Latar Belakang Masalah Pengaruh Pelayanan Sosial Terhadap Perilaku Anak Asuh Di Panti Asuhan Bait Allah Medan

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi penyebab ketelantaran anak, seperti masalah sosial ekonomi, sosial psikologi dan orang tua yang tidak bertanggungjawab akan kewajiban memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar ketelantaran anak berkaitan langsung dengan lemahnya kondisi sosial ekonomi keluarga. Sesuai dengan data Departemen Sosial, jumlah anak terlantar di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 2.815.393 anak. Dimana jumlah anak terlantar di Sumatera Utara sebanyak 333.113 anak http:www.tempointeraktif.comhg nasional200704brk,2007040497175,id.html diakses tanggal 732009pukul 19.00. Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak atau sejumlah besar anak- anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Selain belum matang jasmani dan rohaninya mereka juga mengalami nasib yang kurang beruntung. Keadaan ini dapat disebabkan karena salah satu orang tuanya bekerja sepanjang hari sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Universitas Sumatera Utara Banyak usaha yang telah dilakukan dalam menangani masalah sosial anak terlantar, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Dalam menangani masalah kesejahteraan anak terlantar ada 2 cara, yaitu dengan menggunakan sistem sosial panti dan sistem non-panti. Selain itu pelayanan sosial dalam bentuk asuhan anak ada tiga jenis, yaitu: adopsi, asuhan keluarga dan Panti Asuhan Muhidin, 1992: 45 Penanganan masalah kesejahteraan sosial anak terlantar melalui sistem panti adalah dimana asuhan diberikan kepada anak-anak yang sangat terlantar atau karena tingkah lakunya yang tidak bisa diterima oleh keluarga asuhnya. Asuhan dalam panti adalah sebagai pengganti orangtua bagi anak yang terlantar sehingga anak merasa terjamin hidup dalam kelompok anak-anak. Dimana pelayanan yang diberikan berupa penyediaan fasilitas-fasilitas, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, bimbingan rohani serta keterampilan dimana diharapkan anak- anak tersebut dapat mengembangkan pribadi, potensi, kemampuan dan minatnya secara optimal. Sedangkan asuhan non-panti adalah asuhan secara berkelompok dalam rumah bagi anak-anak remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan keluarga asuhnya. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1979 yang dimaksud dengan kesejahteraan anak adalah : a. suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara jasmani, rohani maupun sosial. b. usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak, terutama terpenuhi kebutuhan pokok anak RI, 1979. Universitas Sumatera Utara Dari pengertian kesejahteraan anak tersebut pada dasarnya selalu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang bersifat rohaniah melalui orangtua sendiri maupun asuhan khususnya. Misalnya kesempatan memperoleh pendidikan, rekreasi dan bermain serta sosialisasi pada umumnya. Kemudian pemenuhan kebutuhan jasmaniah seperti gizi, kesehatan dan kebutuhan fisik lainnya serta santunan atau peningkatan kemampuan berfungsi sosial bagi anak- anak miskin, terlantar, cacat dan yang mengalami masalah perilaku. Dalam hal ini orangtua adalah orang yang pertama bertanggungjawab atas terwujudnya kesejahteraan anak. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat menjalankan peranannya di dalam keluarga. Oleh sebab itu, untuk menyelamatkan anak-anak terlantar, maka ditempuh jalan dengan memasukkan anak-anak terlantar tersebut ke Panti Asuhan, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, yang nantinya mereka dapat diharapkan membantu dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Panti Asuhan berfungsi dalam membantu, merawat dan membina anak-anak terlantar. Panti Asuhan Bait Allah merupakan salah satu Panti Asuhan swasta di Medan, dimana pelayanannya bertujuan untuk membantu anak-anak terlantar melalui bimbingan dan asuhan panti. Panti Asuhan Bait Allah ini didirikan pada tanggal 23 Febuari 1972. Anak asuh di Panti Asuhan ini datang dari berbagai latar belakang masalah, antara lain: yatim piatu, yatim, piatu, ketidakmampuan keluarga khususnya orangtua mereka, bahkan ada