Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang Yogyakarta tahun ajaran 2013 2014

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

SISWA KELAS VA SD NEGERI JONGKANG YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Maria Sulisnawati NIM : 101134122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai rasa ungkapan sayangku kepada

 Tuhan Yesus, Bunda Maria , Para Malaikat yang selalu setia

hadir dan menemani dalam hidupku

 Kedua Orang Tuakuyang selalu mendukung, mendidik, dan

berusaha memberikan yang terbaik bagiku

 Kakakku yang telah menyemangati dan membantuku

 Orang-orang yang mencintaiku dan yang aku cintai yang telah mengisi kehidupanku


(5)

MOTTO

Selalu bersyukur atas apa yang kamu dapat, karena itu semua dapat kamu peroleh atas bantuan Tuhan, Yesus, Bunda Maria, Malaikat

Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu: Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau:

Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan

Yesaya 41:10

Jalan kita tak mudah, bukan berarti sulit tuk dilewati

Kesuksesan bukan ditentukan oleh kepintaran namun ditentukan oleh ketekunan


(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Juli 2014 Penulis

Maria Sulisnawati


(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Sulisnawati

NIM : 101134122

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VA SD NEGERI JONGKANG YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada) dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 23 Juli 2014 Yang menyatakan,

Maria Sulisnawati


(8)

ABSTRAK

Sulisnawati, Maria. 2014. Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VA SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang (2) meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Jongkang dengan jumlah 23 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 52, dan termasuk kategori tinggi. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 62 dan termasuk dalam kategori tinggi. Pada

siklus II skor rata-rata minat sebesar 70,14 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak

cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 52,43 dan sebanyak 34,80% sudah mencapai KKM (65). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 61,95 dan sebanyak 61% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 76,13 dan sebanyak 86,9%mencapai KKM.

Kata kunci: minat, kemampuan menyimak, media audio visual


(9)

ABSTRACT

Sulisnawati, Maria. 2014. The Improving Interest and Ability to Listening Folklore Using Audio Visual Media for Grade VA Jongkang Elementary School Academic Year 2013/2014. Elementary School Teacher Education Program, Department of Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed to: (1) to improve VA grade of student’s interest in listening to folklore using audio visual media in Jongkang Elementary School. (2) to improve the VA grade of student’s listening skill to folklore using audio visual media in Jongkang Elementary School.

This is a classroom action research.The research refers to the cycle model proposed by Kemmis. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles.The subjects in this research were VA grade of Jongkang Elementary School Student’s. Which consists of 23 student’s.The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data asanalyze by using qualitative and quantitative descriptive technique.

The results showed first, the application of audio visual media can improve student’s interest in listening to folklore subject in VA grade Jongkang Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research.The average score of student’s interest on the initial condition is 52. and included in high category. In the first cycle, the average score of student’s interest is 62 and included in high category. In the second cycle the average score of student’s interest is 70,14 and included in very high category. Second, the application of audio visual media can improve student’s listening skill to folklore subject in VA grade of Jongkang Elementary School. The result shown that the initial condition of student’s average score is 52,43 and means 34,80% have reached the KKM (65). In the first cycle, the average score is 61,95 and means 61% student’s have been reached the KKM. In the second cycle, the average score is 76,13 and means 86,9% student’s have been reached the KKM.

Keywords: interest, listening skill, audio visual media.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ata segala karunia serta penyertaan-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas VA SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.

Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari dari bantuan, dukungan berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. L. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembimbing I, yang dengan tangan terbuka telah banyak membantu serta memberikan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Apri Damai Sagita K, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang memberikan saran, masukan dan memberikan semangat dalam menyusun skripsi ini.

5. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd selaku dosen penguji, yang telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.


(11)

6. Dosen prodi pendidikan guru sekolah dasar yang telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis.

7. Karyawan sekretariat yang telah banyak membantu dalam hal administrasi prodi.

8. Suyitno, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri Jongkang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

9. Sri Purwanti S.Pd, selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10. Siswa-siswa kelas VA SD Negeri Jongkang tahun ajaran 2013/2014.

11. Orang tuaku Ignatius Paidi dan Margeretha Tentrem yang dengan setia mendukung, memberi semangat, membimbing, selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi peneliti. Terima kasih yang tiada tara.

12. Kakakku Theodora Purwandari yang telah memotivasi, membantu penulis dalam banyak hal dengan sabar.

13. Maruba Manalu yang telah memberikan banyak pelajaran, dukungan, semangat. Ia membantu penulis belajar banyak hal dalam hidup ini.

14. Keluarga Boro yang telah memberikan perhatian, dukungan kepada penulis. 15. Keluarga Sudaryono yang selalu menyemangati penulis selama penulisan

skripsi.

16. Sahabatku Deviana Wahyu Kristanti dan Maria Desniarsih yang selalu saling mendukung, memotivasi, menyemangati penulis.


(12)

17. Teman-temanku R.Putri Purnawati, Maria Kartika, Valentina Feti, dan Lidwina Lukita yang memberi semangat dan menjadi teman penulis dalam bertukar pikiran.

18. Teman-teman kelas D yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan selama ini.

19. Teman-teman payung R.Putri Purnawati, Deviana Wahyu Kristanti, Dwi Jayanti, Sartika, Gigih Nugroho, Wahyu Bintoro, Danang Kustanto yang telah bersama-sama menjadi satu kelompok dalam menjalani skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu peneliti menerima saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Yogyakarta, 23 Juli 2014 Peneliti

Maria Sulisnawati


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv

HALAMAN MOTTO ……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………... vii

ABSTRAK……… viii

ABSTRACT ……….. ix

KATA PENGANTAR ……….. x

DAFTAR ISI ……… xiii

DAFTAR TABEL ……… xv

DAFTAR GAMBAR……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Rumusan Masalah……… 5

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Manfaat Penelitian ……….. 6

E. Batasan Operasional ……… 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Minat ………. 8

a. Pengertian Minat……… 8

b. Ciri-Ciri Minat ……….. 10

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat ……….. 11

d. Menumbuhkan Minat ……… 12

e. Metode Pengukuran Minat ………... 13

2. Menyimak ……… 14

a. Pengertian Menyimak ……….. 14

b. Tujuan Menyimak ………. 15

c. Proses Menyimak ……… 16

3. Cerita Rakyat ……… 17

a. Pengertian Cerita Rakyat ………. 17

b. Jenis Cerita Rakyat ……….. 18

c. Fungsi Cerita Rakyat ……… 19 xiii


(14)

d. Unsur-Unsur Cerita Rakyat ……….. 20

4. Media ………. 23

a. Pengertian Media ……….. 23

b. Jenis-Jenis Media ……….. 24

c. Media Audio Visual ……….. 25

d. Manfaat Media Audio Visual ……… 25

e. Keunggulan Media Audio Visual ………. 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ………. 27

C. Kerangka Berpikir……… 31

D. Hipotesis Penelitian ………. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 34

B. Setting Tempat………. 36

C. Rencana Tindakan……… 37

D. Teknik Pengumpulan Data ………. 41

E. Instrumen Penelitian ……… 42

F. Validitas Instrumen Penelitian ……… 48

G. Analisis Data……… 50

BAB IVPEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 55

1. Kondisi Awal ………. 57

2. Siklus I……… 59

3. Siklus II ………. 66

B. Pembahasan ………. 73

1. Hasil Minat Minat ………. 73

2. Hasil Menyimak Cerita Rakyat ………. 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 82

B. Keterbatasan ... 83

C. Saran ……….. 83

DAFTAR PUSTAKA ………. 85

LAMPIRAN ……… 88

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… 171


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Peubah Dalam Penelitian ……….. 42

