COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI : TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER.

(1)

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Computer Self Effiucacy (CSE) Pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam Penggunaan Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender”, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya:

1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(2)

  ii

Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, serta saran untuk penulis.

6. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak, Ibu, dan Kakak beserta seluruh anggota keluarga yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.

Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala kebaikan atas semua bantuan yang telah diberikan kepada peneliti baik materil maupun spirituil.

Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, Agustus 2010


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

ABSTRAKSI... ix

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Hasil penelitian Terdahulu... 10

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Teori Kognitif Sosial ... 14

2.2.2 Akuntansi Keperilakuan ... 16

2.2.3 Tujuan Akuntansi Keprilakuan ... 17

2.2.4 Sistem Informasi ... 17

2.2.4.1 Definisi Sistem ... 17

2.2.4.2 Definisi Informasi... 18

2.2.4.3 Definisi Sistem Informasi... 18

2.2.5 Pengertian Teknologi Informasi ... 19

2.2.5.1 Pengaruh dan Peran Teknologi Informasi Terhadap Akuntansi dan Profesi Akuntansi ... 20

2.2.6 Computer Self Efficacy... 21


(4)

2.2.6.1 Teori Self Efficacy... 21

2.2.6.2 Pengertian Computer Self Efficacy... 23

2.2.6.2.1 Aplikasi Komputer ... 24

2.2.6.2.2 Penanganan File ... 25

2.2.6.2.3 Software dan Hardware... 25

2.2.6.2.4 Internet ... 29

2.2.7 Pengertian dan Pandangan Tentang Gender ... 29

2.3 Kerangka Pemikiran... 31

2.4 Hipotesis ... 33

BAB III : METODE PENELITIAN... 34

3.1 Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel ... 34

3.1.1 Definisi Operasional ... 34

3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel ... 35

3.2 Tehnik Penentuan Sampel ... 41

3.2.1 Populasi ... 41

3.2.2 Sampel ... 41

3.3 Tehnik Pengumpulan Data... 42

3.3.1 Jenis Data ... 42

3.3.2 Sumber Data ... 43

3.3.3 Pengumpulan Data ... 43

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 44

3.4.1 Uji Kualitas Data ... 45

3.4.1.1 Uji Validitas ... 44

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.4.1.3 Uji Normalitas ... 46

3.4.1.4 Uji Independent t-test... 46

3.4.2 Uji Hipotesis ... 47

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN... 48

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 48


(5)

4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timurl ... 48

4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ... 50

4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ... 50

4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi ... 51

4.1.4.1 Visi ... 51

4.1.4.2 Misi ... 51

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 52

4.2.1 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 52

4.2.2 Penanganan File ... 54

4.2.3 Software dan Hardware ... 56

4.2.4 Penggunaan Internet ... 58

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 60

4.3.1 Uji Kualitas Data ... 60

4.3.1.1 Uji Validitas ... 60

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 64

4.3.1.3 Uji Normalitas ... 65

4.3.2 Uji Hipotesis ... 66

4.3.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer... 67

4.3.2.2 Uji Perbedaan Penanganan File... 68

4.3.2.1 Uji Perbedaan Software dan Hardware... 70

4.3.2.1 Uji Perbedaan Penggunaan Internet ... 71

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

4.5 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian... 76

4.6 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 77

4.7 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Persentase Jumlah Mahasiswa Hasil Ujian Ebiz ... 5

Tabel 2.1 Daftar Nilai Rata-rata Mahasiswa Hasil Ujian Ebiz ... 7

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 53

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Penanganan File ... 55

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Software dan Hardware... 57

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Internet... 59

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer... 61

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Penanganan File ... 62

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Software dan Hardware... 63

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Penggunaan Internet... 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel Independen ... 65

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 66

Tabel 4.11 Levene’s Test for Equality of Variances... 67

Tabel 4.12 Group Statistic ... 73

Tabel 4.13 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 77


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Triadic Reciprocal ... 15 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 32


(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner... Lampiran 2 Tabulasi Data... Lampiran 3 Hasil Olah Data ...


(9)

Oleh : Reny oktaviani

Abstraksi

Dewasa ini, mahasiswa tidak hanya dapat menyusun informasi akuntansi secara manual, tetapi harus dapat menggunakan teknologi-teknologi yang sudah ada hingga yang terbaru sehingga dapat menyajikan Sistem Infomasi Akuntansi Berbasis Komputer nantinya. Maka dari itu lulusan mahasiswa akuntansi diharapkan mempunyai pengetahuan yang baik tentang sistem akuntansi dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi. CSE didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan komputer atau sistem informasi atau teknologi informasi. Dimana CSE diukur melalui kemampuan penggunaan aplikasi komputer, penanganan file, software dan hardware, penggunaan internet. Keahlian penggunaan komputer mahasiswa akuntansi (CSE) sangat erat hubungannya dengan pelatihan Ebiz yang diadakan oleh jurusan. Berdasarkan hasil ujian Ebiz dari tahun 2006-2008 dapat diketahui kemampuan penggunaan komputer antara mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu untuk tahun 2006 dan 2008 nilai rata-rata ujian Ebiz mahasiswa perempuan lebih tinggi dari pada mahasiswa laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris perbedaan

Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di UPN “Veteran” Jawa Timur jurusan akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif gender.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Adapun respondennya adalah mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006, 2007 dan 2008 yang telah mengikuti ujian Ebiz dan tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif di bangku perkuliahan yang berjumlah 82 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisis yang digunakan adalah independent sample t-test dengan menggunakan program SPSS.

Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

Computer Self Efficacy (CSE) antara mahasiswa laki-laki dan perempuan.

Keywords : Computer Self Efficacy, Mahasiswa Akuntansi, Information Technology.


(10)

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dunia yang semakin pesat ini, teknologi

informasi merupakan salah satu bidang yang banyak dibicarakan, ditulis

atau bahkan diseminarkan dengan segala permasalahan yang dihadapi baik

didalam negeri maupun diluar negeri. Teknologi informasi dari tahun ke

tahun berkembang pesat dengan berbagai perubahan yang semakin

canggih. Teknologi informasi dapat membuat orang-orang dalam suatu

organisasi untuk berhubungan dan mengembangkan lingkungan yang

kondusif untuk penciptaan pengetahuan, sehingga setiap orang berpotensi

untuk meningkatkan intelektual orang lain. Teknologi berperan dalam

menciptakan penyimpanan berbasis pengetahuan yang dapat diakses oleh

lebih dari satu pengguna informasi. Perkembangan yang pesat di bidang TI

membawa pengaruh yang besar dalam berbagai bidang usaha maupun

bidang pendidikan. Pada bidang usaha terlihat dengan semakin banyaknya

perusahaan yang menggunakan komputer sebagai alat pembantu kegiatan

usaha.

Pada bidang pendidikan, terjadi kemajuan yang pesat baik dari

segi kurikulum, cara penyampaian materi, maupun segi pelayanan

dibidang administrasi. Dunia pendidikan menjadi semakin dinamis

mengikuti dinamisnya perkembangan zaman dimana orang lebih berfikir


(11)

efisien dan efektif. Teknologi informasi dapat digunakan atau

dimanfaatkan juga sebagai proses pengajaran. Metode pengajaran pada

umumnya dengan cara menerangkan teori-teori dalam mata kuliah tertentu

disertai dengan mengaplikasikannya ke laboratorium. Disamping itu,

berbagai universitas memberikan matakuliah tambahan berupa pelajaran

komputer.

Dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan era global dan

proporsional, suatu lembaga pendidikan perlu mengkaji ulang mengenai

metode pembelajaran sebagai jawaban terhadap tantangan yang ada. Hal

ini dikarenakan pengetahuan ilmiah adalah sesuatu yang berubah dan

berkembang terus, baik secara lambat maupun secara cepat. Dalam

pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya

positif sehingga pada taraf terakhir akan didapat output yang diharapkan

yaitu keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru dan hasil dari proses

belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajar.

Konsep Computer Self Efficacy (CSE) dipandang sebagai salah

satu variable yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang

teknologi informasi Agawal et al. (2000) dalam penelitan Rustiana

(2004). Menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004),

CSE didefinisikan sebagai judgement kapabilitas dan keahlian komputer

seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan


(12)

menentukan perilaku individu dan kinerja dalam penggunaan teknologi

informasi (Compeau dan Higgins 1995) dalam penelitan Rustiana (2004).

Menurut Ronsen dan Maguire (1990) dalam penelitian Rustiana

(2004), CSE merupakan salah satu prediktor yang penting bagi

mahasiswa untuk mau mempelajari dan menggunakan sistem komputer.

Dengan mengakui adanya perbedaan self efficacy antara professional

bisnis dan mahasiswa, maka tindakan perspektif dapat dilakukan oleh

manajer dan oleh pendidik. Manajer dapat menyediakan dukungan

terhadap teknologi informasi yang tepat bagi para karyawannya.

