Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi relasi dan fungsi di kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2014/2015.

(1)

ix ABSTRAK

Thomas Iskandar Kurniawan. 2015. “Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Materi Relasi dan Fungsi di Kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk lengetahui (1) hasil belajar dan (2) keaktifan peserta didik pada pelbelajaran pokok bahasan Relasi dan Fungsi dengan lenggunakan lodel pelbelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Subyek dalal penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2011/2015 yang berjullah 26 peserta didik.

Penelitian ini lerupakan penelitian deskriptif kualitatif. Proses pelbelajaran untuk penelitian ini dilakukan dalal 3 kali perteluan lateri dan 1 kali perteluan untuk pengalbilan data tes pelahalan lateri. Penelitian ini lenggunakan instrulen yaitu (1) Lelbar Observasi Keaktifan Peserta Didik untuk lengalati keaktifan peserta didik, dan (2) Lelbar Soal Tes Pelahalan Materi untuk lengetahui hasil belajar peserta didik.

Hasil penelitian lenunjukkan bahwa pelbelajaran latelatika dengan lodel pelbelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi (1) hasil belajar peserta didik lenunjukkan 18 peserta didik leliliki nilai di atas ketuntasan linilal yaitu 75 dan 8 peserta didik di bawah ketuntasan linilal, (2) tingkat keaktifan peserta didik terlasuk tinggi karena keaktifan peserta didik yang leliliki kriteria sangat tinggi dan tinggi lencapai 88,16%.

Kata Kunci : Hasil belajar, Tingkat keaktifan peserta didik, Model Pelbelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), Relasi dan Fungsi.


(2)

x

ABSTRACT

Thomas Iskandar Kurniawan. 2015. "Use of Cooperative Learning Models Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) In the Matter Relations and Functions in Class of VIIIB Kanisius Kalasan Junior High School Academic Year 2014/2015". Thesis Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Sciences, the Faculty of Education, University of Sanata Dharma.

This study ailed to deterline (1) the results of learning and (2) active students on the learning subject of relations and functions using cooperative learning lodels Student Teals Achievelent Divisions (STAD). Subjects in this study were students class of VIIIB Kanisius Kalasan Junior High School Acadelic Year 2011/2015, alounting to 26 students.

This research was a qualitative descriptive. The learning process for this study was conducted in 3 sessions and 1 tile leeting laterials for data retrieval test understanding of the laterial. This study used instrulents such as (1) Observation Sheet liveliness of Students to observe active learners, and (2) Problel Sheet Material Understanding Test to deterline the learning outcoles of students. The results showed that the learning of lathelatics with cooperative learning lodels Student Teals Achievelent Divisions (STAD) on the subject of Relations and Functions (1) the study of students showed 18 learners have values above the linilul colpleteness of 75 and 8 students below linilul colpleteness, (2 ) the level of activity is high because students active learners who have very high criteria and high reached 88.16%.

Keywords : Results of study, level of active learners, cooperative learning lodels Student Teals Achievelent Divisions (STAD), Relations and Functions.


(3)

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIIIB SMP KANISIUS KALASAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Thomas Iskandar Kurniawan NIM : 081414072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

“akhir dari PerJuangan manusia adalah kematian. Jadi selama kita masih hiduP, teruslah berJuang”

(Penulis)

Karya ini kupersembahakan untuk: Tuhan Yesus Kristus

Kedua orangtuaku FX. Aris Munandar (Alm.) dan V. Retno Hendartini, S.Pd. Cintaku Octavia Ayu Kristanti

Sahabat-sahabatku Reinha, Tina, Angga, Budi, Marcell, Vica, Anas, Emi Teman – temanku OMK Matteo Ricci, OMK Max. Maria Xolbe Kraton,

dan OMK Paroki Pugeran


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan dadtar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Februari 2015 Penulis,


(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Thomas Iskandar Kurniawan

NIM : 081414072

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

“PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIIIB SMP KANISIUS KALASAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 27 Februari 2015 Yang menyatakan,


(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pemandaatan Metode Kooperatid Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Materi Relasi dan Fungsi di Kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2014/2015” ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

Skripsi ini tersusun berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Bapak Thomas Sugiarto Pujohartono, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan tenaga, waktu, dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis dengan sabar. Terima kasih atas motivasi, saran, dan kritik selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen penguji skripsi yang telah membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

5. Ibu C. Novella Krisnamurti, M.Sc. selaku dosen penguji skripsi yang telah membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

6. Segenap dosen dan stad sekretariat 7urusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

7. Bapak Yusup Indrianto Purwito, S.Pd., selaku kepala SMP Kanisius Kalasan yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.

8. Ibu Agustina Kurnia Pancarini, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah membimbing dengan sabar dan membantu penulis selama proses penelitian.

9. Siswa-siswa kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah membantu penulis dalam pengambilan data penelitian


(10)

viii

10.Bapak Fransiskus Xaverius Aris Munandar (Alm.) dan IbuVeronica Retno Hendartini, S.Pd. selaku orangtua yang telah memberikan dukungan, biaya, serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan prodi Pendidikan Matematika yang telah berjuang bersama dalam menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersidat membangun guna perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya, penulis mengharapkan agar skripsi ini berguna bagi banyak pihak.


(11)

ix ABSTRAK

Thomas Iskandar Kurniawan. 2015. “Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Materi Relasi dan Fungsi di Kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk lengetahui (1) hasil belajar dan (2) keaktifan peserta didik pada pelbelajaran pokok bahasan Relasi dan Fungsi dengan lenggunakan lodel pelbelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Subyek dalal penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2011/2015 yang berjullah 26 peserta didik.

Penelitian ini lerupakan penelitian deskriptif kualitatif. Proses pelbelajaran untuk penelitian ini dilakukan dalal 3 kali perteluan lateri dan 1 kali perteluan untuk pengalbilan data tes pelahalan lateri. Penelitian ini lenggunakan instrulen yaitu (1) Lelbar Observasi Keaktifan Peserta Didik untuk lengalati keaktifan peserta didik, dan (2) Lelbar Soal Tes Pelahalan Materi untuk lengetahui hasil belajar peserta didik.

Hasil penelitian lenunjukkan bahwa pelbelajaran latelatika dengan lodel pelbelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi (1) hasil belajar peserta didik lenunjukkan 18 peserta didik leliliki nilai di atas ketuntasan linilal yaitu 75 dan 8 peserta didik di bawah ketuntasan linilal, (2) tingkat keaktifan peserta didik terlasuk tinggi karena keaktifan peserta didik yang leliliki kriteria sangat tinggi dan tinggi lencapai 88,16%.

Kata Kunci : Hasil belajar, Tingkat keaktifan peserta didik, Model Pelbelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), Relasi dan Fungsi.


(12)

x

ABSTRACT

Thomas Iskandar Kurniawan. 2015. "Use of Cooperative Learning Models Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) In the Matter Relations and Functions in Class of VIIIB Kanisius Kalasan Junior High School Academic Year 2014/2015". Thesis Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Sciences, the Faculty of Education, University of Sanata Dharma.

This study ailed to deterline (1) the results of learning and (2) active students on the learning subject of relations and functions using cooperative learning lodels Student Teals Achievelent Divisions (STAD). Subjects in this study were students class of VIIIB Kanisius Kalasan Junior High School Acadelic Year 2011/2015, alounting to 26 students.

This research was a qualitative descriptive. The learning process for this study was conducted in 3 sessions and 1 tile leeting laterials for data retrieval test understanding of the laterial. This study used instrulents such as (1) Observation Sheet liveliness of Students to observe active learners, and (2) Problel Sheet Material Understanding Test to deterline the learning outcoles of students. The results showed that the learning of lathelatics with cooperative learning lodels Student Teals Achievelent Divisions (STAD) on the subject of Relations and Functions (1) the study of students showed 18 learners have values above the linilul colpleteness of 75 and 8 students below linilul colpleteness, (2 ) the level of activity is high because students active learners who have very high criteria and high reached 88.16%.

Keywords : Results of study, level of active learners, cooperative learning lodels Student Teals Achievelent Divisions (STAD), Relations and Functions.