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat ……… 43

Tabel 3. Rubrik Pengamatan Minat ………. 44

Tabel 4. Lembar Observasi Minat Belajar Siswa………. 45

Tabel 5. Penskoran Kuesioner Minat ……….. 46

Tabel 6. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Siswa ……….. 46

Tabel 7. Panduan Wawancara Guru Kelas ……….. 47

Tabel 8. Kisi-Kisi Soal Uraian ………. 47

Tabel 9. Rubrik Penilaian Tes Menyimak ………. 48

Tabel 10. Kriteria Skor Validasi ……….. 49

Tabel 11. Hasil Validasi ……….. 50

Tabel 12. Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ………. 51

Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Menyimak Siswa ……….. 51

Tabel 14. Perhitungan PAP II ………. 53

Tabel 15. Rentang Skor ……….. 53

Tabel 16. Rekapitulasi Data Minat ……….. 74

Tabel 17. Ketercapaian Target Minat ……….. 76

Tabel 18. Rekapitulasi Nilai Menyimak Siswa ……… 77

Tabel 19. Peningkatan Rata-Rata Persentase Kelulusan Tes Menyimak………. 79

Tabel 20. Ketercapaian Target Menyimak ……….. 81


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 31

Gambar 2. Bagan Langkah PTK menurut Kemmis ... 35

Gambar 3. Diagram Rata-Rata Minta Siswa Pada Kondisi Awal... 58

Gambar 4. Diagram Rata-Rata Nilai Menyimak Kondisi Awal... 58

Gambar 5. Diagram Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat... 59

Gambar 6. Diagram Hasil Minat Siklus I ... 63

Gambar 7. Diagram Hasil Kemampuan Menyimak Siklus I ... 64

Gambar 8. Diagram Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat ... 64

Gambar 9. Diagram Hasil Minat Siklus II ... 70

Gambar 10. Diagram Hasil Kemampuan Menyimak Siklus II... 71

Gambar 11. Diagram Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat... 71

Gambar 12. Diagram Peningkatan Skor Rata-Rata Minat... 76

Gambar 13.Diagram Peningkatan Nilai Rata-Rata Menyimak... 78

Gambar 14. Diagram Peningkatan Persentase Siswa yang Mencapai KKM ... 78


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ……… 89

Lampiran 2. RPP Siklus I ……….. 91

Lampiran 3. RPP Siklus II ……….. 97

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ……… 103

Lampiran 5. Lembar Evaluasi Siklus I ……… 107

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ……… 111

Lampiran 7. Lembar Evaluasi Siklus II ……….. 115

Lampiran 8. Ringkasan Materi ……… 119

Lampiran 9. Instrumen Desain Validasi Pembelajaran……… 121

Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen Desain Pembelajaran……… 124

Lampiran 11. Notulen Refleksi Siklus I ……….. 130

Lampiran 12. Notulen Refleksi Siklus II ………. 134

Lampiran 13. Kuesioner Minat Belajar Siswa ……… 138

Lampiran 14. Data Nilai Kondisi Awal Menyimak Siswa ……….. 140

Lampiran 15. Data Nilai Menyimak Siklus I ……….. 141

Lampiran 16. Data Nilai Menyimak Siklus II ………. 142

Lampiran 17. Hasil Observasi Minat Kondisi Awal ……….. 143

Lampiran 18. Hasil Observasi Minat Siklus I ………. 144

Lampiran 19. Hasil Observasi Minat Siklus II ……… 145

Lampiran 20. Hasil Kuesioner Kondisi Awal ………. 146

Lampiran 21. Hasil Kuesioner Siklus I ……… 147

Lampiran 22. Hasil Kuesioner Siklus II ……….. 148

Lampiran 23. Data Nilai Kondisi Awal Minat Siswa ……….. 149

Lampiran 24. Data Nilai Minat Siklus I ……….. 150

Lampiran 25. Data Nilai Minat Siklus II ………. 151

Lampiran 26. Hasil Pengisian Angket Siklus I ……… 152

Lampiran 27. Hasil Pengisian Angkaet Siklus II ……… 153

Lampiran 28. Hasil Evaluasi Siklus I ………. 156

Lampiran 29. Hasil Evaluasi Siklus II ………. 161

Lampiran 30. Foto Penelitian ………. 167

Lampiran 31. Surat Izin Penelitian ………. 169

Lampiran 32. Surat Telah Melakukan Penelitian ……… 170


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibicarakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan operasional.

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran yang sangat penting pada berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan sehari-hari oleh manusia. Bahasa adalah salah satu penunjang dalam mencapai keberhasilan, karena sebagian besar aktivitas manusia menggunakan bahasa. Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan gagasan, ide, perasaan, partisipasi, keinginan serta dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber (Iskandarwassid, 2008:226). Bahasa perlu diperkenalkan saat anak masih dini, sehingga ketika beranjak dewasa kemampuan bahasa anak semakin berkembang. Penguasaan bahasa akan semakin tinggi bila dilakukan dengan latihan secara terus menerus.

Pembelajaran bahasa di sekolah, diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sebagian besar aktivitasnya mengembangkan keterampilan berbahasa. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang terdapat pada Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 mencakup empat


(19)

komponen keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Hermawan (2012:33), menyatakan bahwa menyimak dapat juga dikatakan sebagai keterampilan mendengarkan, namun menyimak lebih menggunakan kemampuan mengingat dan menyampaikan kembali isi dari materi yang telah disampaikan oleh pembaca. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima) sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Hermawan (2012:30), menyatakan bahwa keterampilan menyimak perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar efektif. Hal ini didasarkan atas hasil penelitian yang menunjukan bahwa umumnya orang hanya mampu mengingat sekitar 25% hingga 50% dari apa yang didengar.

Keterampilan menyimak berhubungan pula dengan aspek psikologis karena menyangkut minat dan perhatian (Hermawan, 2012:34). Minat menjadi suatu dorongan yang membuat seseorang untuk melakukan suatu hal. Minat yang dimiliki oleh siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya, karena minat merupakan sumber dari usaha (Nurkancana, 1983:225). Minat bukanlah sesuatu yang dimiliki secara begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan, melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya (Singer, 1987:93). Siswa yang memiliki minat kurang terhadap sesuatu dapat dikembangkan melalui beberapa faktor penunjang.


(20)

Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas V A SD Negeri Jongkang yang terletak di Dusun Sedan, Kecamatan Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Peneliti memilih siswa kelas V A SD Negeri Jongkang sebagai subjek penelitian, karena peneliti pernah melakukan observasi ketika tugas Landasan Pendidikan dan berdasarkan hasil observasi serta wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa SD Negeri Jongkang memerlukan peningkatan keterampilan menyimak, terutama pada Kompetensi Dasar mengidentifikasi unsur cerita (tema, tokoh, watak, latar, amanat).

Berdasarkan hasil wawancara didapati bahwa ada beberapa siswa yang nilai menyimaknya masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang nilainya masih kurang. Kegiatan menyimak yang dilakukan di kelas V A biasanya dilakukan dengan membaca bacaan dari buku paket Mudah Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5 karangan Muh. Darisman dan bacaan dari sumber lainnya.

Selain melakukan wawancara peneliti juga melakukan observasi yang dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada hari Sabtu 23 November 2013, Senin 25 November 2013 dan Rabu 4 Desember 2013 pada saat pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kegiatan menyimak khususnya dalam menentukan amanat, tokoh, tema dan latar ketika guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Ketika di kelas minat siswa pun kurang terlihat. Hal ini didapatkan melalui lembar observasi untuk setiap indikator minat kurang terlihat terutama pada indikator kemauan untuk mengembangkan diri dan partisipasi siswa dalam pembelajaran selain itu beberapa siswa membuat kegaduhan yaitu


(21)

dengan bercerita, berteriak, berkeliling kelas, ngobrol dengan teman sebangkunya, tidak membawa sumber lain, siswa pun jarang bertanya kepada guru.

Peneliti mendapatkan nilai menyimak sebagai kondisi awal dari setiap siswa yaitu dengan berkolaborasi bersama guru ketika pengambilan nilai menyimak cerita yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 6 Desember 2013. Berdasarkan nilai menyimak cerita tersebut, masih terdapat beberapa siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65, dari 23 siswa terdapat 8 siswa (34,78%) yang nilainya diatas KKM, dan 15 siswa (65,22%) yang nilainya belum mencapai KKM. Minat setiap siswa ketika kondisi awal masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata minat siswa adalah 52.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menduga kurangnya minat dan kemampuan menyimak, karena media yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa dan kurang bervariasi, yaitu hanya menggunakan bacaan yang bersumber dari buku paket dan bacaan yang disiapkan oleh guru. Peneliti mencoba mengatasi masalah ini dengan menggunakan media audio visual.