Sedangkan bagi para pendidik dapat menyediakan pelatihan teknologi

informasi yang tepat dalam mempersiapkan peserta didiknya untuk

menyongsong profesionalisme bisnis kedepan.

Dewasa ini, mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk menjadi

akuntan yang punya kompetensi antara lain dalam bidang teknologi

informasi yang memadai dan merupakan coredimension dari pendidikan

akuntansi dasar, sehingga dapat mendukung tugas-tugasnya sebagai

seorang calon akuntan.

Banyak KAP sekarang ini mengharapkan lulusan akuntansi

mempunyai pengetahuan yang baik tentang sistem akuntansi dan

mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi, misalnya

kemampuan dalam menggunakan micro-based tools secara umum,

software khusus dibidang audit dan penggunaan internet. Pengalaman


(13)

sebagai suatu bentuk nilai plus Stone et al. (1996) dalam penelitian

Rustiana (2004).

Menurut Rustiana (2005) dalam era digital, integrasi teknologi

informasi di dalam kurikulum akuntansi merupakan salah satu hal yang

paling penting untuk jurusan akuntansi. Menurut Wilkinson (1993:22),

mahasiswa jurusan akuntansi seharusnya memperoleh semua batang

tubuh pengetahuan pengetahuan (common body of knowledge) yang

berkaitan dengan sistem informasi. Karena sistem informasi sekarang ini

semakin banyak dikomputerisasi, bidang pengetahuan ini harus pula

mencakup pemahaman komputer dan pemanfaatannya dalam

aplikasi-aplikasi akunting. Mereka diharapkan dapat menambah pengetahuan

dengan cara mempelajari area-area terbaru dibidang teknologi informasi

yang kemungkinan besar berpengaruh secara signifikan dalam Sistem

Informasi Akuntansi (Rustiana, 2005). Mahasiswa tidak hanya dapat

menyusun informasi akuntansi secara manual, tetapi harus dapat

menggunakan teknologi-teknologi yang sudah ada hingga yang terbaru

sehingga dapat menyajikan Sistem Infomasi Akuntansi Berbasis

Komputer nantinya. Maka dari itu lulusan mahasiswa akuntansi

diharapkan mempunyai pengetahuan yang baik tentang sistem akuntansi

dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi.

Penelitian dengan menggunakan variable Computer self efficacy

(keahlian penggunaan komputer) juga telah diterapkan dalam dunia


(14)

Menurut Ronsen dan Maguire (1990) dalam Rustiana (2005), Computer

self Efficacy (CSE) merupakan salah satu prediktor yang penting bagi

mahasiswa untuk mau mempelajari dan menggunakan sistem komputer.

CSE didefinisikan sebagai kemampuan penggunaan aplikasi komputer,

sistem informasi, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data

dan penggunaan tombol keyboard (Indriantoro, 2000).

Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

perkuliahan sudah banyak menggunakan komputer sehingga mahasiswa

harus mampu menggunakan komputer untuk melakukan presentasi.

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur bekerja sama

dengan Ebiz Education Enterprise untuk memberikan pelatihan komputer

yang meliputi : Microsoft Office, Microsoft Exel, Mengatur informasi dan

komunikasi dengan Microsoft Outlook dan menangani grafik serta

presentasi dengan Microsoft PowerPoint.

Keahlian penggunaan komputer mahasiswa akuntansi dapat

diketahui dari hasil ujian pelatihan yang diberikan oleh Ebiz Education

Enterprise dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

Tabel 1.1 : Daftar persentase jumlah mahasiswa hasil ujian Ebiz yang lulus dan yang tidak lulus Tahun 2006, 2007 dan 2008 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tahun Jumlah

mahasiswa

Nilai > 50,00 (lulus)

% Nilai ≤ 50,00 (tidak lulus)

%

2006 133 81 60,9 52 39,1

2007 156 122 78,2 34 21,8

2008 180 73 40,6 107 59,4


(15)

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa 81 mahasiswa dari 133

mahasiswa yang mengikuti ujian Ebiz Tahun 2006 UPN “Veteran” Jawa

timur menyatakan telah lulus dan 52 mahasiswa atau sebesar 39,1 %

memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 50,00 yang berarti tidak

lulus. Pada Tahun 2007 sebanyak 122 mahasiswa yang memperoleh nilai

lebih dari 50,00 atau sebanyak 78,2 %, sedangkan jumlah mahasiswa

yang mendapat nilai ≤50,00 hanya sebesar 34 orang atau sebesar 21,8 %, terjadi peningkatan kemampuan mahasiswa dalam penggunaan komputer

walaupun hanya sebesar 7,3 % saja. Namun pada Tahun 2008 terlihat

dengan jelas bahwa hanya terdapat 73 mahasiswa dari 180 mahasiswa

yang mengikuti ujian Ebiz atau sebesar 40,6 % saja yang memperoleh

nilai > 50,00 atau lulus, sedangkan yang tidak lulus atau memperoleh

nilai ≤ 50,00 sebanyak 107 mahasiswa atau 59,4 %. Hal ini berarti bahwa tidak sedikit mahasiswa akuntansi yang kurang mampu mengoperasikan

komputer.

Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti tentang perbedaan

gender terhadap computer attitude seperti yang dilakukan oleh Sanjaya

(2008) dan Havelka (2003) dalam penelitian Rustiana (2004). Penelitian

mereka menunjukkan hasil yang beragam.

Dari hasil ujian Ebiz dari tahun 2006-2008 dapat diketahui

kemampuan penggunaan komputer antara mahasiswa laki-laki dengan


(16)

Tabel 1.2 : Daftar nilai rata-rata mahasiswa hasil ujian Ebiz Tahun 2006, 2007 dan 2008 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Rata-rata Nilai Gender

2006 2007 2008 L

P

53.89 57.71

62.71 61.18

51.94 55.17 Sumber: Biro Akademik Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur

Dalam tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 nilai

rata-rata mahasiswa perempuan sebesar 57,71 lebih tinggi dibandingkan

mahasiswa laki-laki yang hanya 53,89. Hal ini berarti kemampuan

menggunakan komputer pada mahasiswa perempuan lebih baik dari pada

mahasiswa laki-laki. Pada tahun 2007 nilai rata-rata hasil ujian Ebiz pada

mahasiswa laki-laki sebesar 62,71 lebih tinggi dibandingkan mahasiswa

perempuan yaitu sebesar 61,18. Ini berarti kemempuan menggunakan

komputer pada tahun 2007 mahasiswa laki-laki lebih baik dari pada

mahasiswa perempuan, namun hanya berbeda sedikit nilai rata-ratanya.

Sedangkan pada tahun 2008 terlihat bahwa kemampuan menggunakan

komputer pada perempuan lebih baik dari pada laki-laki hal ini terlihat

dari nilai rata-rata perempuan sebesar 55,17 dibandingkan nilai rata-rata

laki-laki yaitu sebesar 51,94. Dari hasil rata-rata nilai ujian Ebiz

tampaknya kemampuan menggunakan komputer pada perempuan lebih

baik daripada laki-laki.

Hasil penelitian Rustiana (2004) menunjukkan CSE laki-laki lebih

tinggi dibandingkan CSE perempuan, demikian halnya dengan penelitian


(17)

memiliki CSE lebih tinggi dari perempuan. Perbedaan sosialisasi gender

menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan membawa perbedaan nilai

dan perlakuan dalam pekerjaannya. Perbedaan ini disebabkan karena

laki-laki dan perempuan mengembangkan bidang peminatan, keputusan dan

praktis yang berbeda (Betz dan Shepard, 1989) dalam penelitian Rustiana

(2004). Laki-laki akan melakukan apa saja untuk mencapai kesuksesan,

termasuk untuk bertindak secara kreatif dan inovatif. Sedangkan

perempuan dalam melakukan tugas-tugasnya lebih mementingkan aspek

harmonisasi dan kurang menunjukkan aspek kreatif dan inovatif

(Rustiana 2004).

Hal ini yang memotivasi dilakukannya studi tentang perbedaan

gender dalam keahlian penggunaan komputer. Oleh karena itu melihat

pentingnya CSE bagi mahasiswa akuntansi dan berdasarkan hasil

penelitian terdahulu dan hasil survei terhadap mahasiswa yang telah

mengikuti Ebiz, maka penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti

empiris Perbedaan Computer Self Efficacy Mahasiswa Akuntansi Di

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam

Penggunaan Sistem Informasi Berdasarkan Gender.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis sebelumnya, maka

perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat


(18)

“Apakah ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” jurusan

akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif

gender ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan uraian

diatas adalah sebagai berikut :

“Bukti empiris perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” jurusan

akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif

gender “.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain :

1. Pembaca

Dapat memberikan informasi tambahan pengetahuan dan informasi

dalam keahlian penggunaan teknologi informasi.

2. Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bidang teknologi

informasi agar dikemudian hari dapat menerapkan teori-teori dan


(19)

2.1. Penelitian Terdahulu 2.1.1. Rustiana (2004)

a. Judul :

“Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa akuntansi dalam penggunaanTeknologi informasi : tinjauan perspektif gender”.

b. Dasar teori yang mendasari :

Colley et. Al. (1994) dalam Havelka (2003) berdasarkan penelitian, menemukan bahwa laki-laki mempunyai attitude yang positif mengenai komputer dan computer anxiety yang lebih rendah disbanding perempuan. Namun Sian et. Al. (1990) dalam Havelka (2003) berhasil menemukan bahwa perempuan mempunyai attitude yang positif dan menunjukkan level computer anxiety yang rendah dibandingkan laki-laki.

c. Permasalahan :

“Apakah ada perbedaan CSE mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif gender ?”.

d. Hipotesis :

H : ada perbedaan computer self efficacy mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi berdasarkan gender.


(20)

e. Kesimpulan :

Hipotesa yang menyatakan adanya perbedaan gender CSE mahasiswa akuntansi dalam menggunakan teknologi informasi telah terbukti, hal ini didukung dengan nilai t dalam uji t independent menunjukkan angka sebesar 3,381 dan tingkat signifikan 0,01 (2 sisi) dan nilai F = 3,658. Ini berarti, bahwa CSE laki-laki cenderung lebih tinggi (mean = 114,12 dengan deviasi standar 16,620) dibandingkan CSE perempuan (mean = 107,52 dengan deviasi standar 9,17).

2.1.2. Rustiana (2005)

a. Judul :

“Studi Computer Self Efficacy Dalam Era Digitalisasi : Komparasi Antara Novice Account Dan Akuntan Pendidik ”.

b. Dasar teori yang mendasari :

Stone (1996) telah melakukan penelitian dengan variabel CSE pada pendidikan akuntansi. Hasilnya menunjukkan ada perbedaan instruksi akuntansi yang dapat mempengaruhi self efficacy mahasiswa akuntansi dalam hal keahlian teknis akuntansi dengan komunikasi dan keahlian interpersonal. Wijaya (2003) melakukan penelitian pada akuntan pendidik dan menemukan hasil bahwa semakin rendah level computer anxiety akan menunjukkan tingkat computer self efficacy yang tinggi.


(21)

c. Permasalahan :

1. Bagaimanakah kecenderungan level computer self efficacy bagi novice accountant dan akuntan pendidik?

2. Apakah ada perbedaan level computer self efficacy antara novice accountant dengan akuntan pendidik?

d. Hipotesa :

H : ada perbedaan computer self efficacy antara novice accountant dan akuntan pendidik.

e. Kesimpulan :

Dari hasil uji independent t-Test dapat dibaca bahwa nilai t sebesar 13,334 dengan tingkat signifikansi < 0,001 menunjukkan bahwa hipotesis penelitian didukung. Ini berarti bahwa ada perbedaan kemampuan penggunaan komputer antara novice accountant dengan akuntan pendidik. Kecenderungan level CSE novice accountant berada pada angka 3,65. Ini menunjukkan bahwa jawaban responden cenderung pada skala setuju untuk sebagian besar item CSE. Ini berarti bahwa novice accountant mempersepsikan diri, bahwa mereka mempunyai keyakinan kemampuan diri dalam penggunaan komputer dengan baik. Kecenderungan level CSE akuntan pendidik berada pada angka 4,36. Ini menunjukkan bahwa jawaban responden cenderung pada skala sangat setuju untuk sebagian besar item CSE. Ini berarti bahwa akuntan pendidik mempersepsikan diri, bahwa mereka


(22)

mempunyai keyakinan kemampuan diri dalam penggunaan komputer dengan sangat baik.

2.1.3. Maryam Fitriyani (2009) a. Judul :

“Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa jurusan S1 akuntansi Universitas Airlangga Surabaya dengan Mahasiswa jurusan S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya”.

b. Dasar teori yang mendasari :

Ritu Agarwal, V. Sambamurthy dan Ralp M. Stair (2000) telah melakukan penelitian mengenai “Research Report : The Evolving Relationship between general and specific Computer Self Efficacy- An Empirica Assessmentl”. Menjabarkan pemahaman mengenai konsep Self Efficacy yang berkembang saat ini dalam konteks penggunaan perangkat lunak (software) komputer. Artinya, Computer Self Efficacy memberikan pengukuran terhadap individu dalam menyikapi perkembangan informasi teknologi-teknologi informasi baru dalam konteks pengetahuan komputer yang umum dan ketrampilan penggunaan aplikasi spesifik untuk tugas yang spesifik.

c. Permasalahan :

Apakah ada perbedaan antara Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa jurusan S1 akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya dengan mahasiswa jurusan S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya ?


(23)

d. Hipotesis :

H : terdapat perbedaan computer self efficacy mahasiswa jurusan S1 akuntansi Universitas Airlangga Surabaya dengan mahasiswa jurusan S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya

e. Kesimpulan :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan computer self efficacy antara mahasiswa Airlangga Surabaya dengan mahasiswa jurusan S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya, dengan demikian hipotesa penelitian ditolak. Indikasi hasil ini bertolak belakang dengan temuan penelitian terdahulu Rustiana (2005) bahwa terdapat perbedaan computer self efficacy antara mahasiswa pria dan wanita. Nilai mean mahasiswa Universitas Airlangga sebesar 3.329, sebaliknya mahasiswa STIE Perbanas sebesar 3.347.

2.3. Landasan Teori 2.2.1. Teori Kognitif Sosial

Menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam penelitian Rustiana (2004), Teori kognitif sosial didasarkan pada premis bahwa ada tiga variabel yang saling mempengaruhi yang lebih dikenal sebagai triadic reciprocall. Ketiga variabel tersebut adalah lingkungan, perilaku dan orang seperti tampak pada gambar.


(24)

Gambar 2.1

TRIADIC RECIPROCAL Orang (individu)

Lingkungan Perilaku

sumber: Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004) Gambar 2.1 adalah triadic reciprocality atau reciprocal determinism yang menunjukkan bahwa ketiga variabel sosial tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Individu memilih lingkungan dan lingkungan mempengaruhinya. Selanjutnya perilaku yang ada dalam situasi ini dipengaruhi oleh sosial kognitif dan sosial personal.

Teori kognitif sosial oleh Bandura (1986) dalam Rustiana (2004) dikembangkan dalam dua set ekspektasi kekuatan kognitif utama yang menjadi pedoman perilaku:

1. Ekspektasi dihubungkan dengan outcome

Para individu yang paham aspek perilaku akan percaya bahwa outcome lebih bernilai apabila dibandingkan dengan individu yang tidak mampu memahami konsekuensi yang menguntungkan.

2. Ekspektasi yang disebut self efficacy

Merupakan kepercayaan individu mengenai kemampuan untuk membentuk suatu perilaku tertentu.


(25)

2.2.2. Akuntansi Keprilakuan (Behavior Accounting)

Akuntansi merupakan sistem yang menghasilkan Laporan Keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya, sedangkan Ilmu Keprilakuan adalah merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keprilakuan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan manusia dengan sistem akuntansi (Ikhsan dan Ishak, 2005:126).

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005:3), akuntansi keprilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang perkembangannya semakin meningkat dalam 25 tahun belakangan ini. Hal ini ditandai dengan lahirnya sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan dengan keprilakuan (behavioral), dan semakin menjamurnya buku teks berbahasa asing yang membahas tentang akuntansi keprilakuan. Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 24) menyebutkan bahwa secara umum ruang lingkup akuntansi perilaku (behavior accounting) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi.

2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi,


(26)

produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, serta kerja sama.

3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketiga dari akuntansi keprilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga mempengaruhi perilaku.

2.2.3. Tujuan Akuntansi Keprilakuan

Tujuan dari akuntansi keprilakuan adalah melakukan pengukuran dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik bersifat internal maupun eksternal (Ikhsan dan Ishak, 2005:4).

Akuntansi keprilakuan akan memberikan informasi kepada manajemen tidak hanya informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tetapi juga dengan alasan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang manajemen lakukan dan merekomendasi untuk merubah perilaku yang disfungsional (Siegel dan Marconi, 1989) dalam Suryanah (2006).

2.2.4. Sistem Informasi 2.2.4.1. Definisi Sistem

Menurut Mulyadi (1995:17), Sistem adalah sekelompok elemen yang erat hubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama


(27)

untuk mencapai tujuan tertentu, dan setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau secara rutin terjadi.