juga anak hasil hubungan gelap. Jumlah anak asuh yang ada di Panti Asuhan ini cukup besar, yaitu sebanyak 84 orang. Universitas Sumatera Utara Adapun pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan panti tersebut kepada anak-anak terlantar adalah meliputi asuhan anak, pendidikan formal, kegiatan latihan keterampilan, pembinaan rohani, pembinaan sosial mental, kegiatan olah raga dan kegiatan kesenian. Keseluruhan pelayanan ini secara umum ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan sasaran membina dan mendidik anak-anak asuh agar mampu mandiri dan dapat berkembang serta tumbuh dengan baik sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat. Dalam melakukan pelayanannya Panti Asuhan Bait Allah Medan sudah lama berkiprah dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, seperti: Yayasan Darmais, Donateur, Instansi Pemerintahan, Dinas Sosial berupa bantuan dana. Hal ini sangat membantu panti dalam melaksanakan aktivitas dan program- program pelayanannya dalam membantu dan memenuhi berbagai kebutuhan anak asuh. Panti Asuhan Bait Allah merupakan suatu badan atau lembaga kesejahteraan sosial yang merupakan keluarga pengganti sekaligus tempat tinggal bagi anak-anak asuh. Panti asuhan dengan sistem pelayanan yang ada di dalamnya merupakan suatu proses bagi anak-anak asuh dimana mereka mendapatkan bimbingan dan asuhan yang seharusnya mereka dapatkan dari keluarga, khususnya orang tua. Pada kenyataannya pelayanan sosial yang ada di Panti Asuhan juga mempunyai keterbatasan, baik dari pelayanan Panti Asuhan maupun anak asuh itu sendiri. Hal ini yang menyebabkan tidak maksimalnya lembaga panti dalam melakukan pelayanannya sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap Universitas Sumatera Utara perkembangan dan kepribadian jiwa, pola sikap, perilaku anak-anak asuh, khususnya anak-anak asuh dalam usia remaja dimana pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan perhatian dan dukungan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari keadaan di panti yang tidak sejalan dengan tujuan pelayanannya, yaitu salah satunya adalah pola pengasuhan yang salah dari pengasuh ataupun pekerja sosial yang ada di panti tersebut. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja sosial kadang tidak sejalan dengan sebagaimana layaknya seorang pekerja sosial, bahkan tidak jarang peneliti melihat adanya perlakuan kasar atau keras terhadap anak-anak asuh dalam memerintah untuk melaksanakan tugas atau kegiatan sehari-hari yang ada di panti. Hal ini yang dapat menyebabkan perkembangan anak selanjutnya akan terpengaruh ataupun anak akan merasa tertekan dengan situasi yang diterimanya, sehingga dapat berpengaruh terhadap psikis anak. Sementara sebagaimana yang kita ketahui, pengertian dari pelayanan sosial adalah suatu aktivitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu agar tercapai suatu penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan pengertian di atas pelayanan yang dilakukan dalam Panti Asuhan Bait Allah belum dapat dikatakan sebagai suatu upaya yang memberikan kesempatan bagi anak-anak terlantar agar dapat mengembangkan kemampuan diri, khususnya perilaku dalam hidup bermasyarakat. Akibatnya tidak jarang anak asuh kurang mampu melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh panti, hal seperti ini dapat dilihat dari ketidakdisiplinan mereka, yaitu dalam berperilaku yang tidak diharapkan misalnya nakal, melawan Ibu atau Bapak asuh, bahkan keluar dari lokasi panti. Universitas Sumatera Utara Berada di Panti asuhan bagi anak asuh tentu saja berbeda dengan kondisi anak-anak lain yang tinggal bersama orang tuanya. Bagaimanapun, anak-anak panti harus menjalankan kegiatan-kegiatan dalam panti, mulai dari kegiatan belajar, sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang lainnya setiap hari. Anak asuh harus dapat menyesuaikan diri terhadap keadan panti serta pelayanan-pelayanan yang ada dan tentunya dengan didikan ataupun dibina dengan baik oleh petugas panti. Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dalam suatu karya ilmiah dengan judul : “PENGARUH PELAYANAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN BAIT ALLAH MEDAN”.

I.2 Perumusan Masalah