Media audio visual adalah media yang menampilkan unsur suara dan unsur gambar, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan seseorang. Melalui penggunaan media audio visual siswa dapat melihat dan mendengar secara langsung cerita yang sedang dipelajari, selain itu siswa dapat terbawa dalam suasana yang terdapat dalam cerita serta penggambaran dari setiap tokoh akan terlihat lebih jelas. Oleh karena itu, peneliti ingin


(22)

membuktikan apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita rakyat siswa kelas V A SD Negeri Jongkang.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat menyimak unsur cerita rakyat siswa kelas V A SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014?

2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak unsur cerita rakyat siswa kelas V A SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014 ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan minat dalam menyimak unsur cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V A SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual kelas V A SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014.


(23)

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam menyimak unsur cerita rakyat (tema, tokoh, watak, latar, dan amanat) menggunakan media audio visual bagi siswa kelas VA SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014.

2. Bagi guru kelas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya KD mengidentifikasi unsur cerita untuk siswa kelas V A SD Negeri Jongkang.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan sekolah, khususnya terkait dengan penelitian tindakan kelas menggunakan media audio visual dalam upaya meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Negeri Jongkang semester genap. 4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas, khususnya penggunaan media audio visual dalam upaya meningkatkan minat dan kemampuan menyimak unsur cerita rakyat pada siswa kelas V A SD Negeri Jongkang, semester genap tahun ajaran 2013/2014.


(24)

E.Batasan Operasional

Agar tercipta kesatuan pemahaman, penelitian ini dibatasi pada istilah-istilah sebagai berikut.

1. Minat

Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2012:152).

2. Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008:31).

3. Media audio visual

Media audio visual adalah media yang terdiri dari dua unsur yaitu unsur suara dan unsur gambar (Djamarah, 2006:124).

4. Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah golongan cerita yang hidup dan berkembang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya (Djamaris, 1993:15).


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Bab landasan teori terdiri dari pengertian minat, menyimak, cerita rakyat, media, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

A.Kajian Pustaka 1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Alasan pentingnya minat dalam studi karena minat melahirkan perhatian, memudahkan terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan perhatian dari luar dan memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri (Gie, 1994:28). Lester dan Alice Crow dalam Gie (1995:129), menekankan pula pentingnya minat dalam hidup “ An interest in learning is an obligation which goes with you to class and accompanies you during each study assignment, thereby enabling you to succeed in the study activity yang berarti suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai Anda ke kelas dan menemani Anda selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan Anda berhasil dalam kegiatan studi.


(26)

Slameto (2010:180), mengemukakan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Hubungan yang semakin erat antara diri sendiri dan sesuatu yang terdapat diluar dirinya akan memunculkan minat yang semakin besar. Surya (2003:67) mengemukakan bahwa “minat merupakan rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu

obyek”. Minat menurut Ensiklopedia Pendidikan dalam Eddy

(1987:183), adalah kesediaan jiwa pada diri seseorang yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Minat yang dimiliki oleh setiap orang di kembangkan dengan bantuan orang lain.

Hilgard dalam Slameto (2010:185) menyatakan pengertian bahwa minat adalah “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Syah (2012:153), menjelaskan minat secara sederhana yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Winkel (2004:212), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Menurut Hurlock (1989:114), seorang anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang memiliki minat.


(27)

Dari tujuh definisi minat yang telah diuraikan, peneliti membuat suatu kesimpulan mengenai definisi minat sebagai berikut.

Minat adalah rasa ketertarikan yang berasal dari dalam diri atau pengaruh dari luar yang memunculkan keinginan untuk melakukan sesuatu.

b. Ciri-Ciri Minat

Menurut Slameto (2010: 58), siswa yang berminat dalam belajar akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mempunyai kecenderungan memberikan perhatian lebih terhadap sesuatu.

2) Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati.

3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

4) Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati.

5) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

6) Diwujudkan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Djamarah (2011:166), mengemukakan beberapa ciri siswa yang memiliki minat dalam belajar sebagai berikut.

1) Lebih menyukai sesuatu dari pada yang lain. 2) Berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan.

3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati.


(28)

Dari gagasan yang dikemukakan oleh Slameto dan Djamarah, peneliti membuat suatu kesimpulan mengenai ciri minat siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.

1) Memiliki perasaan senang dalam pembelajaran. 2) Ada ketertarikan untuk mengetahui sesuatu. 3) Memiliki perhatian dalam belajar.

4) Menunjukkan sikap dalam kegiatan.

c.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat yang dimiliki siswa oleh setiap siswa berbeda-beda. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat setiap siswa juga berbeda. Hurlock (2005:139), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah sebagai berikut:

1) Pengalaman dini sekolah

Pengalaman di sekolah mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah menjadi menyenangkan.

2) Sikap teman sebaya

Seorang anak harus belajar menerima kelompok lain agar di terima oleh kelompok teman sebayanya tersebut.

3) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

Penerimaan oleh taman sebaya dapat di bantu oleh peran serta guru, karena sebagian besar aktivitas siswa dilakukan dengan teman sebaya.


(29)

4) Keberhasilan akademik

Keberhasilan akademik bergantung pada keberhasilan akademik bersama teman sebaya.

5) Hubungan guru dan murid

Minat anak terhadap sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru. Hubungan antara guru dan murid yang menyenangkan akan menumbuhkan sikap positif sebaliknya hubungan yang tidak menyenangkan akan menumbuhkan sikap tidak positif.

6) Suasana emosi siswa

Suasana emosi dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan.

d. Menumbuhkan Minat

Menurut Arends (2013:168), cara yang dapat dilakukan guru untuk menarik minat siswa yaitu menggunakan permainan, teka-teki, beragam kegiatan seperti (karyawisata, simulasi, musik) dan metode-metode pengajaran (ceramah, diskusi, kelompok kecil). Woolfolk (2009:209), mengemukakan minat dapat dibangun melalui cara-cara sebagai berikut. 1) Mengaitkan tujuan isi pelajaran dengan pengalaman siswa.

2) Mengidentifikasi minat, hobi dan kegiatan ekstrakurikuler siswa yang dapat dimasukkan ke dalam pelajaran di kelas.

3) Pengajaran diikuti dengan humor, pengalaman pribadi.

4) Gunakan materi dari sumber asli dengan penyampaian yang kreatif. 5) Ciptakan kejutan dan rasa ingin tahu.


(30)

e. Metode Pengukuran Minat

Djiwandono (2006:365), mengemukakan ada beberapa cara untuk mengetahui minat siswa. Cara yang paling mudah dilakukan yaitu dengan bertanya kepada siswa sendiri atau menggunakan angket. Nurkancana (1983:227), mengemukakan beberapa metode untuk mengukur minat. Metode tersebut yaitu sebagai berikut.

1) Observasi

Pengukuran minat dengan menggunakan observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa secara wajar, tanpa dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan di luar kelas maupun di luar kelas. Pengukuran minat menggunakan observasi membutuhkan waktu yang panjang, bila dilakukan pada situasi dan jumlah siswa yang banyak pada waktu bersamaan.

2) Wawancara

Pengukuran minat menggunakan wawancara akan membantu dalam mengetahui hobi dan aktivitas yang menarik perhatian anak. Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan dalam situasi tidak formal sehingga wawancara dapat berjalan dengan bebas.

3) Kuesioner

Kuesioner dilakukan secara tertulis dan dilakukan pada beberapa orang anak sekaligus, sehingga waktu yang digunakan dapat lebih efisien. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin diketahui dari anak.


(31)

4) Inventori

Inventori merupakan metode pengukuran minat yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis dimana cara pengisiannya yaitu dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran minat berupa observasi dan kuesioner. Alasan pemilihan metode tersebut karena melalui observasi perilaku siswa dapat diamati sesuai kondisi yang terjadi. Selain itu untuk mengetahui minat siswa secara individu sesuai dengan yang dialami siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak, peneliti menggunakan kuesioner.

2. Menyimak

a. Pengertian Menyimak

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas V semester genap membahas mengenai mengidentifikasi unsur cerita yang meliputi tema, tokoh, watak, latar, dan amanat yang termasuk kedalam aspek mendengarkan. Hermawan (2012:33), menyatakan bahwa menyimak dapat juga dikatakan sebagai keterampilan mendengarkan, namun menyimak lebih menggunakan kemampuan mengingat dan menyampaikan kembali isi dari materi yang telah disampaikan oleh pembaca.

Aderson dalam Tarigan (2008:30) menyatakan bahwa “menyimak merupakan suatu proses mendengarkan, mengenal, serta menafsirkan


(32)

lambang-lambang lisan”. Russell dalam Tarigan (2008: 30), menyatakan bahwa menyimak merupakan keterampilan mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian. Sedangkan Tarigan (2008:30) memberikan definisi yang lebih lengkap mengenai menyimak yaitu “suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.

Dari tiga pengertian menyimak yang telah diuraikan, peneliti membuat kesimpulan mengenai pengertian menyimak. Menyimak adalah proses mendengarkan dan memahami dengan penuh perhatian mengenai pembicaraan yang disampaikan secara lisan.

b. Tujuan Menyimak

Tujuan setiap orang dalam menyimak informasi beranekaragam. Logan dan Shrope dalam Tarigan (2008:61), mengemukakan tujuan seseorang menyimak suatu informasi berikut ini.

1) Menyimak dengan tujuan agar pembaca dapat memperoleh pengetahuan dari bahan pembicara.

2) Menyimak agar dapat menilai sesuatu yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain).

3) Menyimak agar dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang disimaknya.


(33)

4) Menyimak dengan maksud dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan ataupun perasaan.

5) Menyimak agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.

6) Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan.

c. Proses Menyimak

Proses menyimak terdiri dari lima tahapan. Tahapan itu adalah penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Hermawan, 2012:36). Berikut ini penjelasannya.

1) Penerimaan

Aktivitas yang pertama kali di lakukan dalam menyimak yaitu dengan mendengarkan pesan yang dibicarakan oleh pembicara. Hal penting yang perlukan ketika tahap penerimaan yaitu pendengaran dan perhatian.

2) Pemahaman

Pada tahap pemahaman, penyimak berusaha untuk mempelajari cara berfikir pembicara dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

3) Pengingatan

Pada tahap ini, seseorang perlu mengingat pesan yang dibicarakan oleh pembicaraan. Kemampuan mengingat berkaitan dengan berapa


(34)

banyak informasi yang diingat dan seberapa banyak yang dapat di ulang kembali.

4) Pengevaluasian

Tahap pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritikan terhadap pesan. Pengevaluasian harus disertai alasan yang dapat diterima dan masuk akal.

5) Penanggapan

Penanggapan merupakan umpan balik yang kita rasakan terhadap pemikiran dan pesan yang disampaikan oleh pembicara. Penanggapan memiliki dua fase yaitu menanggapai ketika pembicara masih berbicara dan menanggapi ketika pembicara telah selesai berbicara.

3. Cerita Rakyat

a. Pengertian Cerita Rakyat

Cerita adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang, baik yang sungguh-sungguh terjadi atau rekaan belaka (KBBI, 2008:135). Djamaris (1993:15) mengatakan bahwa cerita rakyat adalah “golongan cerita yang hidup dan berkembang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nurgiantoro (2005:165), mengemukakan sastra tradisional yang termasuk didalamnya cerita rakyat adalah suatu perkataan yang disampaikan secara lisan yang muncul dan berkembang secara turun temurun untuk mengungkapkan gagasan yang sudah ada sebelumnya yang berisi mengenai pesan moral.


(35)

Dari pengertian cerita rakyat yang telah diuraikan, peneliti membuat kesimpulan mengenai pengertian cerita rakyat. Cerita Rakyat adalah cerita yang tumbuh dan berkembang secara turun terumurun yang berisi pesan moral.

b. Jenis Cerita Rakyat

Jenis-jenis cerita rakyat menurut Nurgiantoro (2005:171) terdiri dari mitos, legenda, fabel, dongeng.

1) Mitos

Menurut Lukens dalam Nurgiantoro (2005:172), mitos merupakan sesuatu yang diyakini bangsa atau masyarakat tertentu yang pada intinya menghadirkan kekuatan-kekuatan supranatural yang melebihi batas kemampuan manusia. Mitos sering dikaitkan dengan cerita tentang peristiwa, kekuatan, tingkah laku manusia dan lain-lain. Contoh mitos adalah Gunung Merapi, Gua Kiskenda, Nyai Rara Kidul.

2) Legenda

Legenda diartikan sebagai cerita magis yang berkaitan dengan tokoh, peristiwa dan tempat-tempat yang nyata (Mitchell dalam Nurgiantoro, 2005:182). Legenda lebih menekankan pada tokoh, asal usul terjadinya suatu tempat atau peristiwa nyata yang mempunyai kebenaran (Lukens dalam Nurgiantoro, 2005:183). Contoh legenda adalah Gunung Tangkuban prahu, Candi Prambanan, Danau Toba.


(36)

3) Dongeng

Nurgiantoro (2005:198), mengemukakan dongeng sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan banyak hal yang tidak masuk akal. Dongeng berkembang pada setiap daerah di belahan dunia, sehingga dongeng dari setiap daerah berbeda-beda. Contoh dongeng adalah Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Emas, Cinderela.

4) Fabel

Fabel adalah “salah satu cerita tradisional yang menampilkan binatang sebagai tokoh yang berperan dalam cerita” (Nurgiantoro, 2005:190). Binatang-binatang tersebut digambarkan seperti manusia yang dapat berkomunikasi, memiliki pikiran dan hidup layaknya manusia. Contoh fabel adalah Kancil, Sang Kodok, Pangeran Angsa.

c. Fungsi Cerita Rakyat

Nurgiantoro (2005:172-207) mengemukakan fungsi cerita rakyat sebagai berikut.

1) Mitos

Mitos muncul pada kalangan masyarakat untuk memenuhi rasa ingin tahu, memenuhi kebutuhan religi, spiritual yang digunakan untuk mengatur kehidupan.

2) Legenda

Legenda bertujuan untuk memberikan ajaran moral kepada setiap orang, sesuai dengan cerita yang dikisahkan.


(37)

3) Dongeng

Dongeng bertujuan sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang di yakini pada waktu itu. Melalui dongeng manusia diingatkan akan nilai-nilai yang harus di junjung tinggi dalam menjalani kehidupan.

4) Fabel

Fabel bertujuan untuk memberikan pesan moral kepada masyarakat, melalui tokoh-tokoh binatang yang berperilaku layaknya manusia.

d. Unsur-Unsur Cerita Rakyat

1) Tema

Tema adalah pokok pikiran yang mendasari sebuah cerita (Hardjana, 2006:18). Tema dapat dipahami sebagai gagasan yang mengikat suatu cerita, mengikat unsur-unsur instrinsik yang membangun sebuah cerita sehingga menjadi sebuah kesatuan yang harmonis (Lukens dalam Nurgiantoro, 2005:260).

Tema jarang diungkapkan secara eksplisit namun terdapat dalam keseluruhan cerita. Oleh karena itu untuk menentukan tema dalam sebuah cerita, pembaca perlu memahami keseluruhan cerita. Tema dapat di peroleh pula dari tokoh, ekspresi ucapan tokoh, konflik utama yang terjadi dan sebagainya.


(38)

2) Tokoh

Tokoh adalah pelaku cerita yang memerankan berbagai aksi kegiatan dan peristiwa yang ditimpahkan kepadanya (Nurgiantoro, 2005:205). Setiap tokoh memiliki identitas jati diri, identitas itulah yang membedakan tokoh satu dengan yang lainnya. Tokoh merupakan fokus utama di dalam cerita. Sebuah cerita yang menegangkan, mengharukan, atau mengembirakan akan terlihat melalui cara tokoh menghayati cerita tersebut.

3) Watak

Watak adalah “gambaran kebiasaan dan sifat tokoh dalam cerita” (Hardjana, 2006:19). Seorang tokoh akan terkenal bila dapat memerankan sifat tokoh yang dibawakan dengan baik. Perwatakan tokoh dapat diungkapkan secara langsung dan tidak langsung.