Menurut Halim (1995:27), Sistem adalah suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait dan mempengaruhi (biasa disebut dengan subsistem), yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.4.2. Definisi Informasi

Menurut Halim (1995:125), Informasi adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan.

2.2.4.3. Definisi Sistem Informasi

Menurut Wilkinson (1993:4), Sistem Informasi adalah suatu kerangka dengan mana sumberdaya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Menurut Halim (1995:30), Sistem Informasi adalah suatu sistem yang mengubah atau memproses data menjadi informasi.


(28)

2.2.5. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Fauzi (2008:4), sudah menjadi definisi umum bahwa istilah teknologi informasi identik dengan komputer. Teknologi informasi memang secara lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang saat ini teknologinya terus berkembang sehubungan perkembangan teknologi lain yang dapat dikoneksikan dengan komputer itu sendiri. Pengolahan data dengan komputer tersebut juga dikenal dengan istilah pengolahan Data Elektronik (Electronic Data Processing – EDP), yang didefinikan sebagai proses manipulasi data ke dalam bentuk yang lebih berguna berupa informasi dengan menggunakan komputer. Data merupakan objek yang belum dan akan dilakukan pengolahan yang sifatnya masih “mentah”. Sedangkan informasi adalah data yang telah terolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat yang biasa disebut informasi. Ada banyak definisi dari Information Technology, definisi dari teknologi informasi yang diambil dari “Information Technology Training Package ICA99” bahwa Industri Teknologi Informasi didefinisikan sebagai pengembangan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses, penyajian, pengelolaan data, dan informasi. Termasuk didalamnya pembuatan hardware komputer dan barbagai jasa yang berhubungan dengan komputer; bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi, pembuatan komponen dan jasa.


(29)

2.2.5.1. Pengaruh dan Peran Teknologi Informasi terhadap Profesi Akuntansi

Menurut Halim (1995:35) perkembangan teknologi komputer sangat mempengaruhi perubahan cara kerja akuntansi dalam mengolah transaksi menjadi informasi. Tanpa mengubah hakekat akuntansi sebagai suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Perkembangan komputer juga mendorong perkembangan sistem informasi manajemen secara keseluruhan.

Menurut Halim (1995:35) berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Dimasa mendatang, seorang akuntan diharapkan selain memiliki kemampuan khusus dibidang sistem informasi akuntansi, juga memiliki keahlian pendamping dibidang komputer, khususnya dibidang aplikasi akuntansi (Halim, 1995:35).

Penggunaan teknologi informasi semakin banyak berperan dalam dunia pendidikan tinggi khususnya di program studi akuntansi. Teknologi informasi digunakan sebagai media informasi dan cara belajar bagi mahasiswa.

Menurut Rustiana (2005), mahasiswa akuntansi harus dapat menggunakan teknologi informasi (termasuk internet) yang dapat digunakan untuk menunjang penyelesaian tugas-tugas mata kuliah ataupun untuk pencarian sejumlah informasi yang diperlukan untuk penambah pengetahuan. Mahasiswa akuntansi diharapkan dapat menambah


(30)

pengetahuannya dengan cara mempelajari area-area terbaru di bidang teknologi informasi yang kemungkinan besar dapat berpengaruh secara signifikan dalam sistem informasi akuntansi. Beberapa area baru tersebut antara lain penyimpanan data base, pemanggilan ulang atau retrieve, dan pengelolaan informasi dan konsep-konsep model data yang bertujuan untuk membantu mengembangkan dan mengintegrasikan file-file sistem informasi akuntansi. Area yang lain adalah model-model terbaru untuk mengevaluasi pengendalian internal sistem informasi akuntansi dan berbagai macam variasi aplikasi paket-paket software untuk mengembangkan sistem informasi akuntansi terotomatisasi serta dapat membantu manajer dalam pembuatan keputusan.

2.2.6. Computer Self Efficacy 2.2.6.1. Teori Self Efficacy

Menurut Bandura (1986) dalam penelitian Rustiana (2004) self efficacy dapat didefinisikan sebagai judgement kemampuan seseorang untuk melakukan pola-pola perilaku tertentu dan juga ditentukan oleh seberapa banyak usaha seseorang akan melakukan tugasnya dan lamanya usaha tersebut akan tetap dilakukan. Bandura menyatakan bahwa self efficacy yang dirasakan seseorang, memainkan peranan penting dalam mempengaruhi motivasi dan perilaku. Individu yang mempunyai keyakinan self efficacy yang kuat mempunyai usaha yang lebih besar untuk menghadapi tantangan, dibandingkan dengan orang yang


(31)

mempunyai keyakinan self efficacy lemah (Bandura dan Schick 1981) dalam penelitian Rustiana (2005).

Karakteristik kunci dari self efficacy adalah komponen skill (keahlian) dan ability (kemampuan) dalam hal mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan. Dalam konteks komputer, CSE menggambarkan persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti menggunakan komputer untuk menyelesaikan paket-paket software untuk analisis data, menulis surat mail mergedengan menggunakan word processor yang lebih dari keahlian sederhana seperti memformat disket atau booting ulang komputer (Rustiana 2005).

Ada empat sumber informasi self efficacy menurut Bandura seperti yang dikutip oleh Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004) yaitu:

1. Guide mastery yang merupakan pengalaman dan keyakinan nyata dalam kaitannya dengan perilaku.

2. Behavior modeling yang meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran.

3. Social persuasion merupakan jaminan ulang bagi user yang mempunyai kemampuan tentang teknologi dan menggunakannya dengan sukses membantu para user untuk kepentingan kepercayaan. 4. Physiological states yang menunjukkan perasaan kecemasan yang


(32)

2.2.6.2. Pengertian Computer Self Efficacy

Menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004), CSE didefinisikan sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer atau sistem informasi atau teknologi informasi.

CSE didefinisikan sebagai kemampuan pengguna aplikasi komputer, system operasi, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data dan penggunaan tombol keyboard (Indriantoro, 2000).

Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004) juga menjelaskan ada tiga dimensi CSE, yaitu :

1. Magnitude

Dimensi ini mengacu pada tingkat kapabilitas yang diharapkan dalam penggunaan komputer. Individu yang mempunyai magnitude CSE yang tinggi diharapkan mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan individu yang mempunyai level magnitude CSE yang rendah karena kurangnya dukungan maupun bantuan.

2. Strength

Dimensi ini mengacu pada level keyakinan tentang judgement atau kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik.

3. Generalibility

yang mengacu pada tingkat judgement user yang terbatas pada domain khusus aktivitas. Dalam konteks komputer, domain ini


(33)

mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan software, sehingga individu yang mempunyai level generalibility CSE yang tinggi diharapkan dapat secara kompeten menggunakan paket-paket software dan sistem komputer yang berbeda.

2.6.2.1. Aplikasi Komputer

Menurut Fitriyani (2009), aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tetapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media.

Fitriyani (2009), menjelaskan bahwa program aplikasi adalah program siap pakai. Program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi penguna atau aplikasi yang lain. Contoh-contoh aplikasi ialah program pemroses kata dan Web Browser. Aplikasi akan menggunakan sistem operasi (OS) komputer dan aplikasi yang lainnya yang mendukung. Istilah aplikasi mulai perlahan masuk kedalam istilah Teknologi Informasi semenjak tahun 1993. Contoh utama aplikasi adalah pengolah kata lembar kerja, dan pemutar media. Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang


(34)

disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft Office yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi memiliki beberapa kemampuan untuk saling berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna.

2.6.2.2. Penanganan File

Menurut Fitriyani (2009), file adalah arsip yang disimpan dalam suatu media, yang terdiri dari kumpulan karakter, dan didokumentasikan dalam bentuk data digital oleh komputer.

Penanganan file direktori (Fitriyani, 2009) adalah : 1. Mengubah nama file

2. Mengkopi file dari satu direktori ke direktori lain 3. Menghapus file

4. Mengetahui besar ukuran suatu file 5. Mengetahui tanggal suatu file dibuat.

2.6.2.3. Software dan Hardware

Menurut Fauzi (2008:82), perangkat lunak (software) komputer adalah suatu perangkat yang berisi serangkaian instruksi, program, prosedur, pengendali, pendukung, dan aktivitas-aktivitas pengolahan perintah pada sistem komputer. Hardware komputer akan hidup dan memiliki fungsi jika digunakan bersama-sama dengan softwarenya.


(35)

Software komputer secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu software sistem operasi (Operating System) dan software aplikasi (application software). Sedangkan software aplikasi sendiri digolongkan menjadi beberapa yaitu bahasa pemrograman (programming language), program aplikasi (application program), program paket (pakage programs), dan progam utilitas (utility programs).