(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Batasan Istilah... 5

E. Manfaat Penelitian... 6


(14)

xii

BAB II. LANDASAN TEORI... 9

A. Hasil Belajar... 9

B. Keaktifan Peserta Didik... 10

C. Pembelajaran Kooperatif... 13

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 20

E. Relasi dan Fungsi... 26

F. Kerangka Berpikir... 36

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 37

A. Waktu dan Tempat Penelitian... 37

B. Jenis Penelitian... 37

C. Subyek Penelitian... 38

D. Obyek Penelitian... 38

E. Bentuk Data dan Pengumpulan Data... 39

F. Instrumen Penelitian... 39

G. Validitas... 42

H. Metode Analisis Data... 44

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 47

A. Pelaksanaan Penelitian... 47

B. Data dan Analisis Data... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 63


(15)

xiii

BAB V. PENUTUP... 66

A. Kesimpulan... 66

B. Saran... 67


(16)

xiv

DAFTAR TATEL

Tabel 2.1. Menentukan Nilai Peningkatan Hasil Belajar... 23

Tabel 3.1. Rambu – Rambu Lembar Kerja Peserta Didik... 40

Tabel 3.2. Rubrik Pengamatan Keaktifan Peserta Didik... 42

Tabel 3.3. Kriteria Validitas... 43

Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Setiap Item Soal... 44

Tabel 3.5. Distribusi Skor Aktivitas Siswa Tiap Pertemuan... 45

Tabel 3.6. Kriteria Aktivitas Siswa... 46

Tabel 3.7. Kriteria Aktivitas Seluruh Peserta Didik... 46

Tabel 4.1. Hasil Validasi Ujicoba Instrumen... 53

Tabel 4.2. Reliabilitas Ujicoba Instrumen... 54

Tabel 4.3. Data Hasil Belajar Peserta Didik... 56

Tabel 4.4. Distribusi Keaktifan Peserta Didik... 57

Tabel 4.5. Data Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik... 59

Tabel 4.6. Analisis Aktivitas Peserta Didik... 60

Tabel 4.7. Kriteria Aktivitas Setiap Peserta Didik... 61

Tabel 4.8. Kriteria Aktivitas Seluruh Peserta Didik... 62


(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A... 71

1. Surat Ijin Penelitian... 71

2. Surat Keterangan Sudah Penelitian... 72

LAMPIRAN B... 73

1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 73

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)... 84

LAMPIRAN C... 96

1. Lembar Tes Akhir Siswa... 96

2. Lembar Jawaban... 97

3. Kunci Jawaban Soal Tes Akhir... 98

LAMPIRAN D... 101

1. Rekapitulasi Nilai Tes Akhir... 101

2. Hasil Pekerjaan Siswa... 102

3. Rekapitulasi Keaktifan Peserta Didik dalam Kelompok... 109

4. Lembar Pengamatan Observer... 114


(18)

1 BABBIB PENDAHULUANB

B A. LatarBBelakangBMasalahB

Pada masa sekarang ini, matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi matematika masih dianggap suatu pelajaran yang susah bagi peserta didik. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang dipakai adalah ceramah, tanya jawab, dan tugas individu, sehingga peserta didik sulit untuk memahami konsep yang diberikan oleh guru. Sementara guru sendiri jarang untuk bisa mengamati pemahaman para peserta didik satu demi satu. Hal ini dapat berimbas pada pemahaman materi matematika dan kemudian pada hasil belajar.

Pada penerapannya, peserta didik dijadikan sebagai objek yang dianggap tidak tahu apa-apa dan guru menjadi sumber pengetahuan. Hal tersebut membuat pelajaran menjadi monoton karena hanya terfokus pada satu subjek saja dan peserta didik merasa bosan sehingga materi yang dijelaskan oleh guru menjadi percuma. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah memerlukan adanya inovasi dalam memberikan materi di kelas agar peserta didik merasa lebih segar dalam mengikuti pembelajaran. Guru hendaknya dapat memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, dan model yang sesuai dengan situasi agar dapat


(19)

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal.

Menurut Marpaung (dalam Sriyanto. 2008), paradigma mengajar dengan pembelajaran konvensional tidak dapat lagi dipertahankan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Sudah saatnya paradigma mengajar diganti dengan paradigma belajar. Paradigma belajar ini sejalan dengan teori konstruktivisme. Pada paradigma ini peserta didik diposisikan sebagai subjek. Pengetahuan bukan sesuatu yang telah jadi tetapi merupakan proses yang harus dipikirkan dan dikonstruksi oleh peserta didik. Peserta didik menerima secara aktif, tidak secara pasif. Oleh karena itu, agar dapat mengarah pada tujuan yang diharapkan adalah dengan mendorong atau memberi motivasi agar pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menarik.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pemerintah melakukan upaya penyempurnaan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang mengarah pada pendekatan konstruktivisme, yaitu pendekatan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar. Pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan model yang di dalamnya terdapat proses kebersamaan. Pada Kurikulum 2013, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan dengan tetap mempehatikan karakteristik peserta didik.


(20)

Menurut Lie (2007), pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Pembelajaran kooperatif akan memungkinkan peserta didik menjadi sumber belajar bagi temannya dan peserta didik akan merasa lebih mudah belajar sehingga dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang ada, dikarenakan adanya interaksi antar peserta didik dalam kelompoknya dan guru sebagai pengajar.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan keaktifan, pemahaman, dan hasil belajar peserta didik terhadap pelajaran matematika. Pada model pembeajaran kooperatif diperlukan kekompakan dan kerjasama peserta didik dalam kelompoknya, melatih peserta didik dalam berpikir kritis, sehingga kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Seiring dengan meningkatnya pemahaman peserta didik, maka diharapkan peserta didik dapat menjadi lebih aktif dan hasil belajar juga dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Relasi dan Fungsi di kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2014/2015”.


(21)

B. RumusanBMasalahB

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Bagaimana tingkat keaktifan peserta didik kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C. TujuanBPenelitianB

Penelitian ini dilakukan supaya mendapat gambaran nyata mengenai proses pembelajaran di kelas. Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Mengetahui tingkat keaktifan peserta didik saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(22)

D. BatasanBIstilahB 1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik dalam suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan baik secara individual atau kelompok. 2. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar peserta didik adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam proses belajar yang terkait dengan aktifitas fisik ataupun aktifitas mental (psikis) seperti misalnya berdiskusi, bertanya, mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, mendengarkan penjelasan, dan sebagainya.

3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan membentuk kelompok/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang di persyaratkan.

4. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

STAD adalah pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD


(23)

adalah guru menyampaikan materi, guru memberikan tes untuk mengetahui kemampuan awal, guru membentuk beberapa kelompok dan memberikan tugas sesuai dengan materi yang diberikan, guru memberikan tes kepada siswa, guru memfasilitasi membuat rangkuman, guru memberi penghargaan terhadap kelompok.

5. Relasi dan Fungsi

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota – anggota himpunan A dengan anggota – anggota himpunan B.

Fungsi atau pemetaan adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu ke anggota himpunan B.

Dari uraian di atas, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan keaktifan dari peserta didik untuk belajar dalam kelompok pada materi Relasi dan Fungsi dengan model STAD.

E. ManfaatBPenelitianB

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika. Terutama pada


(24)

membantu pemahaman peserta didik dalam mengikuti pelajaran matematika melalui dukungan media pembelajaran matematika dianggap penting dan perannya yang cukup besar dalam hal membantu pemahaman, keaktifan/respons dan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu guru dapat menerapkan pada pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memberikan masukan kepada guru agar dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan pengalaman mengenai pembelajaran matematika.

3. Bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam kelompok melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mampu meningkatkan penalaran induktif matematis melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Bagi pengajar, diharapkan dapat memberikan gambaran pembelajaran melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat digunakan sebagai referensi model pembelajaran di kelas. 5. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

mengembangkan aspek lain dari pembelajaran yang belum diteliti.B B


(25)

F. SistematikaBPenulisanB

Sistematika penulisan tugas akhir ini meliputi Pendahuluan, Landasan Teori, Metodologi Penilitian, Pelaksanaan Penelitian, Data, Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian, dan Penutup.

Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Istilah, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori, berisi Pengertian Hasil Belajar, Pengertian Keaktifan Peserta Didik, Pengertian Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Relasi dan Fungsi, dan Kerangka Berpikir.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi Waktu dan Tempat Penelitian, Jenis Penelitian, Subyek Penelitian, Obyek Penelitian, Variabel Penelitian, Bentuk Data dan Cara Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Validitas, dan Model Analisis Data.

Bab IV Pelaksanaan Penelitian, Data, Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian, berisi Pelaksanaan Penelitian, Data dan Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Penelitian.