Pengungkapan tokoh secara langsung yaitu pengarang mendeskripsikan secara langsung watak tersebut. Terkadang di ungkapkan di awal cerita sehingga cerita belum selesai dibaca sudah mengetahui wataknya. Hal ini cocok untuk siswa prasekolah dan kelas rendah. Berikut ini contoh pengungkapan secara langsung “Mang sayur tersenyum, ia memang selalu tersenyum tidak pernah marah meskipun anak-anak suka mengganggunya. Kami tinggal di asrama Bandung, terdiri dari 20 keluarga, karena itu Mang sayur lama dikerumuni oleh ibu-ibu yang malas pergi ke


(39)

pasar karena jauh. Anak-anak suka mengambil tomat, kacang panjang untuk mengganggu Mang sayur”.

Pengungkapan secara tidak langsung yaitu mengungkapkan watak tokoh terselubung melalui alur cerita, pengungkapan ini cocok untuk kelas atas. Berikut ini pengungkapan tokoh secara tidak langsung “Pagar besi rumahnya melebihi tinggi yang diizinkan oleh Dinas Perizinan dan Tata Kota. Pagar itu senantiasa terkunci. Jika Raden Bagus pulang, seorang pembantu tua tergopoh-gopoh setelah mendengar klakson mobil mercedesnya hampir sepanjang sirine kebakaran. Bunyi klakson tidak saja mengentakkan lamunan pembantu tuanya tetapi juga mengganggu ketenangan tetangganya”.

4) Latar

Latar adalah “waktu dan tempat terjadinya peristiwa di dalam sebuah cerita” (Hardjana, 2006:23). Latar terdiri dari tiga unsur yaitu tempat, waktu dan lingkungan sosial budaya. Latar tempat menunjukkan tempat di mana cerita tersebut dikisahkan. Latar tempat dapat di peroleh siswa melalui deskripsi cerita tersebut. Latar waktu menunjukkan kapan berlangsungnya peristiwa dalam cerita tersebut. Latar waktu bersifat lebih abstrak daripada latar tempat, bila penggambaran latar waktu kurang jelas akan mengakibatkan anak sulit untuk mengidentifikasinya. Latar yang ketiga yaitu latar sosial budaya dipahami sebagai keadaan


(40)

kehidupan sosial budaya masyarakat yang diangkat dalam cerita tersebut. Melalui latar sosial budaya anak akan belajar mengenai kehidupan baik pada masyarakat umum maupun masyarakat pelosok. (Nurgiantoro, 2005:248-254). Kejelasan penggambaran latar penting karena latar merupakan langkah di mana pembaca mengikuti alur cerita dan berimajinasi.

5) Amanat

Amanat adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Sesuatu tersebut berkaitan dengan hal yang positif, berupa nasihat yang bermanfaat bagi kehidupan dan bersifat mendidik (Nurgiantoro, 2005:265).

4. Media

a. Pengertian media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Di bawah ini disajikan beberapa pendapat mengenai pengertian media. 1) Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Sadiman, 2008:6).

2) Asosiasi Pendidikan Nasional (Nation Education Association/ NEA) memiliki pengertian media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya (Sadiman, 2008:7).


(41)

3) Media adalah “setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (Anita dalam Sufanti, 2010:62).

Dari tiga definisi yang telah diuraikan, peneliti membuat kesimpulan mengenai definisi media. Media adalah segala sesuatu yang merangsang siswa untuk belajar dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap baik secara visual maupun audio visual.

b. Jenis-Jenis Media

Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di Indonesia dikelompokkan dalam beberapa karakteristik. Tatang (2012:99), membagi media kedalam 3 karakteristik, sebagai berikut.

1) Media audio

Media audio yaitu media yang hanya dapat di dengar atau memiliki unsur suara. Contoh: radio, perekam suara.

2) Media visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dan tidak mengandung unsur suara. Contoh: gambar, lukisan, foto.

3) Media audio visual

Media audio visual adalah media yang mengandung unsur suara dan memiliki unsur gambar yang dapat dilihat. Contoh: rekaman video, film dan sebagainya.


(42)

Pada penelitian ini, peneliti memilih jenis media audio visual. Seperti yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan bahwa yang ingin dicapai adalah meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual.

c. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang terdiri dari dua unsur yaitu unsur suara dan unsur gambar (Djamarah, 2006:124). Media audio visual dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar. Djamarah (2006:124),membagi media audio visual menjadi dua jenis. 1) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan dua unsur yaitu unsur suara dan gambar diam. Contoh audio visual diam adalah bingkai suara, film rangkaian suara dan cetak suara.

2) Audio visual gerak, yaitu media yang menampilkan dua unsur yaitu unsur suara dan gambar yang bergerak. Contoh audio visual gerak adalah video.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media audio visual gerak berupa video legenda Candi Prambanan dan dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih.

d. Manfaat Media Audio Visual

Dale dalam Kustandi (2013:22), mengemukakan bahwa pembelajaran audio visual dapat memberikan banyak manfaat. Guru berperan untuk


(43)

menyajikan pelajaran dengan bantuan media agar dapat merealisasikan manfaat seperti berikut ini.

1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. 2) Membuahkan perubahan yang signifikan pada tingkah laku siswa. 3) Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran, kebutuhan dan minat

siswa dengan meningkatkan motivasi belajar siswa.

4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.

5) Membuahkan hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.

6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan cara melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan peningkatan hasil belajar.

7) Memberikan umpan balik yang diperlukan agar dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak hal yang telah mereka pelajari.

8) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa.

e. Keunggulan media audio visual

Media audio visual memiliki keunggulan dibandingkan dengan media yang lain, Berikut ini keunggulan dari media audio visual menurut Rinanto (1982:53).

1) Media audio visual mampu menarik perhatian anak didik.

2) Media audio visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman anak didik.


(44)

4) Melalui media audio visual dapat memungkinkan terjadinya interaksi langdung antara anak didik dan lingkungannya.

5) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, sehingga dapat terhindar dari pengertian-pengertian yang abstrak.

6) Memberikan pengalaman yang nyata kepada anak didik.

7) Ikut membantu menumbuhkan pengertian yang berdampak pada perkembangan bahasa.

8) Media audio visual memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada tiga penelitian sebelumnya yang dapat menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti masih relevan untuk dilaksanakan yaitu penelitian Bariyatun tahun 2012, Kusumaningrum tahun 2012, dan penelitian Sutikno tahun 2010.

Bariyatun (2012) menyusun penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peningkatan keterampilan menyimak, dengan menggunakan media audio visual dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN 22 Sungai Ambawang. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN 22 Sungai Ambawang, yang berjumlah 14 orang.


(45)

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual sudah terbukti mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan penelitian pada siklus 1 siswa yang aktif menyimak dengan baik 71,43%, sedangkan siswa yang tidak aktif menyimak ada 28,57%, nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai adalah 65. Pada siklus 2 terjadi peningkatan siswa yang aktif menyimak meningkat menjadi 87,14%, sedangkan yang tidak terampil menyimak ada 12,89%, dengan nilai rata-rata menyimak siswa yaitu 87,57.

Kusumaningrum (2012) menyusun penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VII SMP Bina Putra Nusantara Seren Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu (1) penerapan kemampuan menyimak cerita rakyat dengan media audio visual, (2) pengaruh kemampuan menyimak cerita rakyat dengan media audio visual, (3) peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat dengan media audio visual pada siswa kelas VII SMP Bina Putra Seren tahun pelajaran 2012/2013. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Bina Putra Nusantara Seren yang berjumlah 34 siswa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Pada prasiklus nilai rata-rata menyimak siswa adalah 66,1, setelah dilakukan tindakan siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 73,5 dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 80. Nilai menyimak pada siklus II sudah


(46)

termasuk dalam kategori baik karena sudah memenuhi standar KKM yaitu 6,7.

Pada siklus I terdapat 18 siswa atau 53% mempunyai perhatian baik dan 7 siswa atau 21% mempunyai perhatian cukup. Pada Siklus II sebanyak 32 atau 94% siswa menyatakan tertarik dan 2 siswa atau 6% tidak tertarik dengan penggunaan media audio visual. Berdasarkan hasil analisis maka penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas VII SMP Bina Putra Nusantara Seren tahun pelajaran 2012/2013.

