Hasil Wawancara Siswa DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

C. Hasil Wawancara Siswa

Wawancara Siklus Pertama Pada tanggal 26 Februari 2008, peneliti mewawancarai 3 orang siswa yang merupakan perwakilan dari kelas penelitian. Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawabannya yang peneliti ajukan kepada 3 orang siswa: Pertanyaan yang diajukan: a Jelaskan pendapatmu tentang penggunaan metode sosiodrama dalam belajar b Dengan menggunakan metode ini apakah pelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan? c Apakah guru lainnya pernah menggunakan metode seperti ini sebelumnya? d Apakah kamu merasa tertantang untuk maju kedepan memerankan yang diceritakan guru? e Apakah dengan penggunaan metode ini membuat kamu brsemangat dalam belajar matematika? Jelaskan f Bagaimana menurutmu, apakah teman-teman kamu juga dapat menerima metode belajar seperti ini? Jelaskan • Siswa pertama adalah siswa yang memiliki rata-rata kelas tertinggi dan memiliki skor motivasi yang tinggi Mengaku senang belajar dengan menggunakan metode sosiodrama karena jadi menambah wawasan. Belajar matematika menjadi lebih menyenangkan dengan sosiodrama. Guru lain belum pernah menggunakan metode sosiodrama. Merasa tertantang untuk maju berperan kedepan. Dengan sosiodrama belajar lebih bersemangat karena belajar tidak jenuh. Teman- teman juga senang dengan metode seperti ini • Siswa kedua adalah siswa yang memiliki skor motivasi sedang Mengaku suka belajar dengan sosiodrama karena tidak bosan. Belajar matematika jadi lebih menyenangkan. Belum ada guru yang mengajar seperti ini. merasa tertantang ingin maju. Belajar lebih bersemangat karena menyenangkan. Teman-teman senang dengan metode ini • Siswa ketiga adalah siswa yang memiliki skor terendah Mengaku suka belajar dengan sosiodrama karena sambil bermain. Belajar jadi menyenangkan. Tidak ada guru yang mengajar seperti ini. Tidak ingin maju. Belajar lebih menyenangkan karena tidak cepat jenuh. teman-teman ada yang tidak suka dengan metode ini Dari hasil wawancara di atas, terlihat secara keseluruhan bahwa semangat siswa terhadap pelajaran matematika dengan menggunakan metode sosiodrama cukup baik. Mereka mempunyai semangat untuk tetap meningkatkan prestasinya. Wawancara Siklus Kedua Pada tanggal 3 Maret 2008, peneliti kembali melakukan wawancara terhadap 3 orang siswa. Berikut ini hasil wawancara dengan 3 orang siswa: Pertanyaan yang diajukan: 1. Bagaimana menurutmu pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok? 2. Apakah kamu melakukan kerjasama yang baik dengan anggota kelompokmu? 3. Apakah dengan berkelompok masalah matematika lebih mudah diselesaikan? 4. Apakah pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok membuat kamu lebih bersemangat? 5. Apakah seluruh anggota kelompokmu ikut memecahkan masalah yang disosiodramakan? • Siswa pertama adalah siswa yang memiliki skor motivasi tinggi Siswa pertama mengaku sosiodrama dengan berkelompok lebih asyik karena banyak teman. Saya bekerja sama dengan baik sesama anggota kelompok. Lebih mudah diselesaikan dengan berkelompok. Lebih bersemangat dengan berkelompok. Mereka ikut memecahkan masalah dalam sosiodrama • Siswa kedua adalah siswa yang memiliki skor sedang. Siswa kedua mengaku berkelompok lebih menyenangkan karena rame. Saya bekerja sama dengan teman kelompok. Berkelompok lebih mudah dicari penyelesaiannya. Mengaku lebih bersemangat dengan berkelompok. Teman- teman ada yang ikut memecahkan masalah ada yang diam saja • Siswa ketiga adalah siswa dengan skor sedang Mengaku berkelompok lebih menyenangkan. Saya malas memecahkan masalah. Dengan kelompok banyak teman lain yang mengerjakan. Mengaku lebih bersemangat dengan sosiodrama. Teman-teman ikut memecahkan masalah dan ada yang main-main. Dari wawancara diatas, terlihat secara keseluruhan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika cukup baik. Mereka mempunyai semangat untuk menyelesaikan permasalahan matematika. C. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini, digambarkan pembahasan hasil penelitian yang meliputi perolehan skor motivasi, hasil belajar siswa, aktifitas siswa, pendapat siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode sosiodrama. 1. Perolehan skor motivasi meningkat Dilihat perolehan skor motivasi bahwa terjadinya peningkatan dari setiap siklus. Tabel : Perolehan skor pada setiap siklus Jumlah siswa yang memperoleh skor Katagori Siklus I Siklus II Skor Tinggi 27 29 Skor Sedang 14 15 Skor Rendah 5 2 Jumlah 46 46 Hal ini dapat dibuktikan juga dari meningkatnya aktivitas siswa yang terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung. Begitu juga dengan semangat siswa yang juga meningkat seperti terlihat dari penuturan berikut, A4 bertanya “Pak, minggu depan kita belajar kayak gini lagi nggak?”, Guru: “Minggu depan kita belajar seperti biasa.”, E2 “Yah pak, kayak gini lagi dong. Semangat nih.”. Guru hanya tersenyum dan tidak menanggapinya. Melakukan sosiodrama dengan berkelompok dapat meningkatkan semangat siswa dalam melakukan sosiodrama. 2. Hasil Belajar siswa Meningkatnya motivasi siswa juga di dukung dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus Perolehan nilai tes siklus I dan siklus kedua dapat dilihat dilampiran. Berikut tabel dan grafik peningkatan hasil belajar dari prapenelitian sampai siklus kedua Tabel 9: Hasil belajar dari prapenelitian – siklus kedua Pendahuluan Siklus Pertama Siklus Kedua 58,43 62,63 77,77 Peningkatan Hasil Belajar

