhik Abil Yuhono lahir di Kulonprogo, 23 Agustus 1993.

Pendidikan dasar diperoleh di SD N Purbowono Kecamatan

Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tamat pada

tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP

Negeri 4 Purworejo, Jawa Tengah, tamat pada tahun 2008.

Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA N 5 Purworejo,

tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar

sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di

perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Tanaman di Sekitarku Mengacu Kurikulum 2013 untuk Kelas Satu (1) Sekolah Dasar”.


(6)

LAMPIRAN 8

PERANGKAT PEMBELAJARAN

(Dicetak Terpisah)