Sutikno (2010) menyusun penelitian dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat dan pemahanam siswa menggunakan media multimedia dengan pendekatan inkuiri terbimbing. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-1 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 orang siswa putra dan 21 orang siswa putri. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Kemampuan kognitif pada kondisi awal penelitian ini menunjukkan 52,50% dari jumlah siswa memperoleh nilai kurang dari 65, sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 59,24 dan nilai rata-rata siswa sebesar 57,50. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 60,30 dan ketuntasan kelas 32,50%. Pada siklus II, rata-rata nilai siswa mencapai 72,5 dan ketuntasan belajar kelas mencapai 95%.


(47)

Peningkatan tidak hanya pada kemampuan kognitif saja namun juga pada pemahaman siswa. Siklus I menunjukkan ketidak pahaman siswa sebesar 67,50% dan pada siklus II 5,00% skor rata-rata siswa tidak paham. Analisis tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%, setelah tindakan meningkat menjadi 76,81%. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantu multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-1 semester 2 SMAN 14 Semarang.

Peneliti menyusun penelitian dengan judul “ Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V A SD Negeri Jongkang Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dan kemampuan menyimak unsur cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dari penelitian ini berjumlah 23 orang yang terdiri dari 15 orang siswi dan 8 orang siswa.

Keistimewaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumya yaitu terletak pada sekolah, kelas, materi pembelajaran dan tahun ajaran yang berbeda. Dengan demikian penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan.


(48)

C. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Mengidentifikasi unsur cerita dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 termasuk dalam keterampilan menyimak. Menyimak merupakan syarat dalam menguasai informasi,terutama informasi lisan. Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membantu kita untuk mendapatkan lebih banyak informasi.

Orang dewasa ketika dihadapkan dengan situasi yang memerlukan perhatian khusus pada suatu informasi, belum tentu ia dapat menyerap semua informasi yang didengar atau dilihat.Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Hermawan (2012:30), yang menyatakan bahwa keterampilan menyimak perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar efektif.

Cara mengatasi

Penerapan

Hasil akhir Keterampilan menyimak merupakan salah

satu keterampilan yang penting yang menentukan banyak atau sedikit seseorang menangkap informasi yang didengar

Sekolah lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan menulis

Seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh minat, minat merupakan sumber usaha. Berdasarkan data yang diperoleh kelas V A

SD Negeri Jongkang masih perlu

ditingkatkan keterampilan menyimak dan minat

Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran


(49)

Perihal ini berdasarkan atas hasil penelitian yang menunjukan bahwa umumnya orang hanya mampu mengingat sekitar 25% hingga 50% dari apa yang didengar. Kemampuan meyimak yang diasah sedini mungkin dapat membantu seseorang ketika beranjak dewasa dapat menyerap informasi lebih banyak. Pembelajaran menyimak yang dilakukan di sekolah kerap kali kurang diberikan ruang yang memadai. Sekolah biasanya lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan menulis.

Pembelajaran menyimak kerap kali mengalami kendala. Baik dari segi intrinsik maupun ekstrinsik. Salah satu contoh dari segi intrinsik dan ekstrinsik adalah kemauan yang berasal dari orang tersebut dan keadaan disekitarnya yang mempengaruhi. Menurut Nurkancana (1983:225), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh minat, karena minat merupakan sumber dari usaha.

Permasalahan yang terjadi di sekolah, siswa kerap kali kurang memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu penyebabnya yaitu media yang digunakan kurang bervariasi. Kegiatan menyimak kerap kali dilakukan hanya dengan cara membacakan cerita yang terdapat pada buku paket. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya kegiatan menyimak yang bervariasi. Salah satu kegiatan menyimak yang dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik yaitu dengan menggunakan media audio visual. Media audio visual saat ini sangat beragam macamnya, baik untuk pendidikan, hiburan, dan lain-lain. Menurut Dale dalam Kustandi (2013:22),


(50)

salah satu manfaat media audio visual adalah untuk melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan peningkatan hasil belajar.

Pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual diharapkan dapat membuat siswa berminat dan termotivasi dalam belajar, karena dalam penggunaan media audio visual konsentrasi siswa untuk menyimak lebih besar dan diharapkan kemampuan menyimak siswa dapat meningkat dibandingkan dengan menggunakan materi dari buku paket.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan paparan tersebut, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas VA SD N Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014.

2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak unsur cerita rakyat siswa kelas VA SD N Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014.


(51)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, seting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, validitas dan analisis data. Uraian dari ketujuh bagian tersebut sebagai berikut.

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang lebih dikenal dengan istilah PTK. Sanjaya (2011:26) mengartikan PTK sebagai “proses pengkajian masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata dan menganalisis pengaruh dari perilaku atas permasalahan tersebut”. Mulyasa (2009:11), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan “Suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan tindakan yang sengaja dimunculkan”. Tindakan yang dimaksud dilakukan oleh guru kelas, sehingga penelitian jenis ini cocok digunakan oleh guru karena guru adalah orang yang paling mengetahui permasalahan yang terjadi di kelasnya.

Sanjaya (2011:34), menjelaskan terdapat empat manfaat PTK dalam pelaksanaannya, Pertama, PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Kedua, PTK dapat berpengaruh terhadap hasil pencapaian siswa. Ketiga, melalui PTK guru mencoba pembelajaran yang baru serta dapat


(52)

mempengaruhi guru yang lain agar dapat mencoba ide-ide baru. Keempat, PTK mendorong guru untuk memiliki sikap bertanggung jawab dan profesional.

PTK memiliki beberapa model, model PTK yang sering dilakukan oleh guru adalah model PTK bentuk siklus. Arikunto (2010:17), menyatakan bahwa setiap siklus (putaran) terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 2. Bagan Langkah PTK menurut Kemmis

Berikut penjabaran mengenai bagan di atas. 1. Perencanaan

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Guru dapat membuat panduan yang menggambarkan a. apa yang harus dilakukan oleh siswa, b. kapan dan berapa lama dilakukan, c. dimana dilakukan, d. alat apa yang digunakan, e. apa tindakan selanjutnya. 2.Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan pada PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, dan proses perbaikan yang akan dilakukan.

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengumpulan data/ Observasi Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengumpulan data/ Observasi Refleksi


(53)

3. Pengamatan/observasi

Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam pengamatan yaitu a. apakah terdapat kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan, b. apakah proses tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar, c. bagaimanakah situasi proses tindakan, d. apakah siswa-siswa melaksanakan dengan bersemangat, e. bagaimana hasil dari keseluruhan tindakan tersebut.

4. Refleksi

Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah terjadi baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar menjadi bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

B. Setting Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Jongkang tahun pelajaran 2013/2014, siswa berjumlah 23 orang yang terdiri dari 15 siswi dan 8 siswa.

2. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V A SD Negeri Jongkang.

Adapaun Standar Kompetensinya (SK) adalah “ 5.Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara


(54)

lisan”, dengan Kompetensi Dasar (KD) “ 5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tema, tokoh, watak, latar, amanat)”.

3. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jongkang yang terletak di Dusun Sedan, Kecamatan Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi dengan menggunakan tes. Berikut penjabaran rencana tindakan.

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut. a. Melakukan perizinan dengan pihak sekolah.

b. Melakukan tanya jawab dengan guru terkait permasalah pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

c. Melakukan observasi pada saat pembelajaran bahasa Indonesia dan wawancara kepada guru pengampu mata pelajran.

d. Mempelajari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi yang diajarkan.

e. Menyusun proposal skripsi. f. Menyusun instrumen penelitian.

g. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, media dan bahan ajar.


(55)

h. Melaksanakan penelitian sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. i. Mengolah data yang telah diperoleh.

2. Tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, langkah yang dilakukan selanjutnya yaitu melakukan tindakan sebagai berikut.

Siklus 1

Siklus1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, di mana setiap pertemuan dialokasikan 2 JP dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

a. Perencanaan

Peneliti mempelajari SKKD, menyusun rencana kegiatan pembelajaran (silabus, RPP, penilaian, media, materi).

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 yaitu sebagai berikut.

- Siswa mengeksplorasi pengetahuan tentang cerita rakyat melalui pengalaman mereka.

- Menyampaikan kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.

- Guru menjelaskan cara menentukan unsur intrinsik cerita (tema, tokoh, watak, latar, amanat).

- Siswa menyimak cerita rakyat “Roro Jonggrang”.

- Siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur cerita dan menuliskan pada lembar yang telah disediakan.