Menurut Fauzi (2008:82) bahwa jenis software komputer dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu software sistem (system software) dan software aplikasi (application software). Software sistem terdiri dari program untuk manajemen sistem (System Management Program) dan program untuk pengembangan sistem (System Development Program). Sedangkan software aplikasi terdiri dari program aplikasi untuk tujuan umum (General Purpose Application Program) dan program untuk aplikasi khusus (Application Special Program).

1. Sistem Operasi

Sistem operasi merupakan software yang berfungsi melakukan operasi yang mengurusi tentang segala aktivitas computer seperti mendukung operasi sistem, aplikasi dan mengendalikan semua perangkat komputer agar dapat berjalan selaras dengan fungsinya. Menurut Silberschatz, Galvin, Gagne (2003), sistem operasi adalah suatu program yang bertindak sebagai perantara antara pengguna dan hardware komputer.


(36)

2. Software Aplikasi

Software aplikasi adalah software program yang memiliki aktivitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Software aplikasi terdiri dari: Bahasa pemrograman (Programming Language), Program aplikasi (Application Program), Program paket (Packet Program), Program utilitas (Utility Program), Games dan entertainment, dan lain-lain.

3. Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman (programming language) adalah software bahasa yang digunakan dengan cara merancang atau membuat program sesuai dengan struktur dan metode yang dimiliki oleh bahasa program itu sendiri. Komputer mengerjakan tranformasi data berdasarkan kumpulan perintah program yang telah dibuat oleh pemrogram. Kumpulan perintah ini harus dimengerti oleh komputer, berstruktur tertentu, dan bermakna. Bahasa pemrograman merupakan notasi untuk memberikan secara tepat program komputer. Berbeda dengan bahasa, misalnya bahasa Indonesia dan Inggris yang merupakan bahasa alamiah (natural language), sintaksis dan sematik bahasa pemrograman ditentukan secara jelas dan terstruktur, sehingga bahasa pemrograman juga disebut sebagai bahasa formal (formal language).


(37)

4. Program Aplikasi

Program aplikasi dapat dibedakan atas tiga kategori, yaitu Personal Pakaged Software, Workgroup Computing, dan Enterprise Applications, dan Integration and Software application.

Personel Pakaged Software adalah sekumpulan software tertentu yang telah diintegrasikan dengan sengaja pada hardware yang ada (dalam hal ini adalah PC) dengan tujuan untuk kepentingan yang sifatnya pribadi.

Menurut Fauzi (2008:23), perangkat keras (hardware) dalam komputer adalah perangkat yang terdiri dari alat-alat yang dapat difungsikan untuk menjalankan atau mendukung suatu operasi tertentu yang dipasang dalam sebuah sistem komputer. Masing-masing perangkat keras mempunyai fungsi yang berbeda dalam penggunaannya sesuai kebutuhan pemakai. Sedangkan jenis-jenis komputer dapat dibagi kedalam beberapa penggolongan. Penggolongan yang paling tepat adalah berdasarkan prosesornya, karena kemampuan kerja komputer ditentukan oleh kemampuan prosesornya. Namun demikian penggolongan berdasarkan komputer yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Penggolongan komputer berdasarkan prosesornya

2. Penggolongan komputer berdasarkan bentuk dan ukuran fisik


(38)

2.6.2.4. Internet

Menurut Fauzi (2008:334), internet merupakan media komunikasi yang menggunakan komputer dan saluan telekomunikasi sebagai tulang punggungnya. Seperti halnya sebuah terminal telepon, lewat sebuah terminal komputer yang tersambung ke internet kita dapat menghubungi rekan kita dimana saja yang juga tersambung ke internet. Akan tetapi internet memiliki beberapa kelebihan dibandingkan telepon atau media komunikasi lainnya, dari segi biaya internet tidak memperhitungkan jarak seperti percakapan ditelepon. Dalam komunikasi internet, yang diperhitungkan hanyalah biaya koneksi ke ISP (Internet Service Provider) saja, yang umumnya ISP ini berada di dalam kota tempat kita berada. Sehingga akhirnya biaya yang harus ditanggungpun hanya biaya kecil saja.

2.2.7. Pengertian dan Pandangan tentang Gender

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Gender diartikan sebagai suatu sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan. Sedangkan istilah gender pada khasanah ilmu sosial diperkenalkan kepada perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan tanpa konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis menurut Mondy Macdonald et. al. (1997) dalam penelitian Ramayanti (2006), jadi dapat diartikan rumusan gender merujuk kepada perbedaan-perbedaan yang tetap muncul meskipun tidak disebabkan perbedaan historis yang menyangkut jenis kelamin.


(39)

Menurut Palmer dan Kandsami (1997) dalam penelitian Ramayanti (2006) pandangan tentang gender dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Dua model, yaitu equity model dan complementary contribution model.

Model pertama mengasumsikan bahwa antara laki-laki dan wanita sebagai profesional adalah identik sehingga perlu ada satu cara yang sama dalam mengelola dan wanita harus diberi akses yang sama. Model kedua berasumsi bahwa antara laki-laki dan wanita mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga perlu ada perbedaan dalam mengelola dan cara menilai, mencatat serta mengkombinasikan untuk menghasilkan sesuatu.

b. Dua stereotype, yaitu sex role stereotypes dan managerial stereotypes. Klasifikasi stereotype pengertiannya merupakan proses pengelompokan individu kedalam suatu kelompok, dan memberi suatu atribut karakteristik pada individu berdasarkan anggota kelompok. Sex role stereotypes dihubungkan dengan pandangan umum bahwa laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan, objektive, independen, agresif dan pada umumnya mempunyai kemampuan lebih dibandingkan wanita dalam pertanggungjawaban manajerial. Wanita dalam pihak dipandang lebih positif, lembut orientasi pada pertimbangan, lebih sensitive dan lebih rendah posisinya pada pertanggungjawaban dalam organisasi dibandingkan laki-laki. Manajerial stereotypes memberikan pengertian manajer yang sukses


(40)

sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku dan temperamen yang umumnya lebih dimiliki laki-laki dibandingkan wanita.

Alasan gender dijadikan suatu pembeda karena laki-laki dan perempuan mengembangkan bidang peminatan, keputusan dan praktis yang berbeda. Laki-laki akan melakukan apa saja untuk mencapai kesuksesan, termasuk untuk bertindak secara kreatif dan inovatif. Sedangkan perempuan dalam melakukan tugas-tugasnya lebih mementingkan aspek harmonisasi dan kurang menunjukkan aspek kreatif dan inivatif. Dalam kaitannya dengan CSE, laki-laki cenderung lebih baik dibanding dengan perempuan. Ini menunjukkan bahwa laki-laki peminatan, keputusan dan praktis yang berbeda khususnya dalam pengembangan teknologi informasi dengan perempuan (Rustiana ,2004).

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori serta penelitian terdahulu yang telah dilakukan diatas, maka dapat disusun premis sebagai berikut :

Premis 1: Terdapat perbedaan Computer Self Efficacy mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi berdasarkan

gender (Rustiana, 2004).

Premis 2 : Terdapat perbedaan Computer Self Efficacy antara novice accountant dan akuntan pendidik (Rustiana, 2005).

Premis 3 : Secara signifikan pria memiliki CSE lebih tinggi daripada wanita (Karsten dan Schmidt, 2007).


(41)

Premis 4 : Tidak terdapat perbedaan Computer Self Efficacy antara mahasiswa jurusan S1 akuntansi Universitas Airlangga Surabaya dengan mahasiswa jurusan akuntansi STIE PERBANAS Surabaya (Fitriyani, 2009).

Berdasarkan uraian premis diatas, dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 2.2

KERANGKA PEMIKIRAN

Kemampuan penggunaan aplikasi

komputer

Penanganan file

Software dan Hardware

Pria

Uji Beda

Penggunaan internet

Wanita Computer Self


(42)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

“Diduga ada perbedaan CSE mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur jurusan akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif gender.


(43)

3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstuk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2003:126).

Adapun definisi Operasional dan pengukuran variable dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas / independent (X) X : Gender

Gender didefinisikan sebagai penggolongan gramatikal terhadap kata-kata lain yang berkaitan dengannnya, yang secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin.

2. Variabel terikat / dependen (Y) Y : Computer Self Efficacy (CSE)

CSE didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan komputer atau sistem informasi atau teknologi informasi.


(44)

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel 1. Gender (X)

Variabel gender merupakan variabel kualitatif, oleh karena itu variael ini diukur dengan menggunakan item tunggal. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal, yaitu skala pengukuran dimana angka yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa yang polanya adalah sebagai berikut: a) Laki-laki, skor 1

b) Perempuan, skor 0

2. Computer Self Efficacy (Y)

Pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Ada 40 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur level Computer Self Efficacy untuk mengetahui kemampuan user dalam menggunakan komputer.

