39 sebab itu, bagi kalangan kelompok masyarakat dari kelas bawah strata sosial
rendah akan sangat berarti bila setelah memperoleh pendidikan tinggi memiliki akses memperoleh pekerjaan, sehingga dapat mengubah tingkat kehidupan sosial
yang sering kali diukur dengan tingkat pendapatan.
2.5.3 Pendidikan dan Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari kata dasar mobile yang merupakan serapan dari bahas Inggris dengan pengertian bergerak. Bila ditambah dengan kata sosial,
mobilitas sosial memiliki arti sebagai sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Paul B. Horton dan Chester L. hunt 1992
mengatakan mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain.
P.A. Sorokin dalam Ary H. Gunawan mengatakan mobilitas sosial dapat dibagi menjadi dua: 1 mobilitas vertical yang meliputi a social climbing, dari
status yang rendah ke status yang tinggi, dimana keberadaan status yang tinggi itu sudah ada sebelumnya dan membentuk kelompok atas status yang baru, karena
status yang lebih atas belum ada promosi; b social sinking, dari kelompok tinggi atas turun ke rendah; dan derajat kelompoknya turun; 2 mobilitas
horizontal, yakni apabila perubahan terjadi secara linear, misalnya seorang asisten rumah tangga yang berubah pekerjaannya menjadi buruh pabrik.
Pada kehidupan dunia modern, semakin banyak orang yang berupaya melakukan mobilitas ke tingkat yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial
tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda, mereka tetap merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat
Universitas Sumatera Utara
40 mobilitas mereka rendah, tentu saja berarti kebanyakan orang terpenjara dalam
status nenek moyang mereka, dan mereka akan hidup dalam kelas sosial tertutup. Perpindahan atau mobilitas sosial dapat berupa intragenerational atau
intergenerational. Intragenerational dapat berupa perbandingan posisi seseorang dalam skala sosial pada kehidupan masa lalu dan kemudian ditemukan mnurun
atau cenderung meningkat. Lalu berikutnya, intergenerational, mobilitas sosial seorang dipandang dengan melihat generasi dirinya dengan generasi sebelumnya,
generasi orang tuanya, apakah cenderung naik atau menurun dalam skala sosial. Mobilitas sosial lebih mudah dilakukan pada masyarakat yang memilii sifat
terbuka, sebaliknya pada masyarakat yang sifatnya tertutup kasta kemungkinan untuk melakukan perpindahan mobilitas akan lebih sulit. Sebagai contoh, di
India yang menganut sistem kasta, jika seorang individu terlahir dalam kasta rendah meskipun dia memiliki kemampuan dan keahlian, kasta tidak akan berubah
karena yang menjadi kriteria strata adalah keturunan, bukan keahlian. Sehingga tidak terjadi gerakan atau mobilitas soial dari kasta satu ke kasta yang lain.
P.A. Sorokin dalam Ary H. Gunawan mengatakan ada sejumlah saluran mobilitas sosial, diantaranya adalah:
1. Angkatan Bersenjata, merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut
kenaikan pangkat. Sebagai contoh, seorang prajurit yang mungkin berasal dari golongan masyarakat rendah memiliki peranan yang berjasaa pada
negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan. Dia akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat maupun dari negara, yaitu
berupa pangkat kedudukan yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
41 2. Lembaga Keagamaan dapat meningkatkan status sosial seseorang yang
memiliki jasa dalam perkembangan agama seperti ustadz, pendeta, dan biksu. Status sosial para penyebar jajaran agama ini akan meningkatkan
status sosialnya di masyarakat, terutama bagi komunitas pengikut agama tertentu.
3. Lembaga Pendidikan merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, juga dianggap sebagai social elevator yang bergerak dari
kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap individu untuk mendapatkan
kedudukan lebih tinggi, baik individu tersebut berasal dari keluarga miskin sekalipun.
4. Organisasi Politik memberikan kesempatan yang sama seperti angkatan bersenjata, kepada para anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi
untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.
5. Organisasi Ekonomi, seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lainnya dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasi
individu dalam organisasi ekonomi, semakin tinggi jabatan yang ditempati. Semakin tinggi jabatan yang ditempati, semakin besar
pendapatan yang diraih dan karena pendapatan bertambah berakibat pada kekayaannya bertambah yang juga mengakibatkan status sosial di
masyarakat meningkat.
Universitas Sumatera Utara
42 6. Keahlian, individu yang rajin menulis dan menyumbangkan
pengetahuan keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi dari indivivdu biasa.
7. Perkawinan, status sosial seorang individu dapat berubah melalui perkawinan. Misalnya seorang pria miskin yang menikah dengan seorang
janda kaya, secara otomatis status sosial pria itu berubah menjadi orang kaya yang disebabkan oleh status istrinya yang kaya.