(26)

9 BABBIIB

LANDASANBTEORIB

B

A. HasilBBelajarB

Hasil belajar merupakan tujuan dari suatu pembelajarane Pembelajaran dikatakan berhasil ketika hasil belajar menunjukkan angka di atas rata-ratae Kadang hasil belajar hanya dilihat sebagai angka kuantitatife Padahal hasil belajar tidak hanya ditunjukkan dengan angka semata, tetapi juga dengan hasil yang diperoleh peserta didik tersebute

penurut Winkel (dalam pahardie 2012) hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyae penurut dasution (2005) mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuate Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebute

Pengertian hasil belajar menurut dawawi (dalam Erigone 2011), keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai


(27)

sejumlah pelajaran tertentue penurut dawawi dalam situs yang sama, berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di

dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alate

b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakane

c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah lakue

Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan peserta didik dalam suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan baik secara individual atau kelompoke

B. KeaktifanBPesertaBDidikB

penurut Bonwell dan Je Eison (dalam Ardian, 2013), aktifitas belajar adalah segala sesuatu yang meningkatkan kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka lakukane

Aktifitas belajar terjadi ketika peserta didik berpartisipasi dengan aktifitas tangan (hands-on acdividies) yang dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan memperluas wawasan; terjadi ketika belajar yang dilakukan tidak hanya sekedar mengingate Ini akan berhubungan


(28)

dengan bertambahnya pengetahuan baru dari pengetahuan yang sudah dimiliki dan mendiskusikan pemahaman tersebut dengan orang lain (Bonwell dan Je Eison dalam Ardian, 2013)e

penurut Sardiman (2000:93), aktifitas diperlukan dalam belajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatane Itulah sebabnya aktifitas merupakan prinsip atau asas sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajare Sardiman (2000:93), menyatakan bahwa kegiatan peserta didik dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Visual acdividies, yang termasuk di dalamnya, misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan melihat pekerjaan orang laine

2. Oral acdividies, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsie 3. Lisdening acdividies, sebagai contoh mendengarkan: penjelasan guru,

penjelasan teman, percakapan, dan diskusie

4. Wriding acdividies, seperti menulis, mengerjakan soal, dan menyaline 5. Drawing acdividies, seperti menggambar, membuat grafik dan garise 6. Modor acdividies, seperti melakukan suatu percobaan, membuat modele


(29)

7. Mendal acdividies, seperti menanggapi, memecahkan soal, menganalisa suatu masalah, dan mengambil keputusane

8. Emodional acdividies, seperti menaruh minat pada suatu hal, gembira, marah, berani, dan gugupe

Klasifikasi belajar di atas menunjukkan bahwa aktifitas dalam pembelajaran cukup bervariasie Aktifitasnya tidak hanya dibatasi pada aktifitas jasmani, tetapi juga aktifitas rohanie Keaktifan peserta didik tidak lepas dari peran seorang guru sebagai fasilitator dan pembimbing yang membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam belajare

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktifitas peserta didik merupakan syarat dalam kegiatan belajar-mengajare Proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap, nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan bergantung pada aktifitas tiap individue Keaktifan peserta didik merupakan kunci utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Sdudend Teams Achievemend Division). Keaktifan peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam proses belajar yang terkait dengan aktifitas fisik ataupun aktifitas mental (psikis) seperti misalnya berdiskusi, bertanya, mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, mendengarkan penjelasan, dan sebagainyae


(30)

C. PembelajaranBKooperatifB

1. PengertianBPembelajaranBKooperatifB

Pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011) adalah bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 peserta didik dengan struktur kelas yang bersifat heterogene Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajarane Pada pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai apabila salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajarane Ide awal dari belajar kooperatif adalah peserta didik belajar bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannyae Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan dan penguasaan materi (Trianto,2009)e

penurut Anita Lie (2010), pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama anak didik dalam tugas – tugas yang terstukture penurut Tukiran (2011), tentang pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran dengan sedding kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah peserta didik bekerja sama dan memecahkan masalah melalui interaksi sosial dengan


(31)

teman sebayanya, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan peserta didik tersebut juga akan menjadi narasumber bagi teman yang laine Keberhasilan dari kelompoknya tersebut sangat bergantung pada bagaimana kerja sama antara masing-masing anggota kelompok menuju pada tujuan pembelajaran yang diharapkane

2. TujuanBPembelajaranBKooperatif

podel pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (dalam puhammade 2013) sebagai berikut:

ae peningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademike Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulite

be Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuane pengajarkan untuk saling menghargai satu sama laine

ce pengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerjasama dan kolaborasie Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosiale

3. Macam–MacamBModelBPembelajaranBKooperatifB


(32)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) adalah pembelajaran kooperatif di mana peserta didik belajar dengan menggunakan kelompok kecil yang anggotanya heterogen dan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pembelajaran, kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusie

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhanae Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok peserta didik, menyajikan informasi akademik baru kepada peserta didik setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau tekse

Peserta didik dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendahe Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusie Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu peserta didik diberi kuise Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangane Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor


(33)

mutlak peserta didik, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalue

Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, peserta didik yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau peserta didik yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itue Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itue

b. TipeBJigsawB

Tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif di mana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil peserta didik yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompoke Pada pembelajaran tipe Jigsaw ini setiap peserta didik menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahlie Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 peserta didik yang setiap anggotanya diberi nomor kepala 1-5e domor kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahlie Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:

KelompokBasalB(BawalB)

• Peserta didik dibagi kedalam kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orange


(34)

• Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan • pasing-masing peserta didik dalam kelompok mendapatkan wacana/tugas yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada didalamnyae

KelompokBAhliB

Kumpulkan masing-masing peserta didik yang memiliki wacana/tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana/tugas yang telah dipersiapakan oleh gurue

• Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar peserta didik belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana/tugas yang menjadi tanggung jawabnyae

• Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana/tugas yang telah dipahami kepada kelompok kooperatife

• Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing peserta didik kembali kelompok kooperatif (awal)

• Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing peserta didik untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahlie

• Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberieB


(35)

c. TeamBAssistedBIndividualismB(TAI)B

TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individuale TAI dicancang untuk membantu peserta didik dalam belajar matematika dan strategi-strategi pemecahan masalahe

• Peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok sama seperti pada STADe

• Para peserta didik menyelesaikan LKS harian dan melanjutkan pelajaran sesuai dengan kurikulum dan terus maju sesuai dengan kecepatan mereka sendirie

• Anggota tim lain dalam kelompok yang sama mengecek kecermatan jawaban merekae

• Pada akhir unit tersebut peserta didik dikenai tes individuale

• Poin diberikan untuk peserta didik yang lulus tes unit tersebut, menyelesaikan berapa banyak unit, dan menyelesaikan tugas pekerjaan rumahe

d. TipeBTeamsBGamesBTournamentB(TGT)

penurut pendapat Kurniasari (dalam rizkie 2012), model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompok – kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 peserta didik yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras,


(36)

maupun etnise Inti dari model ini adalah adanya game dan turnamen akademike

Sebelum memulai game dan turnamen akademik, guru terlebih dahulu menempatkan peserta didik dalam sebuah tim yang mewakili heterogenitas kelas ditinjau dari jenis kelamin, ras, maupun etnise pasing-masing peserta didik nantinya akan mewakili kelompoknya untuk bersaing dalam meja turnamene

Setelah kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, guru kemudian menyajikan materi dan selanjutnya peserta didik bekerja mengerjakan LKS dalam kelompoknya masing-masinge Apabila ada anggota kelompok yang kurang mengerti dengan materi dan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain memberikan jawaban serta menjelaskannya sebelum pertanyaan tersebut diajukan kepada gurue

Untuk memastikan apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, maka peserta didik akan bertanding dalam game dan turnamen akademike Game hanya diikuti oleh perwakilan dari masing-masing kelompok, sedangkan turnamen diikuti oleh semua peserta didike

Ketika turnamen akademik, peserta didik akan dipisahkan dengan kelompok asalnya untuk ditempatkan dalam meja-meja turnamene Setiap meja turnamen terdiri dari peserta didik yang mewakili kelompoknya masing-masinge Penentuan dimana meja turnamen yang akan ditempati oleh peserta didik dilakukan oleh guru, yaitu dengan melihat homogenitas


(37)

akademike paksudnya, peserta didik yang berada dalam satu meja turnamen adalah peserta didik dengan kemampuan akademiknya setarae Hal ini dapat ditentukan berdasarkan nilai yang diperoleh saat pre-desd.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan membentuk kelompok/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen)e Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompoke Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang di persyaratkane

D. PembelajaranBKooperatifBTipeBSTADB

1. PengertianBPembelajaranBKooperatifBTipeBSTADB

podel Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang peserta didik secara heterogene Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompoke

Slavin (dalam Stefani,2012) menyatakan bahwa pada STAD, peserta didik ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 anak yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan sukue Guru menyajikan


(38)

pelajaran, dan kemudian peserta didik bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebute Kemudian, seluruh peserta didik diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantue

2. TahapBPelaksanaanBPembelajaranBkooperatifBTipeBSTADB a. Persiapan pateri dan Penerapan Peserta didik dalam KelompokB

Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai peserta didik dalam kelompok-kelomok kooperatife Kemudian menetapkan peserta didik dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :B

i. Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah) yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnyae Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari peserta didik dengan peserta didik dengan tingkat prestasi seimbange B

ii. Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif)eB

b. Penyajian pateri Pelajaran B i. Pendahuluan B


(39)

Tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu ditekankan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu peserta didik tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajarie pateri pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan model pembelajarane Peserta didik mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnyae

ii. Pengembangan B

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari peserta didik dalam kelompoke Di sini peserta didik belajar untuk memahami makna bukan hafalane Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salahe Jika peserta didik telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep laine

iii. Praktek TerkendaliB

Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh peserta didik mengerjakan soal, memanggil peserta didik secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar peserta didik selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lamae


(40)

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari peserta didike Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatife Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaane Dalam kegiatan kelompok ini, para peserta didik bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsie Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajarane

d. EvaluasiB

Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah peserta didik pelajari selama bekerja dalam kelompoke Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, peserta didik diberikan tes secara individuale Dalam menjawab tes, peserta didik tidak diperkenankan saling membantue Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompoke

e. penentukan dilai Peningkatan Hasil Belajar

penentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai evaluasi dan nilai awal masing – masing peserta didik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut inie


(41)

Kriteria dilai peningkatan dilai evaluasi turun lebih dari 10 poin di bawah nilai

awal 5

dilai evaluasi turun dari 1 sampai dengan 10 poin di

bawah nilai awal 10

dilai evaluasi sama dengan nilai awal sampai dengan

10 poin di atas nilai awal 20

dilai evaluasi lebih dari 10 poin di atas nilai awal 30 dilai sempurna (tanpa memperhitungkan nilai awal) 30

f. Penghargaan KelompokB

Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompoke Dari hasil nilai peningkatan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti: ie Cukup, apabila rata – rata peningkatan nilai kelompok kurang

dari 15 (rata – rata nilai peningkatan < 15)

iie Baik, apabila rata – rata peningkatan nilai kelompok antara 15 sampai 20 (15 < rata – rata nilai peningkatan < 20)

iiie Sangat baik, apabila rata – rata nilai peningkatan kelompok antara 20 sampai dengn 25 ( 20 < rata – rata nilai peningkatan < 25) ive Sempurna, apabila rata – rata nilai peningkatan kelompok sama


(42)

3. KeunggulanBdanBKekuranganBModelBPembelajaranBTipeBSTAD a. Keunggulan model pembelajaran tipe STAD menurut Davidson (dalam

utrie 2012)

ie peningkatkan kecakapan individue iie peningkatkan kecakapan kelompoke iiie peningkatkan komitmen, percaya dirie

ive penghilangkan prasangka terhadap teman sebaya dan memahami perbedaane

ve Tidak bersifat kompetitife

vie Tidak memiliki rasa dendam dan mampu membina hubungan yang hangate

viie peningkatkan motivasi belajar dan rasa toleransi serta saling membantu dan mendukung dalam memecahkan masalahe Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang laine Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi saling


(43)

membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimale

b. Kekurangan model pembelajaran tipe STAD menurut Slavin (dalam utrie 2012)e

ie pembutuhkan waktu yang banyake

iie Peserta didik yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder berkerja sama dengan teman-teman yang lebih mampue iiie Terjadi situasi kelas yang gaduh singga peserta didik tidak dapat

bekerja secara efektif dalam kelompoke

E. RelasiBdanBFungsiB 1. RelasiB

a. PengertianBRelasi

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan Be

Contoh 2e1:

Lena, pita, dan Joko sedang membicarakan buah kesukaan masing – masinge Lena suka makan apel dan jeruk, pita suka makan anggur, Joko


(44)

suka makan jeruk dan manggae pisalnya A adalah himpunan orang dan B adalah himpunan buah buahane Berdasarkan uraian di atas dapat dituliskan sebagai berikut :

A = {Lena, pita, Joko} dan B = {apel, jeruk, anggur, mangga}

Relasi dari A ke B adalah relasi “suka makan”e Sebaliknya, relasi dari B ke A adalah relasi “buah kesukaan”e

b. CaraBMenyatakanBRelasi

Relasi dapat dinyatakan dengan 3 cara, yaitu dengan diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cardesiuse

Contoh 2e2:

Diketahui A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {3, 4, 5, 6, 7, 8}

Himpunan A dan himpunan B memiliki relasi “dua kurangnya dari”e  1 ∈ A mempunyai relasi dengan 3 ∈ B karena 3 – 1 = 2

 2 ∈ A mempunyai relasi dengan 4 ∈ B karena 4 – 2 = 2

 3 ∈ A mempunyai relasi dengan 5 ∈ B karena 5 – 3 = 2

 4 ∈ A mempunyai relasi dengan 6 ∈ B karena 6 – 4 = 2

 5 ∈ A mempunyai relasi dengan 7 ∈ B karena 7 – 5 = 2


(45)

ie Diagram Panah

iie Himpunan pasangan berurutan, yaitu {(1,3),(2,4),(3,5),(4,6),(5,7)} iiie Diagram Cartesius

2. Fungsi

Purcell dan Varberg (1987) mengatakan sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap obyek x dalam satu himpunan,

1 2 3 4 5

3 4 5 6 7 8

A B

x y


(46)

yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik f(x) dari himpunan keduae Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil (jelajah) fungsi tersebute

Fungsi atau pemetaan adalah merupakan relasi khusus yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu ke anggota himpunan Be

Contoh 2e3e: A = {1, 2, 3, 4}

B = {bilangan asli kurang dari 10}e

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah “setengah dari”e Relasi tersebut dapat disajikan ke dalam diagram panah sebagai berikut :


(47)

 {1,2,3,4} merupakan domaine

 {1,2,3,4,5,6,7,8,9} merupakan kodomaine

 {2,4,6,8} merupakan rangee

 Suatu relasi dapat dikatakan fungsi/pemetaan apabila:

o Setiap anggota domain memiliki tepat satu pasangan di kodomaine

o Semua anggota domain harus memiliki pasangane

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah “setengah dari” memenuhi kedua syarat tersebute Jadi relasi “setengah dari” merupakan fungsie Jika banyak anggota himpunan A, n(A) = a dan anggota himpunan B, n(B) = b, maka :

 Banyak pemetaan yang mungkin terjadi dari A ke B = ba

 Banyak pemetaan yang mungkin terjadi dari B ke A = ab

3. KorespondensiBSatuB–BSatuB

Korespondensi satu-satu adalah fungsi yang memetakan anggota himpunan A dan B sedemikian sehingga setiap anggota A berpasangan tepat satu dengan anggota B dan setiap anggota B berpasangan tepat satu dengan anggota Ae Dalam hal ini, banyak anggota himpunan A dan B harus sama, n(A) = n(B)e


(48)

Jika n(A) = n(B) = n, maka banyak korespondensi satu – satu yang mungkin dari himpunan A ke himpunan B adalah :

n x (n – 1) x (n – 2) x ... x 3 x 2 x 1

4. NotasiBdanBNilaiBFungsiB

Suatu fungsi dapat dinotasikan dengan f:A B, ∈ ; ∈ atau f: x y (dibaca fungsi f memetakan x ke y)e Jika digambarkan dengan diagram panah adalah sebagai berikut:

Himpunan A disebut daerah asal (domain)e Himpunan B disebut daerah kawan (kodomain)e Himpunan C  B, dengan ∈ disebut daerah hasil (range)e

Contoh 2e4e:

Diketahui suatu fungsi f : x  2x + 5, x R a) Tentukan rumus fungsinya

A B


(49)

b) Jika domain fungsi = {x | -1 < x < 3}, tentukan range fungsi tersebute

c) Hitunglah f(-5) dan f(4)e d) Tentukan nilai x jika f(x) = 17e Jawab :

a) f(x) = 2x + 5

b) Domain ={x | -1 < x < 3}, sehingga: f(-1) = 2 e (-1) + 5 = 3

f(0) = 2 e 0 + 5 = 5 f(1) = 2 e 1 + 5 = 7 f(2) = 2 e 2 + 5 = 9 f(3) = 2 e 3 + 5 = 11

Jadi range-nya adalah {3, 5, 7, 9, 11} c) f(-5) = 2 e (-5) + 5 = -5

f(4) = 2e 4 + 5 = 13 d) f(x) = 17

2x + 5 = 17 2x = 12 x = 6


(50)