Skala pengukuran CSE ini menggunakan Semantic Defferensial yang digunakan untuk menyatakan persetujuan responden tentang item-item kuesioner. Empat komponen CSE yaitu :

a. Kemampuan penggunaan aplikasi komputer

Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal pemanfaatan fungsi-fungsi dari aplikasi yang ada di komputer mulai dari membuat pilihan-pilihan dari sebuah menu sampai dengan menggunakan printer untuk menggandakan hasil cetakan.


(45)

Variabel kemampuan penggunaan aplikasi komputer diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang dikembangkan oleh Murphy et al. (1989) dalam Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan atau kuesioner berjumlah 13 item pertanyaan yaitu :

 Membuat pilihan-pilihan dari sebuah menu

 Menggunakan printer untuk menggandakan hasil cetakan

 Membantu jika ada yang memerlukan bantuan

 Mengatasi masalah trouble shooting pada komputer.

 Menggunakan beberapa sistem operasi pada komputer (misalnya: windows, linux dll)

 Menggunakan scanner untuk mencopy gambar ke dalam komputer.

 Menguasai program floppy disk secara benar.

 Menguasai program flashdisk secara benar.

 Menguasai program CD/DVD RW disk secara benar.

 Menguasai program harddisk eksternal secara benar.

 Memasukkan data dari media penyimpanan luar kedalam komputer.

 Mengubah settingan komputer (misalnya: mengubah tampilan screen saver, mengubah desktop, dll).

 Mengoperasikan komputer dengan menggunakan layar penuh. Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 Sangat mampu

Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 3 menunjukkan responden


(46)

cukup mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5 menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan baik.

b. Kemampuan penggunaan internet

Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal penggunaan internet mulai dari frekuensi user dalam mengakses internet sampai dengan memanfaatkan fasilitas lainnya untuk berkomunikasi lewat internet.

Variabel penggunaan internet diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang dikembangkan oleh Murphy et al. (1989) dalam Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan atau kuesioner berjumlah 7 item pertanyaan yaitu :

 Membedakan alamat email dengan alamat situs/website.

 Menyimpan alamat website/situs yang sering dibuka di menu internet browser, tanpa bertanya/bantuan orang lain.

 Selalu mengetikkan alamat website/situs yang sering saya gunakan di komputer yang sama.

 Membuka lebih dari satu windows/tab/halaman untuk mengakses lebih dari satu alamat situs/website, tanpa bertanya/bantuan orang lain.

 Membuka windows/tab/halaman baru tanpa menutup halaman situs yang sebelumnya, tanpa bertanya/ bantuan orang lain.


(47)

 Membuat sendiri alamat email di website penyedia email gratis dengan mengikuti petunjuk di website/situs tersebut, tanpa bertanya/ bantuan orang lain.

 Melampirkan dokumen di email yang dikirimkan, tanpa ada orang lain yang menunjukkan langkah-langkahnya.

Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut : Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 Sangat mampu

Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 3 menunjukkan responden cukup mampu atau sedang dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5 menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan baik.

c. Software dan Hardware

Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal yang berhubungan dengan software maupun hardware mulai dari mengerti berbagai istilah-istilah pada software dan hardware sampai dengan mengatasi masalah-masalah pada software dan hardware tersebut.

Variabel software dan hardware diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang dikembangkan oleh Murphy et al. (1989) dalam Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan atau kuesioner berjumlah 10 item pertanyaan yaitu :

 Dapat menginstal berbagai macam software.


(48)

 Mengerti istilah-istilah pada hardware komputer.

 Belajar menggunakan berbagai macam program (software).

 Dapat mengatasi masalah-masalah hardware pada komputer.

 Dapat menghapus software dari komputer.

 Menerangkan mengapa sebuah program (jalan atau tidak jalan) didalam komputer.

 Mengartikan fungsi komputer hardware (keyboard, monitor, disk drive, komputer processing unit).

 Bercerita tentang software dengan benar.

 Keluar dari program atau software.

Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut : Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 Sangat mampu

Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 3 menunjukkan responden cukup mampu atau sedang dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5 menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan baik.

d. Penanganan file

Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal penanganan file yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas mulai dari awal sampai dengan menyimpannya melalui berbagai media.

Variabel penanganan file diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang dikembangkan oleh Murphy et al. (1989) dalam


(49)

Indriantoro (2000), yang berupa pertanyaan atau kuesioner berjumlah 10 item pertanyaan yaitu :

 Menyingkirkan file-file ketika file itu tidak digunakan lagi.

 Mengorganisasikan dan mengatur file.

 Menambah dan menghapus informasi dari data file.

 Mengcopy dari sebuah file pribadi.

 Memasukkan atau menyimpan data (angka atau huruf) kedalam file.

 Mengetahui jenis-jenis media penyimpanan file selain disket dan CD

 Menyimpan data yang ada dikomputer kedalam media penyimpanan flashdisk / USB.

 Menyimpan data yang ada dikomputer kedalam media penyimpanan CD.

 Mencari kembali file yang pernah saya simpan.

 Memperkecil ukuran data dari komputer

Dengan skala 5 poin dengan pola sebagai berikut : Sangat tidak Mampu 1 2 3 4 5 Sangat Mampu

Jawaban bernilai 1 dan 2 menunjukkan bahwa responden kurang mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 3 menunjukkan responden cukup mampu dalam mengoperasikan komputer. Nilai 4 dan 5 menunjukkan bahwa responden mampu mengoperasikan komputer dengan baik.


(50)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:90).

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004:44).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang telah mengikuti ujian Ebiz sejumlah 469 mahasiswa (sumber: Biro Akademik Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur).

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004:44). Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2006:93).


(51)

Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus :

n = N 1+N(e)2

(Umar, 2004:107)

Keterangan : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Persentase kelanggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10%

Maka jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu : n = 469

1+469(0,1)2 = 82,43 = 82

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 82 orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Untuk memperoleh data secara akurat yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan melalui :


(52)

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perorangan, seperti: hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi (Umar, 2004:64).

Data ini dikumpulkan langsung dari hasil yang dijawab oleh mahasiswa jurusan S1 akuntansi pada UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya (Umar, 2004:64).

Data yang diambil dari penyusunan adalah jumlah mahasiswa jurusan akuntansi pada UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini dari sumber intern atau lembaga yang terkait yaitu Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2003:174). Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :


(53)

1. Observasi langsung

Mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jawa Timur untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara atau kuesioner.

2. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanggung jawab kepada responden di UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan yang menyangkut dengan masalah penelitian untuk nilai atau skor.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesa 3.4.1 Uji Kualitas Data

Analisis dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat sebelumnya, yakni adakah perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” jurusan akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari perspektif gender .

Agar analisis dapat dilaksanakan, perlu dilakukan pengujian terhadap data, apakah data tersebut valid atau tidak, handal atau tidak, dan berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu akan dilakukan pengujian validitas, reliabilitas dan normalitas data.


(54)

3.4.1.1. Uji Validitas

Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu faktor , dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total (Sugiyono, 2006:141). Bila harga korelasi dibawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2006:143). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

 Jika nilai rhitung ≥ 0,30 berarti pertanyaan valid  Jika nilai rhitung < 0,30 berarti pertanyaan tidak valid

3.4.1.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kriteria yang digunakan adalah dengan melihat hasil dari cronbach alpha coefficient, jika nilainya lebih besar dari 0,6 maka instrument penelitian dari konstruk tersebut dapat dikatakan reliable (Ghozali, 2006:46).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

 Jika alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliabel.


(55)

3.4.1.3. Uji Normalitas

Menurut Sumarsono (2004:40), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya dengan metode Kolmogorov Smirnov.

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

3.4.1.4. Uji Independent t-test

Jika data normal maka dilakukan uji parametric independent sampel t-test, karena bertujuan untuk membandingkan rata-rata dari dua group yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua group tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan (Ghozali, 2006:60). Sebelum mengolah t-test terlebih dahulu menganalisis lavene test, yang berfungsi untuk menentukan varians yang akan digunakan, apakah menggunakan varians assumed atau varians net assumed dalam pengujian t-test. Jika data tidak normal maka menggunakan uji non parametric Wilcoxon Mann Whitney, karena uji ini


(56)

dapat digunakan untuk menguji apakah dua group independent berasal dari populasi yang sama (Ghozali, 2006:61).

3.2.2. Uji Hipotesis

a. Formulasi hipotesis untuk t-test

H0 : tidak terdapat perbedaan CSE mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari gender.

H1 : terdapat perbedaan CSE mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi ditinjau dari gender.

b. Menyusun taraf signifikan

Taraf signifikan yang digunakan adalah α = 0.05 (Sugiyono, 2006:231).

c. Menentukan kriteria penolakan hipotesis

H0 ditolak jika probabilitas signifikansi < 0.05, H0 tidak dapat ditolak jika probabilitas signifikan ≥ 0.05 (Ghozali,2006:62).

d. Melakukan interpretasi hipotesis dan hasil pengujian statistik.

e. Membuat kesimpulan dari interpretasi hipotesis tersebut dan hal ini merupakan kesimpulan dari penelitian ini.


