dilakukan secara “Ilegal” yang sering juga disebut dengan nikah sirri “perkawinan di bawah tangan” karena tidak di catat secara resmi oleh pegawai pencatat nikah.
9
Itsbat nikah adalah penetapan nikah yang tidak terdaftar di Pengadilan Agama setempat. Apabila suatu kehidupan suami istri berlangsung tanpa akta
nikah karena adanya suatu sebab, Kompilasi Hukum Islam membuka kesempatan kepada mereka untuk mengajukan permohonan itsbath nikah penetapan nikah
kepada Pengadilan Agama sehingga yang bersangkutan mempunyai kekuatan hukum dalam ikatan perkawinannya. Pasal 7 ayat 2 mengungkapkan sebagai
berikut: Ayat 2. Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat
diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama. Melihat penjelasan di atas, kita memahami bahwa Pengadilan Agama
mempunyai sebuah wewenang dalam menangani “itsbat nikah” pernikahan di bawah tangan. Masalah yang muncul kemudian adalah bagaimana dan kenapa
itsbat nikah yang di tolak oleh Pengadilan Agama yang disebabkan saksinya 1 satu orang laki-laki dan selebihnya perempuan, dan hakim meragui akan lafadz
ijab kabul yang telah dilaksanakan akadnya itu oleh amil. Terkait dengan hal tersebut, bagaimana kedudukan beberapa anak kandung yang disebabkan
ditolaknya itsbat nikah tersebut. Kendati belum ditopang oleh penelitian resmi, fakta dilapangan banyaknya
pasangan suami istri yang baru menyadari akan pentingnya pencatatan
9
Yayan Sofyan, “Itsbat Nikah Bagi Perkawinan, h. 69.
perkawinan ketika dihadapkan oleh problematika hukum misalnya, ketika terjadi perceraian, pihak perempuan tidak dapat menuntut pembagian harta bersama, hak
waris, perwalian anak, akta kelahiran anak, dan lain sebagainya. Dengan demikian eksistensi itsbat nikah sangat perlu pada setiap warga negara yang tidak
didaftarkan dan dicatatkan di Kantor Urusan Agama KUA setempat karena ketidaksadaran masyarakat akan hal itu.
Dengan demikian dengan dampak negatif dari maraknya pernikahan di bawah tangan, terutama pihak pasangan suami istri dan anaknya, termasuk di
antaranya tentang penolakan permohonan itsbat nikah yang diajukan ke Pengadilan Agama, maka penulis tertarik untuk mengangkat dalam sebuah
penelitian dengan judul
“DAMPAK PENOLAKAN ITSBAT NIKAH TERHADAP STATUS PERKAWINAN DAN ANAK Study Analisis
Penetapan Nomor 0244Pdt.P2012PA.JS ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis mengemukakan masalah pernikahan di bawah tangan tidak tercatat dan praktek pelaksanaan itsbat nikah seperti diatur
dalam peraturan perundang-undangan menurut konteks hukum Islam dan hukum positif. Mengingat luasnya pembahasan mengenai hal itu, maka penulis
membatasi pembahasan pada praktek itsbat nikah dari pernikahan di bawah tangan dengan menganalisa putusan dan kebijakan hakim dalam memutus perkara
yang ditetapkan
oleh Pengadilan
Agama Jakarta
Selatan Nomor
0244Pdt.P2012PA.JS tentang penetapan itsbat nikah yang tidak dapat diterima
oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
2. Perumusan Masalah
Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 7 ayat 2 dan 3 yang menjelaskan kesempatan peluang bagi pelaku nikah di bawah tangan untuk mengisbathkan
nikahnya di Pengadilan Agama untuk dicatatkan dan mendapatkan akta nikah. Sedangkan Pengadilan tidak dapat menerima itsbat nikah pelaku.
Agar lebih terperinci perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a.
Bagaimana alasan Hakim tidak menerima Itsbat Nikah Yang Diajukan Dengan perkara Nomor 0244Pdt.P2012PA.JS?
b. Bagaimana status Perkawinan dan Anak setelah dan sebelum
dilaksanakannya itsbat nikah dan tidak diterimanya itsbat tersebut oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan?
c. Bagaimana Kedudukan Saksi Dalam Perkawinan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah a.
Pertimbangan apa saja yang diambil oleh hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam memberikan putusan atas penolakan itsbat nikah,
khususnya dalam masalah tersebut. b.
Untuk mengetahui status Perkawinan dan Anak setelah dan sebelum dilaksanakannya itsbat nikah dan ditolaknya itsbat tersebut oleh
Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
c. Untuk mengetahui kedudukan saksi dalam perkawinan dalam amar
putusan hakim. 2.
Manfaat Penelitian Untuk memberikan hasil penelitian yang bergunam serta diharapkan
mampu menjadi dasar secara keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan secara teoritis maupun praktis, maka penelitian ini sekiranya
dapat bermanfaat diantaranya : a.
Untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai perkawinan yang tidak dicatatkan oleh PPN Pegawai Pencatat
Nikah dan kaitannya dalam konsep itsbat nikah dalam perkawinan. b.
Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan perkembangan ilmu yang menyangkut pemahaman urgensi pernikahan
yang tidak dicatatkan bagi calon pengantin. c.
Untuk memberikan kontribusi yang positif terhadap pembaca dan para mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum sebagai bagian dari peningkatan
kualitas intelektual atau pengetahuan sains. d.
Untuk memberikan masukan tambahan serta menambah cakrawala wawasan bagi mahasiswa atau kaum akademisi yang akan bergerak
sebagai praktisi hukum kelak. e.
Untuk menjadi bahan pertimbangan bagi siapa saja khususnya pembaca yang berkepentingan dengan penanganan pernikahan sirri.
f. Untuk dijadikan pedoman atau referensi dalam hal-hal yang berhubungan
dengan prosedur Itsbat Nikah dari pernikahan sirri.
D. Review Studi Terdahulu
Pembahasan dalam penelitian ini penulis melakukan tela ’ah studi terdahulu
pada hasil penelitian yang pembahasannya menyerupai dengan pembahasan yang akan di angkat oleh penulis yaitu:
No. IDENTITAS
JUDUL PEMBEDA
1. Indro
Wibowo20704410042 5Peradilan
AgamaSyariah dan Hukum2011 M
Itsbat Nikah Dalam Perkawinan Analisis
Yuridis Penetapan Nomor :
083Pdt.P2010PA. JS Indro Wibowo hanya
membahas kebijakan hakim memberikan penetapan itsbat
nikah dan alasan yang menyebabkan itsbat nikah yang
dilakukan oleh M. Nasir bin Marmin dan Dahliana binti
Matsanih mengajukan itsbat nikah, dan pertimbangan
hakim. Sedangkan Penulis membahas dan mengkaji
putusan penetapan itsbat nikah yang ditolak dengan
alasan kesaksian dan shigot lafaz kurang memenuhi syarat.
Perkawinan yang dilangsungkan sebelum lahir
UU. No. 1 Tahun 1974. 2.
Rifqy Yatunnisa106043101
316Perbandingan Madzhab
FiqihSyariah dan Praktek Itsbat Nikah
Pernikahan Sirri Analisis Putusan
Hakim Peradilan Agama Jakarta Selatan
Rifqi Yatunnisa hanya membahas menganalisis
perbandingan putusan perkara setelah tahun 1974, dan
menganalisis akan kurang