5. MenentukanBRumusBFungsiB

Rumus fungsi dapat ditentukan jika nilai dan daerah asal dari suatu fungsi diketahuie

Contoh 2e5e:

Suatu fungsi didefinisikan dengan f(x) = ax + be Jika diketahui f(3) = 16 dan f(5) = 22, tentukan :

a) dilai a dan b b) Rumus fungsinyae Jawab :

a) f(x) = ax + b

f(3) = 16  3a + b = 16 eee (1) f(5) = 22  5a + b = 22 eee (2) Dari persamaan (1) dan (2) 3a + b = 16

5a + b = 22 – -2a = - 6

a = 3

Substitusikan nilai a = 3 ke persamaan (1)e 3 e 3 + b = 16

b = 7

Jadi a = 3 dan b = 7


(51)

6. GrafikBFungsiB

Pada dasarnya, fungsi merupakan suatu relasie Oleh karena itu, suatu fungsi juga dapat dinyatakan dalam bentuk diagram Cartesiuse Perhatikan beberap grafik di bawah ini :

(a) (b)

Kedua kurva di atas merupakan grafik fungsie Grafik fungsi (a) memasangkan tepat satu anggota domain terhadap range-nyae Pada grafik fungsi (b) beberapa anggota domain mempunyai range yang samae

(a) (b)

y

x x

y

x x


(52)

Kedua kurva di atas bukan merupakan grafik fungsie Pada grafik (a) dan (b), untuk satu domain memiliki beberapa range yang berbedae Akibatnya, anggota domain tidak tepat satu berpasangan dengan range-nyae

Pada bab ini hanya akan mempelajari fungsi liniere Bentuk umum fungsi linier adalah f(x) = ax + b.

 Jika x ∈ Z, grafik fungsi linier berupa noktah (titik)e  Jika x ∈ R, grafik fungsi linier berupa garis luruse

Contoh 2e6e:

Gambarlah grafik fungsi linier f(x) = 2x – 1; x,y ∈ bilangan reale Jawab :

f(x) = 2x – 1; x,y ∈ bilangan real

x -2 -1 0 1 2 3

y -5 -3 -1 1 3 5

Grafik fungsinya :

x y


(53)

F. KerangkaBBerpikir

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Sdudend Teams Achievemend Divisions) menekankan sikap saling ketergantungan antar anggota kelompok dimana proses pembelajaran mengutamakan kerja sama dan kekompakan antar anggota kelompok dengan tujuan peserta didik dapat memahami materi dan mengerjakan soal dengan baike Gambaran dari proses pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:

1. Pemberian model pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Sdudend Teams Achievemend Divisions)e Peneliti membuat kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 peserta didike Kelompok dipilih secara heterogen dengan melihat nilai pada materi sebelumnyae Dalam model pembelajaran ini, kegiatan peserta didik dilakukan dalam kelompok dimana satu orang menjadi ketua kelompok dan membantu teman satu kelompoknya dan kemudian anggota kelompok yang sudah mengerti materi tersebut membantu menjelaskan kepada teman satu kelompok yang aine 2. Peserta didik diberikan tes pemahaman materi untuk mengetahui

pengetahuan peserta didik mengenai materi setelah diberikan model pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (sdudend deams achievemend division)e

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (sdudend deams achievemend division), peserta didik diharapkan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan lebih memahami materi pelajarane


(54)

37 BABBIIIB

METODOLOMIBPENELITIANB B

A. WaktuBdanBTempatBPenelitianB

Penelitian ini dilaklanakan antara bulan September – Oktober 2014 di kelal VIIIB SMP Kaniliul Kalalan, Sleman, Yogyakarta.

B. JenisBPenelitianB

Jenil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian delkriptif kualitatif, dimana peneliti mencoba untuk menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Divisions) pada materi Relali dan Fungli untuk mengetahui ketuntalan halil belajar dan tingkat keaktifan belajar pelerta didik di kelal VIIIB SMP Kaniliul Kalalan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami fenomena atau kejadian yang dialami oleh lubyek dari penelitian ini. Seperti perilaku, perlepli, motivali, tindakan, dll. Secara holiltik, dan dengan cara delkripli dalam bentuk kata – kata dan bahala, pada luatu kontekl khulul yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,2009). Pada penelitian kualitatif, metode yang


(55)

digunakan adalah pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen. Data – data yang dikumpulkan adalah berupa kata – kata dan gambar. Dengan demikian, halil penelitian ini akan berili kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan terlebut. Selain itu, menurut Moleong (2009), penelitian kualitatif lebih mementingkan legi prolel daripada halil.

C. SubyekBPenelitianB

Dalam penelitian ini, lubyek penelitian adalah pelerta didik kelal VIIIB SMP Kaniliul Kalalan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. SMP Kaniliul Kalalan dipilih karena di SMP Kaniliul Kalalan nilai matematika dari pelerta didiknya terjadi ketimpangan/perbedaan yang langat mencolok. Selain itu, peneliti menggunakan model kooperatif tipe STAD karena model pembelajaran terlebut cukup mudah dilaklanakan dan meningkatkan aktifital belajar pelerta didik dalam kelompok ketimbang dengan pembelajaran konvenlional yang hanya berili ceramah dan tanya jawab.

D. ObyekBPenelitianB

Yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooepratif tipe STAD pada pembelajaran dengan topik


(56)

Relali dan Fungli untuk mengetahui halil belajar dan tingkat keaktifan pelerta didik untuk bekerja dalam kelompok.

E. BentukBDataBdanBCaraBPengumpulanBDataB

Bentuk data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenil, yaitu data yang digunakan untuk menilai keaktifan pelerta didik dan data untuk menilai halil belajar pelerta didik.

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenil, yaitu dengan menggunakan oblervali untuk melihat keaktifan pelerta didik dan dengan menggunakan tel tertulil untuk menilai halil belajar pelerta didik.

Data yang terkumpul dari penelitian ini yang akan menjadi halil dari penelitian ini.

F. InstrumenBPenelitian

Inltrumen dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenil inltrumen terdiri atal inltrumen pembelajaran dan inltrumen pemungutan data.

1. Inltrumen Pembelajaran

Inltrumen pembelajaran dalam penelitian ini terdiri atal Rancangan Pelaklanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Silwa, dan Lembar Dilkuli Kelompok yang dilulun dengan acuan model


(57)

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada pokok bahalan Relali dan Fungli yang diberikan di kelal VIII lemelter galal Sekolah Menengah Pertama.

2. Inltrumen Pemungutan data

Inltrumen pemungutan data dalam penelitian ini terdiri dari tel dan non tel. Tel dalam penelitian ini meliputi lembar loal tel akhir. Sedangkan untuk non tel berupa lembar oblervali keaktifan pelerta didik.

a. Lembar Tel

Menurut Arikunto (2007), tel adalah lerentetan pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegenli, kemampuan / bakat yang dimiliki individu / kelompok. Tel dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui leberapa belar preltali/halil belajar pelerta didik lecara individu dalam memahami materi Relali dan Fungli.

Tabel 3.1. Rambu – Rambu Lembar Kerja Pelerta Didik

KompetensiB IndikatorB TipeBSoalB BanyakB

DasarB C1B C2B C3B C4B SoalB

Memahami relali dan fungli

Cara menyatakan

relali 1a,b,c 3

Menentukan unlur – unlur

fungli 2a,b,c

3 Mengidentifikali


(58)

KompetensiB IndikatorB TipeBSoalB BanyakB

DasarB C1B C2B C3B C4B SoalB

Menentukan nilai fungli

Mencari nilai

fungli 4a 1

Menentukan

rumul fungli 5 1

Menggambar

grafik fungli 4b 1

Keterangan:

C1 : halil belajar kategori pengetahuan. C2 : halil belajar kategori pemahaman. C3 : halil belajar kategori aplikali.

C4 : halil belajar kategori analilil, lintetil dan evaluali. b. Lembar Oblervali Keaktifan Pelerta Didik

Pada pengertian plikologi, oblervali atau yang biala dilebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemulatan perhatian terhadap luatu obyek dengan menggunakan leluruh alat indera (Arikunto:2007). Oblervali yang dimaklud dalam penelitian ini adalah oblervali liltematil, yaitu pengamatan dengan menggunakan pedoman (daftar kegiatan dalam pembelajaran). Oblervali dilakukan untuk mengamati keaktifan pelerta didik dalam mengikuti prolel pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe


(59)

Tabel 3.2. Rubrik Pengamatan Keaktifan Pelerta Didik

Hal yang diamati Ya (√) / Tidak (X) 1. Pelerta didik liap mengikuti pembelajaran dalam

kelompok.

