BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan.................................................................................... 103 6.2 Saran.............................................................................................. 103
DAFTAR DUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan dan Laporan Penelitian……………………….. 26 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Bukit Lawang……………………………….. 30
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama…………………….. 31 Tabel 4.3 Komposisi Penduduk berdasarkan SukuEtnis…………………. 31
Tabel 4.4 Komposisi Mata Pencaharian…………………………………… 32 Tabel 4.5 Jumlah Sarana dan Prasaran Kesehatan………………………… 35
Tabel 4.6 Jumlah Sarana dan Prasarana Olah Raga……………………….. 37 Tabel 4.7 Jumlah Sarana dan Prasarana Ibadah…………………………… 38
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila di
Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena terjadinya pergeseran nilai dan orientasi pada
organisasi kepemudaan di Desa Perkebunan Bukit Lawang, sehingga masyarakat mempunyai prasangka yang buruk tentang organisasi kepemudaan tersebut. Pada
dasarnya organisasi kepemudaan merupakan salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas diri, kelompok, dan juga masyarakat serta mengamalkan
kemampuannya untuk kesejahteraan kelompok dan masyarakat sekaligus membangun masa depan yang lebih baik bagi diri anggota serta lingkungannya.
Metode dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi,
wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah 11 orang yang menetap lebih dari 15
tahun serta mengalami konflik antara masyarakat dengan anggota organisasi Pemuda Pancasila.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perlawanan yang dilakukan masyarakat Bukit Lawang terhadap Organisasi Pemuda Pancasila
adalah perlawanan terbuka. Munculnya perlawanan ini karena masyarakat mulai merasa resah dan tidak nyaman akan keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila.
Anggota Organisasi Pemuda Pancasila pada saat itu melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat dan juga pengunjung yang datang ke Bukit Lawang,
seperti adanya rencana membuat tarif parif dihitung perjamnya, pungutan liar, pemberian kong pajak getah, anggota organisasi PP yang terkesan premanisme,
sering terjadi bentrokan, juga bentrokan yang terjadi antara anggota organisasi PP dengan anggota organisasi kepemudaan yang lainnya. Namun hal yang fatal
adalah saat anggota Organisasi Pemuda Pancasila melakukan penyerangan tiba- tiba terhadap masyarakat, masyarakat saat itu sangat terkejut dan untungnya tidak
ada korban. Puncaknya adalah saat anggota Organisasi Pemuda Pancasila melakukan pertemuan di salah satu penginapan Bukit Lawang, masyarakat yang
mendengar hal tersebut berkumpul dan langsung menyerang anggota organisasi PP bermaksud untuk mengusir mereka dari Bukit Lawang. Anggota Organisasi
Pemuda Pancasila bersembunyi di penginapan tersebut dan tidak berani keluar mengingat jumlah mereka yang tidak seimbang dengan masyarakat. Beberapa jam
kemudian akhirnya bantuan dari aparat pun datang untuk meredakan masyarakat ini. Penyelesaian konflik dilakukan dengan kesepakatan antara masyarakat Bukit
Lawang dengan anggota organisasi PP yang saat itu juga diikuti oleh aparat sebagai orang ketiga. Kesepakatan bersama tersebut adalah Organisasi Pemuda
Pancasila tidak diijinkan lagi berdiri di Bukit Lawang Anggota organisasi Pemuda Pancasila PP bisa menerima keputusan itu karena memang anggota organisasi
Pemuda Pancasila lah yang memulai konflik dengan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN