18 ketersediaanya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang –
undangan. Misi negara adalah kebijakan untuk mengatasi permasalahan tertentu , kegiatan tertentu , atau mencapai tujuan tertentu yang berkenaan dengan kepentingan
dan manfaat orang banyak , sebagai contoh: 1.
Kebijakan menugaskan PT Persero Pertamina dalam menyalurkan bahan bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk eceran di seluruh Indonesia;
2. Kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna
mendorong petani berproduksi; 3.
Kebijakan memberantas atau mengurangi penyakit gondok yang dilakukan melalui pemberian yodium pada setiap garam diluar garam industri.
4. Kebijakan menjamin harga jual gabah ditingkat petani melalui penetapan harga
pembelian gabah yang dibeli oleh : Perum Badan Usaha Logistik; 5.
Kebijakan pengamanan cadangan pangan melalui pengamanan harga pangan pokok, pengelolaan cadangan dan distribusi pangan kepada golongan masyarakat
tertentu; dan 6.
Kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok masyarakat tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas.
1.5.2.3 Bentuk Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang dilakukan oleh seluruh instansi pemerintahan dapat dibedakan berdasarkan 3 bentuk pelayanan yaitu:
19 • Layanan secara lisan , layanan ini biasanya diberikan oleh petugas yang bekerja di
bagian hubungan masyarakat dan pelayanan informasi, dimana mereka bertugas member penjelasan dan keterangan kepada masyarakat pengguna layanan mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh instansi yang bersangkutan.
• Layanan melalui tulisan , merupakan layanan yang proses penyelesaiannya dilakukan melalui pengetikaan , penandatanganan dan pengiriman kepada yang
bersangkutan. • Layanan dengan perbuatan . Dilakukan karena adanya interaksi langsung oleh
masyarakat dan pemberi layanan.
1.5.2.4 Sendi Pelayanan Publik
Dalam SK Menpan No.81 Tahun 1993 tentang pedoman tata laksana pelayanan umum, dikatakan bahwa pelayanan umum mengandung sendi:
• Kesederhanaan , dalam arti prosedur atau tata cara pelayanan umum diselenggarakan secara mudah , lancar , cepat , tidak berbelit – belit , mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan. • Kejelasan dan kepastian , dalam arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai
prosedur baik teknis maupun administrasi , umur kerja pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan umum, jadwal waktu memberikan
20 pelayanan umumberdasarkan bukti – bukti penerimaan permohonan dan kelengkapan
sebagai alas an umum memastikan pemerosesan pelayanan umum. • Keamanan , dalam arti proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan
keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hokum • Keterbukaan , dalam arti prosedur atau tata cara , persyaratan satuan kerja pejabat
penanggungjawab pemberi pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat , baik diminta atau tidak diminta
• Efisiensi , dalam arti persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal – hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap
memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan, dicegah adanya penanggulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan
dengan proses pelayanan • Keadilan yang merata dalam arti cakupan jangkauan pelayanan umum harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlukan secara adil • Ekonomis , dalam arti pengenaan pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar
dengan memperhatikan nilai barang atau jasa pelayanan dan tidak menuntut biaya yang tinggi di luar jangkauan , kohasi , dan kemapuan masyarakat untuk membayar
secara umum , peraturan perundang – undangan yang berlaku. • Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang ditetapkan. Pola pelayanan publik dapat dibagi menjadi empat pola , yaitu:
21 • Pola Pelayanan Fungsional , yaitu pola pelayanan yang diberikan oleh suatu
instansi pemerintah sesuai dengan tugas , fungsi dan wewenangnya. • Pola Pelayanan Satu Pintu , yaitu pola pelayanan yang diberikan secara tunggal
oleh suatu instansi pemerintah terkait lainnya • Pola Pelayanan Satu Atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu
oleh beberapa instansi pemerintah sesuai dengan kewenangan masing – masing • Pola Pelayanan Secara Terpusat, yaitu pola pelayanan publik yang oleh suatu
instansi lainnya yang terkait bidang pelayanan publik atau disebut juga sebagai pelayanan prima.
1.5.2.5 Kualitas Pelayanan Publik