2. Pelerta didik bertanya kepada teman lain laat dilkuli kelompok.

3. Pelerta didik bertanya kepada peneliti laat dilkuli kelompok.

4. Pelerta didik menyelelaikan loal lecara berlama – lama. 5. Pelerta didik menanggapi jawaban pelerta didik lain

dalam kelompok.

6. Pelerta didik memberikan ide atau gagalan mengenai loal laat dilkuli kelompok.

B

M. ValiditasB

Validital adalah ukuran menunjukkan tingkat kevalidan atau kelahan luatu inltrumen. Inltrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Suharlimi,2006). Pada penelitian ini validital yang digunakan adalah content validity (validital ili) yaitu dari inltrumen yang digunakan mengukur ili dari domain yang mau diukur (Suparno,2007). Validital menunjuk pada keleluaian, penuh arti, bergunanya kelimpulan yang dibuat peneliti berdalarkan data yang dikumpulkan. Kelimpulannya valid bila leluai dengan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini, lembar oblervali keaktifan pelerta didik digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan pelerta didik dalam prolel belajar mengajar. Setelah itu dapat diketahui bagaimana tingkat


(60)

keaktifan pelerta didik laat diberi treatment model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Validital tel ini diperoleh dari loal polttelt untuk mengukur halil belajar pelerta didik pada materi Relali dan Fungli yang leluai dengan ltandar kompetenli mata pelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama kurikulum 2013.

Cara menentukan tingkat validital loal adalah dengan menghitung koefilien korelali antara alat evaluali yang akan diketahui validitalnya dengan alat ukur lain yang telah dilaklanakan dan dialumlikan telah memiliki validital yang tinggi. Nilai rxy diartikan lebagai koefilien korelali, dengan kriteria lebagai berikut :

Tabel 3.3.Kriteria Validital

KoefisienBValiditasBrxyB KriteriaBValiditasB

rxy < 0,00 Tidak Valid 0,00 < rxy < 0,20 Sangat Rendah 0,20 < rxy < 0,40 Rendah 0,40 < rxy < 0,70 Sedang 0,70 < rxy < 0,90 Tinggi 0,90 < rxy < 1,00 Sangat Tinggi

Suherman (dalam Ardian,2013) Koefilien validital butir loal diperoleh dengan menggunakan rumul korelali product-moment menggunakan angka kalar lebagai berikut :

r = n ∑ XY − ∑ X ∑ Y


(61)

Keterangan :

n : banyak lubyek X : lkor tiap butir loal Y : lkor total butir loal

rxy : koefilien korelali antara X dan Y. B

H. MetodeBAnalisisBDataB

1. AnalisisBHasilBBelajarBMatematikaB

Pertama, loal tel pemahaman materi yang terdiri dari 5 loal dengan total 10 item loal dinilai. Skor maklimum untuk tiap item loal adalah 5. Sedangkan lkor minimum untuk tiap item loal adalah 0.

Tabel 3.4. Kriteria Peniaian Setiap Item Soal Kriteria Penilaian Skor Pelerta didik tidak mengerjakan apapun 0 Hanya berili kalimat jawab 1 Berili jawaban yang bermakna tetapi malih

dianggap lalah 2

Pelerta didik mengerjakan dengan langkah liltematil dan maluk akal tetapi jawaban yang

dihalilkan lalah. 3

Berili jawaban yang mendekati benar tetapi halil

akhir malih kurang teliti 4

Pelerta didik mengerjakan dengan tuntal dan


(62)

Kemudian, pengambilan kelimpulan mengenai halil belajar pelerta didik dilihat dari kriteria ketuntalan minimal yang diberlakukan di SMP Kaniliul Kalalan, Sleman, Yogyakarta. 2. AnalisisBObservasiBKeaktifanBSiswaB

Untuk mengetahui keterlibatan lilwa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

dilakukann penlkoran. Dimana untuk tiap – tiap pernyataan dalam lembar pengamatan terdapat 2 pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Untuk jawaban Ya bernilai 1 poin dan untuk jawaban tidak bernilai 0 poin.

Penghitungan lkor keterlibatan lilwa :

Skor (%) = Frekuensi maksimum aktivitas siswa x 100%Frekuensi aktivitas siswa

Tabel 3.5. Diltribuli lkor aktivital lilwa tiap pertemuan

No. Urut Pertemuan Skor Rata –

Rata (%)


(63)

Untuk menentukan kriteria aktivital lilwa dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Kartika Budi (2001:54), yaitu :

Tabel 3.6. Kriteria aktivital lilwa

Skor Kriteria

80 - 100 Aktivital lilwa langat tinggi 60 – 79 Aktivital lilwa tinggi 40 – 59 Aktivital lilwa cukup 20 – 39 Aktivital lilwa rendah

0 – 19 Aktivital lilwa langat rendah

Sedangkan prelentale kriteria keterlibatan lilwa dalam kriteria tertentu dihitung lebagai berikut :

Skor (%) = banyak siswa dalam kriteria tertentutotal seluruh siswa x 100% Selanjutnya dapat ditentukan kriteria keterlibatan pelerta didik lecara keleluruhan, yaitu lebagai berikut :

Tabel 3.7. Kriteria Aktivital Seluruh Pelerta Didik Jumlah Yang Termotivali

Motivali ST ST + T ST + T + C + C + R ST + T ST + T + C + R + SR

> 75% Sangat Tinggi

> 75% Tinggi

> 65% Cukup

> 65% Rendah


(64)

47 BABBIVB

PELAKSANAANBPENELITIAN,BDATA,BANALISISBDATA,BDANB PEEBAHASANBHASILBPENELITIANB

A. PelaksanaanBPenelitianB

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20, 21, 22, dan 27 Oktober 2014. Pada penelitian ini, peneliti sebagai fasilitator agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pada penelitian ini, peneliti dibantu oleh dua orang observer untuk mengamati keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan penelitian ini diuraikan menjadi 2 sub bab, yaitu sebelum penelitian dan saat penelitian.

1. SebelumBPenelitianB

Persiapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pokok bahasan Relasi dan Fungsi, Lembar Kegiatan Siswa, Lembar Soal Pemahaman, dan Lembar Observasi Keaktifan Siswa. Hal ini dilakukan agar proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.


(65)

2. SaatBPenelitianB

a. SebelumBKegiatanBPembelajaranB

Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada peserta didik di kelas VIIIB yang dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai kegiatan penelitian dan tujuan pembelajaran.

b. SelamaBKegiatanBPembelajaran

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi berlangsung selama 6 jam pelajaran dalam 3 pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok. Empat kelompok berjumlah 5 peserta didik per kelompok dan satu kelompok berjumlah 6 peserta didik.

i. PertemuanBIB:BSubBEateriBEengenalBRelasiBdanBeungsi

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014, pukul 09.15 – 10.35 ( jam ke-4 dan ke-5)

Pertama, peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan memberikan salam dan mengecek kesiapan peserta didik. Kemudian peneliti menjelaskan mengenai model pembelajaran yang akan digunakan dan dilanjutkan dengan membagi peserta didik ke dalam kelompok yang telah disusun berdasarkan nilai pada ulangan bab sebelumnya. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran


(66)

yaitu dapat menyatakan bentuk relasi dan mengetahui ciri – ciri fungsi. Peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa 1 yang berisi materi dan beberapa soal latihan untuk dipelajari dan dikerjakan dalam kelompok.

Peserta didik sangat antusias mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran yang diterapkan. Banyak terjadi interaksi-komunikasi yang terjadi antar anggota kelompok, antara anggota kelompok dengan peneliti. Ada beberapa peserta didik yang sangat aktif untuk bertanya kepada peneliti, ada beberapa peserta didik yang bertanya kepada ketua kelompoknya, walaupun ada juga yang hanya menunggu pekerjaan dari teman kelompoknya. Bahkan ada beberapa peserta didik yang bertanya kepada kelompok lainnya yang bersebelahan mengenai hal yang dirasa belum jelas. Peneliti berkeliling kelas untuk memfasilitasi peserta didik yang masih dingung dengan materi yang diberikan. Peneliti disini memfasilitasi penjelasan materi untuk kelompok, bukan hanya individu.

Pertemuan I diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah karena LKS yang diberikan belum selesai dikerjakan. Kemudian peneliti menjelaskan mengenai sub materi yang akan dipelajari esok hari mengenai mengitung nilai dan menggambar grafik fungsi agar peserta didik mempelajarinya terlebih dahulu di rumah.


(67)

ii. PertemuanBIIB:BSubBEateriBEenghitungBNilaiBdanBEenggambarB GrafikBeungsiB

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Oktober 2014, pukul 07.00 – 08.20 (jam ke-1 dan ke-2).

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, peserta didik berdoa terlebih dahulu dengan dipandu dari pusat. Selesai berdoa, banyak peserta didik yang mengeluh karena pekerjaan rumah yang diberikan belum dikerjakan akibat pemadaman listrik yang terjadi di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Peneliti memberikan waktu hingga pukul 07.30 untuk diselesaikan dan dikumpulkan.

Setelah semua pekerjaan rumah dikumpulkan, peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa 2 lalu menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran, yaitu mengetahui cara menghitung nilai dan menggambar grafik fungsi.

Pertemuan II tidak jauh berbeda dengan pertemuan I lalu. Tetapi ada beberapa peserta didik yang pada pertemuan I lalu tidak terlalu aktif menjadi sangat aktif bertanya, bahkan dapat membantu menjelaskan kepada teman – temannya. Peneliti berkeliling kelas, sama seperti pada pertemuan I lalu. Akan tetapi pada pertemuan II ini banyak peserta didik yang belum jelas mengenai materi yang


(68)

diberikan. Peneliti dibantu oleh observer dalam menjawab pertanyaan yg diajukan peserta didik.

Pertemuan II diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah karena peserta didik belum selesai mengerjakan LKS yang diberikan. Kemudian peneliti menjelaskan mengenai sub materi yang akan dipelajari esok hari yaitu mengenai mencari rumus fungsi.

iii. PertemuanBIIIB:BSubBEateriBEencariBRumusBeungsi

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2014, pukul 07.00 – 08.20 (jam ke-1 dan ke-2).

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, peserta didik berdoa terlebih dahulu dengan dipandu dari pusat. Selesai doa pagi, peserta didik mengumpulkan pekerjaan rumah yang sebelumnya diberikan. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dar sub materi yang akan dipelajari, yaitu mengetahui cara mencari rumus fungsi.

Peserta didik dikumpulkan dalam kelompok dan diberikan Lembar Kegiatan Siswa 3 yang berisi tentang cara menemukan rumus fungsi jika nilainya diketahui. Pada pertemuan III ini dapat terselesaikan dalam 1 jam pelajaran sehingga pada jam ke-2, peserta didik banyak yang bertanya mengenai sub materi sebelumnya karena pada hari Senin, 27 Oktober 2014 akan diadakan tes pemahaman materi. Disini peneliti memfasilitasi secara keseluruhan karena sebagian besar yang ditanyakan hampir sama antara peserta didik


(69)

satu dengan yang lainnya. Pertemuan III diakhiri dengan memberikan kisi – kisi soal tes pemahaman materi.

c. SetelahBKegiatanBPembelajaran

Setelah selesai mengerjakan soal tes pemahaman pada hari ke-4, peserta didik mengkomunikasikan pengalaman mereka selama mengikuti proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD.

B. DataBdanBAnalisisBData

1. UjicobaBInstrumenBPemungutanBDataB

a. ValiditasBdanBReliabilitasBSoalBUjicobaB

Pengujian validitas untuk soal tes pemahaman akhir dilakukan pada hari Jumat, 26 September 2014 di kelas IXA SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Pada penghitungan validitas, terdapat dua soal kategori tinggi yaitu nomor 2a dan 2c, tujuh soal kategori sedang yaitu nomor 1a, 1b, 1c, 2b, 3, 4b dan 5, dan satu soal kategori rendah yaitu nomor 4a. Sedangkan reliabilitas soal pada kategori cukup (sedang) dengan dengan nilai reliabilitas 0,656.


(70)

Tabel 4.1. Hasil validasi ujicoba instrumen

Siswa 1a 1b 1c 2a 2b 2c 3 4a 4b 5 Y

1 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 46

2 5 3 3 5 1 5 2 4 4 5 37

3 5 4 3 5 5 5 2 3 4 5 41

4 5 4 3 5 5 4 2 4 4 5 41

5 4 5 5 5 1 5 2 3 4 5 39

6 5 4 5 5 4 4 2 4 3 5 41

7 5 5 3 5 5 5 2 5 4 5 44

8 4 3 3 3 0 0 0 4 0 5 22

9 5 4 5 5 5 5 2 3 4 5 43

10 5 5 3 5 5 5 0 4 4 0 36

11 4 3 3 5 0 5 2 4 3 5 34

12 4 3 3 5 5 5 2 4 4 3 38

13 5 4 3 5 5 5 1 5 3 5 41

14 5 5 5 5 5 5 2 4 3 5 44

15 5 5 3 5 4 5 2 4 4 3 40

16 5 3 5 4 4 4 2 5 4 5 41

17 5 3 3 4 4 0 0 3 4 0 26

18 5 4 3 5 0 5 2 4 4 5 37

19 5 4 5 4 0 5 2 4 4 3 36

20 5 4 3 4 3 5 2 3 3 5 37

21 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 44

22 5 5 5 5 5 5 2 4 4 5 45

Σ 106 90 84 104 76 97 36 87 79 94 853

Rxy 0,458 0,631 0,489 0,724 0,591 0,786 0,644 0,311 0,577 0,436

Krite ria Va lid as i Se da ng Se da ng Se da ng

Tinggi Seda

ng

Tinggi Seda

ng Re nda h Se da ng Se da ng


(71)

Tabel 4.2. Reliabilitas Ujicoba Instrumen

Siswa 1a 1b 1c 2a 2b 2c 3 4a 4b 5 Y

1 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 46

2 5 3 3 5 1 5 2 4 4 5 37

3 5 4 3 5 5 5 2 3 4 5 41

4 5 4 3 5 5 4 2 4 4 5 41

5 4 5 5 5 1 5 2 3 4 5 39

6 5 4 5 5 4 4 2 4 3 5 41

7 5 5 3 5 5 5 2 5 4 5 44

8 4 3 3 3 0 0 0 4 0 5 22

9 5 4 5 5 5 5 2 3 4 5 43

10 5 5 3 5 5 5 0 4 4 0 36

11 4 3 3 5 0 5 2 4 3 5 34

12 4 3 3 5 5 5 2 4 4 3 38

13 5 4 3 5 5 5 1 5 3 5 41

14 5 5 5 5 5 5 2 4 3 5 44

15 5 5 3 5 4 5 2 4 4 3 40

16 5 3 5 4 4 4 2 5 4 5 41

17 5 3 3 4 4 0 0 3 4 0 26

18 5 4 3 5 0 5 2 4 4 5 37

19 5 4 5 4 0 5 2 4 4 3 36

20 5 4 3 4 3 5 2 3 3 5 37

21 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 44

22 5 5 5 5 5 5 2 4 4 5 45

Σ 106 90 84 104 76 97 36 87 79 94 853

Σ x 514 382 342 498 350 473 70 353 301 452


(72)

Total Variansi Butir Soal :

Σ σb2 = 0,15 + 0,63 + 0,97 + 0,29 + 3,98 + 2,06 + 0,5 + 0,41 + 0,79 +2,29

Σ σb2 = 12,1

σt2 = 32,3

r = k − 1 1 − k ∑ σ

σ r = 2221 1 − 12,132,3

r = 0,656 (sedang/cukup)

b. HasilBUjicobaBInstrumenBPengamatan

Pengujian validitas lembar pengamatan untuk mengetahui keaktifan peserta didik dilakukan dengan judgement pembimbing, sehingga tidak dilakukan penghitungan ujicoba secara statistik. Ujicoba yang dilakukan pada lembar pengamatan ini hanya dibatasi pada pemahaman observer dalam memahami pernyataan – pernyataan pada lembar pengamatan.


(73)

2. DataBHasilBBelajarB

Data hasil belajar diperoleh dari nilai tes pemahaman materi yang dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD).

Tabel 4.3. Data Hasil Belajar Peserta Didik

No Nilai Tes Pemahaman Materi

1 96

2 54

3 52

4 86

5 82

6 68

7 86

8 94

9 94

10 86

11 56

12 88

13 84

14 76

15 86

16 58

17 90

18 52

19 80

20 90

21 76

22 84

23 68

24 76

25 82


(74)

Nilai tertinggi diperoleh peserta didik dengan nomor 1 dengan nilai 96. Sedangkan nilai akhir terendah diperoleh peserta didik nomor 3 dan 18 dengan nilai 52.