58.43 63.43

68.43 73.43

Pendahuluan Siklus I Siklus II Tahapan Pembelajaran H a s il B e la ja r Dilihat dari grafik dan tabel di atas perolehan nilai tes siklus ini menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada siklus pertama rata-rata kelas perolehan nilai tes adalah 62,63 dengan jumlah siswa yang mencapai nilai sesuai SKBHM sebanyak 38 orang. Sedangkan pada siklus kedua rata-rata nilai tes yang diperoleh siswa adalah 77,77 dengan jumlah siswa yang mencapai nilai sesuai dengan SKBHM sebanyak 44 orang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran dilakukan dengan metode sosiodrama. Peningkatan aktivitas atau motivasi siswa dalam belajar disertai dengan peningkatan hasil belajar. 3. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi peneliti, keaktifan siswa pada siklus I belum terjadi peningkatan sebagaimana halnya saat penelitian pendahuluan. Siswa hanya diam saja pada saat guru bertanya. Tidak adanya keinginan siswa untuk maju ke depan kelas melakukan sosiodrama. Dilihat dari lembar observasi, keaktifan siswa baru mengalami peningkatan pada siklus kedua. Melakukan peran sesuai dengan kelompok masing-masing, membuat beberapa siswa yang belum pernah melakukan sosiodrama, ikut serta berperan di kelas. Pembagian kelompok dalam melakukan sosiodrama menumbuhkan tanggung jawab antar anggota kelompok dan dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar dan dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar sehingga motivasi belajar siswapun meningkat. Aktivias siswa dalam bertanya dan melakukan sosiodrama meningkat pada setiap siklus. Hal ini menunjukkan motivasi siswa meningkat ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang juga meningkat 4. Pendapat Siswa mengenai pembelajaran dengan sosiodrama Menganalisis data skor yang telah dibahas di atas, ada siswa yang skornya tidak meningkat dari siklus I sampai siklus kedua. Setelah dilakukan wawancara, ternyata siswa tersebut tidak suka pembelajaran dengan menggunakan sosiodrama. Pada siswa yang memperoleh skor tinggi, mereka sangat senang dengan metode sosiodrama karena tidak terlalu jenuh, dan mereka jadi lebih memahami pelajaran dengan metode ini. Siswa yang memperoleh skor terendah menyatakan bahwa metode sosiodrama biasa-biasa saja, hanya saja dengan metode ini bisa membuat mereka lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran di sekolah karena tidak membosankan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menggambarkan kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari semakin tingginya peran serta siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa dalam pembelajaran semakin meningkat. 2. Interaksi antara siswa meningkat, hal ini ditunjukkan dengan adanya keaktifan siswa dalam merespon pembelajaran yang dilakukan. Di samping itu adanya kerjasama antara pelaku dengan audiens dalam memecahkan permasalahan yang sedang dibahas. Tambahan lagi, pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat menumbuhkan sikap bersosiolisasi dan membuat siswa lebih aktif untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran serta siswa merasa senang, dan tidak jenuh. Siswa tidak takut dan malu untuk aktif dalam setiap pembelajaran. 3. Penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan, komunikasi, rasa tanggung jawab dan semangat antara siswa dalam belajar matematika. 4. Hasil belajar siswa juga meningkat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai tes unit pada siklus pertama dan kedua. Nilai rata-rata siswa pada tiap siklus meniak dan berhasil mencapai nilai sesuai standar ketuntasan belajar hasil minimum SKBHM yang ditetapkan sekolah di mana penelitian dilakukan yaitu nilai rata-rata siswa pada siklus pertama sebesar 62,63 naik menjadi 77,77 pada siklus kedua.