Sepeti telah dijelaskan sebelumnya, pendidikan menjadi salah satu saluran bagi seorang individu atau kelompok sosial untuk melakukan mobilitas sosial.
Pendidikan telah memberikan kemungkinan adanya mobilitas sosial, dan dapat meningkatkan status sosialnya. Pendidikan secara merata memberi kesamaan
dasar pendidikan dan mengurangi perbedaan antara golongan tinggi dan rendah. Mobilitas sosial yang terjadi melalui saluran pendidikan dipengaruhi
beberapa faktor-faktor yang pada dasarnya sama dengan faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya mobilitas sosial pada umumnya. Faktor-faktor tersebut
antara lain: 1. Perubahan kondisi sosial
Kemajuan di bidang teknologi, menyebabkan penggunaan internet di sekolah bukanlah hal yang luar biasa. Di institusi pendidikan, para
pendidik dan fasilitas penunjang pembelajaran sudah mulai banyak yang memiliki layanan internet. Perbedaan asal anak didik mulai diredukasi dan
dapat menggunaakan internet bersama-sama. Sehingga seorang individu cerdas
yang berasal
dari kalangan
keluarga kurang
mampu
Universitas Sumatera Utara
43 pengetahunannya bertambah dan memungkinkan mereka untuk berprestasi
dan akhirnya meningkatkan status sosial. 2. Ekspansi territorial dan gerak populasi
Ekspansi territorial dan perpindahan penduduk yang membuktikan ciri fleksibelitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial contohnya seperti
perkembangan kota, transmigrasi, bertambah maupun berkurangnya penduduk.
3. Komunikasi yang bebas Pendidikan dan komunikasi yang bebas akan perlahan memudarkan garis
batas pemisah antar strata sosial dan merangsang terjadinya mobilitas sosial. Sebaliknya, komunikasi yang terbatas antar
–strata akan semakin memperkokoh garis pembatas antar strata yang ada, sehingga membatasi
bahkan menghalangi mobilitas sosial. 4. Pembagian kerja
Tingkat pembagian kerja yang tinggi dan terspesialisasi, maka akan membuat kemungkinan terjadi mobilitas sosial menjadi lemah karena
spesialisasi pekerjaan menuntut keterampilan khusus. Kondisi seperti ini akan memacu anggota masyarakat untuk lebih giat berusaha agar dapat
memperoleh status sosial tersebut. 5. Tingkat fertilitas yang berbeda
Kelompok masyarakat yang berlatar belakang kelas sosial ekonomi lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan fertilitas, sedangkan
kelompok masyarakat yang berlatar belakang tingkat sosial ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas lebih tinggi. Hal
Universitas Sumatera Utara
44 ini
dikarenakan masyarakat yang berlatar belakang tingkat sosial- ekonomi dan pendidikan lebih rendah memiliki anggapan dapat memperbaiki
kualitas keturunan dan melakukan mobilisasi sosial dengan memiliki
banyak keturunan. 6.
Kemudahan dalam akses pendidikan Kesulitan untuk mengakses pendidikan bermutu akan menjadikan seorang
individu tidak dapat memperoleh pendidikan yang bagus, yang selanjutnya akan menyebabkan individu tersebut kesulitan untuk mengubah status.
Selain faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya mobilitas sosial melalui saluran pendidikan, terdapat juga beberapa faktor yang dapat menghambat
terjadinya mobilitas sosial dalam pendidikan diantaranya yaitu: 1. Perbedaan kelas rasial
Sebagai contoh yang terjadi di Afrika Selatan yang pada masa lalu dikuasai oleh ras berkulit puthi dan tidak member kesempatan kepada
mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa, dan bahkan termasuk di system
pendidikan. 2. Agama
Penganut agama tertentu yang menjadi mayoritas dalam suatu negara kadangkala lebih mudah untuk menduduki tempat yang terhormat dalam
realitas kehidupan berbangsa, walaupun secara resmi semua umat agama apapun memiliki hak yang sama dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
45 3. Diskriminasi kelas
Sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas sosial ke atas, terbukti dengan terdapatnya pembatasan status organisasi tertentu dengna berbagai
syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu memperoleh. Sebagai contoh ketika penerimaan siswa unggulan dibatasi
hanya 100 orang siswa berprestasi terbaik yang lulus, sehingga hanya 100 siswa yang mendapat kesempatan menaikkan status sosialnya menjadi
siswa unggulan. 4. Kemiskinan
Keadaan ekonomi miskin dapat menghambat seorang individu untuk berkembang dan mencapai status sosial tertentu, sebagai contoh seorang
anak dengan keadaan ekonomi miksin memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena tidak dapat membayar iuran sekolah. Dan hal
ini menyebabkan anak tersebut kehilangan kesempatan untuk
meningkatkan status sosialnya. 5. Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelampin memiliki pengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status soial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan status sosial
dalam bermasyarakat.
2.6 Urbanisasi