(56)

- Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. - Mengadakan evaluasi pada pertemuan kedua.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat minat setiap siswa ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer dan guru.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran, untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan baik kelebihan maupun kekurangannya, sehingga pada siklus kedua dapat lebih baik lagi.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, di mana setiap pertemuan dialokasikan 2 JP (2 x 35 menit).

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus kedua merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1, agar hasil yang didapatkan lebih optimal.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu sebagai berikut.

- Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan tersebut.

- Siswa mengeksplorasi pengetahuan tentang cerita rakyat yang sering didengar.


(57)

- Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai unsur cerita yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

- Siswa diminta untuk menyimak cerita rakyat “Bawang Merah dan Bawang Putih”.

- Setiap siswa diminta untuk menuliskan unsur cerita yang telah ditayangkan pada lembar yang telah disediakan.

- Setiap siswa membuat karya Mind Map cerita Bawang Merah dan Bawang Putih.

- Membuat kesimpulan setiap akhir pembelajaaran.

- Pada pertemuan kedua diadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat ketercapaian target.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat minat setiap siswa ketika pembelajaran berlangsung baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan ke 2.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan pada pada siklus 1 dan siklus II. Refleksi yang dilakukan pada siklus kedua yaitu membandingkan nilai tes dan observasi yang telah dicapai, dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, untuk memutuskan apakah akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya atau tidak.


(58)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, kuesioner, wawancara dan tes .

1. Observasi

Sanjaya (2011:86) menyatakan bahwa “Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”. Observasi digunakan untuk mengamati minat siswa dan interaksi antar siswa serta guru dalam proses belajar.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan “Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2011:192). Kuesioner yang disebarkan kepada siswa bertujuan untuk mendapatkan data dari setiap siswa sesuai dengan apa yang dialaminya.

3. Wawancara

Nurgiantoro (2010:960) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (peserta didik, orang yang diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak”. Melalui wawancara data yang didapatkan dapat lebih beragam. Selain itu dengan wawancara dapat mengetahui kondisi diluar


(59)

pengamatan peneliti. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran untuk memperoleh data awal menyimak pada siswa.

4. Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam setiap aspek kognitif atau tingkat penguasaan siswa (Sanjaya, 2011:99). Jenis tes yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis tes tertulis. Tes tertulis yang dilakukan yaitu berupa tes uraian yang dilaksanakan pada akhir siklus 1 dan siklus 11 untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat.

E.Instrumen Penelitian dan Kisi-Kisi Instrumen 1. Instrumen Penelitian

Instumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2011:83). Pada penelitian ini,yang menjadi penanda atas keberhasilan yaitu adanya peubah minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat .

Tabel 1. Peubah dalam Penelitian

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1. Minat a. Perasaan senang b. Kemauan untuk

mengembangkan diri c. Perhatian

d. Partisipasi

Jumlah siswa yang terlibat

Observasi dan kuesioner

Rubrik pengamata n minat,dan kuesioner 2. Menyimak

unsur cerita rakyat

Rata-rata nilai kemampuan menyimak cerita rakyat

Nilai menyimak siswa Nilai tes tertulis Hasil tes menyimak cerita rakyat Persentase jumlah siswa


(60)

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian a. Observasi

Lembar pengamatan minat dibuat berdasarkan indikator-indikator minat. Lembar observasi minat dipakai pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan minat pada siklus 1 dan siklus II. Setiap indikator minat dikembangkan menjadi lima kriteria, sehingga jumlah pernyataan dalam lembar observasi berjumlah 20 pernyataan. Berikut kisi-kisi dan lembar observasi yang telah dibuat peneliti bersama anggota lain, untuk mengetahui minat dari setiap siswa.

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat

Indikator Nomor Jumlah

a. Siswa memiliki perasaan senang dalam mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia 1a, 1b, 1c, 1d, 1e 5 b. Siswa memiliki kemauan untuk mengembangkan diri 2a, 2b, 2c, 2d, 2e 5 c. Siswa memiliki sikap perhatian dalam pembelajaran

bahasa Indonesia 3a, 3b, 3d, 3e, 5

d. Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran bahasa


(61)

Tabel 3. Rubrik Pengamatan Minat

No Indikator Kriteria

1. Siswa menunjukkan perasaan senang dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia

a. Siswa sudah berada di kelas sebelum guru datang b. Siswa menyiapkan buku pelajaran bahasa Indonesia

sebelum pelajaran dimulai

c. Siswa mengikuti pelajaran dengan antusias d. Siswa mengucapkan salam ketika guru datang

e. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tanpa mengeluh

2. Siswa menunjukkan kemauan untuk mengembangkan diri

a. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang dijelaskan

b. Siswa berusaha mencari jawaban dari tugas yang diberikan

c. Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan d. Siswa membuat catatan mengenai materi yang dipelajari e. Siswa membawa buku sumber yang lain

3. Siswa menunjukkan sikap perhatian dalam

pembelajaran bahasa Indonesia

a. Siswa memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

b. Siswa berkonsentrasi mengikuti pelajaran, walaupun teman-temannya menganggu

c. Siswa tidak membuat kegaduhan

d. Siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru e. Siswa mencatat penjelasan guru

4 Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia

a. Siswa maju untuk mengerjakan soal

b. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru c. Siswa mengajukan diri dalam menjawab pertanyaan d. Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal

sampai akhir

e. Siswa mengoreksi apabila guru kurang tepat dalam menjelaskan

Pengamatan minat dilakukan pada setiap siswa dengan cara memberikan skor 1-4. Peneliti menggunakan skor 1-4 dikarenakan perilaku yang ditunjukkan siswa ketika di kelas terkadang tidak tetap berapa kali siswa melakukan hal yang dimaksud atau bahkan tidak sama sekali. Kriteria penskoran sebagai berikut.

1 = jika tindakan siswa tidak terlihat 2 = jika tindakan siswa kurang terlihat 3 = jika tindakan siswa cukup terlihat 4 = jika tindakan siswa sangat terlihat


(62)

Tabel 4. Lembar Observasi Minat Belajar Siswa

No Nama Siswa Siswa memiliki perasaan senang dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia Siswa menunjukkan kemauan untuk mengembangkan diri Siswa memiliki sikap perhatian dalam pembelajaran bahasa Indonesia Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia Nilai Minat 1 a 1 b 1 c 1 d 1 e 2 a 2 b 2 c 2 d 2 e 3 a 3 b 3 c 3 d 3 e 4 a 4 b 4 c 4 d 4 e 1 2 dst b. Kuesioner

Kuesioner dibuat berdasarkan indikator minat untuk mendukung pengamatan minat pada setiap siswa, sesuai dengan kondisi dan perasan yang dialami oleh siswa. Kuesioner dibuat dengan mengembangkan indikator menjadi 20 pernyataan, yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif.

Pada kuesioner ini disediakan 4 pilihan jawaban. Pilihan jawaban meliputi “Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju”. Peneliti menyediakan 4 alternatif jawaban agar responden tidak ragu-ragu terhadap jawaban yang diberikan. Seperti pendapat Azwar (2007: 34) yang mengatakan bahwa jawaban yang kita inginkan adalah jawaban yang diyakini oleh responden, kita tidak mengharapkan jawaban ragu-ragu, maka jawaban dalam aitem perlu cukup sensitif untuk memancing jawaban dari setiap responden.Pernyataan terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Berikut adalah skoring untuk setiap jawaban dari kuesioner item positif dan negatif.


(63)

Tabel 5. Penskoran Kuesioner Minat

Alternatif Jawaban Skor

Item Positif Item Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Berikut tabel 6 kisi-kisi kuesioner yang digunakan dalam pengambilan data minat setiap siswa. Selain itu, kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada lampiran (lampiran 13 halaman 138).

Tabel 6. Kisi-kisi Kuesioner Minat Siswa

Indikator No. Item

positif

No. Item

negatif Total a. Siswa memiliki perasaan senang dalam mengikuti pembelajaran

bahasa Indonesia

1, 9, 16 5, 12

20 b. Siswa memiliki kemauan untuk mengembangkan diri 2,17 6, 13

c. Siswa memiliki sikap perhatian dalam pembelajaran bahasa Indonesia 3, 10 7, 14, 19 d. Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia 4, 11, 18 8, 15, 20

c. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti pada saat menggali informasi dari guru untuk mengetahui kondisi awal minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Berikut panduan yang digunakan saat wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia.