(57)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya.

Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia. Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No.062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976, yang selanjutnyapada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor : KEP/01/11/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan UPN “Veteran” Cabang Jawa Timur , yang semula di bawah UPN “Veteran” Yogyakarta,


(58)

menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor : Kep/0307/U/1994-10/XI/1994 tanggal 29 November 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN “Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16 Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.

Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA) dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Magister Akuntansi (MAk) dengan ijin penyelenggaraan No. 2307/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 2003/2004 menambah satu program studi baru, yaitu Teknik Informatika dibawah Fakultas Teknologi Industri, dengan ijin Operasi No. 2140/D/T/2005 tanggal 11 Juli 2005 serta


(59)

program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasinal Nomor : 183/D/T/2007 tanggal 30 Januari 2007.

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi

Hingga saat ini Fakultas Ekonomi terdiri dari 3 program studi yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Studi Pembangunan. Manajemen dan Ilmu Studi Pembangunan memiliki status akreditasi B, sedangkan Akuntansi memiliki status akreditasi A.

4.1.3. Gambaran Umum Program Studi Akuntansi

Program Studi Akuntansi dibagi menjadi tiga konsentrasi yaitu :

1. Akuntansi Keuangan bertujuan untuk mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi keuangan (akuntan publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan.

2. Akuntansi Manajemen bertujuan mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi manajemen (akuntan internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.

3. Akuntansi Sektor Publik bertujuan mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi sektor publik (akuntan pemerintah) yang


(60)

handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintahan dan penanggung jawab pemerintah daerah ke pusat.

4.1.4. Visi dan Misi Program Studi Akuntansi 4.1.4.1. Visi

Sebagai pusat keunggulan dalam proses belajar mengajar dalam bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika.

4.1.4.2. Misi

1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.

2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya.

3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan orientasi global.


(61)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada deskripsi hasil penelitian akan dibahas tentang jawaban responden atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu gender dan CSE. Dimana CSE diukur dengan empat komponen, yaitu : kemampuan penggunaan aplikasi komputer, penanganan file, software dan hardware, dan penggunaan internet.

4.2.1. Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer

Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer merupakan salah satu komponen yang membedakan Computer Self Efficacy mahasiswa akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur ditinjau dari gender yang meliputi membuat pilihan-pilihan dari sebuah menu, menggunakan printeri untuk menggandakan hasil cetakan, membantu jika ada yang memerlukan bantuan, mengatasi masalah trouble shooting, menggunakan beberapa sistem operasi, menggunakan scanner, menguasai floppy disk dan flashdisk dengan benar, menguasai CD/DVD RW disk, mengubah settingan komputer dan mengoperasikan komputer dengan menngunakan layar penuh.

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai kemampuan penggunaan aplikasi komputer :


(62)

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer

Skor Item Gender

1 2 3 4 5 Total Mean

1 0 0 16 11 11 147 3.87

KPAK 1

0 0 0 10 20 14 180 4.09

1 0 0 2 16 20 170 4.47

KPAK 2

0 0 2 6 14 22 188 4.27

1 0 1 10 20 7 147 3.87

KPAK 3

0 0 4 11 19 10 167 3.8

1 0 11 17 6 4 117 3.08

KPAK 4

0 4 11 16 11 2 128 2.91

1 0 4 15 10 9 138 3.63

KPAK 5

0 1 0 12 27 4 165 3.75

1 3 6 5 13 11 137 3.61

KPAK 6

0 4 6 16 14 4 140 3.18

1 1 1 12 12 12 147 3.87

KPAK 7

0 3 6 18 12 5 142 3.23

1 0 0 4 14 20 168 4.42

KPAK 8

0 0 0 7 15 22 191 4.34

1 0 3 7 17 11 150 3.95

KPAK 9

0 1 5 11 22 5 157 3.57

1 0 3 13 7 15 148 3.89

KPAK 10

0 2 9 13 18 2 141 3.21

1 0 0 3 13 22 171 4.5

KPAK 11

0 1 1 14 21 7 164 3.73

1 0 1 4 10 23 169 4.45

KPAK 12

0 1 1 7 16 19 183 4.16

1 0 0 3 16 19 168 4.42

KPAK 13

0 1 3 6 25 9 170 3.86

1 4 30 111 165 184 1977 4.00

Total

0 22 48 147 234 125 2114 3.70 Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.1, nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 2.91 pada item pertanyaan KPAK 4 “mengatasi masalah trouble shooting pada komputer” , hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban tidak mampu pada item pertanyaan KPAK 4 artinya rata-rata mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian


(63)

cenderung tidak bisa mengatasi masalah trouble shooting yang terjadi dalam komputer, terutama untuk mahasiswa perempuan. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 4.5 dengan item pertanyaan KPAK 11 “memasukkan data pada media penyimpanan luar kedalam komputer”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung mampu pada item pertanyaan KPAK 11, artinya rata-rata mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung bisa memasukkan data dari media penyimpanan luar kedalam komputer, terutama bagi mahasiswa laki-laki. Nilai rata-rata total jawaban responden mengenai Kemapuan Penggunaan Alpikasi Komputer adalah sebesar 4.00 untuk laki-laki dan 3.70 untuk perempuan, hal ini menunjukkan kemapuan dalam bidang Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur sudah cukup mampu untuk laki-laki dan cenderung ragu-ragu untuk perempuan.

4.2.1. Penanganan File

Penanganan file merupakan salah satu komponen yang membedakan Computer Self Efficacy mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ditinjau dari gender yang meliputi menyingkirkan file-file ketika file itu tidak lagi digunakan, mengorganisasi dan mengatur file, menambah dan menghapus informasi dari data file, mengcopy dari sebuah file pribadi, menyimpan data kedalam file, mengetahui jenis-jenis media penyimpanan, menyimpan data yang ada dikomputer kedalam flashdisk dan CD, mencari


(64)

kembali file yang pernah disimpan, memperkecil ukuran data dari komputer.

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai kemampuan komputer dalam penanganan file :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Penanganan File

Skor Item Gender

1 2 3 4 5 Total Mean

1 1 0 6 15 16 159 4.18

PF 1

0 2 2 13 12 15 168 3.82

1 0 2 9 13 14 153 4.03

PF 2

0 0 3 10 22 9 169 3.84

1 0 0 2 19 17 163 4.29

PF 3

0 0 1 9 19 15 176 4

1 0 0 3 14 21 170 4.47

PF 4

0 1 2 4 22 15 180 4.09

1 0 0 5 13 20 167 4.40

PF 5

0 0 2 4 22 16 184 4.18

1 0 0 4 16 18 166 4.37

PF 6

0 1 4 13 18 8 160 3.64

1 0 0 4 11 23 171 4.5

PF 7

0 0 0 7 17 29 189 4.30

1 0 0 5 16 17 164 4.32

PF 8

0 0 2 8 24 10 174 3.96

1 0 0 5 11 22 169 4.45

PF 9

0 0 2 6 18 18 184 4.18

1 1 2 10 16 9 144 3.79

PF 10

0 1 3 13 16 11 126 2.86

1 2 4 53 144 177 1626 4.28

Total

0 5 21 87 190 137 1710 3.88

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.2, nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 2.86 pada item pertanyaan PF 10 “memperkecil ukuran data dari komputer”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban tidak mampu pada item pertanyaan PF 10, artinya rata-rata mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung tidak


(65)

bisa memperkecil ukuran data dari komputer, terutama untuk mahasiswa perempuan. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 4.5 dengan item pertanyaan PF 7 “menyimpan data yang ada di komputer kedalam media penyimpanan flashdisk/USB”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung mampu pada item pertanyaan PF 7, artinya rata-rata mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung bisa menyimpan data yang ada di komputer kedalam media penyimpanan flashdisk/USB, terutama bagi mahasiswa laki-laki. Nilai rata-rata total jawaban responden mengenai komponen Penanganan File adalah sebesar 4.28 untuk laki-laki dan 3.88 untuk perempuan, hal ini menunjukkan kemapuan dalam bidang Penanganan File mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur sudah cukup mampu untuk laki-laki dan cenderung ragu-ragu untuk perempuan.

4.2.2. Software dan Hardware

Software dan Hardware merupakan salah satu komponen yang membedakan Computer Self Efficacy mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ditinaju dari gender yang meliputi dapat menginstal berbagai macam software, mengerti istilah-istilah software dan hardware pada komputer, belajar menggunakan berbagai macam program, dapat mengatasi masalah-masalah hardware pada komputer, dapat menghapus software dari komputer, menerangkan mengapa sebuahprogram berjalan


(66)

atau tidak dalam komputer, bercerita tentang software dengan benar, dan dapat keluar dari program atau software.

