Deskripsi Penetapan Perkara ANALISIS PENETAPAN Nomor 0244Pdt.P2012PA.JS

pencatatan diatur dalam Undang- Undang Perkawinan pasal 2 ayat 2: “ Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku.” 1 Kompilasi Hukum Islam membuka kesempatan kepada mereka untuk mengajukan permohonan itsbath nikah Penetapan nikah. Pasal 7 ayat 2 dan 3 mengungkapkan sebagai berikut: Ayat 2, “Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama.” Lalu kemudian dibatasi dengan ayat 3, “Itsbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan: 2 1. Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian; 2. Hilangnya Akta Nikah; 3. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan; 4. Adanya perkawinan yang berlaku sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974; 5. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Selanjutnya beliau mengatakan dalam rukun dan syarat perkawinan harus terpenuhi semua dan disebutkan dalam: Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam yaitu: 1 Wawancara dengan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Agama Jakarta Selatan bernama Dra. Hj. Athiroh Muchtar, S.H., M.H. pada tanggal 18 September 2013. 2 Ibid., Wawancara. Untuk melaksanakan perkawinan harus ada : 1. Calon Suami 2. Calon Isteri 3. Wali nikah 4. Dua orang saksi dan 5. Ijab dan Kabul. Kemudian dalam Perkara Nomor 0244Pdt.P2012PA. JS tentang permohonan itsbat nikah, bahwa terbukti pernikahan Pemohon I dan Pemohon II belum memenuhi syarat, karena huruf d tidak terpenuhi, karena saksi laki-laki hanya satu orang dan lainnya perempuan, sedangkan huruf e ijab Kabul belum jelas. Beliau berpedoman kepada Kitab Fiqih Qolyubi: َاَ د د حلا ف ءاَسِنلا َداَ َش لَ ق ت َا قَلَطلاَ حاَكِنلا ف 3 Artinya: “Tidak dapat diterima kesaksian perempuan di dalam masalah jinayah dan juga di dalam perkawinan dan talak.” Kesaksian perempuan itu tidak dapat diterima di dalam masalah jinayah pidana dan begitu juga dalam masalah perkawinan dan talak tidak diperbolehkan wanita menjadi saksi, saksi itu harus laki-laki, kecuali dalam hal transaksi jual beli atau mua’amalah diperbolehkan wanita menjadi saksi. Dan perempuan tidak bisa menjadi saksi dalam ijab Kabul suatu pernikahan, hanya laki-laki yang harus menjadi saksi. Begitu juga lafaz ijab Kabul yang belum jelas dalam akad nikah yang masih diragui oleh hakim. 4 Sehingga permohonan Para Pemohon tidak dapat diterima Niet Onvankelijk Verklaart. Dengan alasan satu orang saksi laki-laki dan dua orang perempuan itu tidak boleh menjadi saksi, dan harus laki-laki semua saksinya. 3 Wawancara dengan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Agama Jakarta Selatan bernama Dra. Hj. Athiroh Muchtar, S.H., M.H. pada tanggal 18 September 2013. 4 Ibid., Wawancara.

C. Analisis Penulis

Permohonan Itsbat Nikah dengan nomor 0244Pdt.P2012PA.JS. apabila kita kaji dengan seksama, terdapat suatu yang kurang pas dalam penetapan perkara tersebut. Karena memang rukun dan syarat perkawinan telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 14 yang berbunyi: Untuk melaksanakan perkawinan harus ada : 1. Calon Suami 2. Calon Isteri 3. Wali nikah 4. Dua orang saksi dan 5. Ijab dan Kabul. Para Pemohon untuk mengajukan istbath nikah karena memang mereka ingin nikahnya tercatatkan di KUA, pernikahan mereka belum tercatatkan karena memang mereka tidak mempunyai akan biaya untuk itu. Pemohon I umur 56 tahun, beragama Islam, Pekerjaan Karyawan Swasta, tempat tinggal di Jl. Harun RT. 13 RW. 01 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dan Pemohon II umur 36 tahun, beragama Islam, pekerjaan ibu rumahtangga, tempat tinggal di Jl. Harun RT. 13 RW. 01 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Mereka telah dikaruniai 3 tiga orang anak: a. Anak I, lahir pada tanggal 30 September 1998; b. Anak II, lahir pada tanggal 12 September 1999; c. Anak III, lahir pada tanggal 22 September 2003 Apabila kita melihat seperti itu memang sungguh memprihatinkan, karena mereka mempunyai 3 tiga orang anak yang belum mempunyai akta kelahiran yang sah menurut hukum. Karena Pemohon I dan Pemohon II nikahnya belum dicatatkan dan belum mempunyai akte nikah yang sah, sehingga akte lahir anak pun belum dibuat. Oleh karena itu, Pemohon I dan Pemohon II mengajukan itsbat