(64)

Tabel 7. Panduan Wawancara Guru Kelas

No Pertanyaan

1. Apakah siswa antusias ketika pelajaran menyimak berlangsung? 2. Apakah siswa membuat kegaduhan pada saat pembelajaran? 3. Apakah siswa fokus ketika kegiatan menyimak?

4. Apakah siswa aktif dalam menjawab pertanyaan?

5. Kesulitan apa yang dihadapi ketika pembelajaran menyimak? 6. Media apa yang ibu gunakan untuk pembelajaran menyimak? 7. Hambatan apa yang ditemukan ketika menggunakan media?

8. Apakah penggunaan media dapat berpengaruh terhadap kemampuan menyimak siswa? 9. Bagaimana nilai pada kemampuan menyimak siswa?

d. Tes

Tes tertulis digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat. Tes yang digunakan berupa soal esai berjumlah 10 soal yang berisi pertanyaan mengenai tema, tokoh, watak, latar, amanat. Peneliti menggunakan soal berbentuk esai untuk mengetahui tingkat pemahaman dan ingatan siswa terhadap cerita yang telah disimaknya. Penilaian untuk menyimak cerita rakyat memiliki skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Berikut kisi-kisi dan pedoman kriteria penilaian untuk masing-masing soal.

Tabel 8. Kisi-Kisi Soal Uraian No Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Materi pokok

Indikator Nomor

soal 1. 5.Memaham

i cerita tentangsuatu peristiwa dan ceritapendek anak yangdisamp aikan secara lisan. 5.2Mengide n tifikasi unsur cerita tokoh, tema, latar,amanat . Meng-identifi kasi unsur-unsur cerita rakyat

- Menyebutkan tokoh dalam cerita 1a - Menjelaskan latar tempat dari cerita 3a - Menuliskan latar waktu dalam cerita 3b - Menyebutkan latar suasana yang terdapat

dalam cerita

3c - Menentukan tema cerita 2 - Menulisakan kembali tokoh 5 - Menentukan watak tokoh 1b, 6 - Menjelaskan amanat yang terdapat dalam

cerita.

4, 7


(65)

Tabel 9. Rubrik Penilaian Tes Menyimak

No Soal Skor Keterangan

1 4 Menyebutkan 3 tokoh atau lebih 3 Menyebutkan 3 tokoh

2 Menyebutkan 3 tokoh 1 Menyebutkan 1 tokoh

2 4 Menuliskan 3 latar tempat atau lebih 3 Menuliskan 3 latar tempat

2 Menuliskan 2 latar tempat 1 Menuliskan 1 latar tempat 3 dan 4 4 Jawaban tepat lengkap dan benar

3 Jawaban kurang lengkap dan benar 2 Jawaban kurang lengkap

1 Jawaban tidak benar

5 4 Menentukan tema sesuai dengan isi cerita 3 Menentukan tema cukup sesuai dengan isi cerita 2 Menentukan tema kurang sesuai dengan isi cerita 1 Tidak ada jawaban yang benar

6-8 4 Jawaban tepat lengkap dan benar 3 Jawaban kurang lengkap dan benar 2 Jawaban kurang lengkap

1 Jawaban tidak benar

9 4 Amanat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 2-3 3 Amanat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 1

2 Amanat kurang sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 2-3 1 Amanat tidak sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 1 10 4 Menuliskan judul, isi sesuai cerita, struktur kalimat sesuai EYD

3 Menuliskan menuliskan judul, isi sesuai cerita 2 Menuliskan judul, isi kurang sesuai cerita

1 Menuliskan judul, isi sangat tidak seusuai dengan cerita

F.Validitas Instrumen Penelitian

Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsinya (Azwar, 2012:173). Tes dikatakan memiliki tingkat kesahihan yang tinggi bila hasil ukurnya tepat dan akurat. Masidjo (1995:242) menyatakan bahwa validasi suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Masidjo (1995:243) membagi validitas menjadi tiga yaitu validitas isi, validitas konstruk dan validitas kriteria.


(66)

Validitas isi menunjukkan pada pengertian apakah alat tes sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang akan diajarkan. Validitas konstruk memiliki pengertian apakah tes tersebut sesuai dengan konsep atau teori yang mendasari disusunya tes atau alat ukur tersebut. Sedangkan validitas kriteria adalah suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat ukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan pembanding.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi dan validitas konstruk yang ditempuh melalui Expert Judgement. Expert Judgement dilakukan untuk mengukur kelayakan perangkat pembelajaran, lembar observasi minat dan kuesioner. Expert Judgement dilakukan dengan berkonsultasi kepada orang yang ahli dalam bidangnya, dalam hal ini dosen pembimbing yang sekaligus dosen pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia PBSID, PGSD USD, serta dosen psikologi, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Selain dosen validasi juga dilakukan kepada kepala sekolah dan guru SD Negeri Jongkang. Hasil validasi kemudian dihitung untuk menentukan kategorinya menggunakan PAP tipe 11(Masidjo, 1995:155).

Tabel 10. Kriteria Skor Validasi

Keterangan skor Kategori Nilai Huruf

4,1 – 5 Sangat Baik A

3,3 – 4,0 BaiK B

2,8 – 3,2 Cukup C

2,4 – 2,7 Tidak Baik D


(67)

Tabel 11. Hasil Validasi

No Perangkat Pembelajaran

Expert Judgement Hasil penilaian

rata-rata

Keterangan

1 Silabus Dosen PGSD 4

Kepala SD N Jongkang 4,2 Guru kelas V SD N Jongkang 3,3

Rata-rata 3,8 Baik

2 RPP Dosen PGSD 4

Kepala SD N Jongkang 4,3 Guru kelas V SD N Jongkang 3,4

Rata-rata 4 Baik

3 LKS Dosen PGSD 4

Kepala SD N Jongkang 4,5 Guru kelas V SD N Jongkang 3,6

Rata-rata 4,1 Sangat Baik

4 Bahan Ajar Dosen PGSD 3,6

Kepala SD N Jongkang 4 Guru kelas V SD N Jongkang 3,4

Rata-rata 3,6 Baik

Tabel menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran untuk silabus memperoleh skor 3,8 yang termasuk kriteria baik, RPP memperoleh skor rata-rata 4 dengan kriteria baik, rata-rata LKS yaitu 4,1 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan bahan ajar memperoleh skor rata-rata 3,6 dengan kriteria baik.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis dengan analisis data deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2011:425) menerangkan

bahwa “Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji

hipotesis yang telah diajukan”. Analisis data deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan rata-rata, perbedaan, faktor-faktor yang mempengaruhi dan sebagainya.


(1)

(2)

Foto Penelitian


(3)

(4)

(5)

Biodata penulis


(6)

Biodata Penulis

Nama : Maria Sulisnawati

NIM : 101134122

Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 10 Juli 1992 Alamat : Kp. Cimeong, Ciseeng,

Bogor, Jawa Barat Riwayat Pendidikan

1999-2004 : SD Negeri Cibeuteung Muara II 2004-2007 : SMP Negeri 1 Ciseeng

2007-2010 : SMK Baranangsiang Bogor

2010-2014 : Universitas Sanata Dharma Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Riwayat Organisasi

Selama menjalani masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis mengikuti berbagai kegiatan baik yang diadakan di dalam maupun diluar kampus. Kegiatan yang diikuti selama masa pendidikan antara lain kepanitian pada saat paskah, mengikuti seminar, sarasehan, peserta workshop, peserta lomba pembuatan media pembelajaran, kursus KMD. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi dengan judul Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V A SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 190

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD JUARA YOGYAKARTA.

0 2 192

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN

1 0 209

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI PENGUMUMAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS IV SD KANISIUS KOTABARU I YOGYAKARTA

0 0 223

Peningkatan minat dan kemampuan menyimak isi pengumuman menggunakan media audio visual untuk siswa kelas IV B SD Negeri Jongkang tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

0 0 220

Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo - USD Repository

0 0 221

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI PENGUMUMAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS IV SDN SELOMULYO

0 0 185

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SD KANISIUS KOTABARU I YOGYAKARTA

0 1 247

Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

0 0 201