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel software dan hardware :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Software dan Hardware

Skor Item Gender

1 2 3 4 5 Total Mean

1 0 6 10 16 6 136 3.58

SDH 1

0 3 8 17 13 3 137 3.11

1 2 4 18 9 5 125 3.29

SDH 2

0 1 10 20 10 3 136 3.09

1 2 4 17 9 6 127 3.34

SDH 3

0 2 2 23 14 3 146 3.32

1 1 4 14 14 5 132 3.47

SDH 4

0 1 5 15 20 3 151 3.43

1 5 8 13 7 5 113 2.97

SDH 5

0 3 10 20 9 2 129 2.93

1 1 4 9 7 17 149 3.92

SDH 6

0 3 9 15 13 4 138 3.14

1 2 7 11 11 7 128 3.37

SDH 7

0 3 6 18 14 3 140 3.18

1 2 1 12 13 10 142 3.74

SDH 8

0 0 3 12 25 4 162 3.68

1 1 4 15 12 6 132 3.48

SDH 9

0 2 10 20 10 2 132 3.00

1 1 0 10 10 17 157 4.13

SDH 10

0 0 1 10 24 9 173 3.93

1 17 42 129 108 84 1341 3.53 Total

0 18 64 95 152 36 1444 3.28

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 2.93 pada item pertanyaan SDH 5 “dapat mengatasi masalah-masalah hardware pada komputer”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban tidak mampu pada item pertanyaan SDH 5 artinya rata-rata mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian


(67)

cenderung tidak bisa mengatasi masalah-masalah hardware pada komputer, untuk mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 4.13 dengan item pertanyaan SDH 10 “keluar dari progam atau software”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung mampu pada item pertanyaan SDH 10, artinya rata-rata mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung bisa keluar dari program atau software, terutama bagi mahasiswa laki-laki. Nilai rata-rata total jawaban responden mengenai komponen Software dan Hardware adalah sebesar 3.53 untuk laki-laki dan 3.28 untuk perempuan, hal ini menunjukkan kemapuan dalam bidang software dan hardware mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur sudah cukup mampu bagi laki-laki maupun perempuan.

4.2.3. Penggunaan Internet

Penggunaan Internet merupakan salah satu komponen yang membedakan Computer Self Efficacy mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ditinjau dari gender yang meliputi membedakan alamat email dengan alamat situs/website, menyimpan alamat website/situs yang sering dibuka di menu internet browser, tanpa bertanya orang lain, selalu mengetikkan alamat website/situs yang sering saya gunakan dikomputer yang sama, membuka lebih dari satu windows/tab/halaman untuk mengakses lebih dari satu alamat situs/website, tanya bertanya orang


(1)

78

4.7. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterebatasan tersebut yaitu :

1. Populasi yang diambil hanya berasal dari mahasiswa akuntansi angkatan tahun 2006 sampai dengan 2008 yang telah mengikuti pelatihan dan ujian Ebiz yang ada di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Pengumpulan data melalui kuesioner dapat menimbulkan bias dari responden, karena data yang diisi hanya berdasarkan pada persepsi responden sehingga mungkin tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya yang akan berbeda apabila data diperoleh melalui wawancara langsung.


(2)

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur jurusan Akuntansi dalam penggunaan Teknologi Informasi ditinjau dari perspektif gender. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian dengan uji beda CSE dari mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan dimana CSE diukur dengan empat komponen yaitu : Penggunaan Aplikasi Komputer, Penanganan File, Software dan Hardware, Penggunaan Internet menunjukkan bahwa terdapat adanya perbedaan CSE antara mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa CSE mahasiswa laki-laki lebih baik dibandingkan CSE mahasiswa perempuan.

2. Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa untuk komponen CSE Penggunaan Aplikasi Komputer dan Penanganan File antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan berbeda, namun untuk komponen CSE, Software dan Hardware serta Penggunaan Internet antara mahasiswa laki-laki dan perempuan sama.


(3)

80

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

 Bagi peneliti selanjutnya : apabila menaruh minat untuk melakukan replikasi dan ekstensi terhadapa topik penelitian ini sebaiknya menambahkan variabel lain yang tidak diteliti dan diharapkan untuk memperluas penelitiannya di universitas lain sebagai obyek penelitian selanjutnya atau membandingkan antara dua universitas dengan variabel yang sama maupun dengan menambah variabel yang lain yang belum diteliti.

 Bagi Akademik : Diharapkan pihak akademik, khususnya jurusan Akuntansi mengenalkan software-software aplikasi baru yang dapat membekali mahasiswa Akuntansi sebagai lulusan yang berkompetensi agar bisa bersaing di dunia kerja sekarang ini.

 Bagi Mahasiswa : Diharapkan lebih meningkatkan dan memahami cara belajarnya dan memotivasi diri sendiri dalam belajarnya setiap hari untuk meningkatkan kemampuan penggunaan komputernya khususnya bagi mahasiswa perempuan dengan mencari tahu dan mempelajari program-program aplikasi yang dapat menunjang diri dan bekal sebagai calon akuntan agar mampu bersaing dengan akuntan-akuntan lulusan dari universitas lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Akhmad, 2008, “Pengantar Teknologi Informasi”, Edisi Pertama, GRAHA ILMU, Yogyakarta.

Fitriyani, Maryam, 2009, “Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa jurusan S1 akuntansi Universitas Airlangga Surabaya dengan Mahasiswa jurusan

S1 akuntansi STIE PERBANAS Surabaya”, Skripsi Fakultas Ekonomi,

STIE PERBANAS Surabaya.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul, 1995,” Sistem Informasi Akuntansi”, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.

Husein, M. Fakhri,2002, Aplikasi Komputer untuk Perkantoran, Edisi Pertama, Salemba Infotek, Jakarta.

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keprilakuan. Penerbit Salemba Empat.

Indriantoro, Nur, 2000, “Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Dosen Dalam Penggunaan Komputer”, Journal Auditing dan Akuntansi Indonesia, Vol. 4 No.2, Desember, hal; 191-208.

Karsten and Scmhmidt, 2007, Ten Years Later: Changes In Business Student

Computing Efficacy, Proceeding of the Second Midwest United States

Association for Information System, Springfield, IL May 18-19,

http://aisel.aisnet.org/mwais2007/30 , diakses pada Mei 2010


(5)

Nazir, Moh, 2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Ramayanti, Yuli Tri, 2006, “Compute Self Efficacy (CSE) Pada Mahasiswa Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS Surabaya Dalam Penggunaan Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender”, Skripsi Fakultas Ekonomi, STIE PERBANAS Surabaya.

Rustiana. 2004. “Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi Dalam Penggunaan Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. 6, no.1 (Mei) hal 10-28.

Rustiana . 2005. “Studi Computer Self Efficacy Dalam Era Digitalisasi : Komparasi Antara Novice Accountant dan Akuntan Pendidik”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.17, hal 11-24.

Sanjaya, I Putu . S, 2008, Analisis Pengaruh Sikap Komputer dan Kegunaan Persepsi Terhadap Minat Perilaku Yang Dimoderasi Oleh Perbedaan Gender, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 1, No. 1, April 2008, hal:85-93.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan ke 14, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi : Beserta Contoh Interpretasi

Hasil Pengolahan Data, Edisi Revisi, Penerbit UPN “Veteran” Jawa

Timur, Surabaya.

Suryanah, M. Ria, 2006, “Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Terhadap Computer Self Efficacy (CSE) Pada Mahasiswa Akuntansi dalam Penggunaan Teknologi Informasi Ditinjau dari Perspektif Gender : Studi

kasus di UPN “Veteran” Jawa Timur”, Skripsi Fakultas Ekonomi, UPN


(6)

Umar, Husein, 2004, Metode Riset Ilmu Administrasi : Ilmu administrasi Negara, Pembangunan, dan Niaga, Penerbit PT Gramedia pustaka Utama, Jakarta.

Wilkinson, Joseph. W, 1993, Sistem Akunting Dan Informasi, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Terjemahan Agus Maulana, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Computer Self Efficacy (CSE) Mahasioswa Akuntansi Dalam Penggunaan Teknologi Informasi : Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Negeri di Medan

4 62 69

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN JENIS KELAMIN (GENDER) DAN COMPUTER ANXIETY TERHADAP COMPUTER SELF EFFICACY MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI (Survei pada mahasiswa akuntansi UMS dan UNS).

1 2 23

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 90

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 98

STUDI KEPATUHAN MAHASISWA AKUNTANSI di UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 122

STUDI PENGGUNAAN E-LEARNING PROGDI AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

3 6 110

COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 0 107

COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI : TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER

0 1 18

COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 22