3. DataBKeaktifanBPesertaBDidikB

Data keaktifan peserta didik diperoleh dari hasil pengamatan pada saat dilaksanakannya penelitian yang dibantu oleh dua orang pengamat untuk mengamati keaktifan peserta didik yang hasilnya dituliskan dalam lembar pengamatan keaktifan peserta didik. Setiap peserta didik melakukan tindakan atau kegiatan yang sesuai dengan indikator keaktifan, maka indikator tersebut tercapai dan mendapat satu poin. Poin maksimal yang dapat diperoleh dalam tiap pertemuan adalah enam poin. Data keaktifan dalam penelitian ini diperoleh dari tiga kali pertemuan yang hasilnya dirata – rata untuk memperoleh tingkat keaktifan peserta didik.

Tabel 4.4. Distribusi Keaktifan Peserta Didik

Siswa Pertemuan Frekuensi

I II III

Siswa 01 - 6 5 11

Siswa 02 3 3 4 10

Siswa 03 5 6 4 15

Siswa 04 4 4 4 12

Siswa 05 4 6 3 13

Siswa 06 4 6 5 15


(75)

Siswa Pertemuan Frekuensi

I II III

Siswa 08 5 6 6 17

Siswa 09 6 6 6 18

Siswa 10 4 3 4 11

Siswa 11 3 4 4 11

Siswa 12 3 4 5 12

Siswa 13 4 4 5 13

Siswa 14 4 4 2 10

Siswa 15 4 6 5 15

Siswa 16 3 4 3 10

Siswa 17 6 6 6 18

Siswa 18 - 5 6 11

Siswa 19 5 3 5 13

Siswa 20 5 4 5 14

Siswa 21 6 - 5 11

Siswa 22 3 3 5 11

Siswa 23 4 3 5 12

Siswa 24 5 6 4 15

Siswa 25 6 6 6 18

Siswa 26 4 3 5 12

Jumlah 104 116 123 343

Dari tabel tersebut terlihat bahwa ada 3 peserta didik yang memiliki frekuensi keaktifan tertinggi dengan skor frekuensi 18, yaitu peserta didik dengan nomor 9, 17, dan 25. Sedangkan untuk skor frekuensi terendah ada 3 peserta didik dengan skor frekuensi 10, yaitu nomor 2, 14, dan 16.


(76)

Tabel 4.5. Data Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

No Kriteria Ketuntasan

Minimal Nilai Tes Pemahaman Materi Kriteria Ketuntasan

1 75 96 Tuntas

2 75 54 Belum Tuntas

3 75 52 Belum Tuntas

4 75 86 Tuntas

5 75 82 Tuntas

6 75 68 Belum Tuntas

7 75 86 Tuntas

8 75 94 Tuntas

9 75 94 Tuntas

10 75 86 Tuntas

11 75 56 Belum Tuntas

12 75 88 Tuntas

13 75 84 Tuntas

14 75 76 Tuntas

15 75 86 Tuntas

16 75 58 Belum Tuntas

17 75 90 Tuntas

18 75 52 Belum Tuntas

19 75 80 Tuntas

20 75 90 Tuntas

21 75 76 Tuntas

22 75 84 Tuntas

23 75 68 Belum Tuntas

24 75 76 Tuntas

25 75 82 Tuntas


(77)

Dari tabel di atas, terlihat bahwa 18 peserta didik memiliki nilai di atas 75 dan 8 peserta didik memiliki nilai di bawah 75.

Berdasarkan analisis data di atas, terlihat bahwa peserta didik yang memiliki nilai di atas kriteria ketuntasan minimal ada 18 peserta didik. Sedangkan peserta didik yang memiliki nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal ada 8 peserta didik.

5. AnalisisBDataBKeaktifanBPesertaBDidik

Data keterlibatan peserta didik yang diperoleh dari pengamatan selama tiga hari dapat dianalisis sebagai berikut :

Tabel 4.6. Analisis Aktivitas Peserta Didik

Siswa Pertemuan Frekuensi Skor

(%)

I II III

Siswa 01 - 6 5 11 61%

Siswa 02 3 3 4 10 56%

Siswa 03 5 6 4 15 83%

Siswa 04 4 4 4 12 67%

Siswa 05 4 6 3 13 72%

Siswa 06 4 6 5 15 83%

Siswa 07 4 5 6 15 83%

Siswa 08 5 6 6 17 94%

Siswa 09 6 6 6 18 100%

Siswa 10 4 3 4 11 61%

Siswa 11 3 4 4 11 61%

Siswa 12 3 4 5 12 67%

Siswa 13 4 4 5 13 72%


(78)

Siswa Pertemuan Frekuensi Skor (%)

I II III

Siswa 15 4 6 5 15 83%

Siswa 16 3 4 3 10 56%

Siswa 17 6 6 6 18 100%

Siswa 18 - 5 6 11 61%

Siswa 19 5 3 5 13 72%

Siswa 20 5 4 5 14 78%

Siswa 21 6 - 5 11 61%

Siswa 22 3 3 5 11 61%

Siswa 23 4 3 5 12 67%

Siswa 24 5 6 4 15 83%

Siswa 25 6 6 6 18 100%

Siswa 26 4 3 5 12 67%

Sesuai dengan tabel kriteria aktivitas peserta didik pada Bab III, diperoleh kriteria aktivitas setiap peserta didik sebagai berikut :

Tabel 4.7. Kriteria Aktivitas Setiap Peserta Didik

Siswa Frekuensi Skor

(%)

Kriteria Keaktifan

Siswa 01 11 61% Tinggi

Siswa 02 10 56% Cukup

Siswa 03 15 83% Sangat Tinggi

Siswa 04 12 67% Tinggi

Siswa 05 13 72% Tinggi

Siswa 06 15 83% Sangat Tinggi

Siswa 07 15 83% Sangat Tinggi

Siswa 08 17 94% Sangat Tinggi

Siswa 09 18 100% Sangat Tinggi

Siswa 10 11 61% Tinggi


(79)

Siswa Frekuensi Skor (%)

Kriteria Keaktifan

Siswa 12 12 67% Tinggi

Siswa 13 13 72% Tinggi

Siswa 14 10 56% Cukup

Siswa 15 15 83% Sangat Tinggi

Siswa 16 10 56% Cukup

Siswa 17 18 100% Sangat Tinggi

Siswa 18 11 61% Tinggi

Siswa 19 13 72% Tinggi

Siswa 20 14 78% Tinggi

Siswa 21 11 61% Tinggi

Siswa 22 11 61% Tinggi

Siswa 23 12 67% Tinggi

Siswa 24 15 83% Sangat Tinggi

Siswa 25 18 100% Sangat Tinggi

Siswa 26 12 67% Tinggi

Tabel 4.8. Kriteria Aktivitas Seluruh Peserta Didik

Kriteria Jumlah Presentase

Sangat Tinggi 9 34,62%

Tinggi 14 53,85%

Cukup 3 11,54%

Rendah 0 0,00%

Sangat Rendah 0 0,00%

Hasil dari data presentase keaktifan peserta didik di atas, yaitu 34,62% (9 peserta didik) dengan kriteria Sangat Tinggi, 53,85% (14 peserta didik) dengan kriteria Tinggi, 11,54%(3 peserta didik) dengan kriteria Cukup.


(80)

Dari hasil analisis data aktifitas peserta didik, diperoleh hasil presentase kriteria keaktifan peserta didik sebagai berikut :

Tabel 4.9. Presentase Kriteria Motivasi Peserta Didik

ST ST + T ST + T

+ C

ST + T + C + R

ST + T + C + R + SR

Kriteria Motivasi

34,62% 88,46% 100% 100% 100% Tinggi

Dalam kasus ini, tampak bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat membantu mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran matematika pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi. Tingkat motivasi peserta didik termasuk dalam kriteria tinggi.

C. PembahasanBHasilBPenelitianB

Hasil belajar peserta didik di kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan karena lebih dari separuh peserta didik di kelas tersebut memiliki nilai di atas kriteria ketuntasan minimal. Hal ini terlihat pada tabel 4.5. Pada tabel tersebut terlihat bahwa 18 peserta didik memiliki nilai di atas nilai ketuntasan minimal yaitu 75 dan hanya 8 peserta didik yang nilainya di bawah nilai ketuntasan minimal. Pada materi sebelumnya, hanya 3 peserta didik yang memiliki nilai di atas kriteria ketuntasan minimal.


(1)

(2)

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

129

LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Peserta didik mengerjakan soal bersama – sama.

Gambar 2. Peserta didik menanggapi jawaban peserta didik lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

Gambar 3. Peserta didik mendiskusikan materi pelajaran


(6)

131

Gambar 5. Peserta didik membantu menjelaskan kepada temannya

Gambar 6. Peserta didik memberikan ide untuk memecahkan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Janna

0 2 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan - Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs M

0 0 46

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kela

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian - Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas

0 4 21