Sikap Remaja terhadap Agama

c. Percaya tapi agak ragu-ragubimbang Kebimbangan remaja terhadap agama tidak sama, berbeda antara yang satu dengan lainnya, sesuai dengan kepribadian masing-masing. Ada yang mengalami kebimbangan ringan, yang sangat cepat dapat diatasi, dan ada yang sangat berat sampai berubah kepada agama. Satu hal yang tidak boleh kita lupakan ialah kebimbangan itu tergantung pada dua faktor penting, yaitu keadaan jiwa orang yang bersangkutan dan keadaan sosial serta kebudayaan yang melingkupi remaja tersebut. d. Tidak percaya sama sekali, atau cenderung atheis Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja adalah mengingkari wujud Tuhan sama sekali dan menggantinya dengan keyakinan lain. Keadaan remaja mungkin sekali mengalami bahwa ia tidak percaya kepada Tuhan, mengaku bahwa dirinya atheis. Perkembangan remaja kearah tidak mempercayai adanya Tuhan itu sebenarnya mempunyai akar atau sumber dari kecilnya, apabila seorang remaja merasa tertekan, kecewa, menderita batin atau sakit hati yang telah bertumpuk-tumpuk, sehingga putus asalah ia terhadap keadilan dan kekuasaan Tuhan, lambat laun keputusan itu menjadi benci dan akhirnya tidak mau lagi mengakui Tuhan.

4. Pengertian Pengetahuan Agama

Pengetahuan berasal dari kata latin scientia dan bahasa inggris science yang berarti ilmu. Kata scientia berasal dari bentuk kata kerja scire yang artinya mempelajari, mengetahui. Jadi pengetahuan adalah semua yang diketahui. Namun pengetahuan dapat diartikan juga sebagai informasi yang disaring dan dimaknai. 13 Menurut Bergeron pengetahuan untuk meningkatkan pengertian, kesadaran atau pemahaman. 14 Dr.Muhammad Hatta dalam bukunya yang berjudul pengantar ke jalan ilmu dan pengetahuan mengatakan bahwa tiap-tiap ilmu harus bersendikan pengetahuan. Pengetahuan adalah tangga yang pertama bagi ilmu untuk mencari ketenagaan lebih lanjut. Adapun pengertian ilmu pengetahuan adalah karya manusia dalam usaha mencari kebenaran tentang pengertian-pengertian yang didasarkan pada kenyataan dengan susunan yang sistematis, logis, dan metodis menggunakan metode-metode. 15 Dikalangan ilmuan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan objek tertentu dengan sistematis, metodis, rasionallogis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam 13 Drs.Alex Sobur, M.Si, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003, h.34. 14 Knowledge Management, Suatu Pengantar Memahami Bagaimana Organisasi Mengelola Pengetahuan: Divisi Buku Perguruan Tinggi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002, h.7. 15 Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, h.37. pandangan dan teori epistemologi, diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat di inderai dan dapat merangsang budi, menurut Descrates ilmu pengetahuan merupakan serba budi, oleh Bacon dan David Home diartikan sebagai pengalaman indera dan batin, menurut Immanuel Kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman, dan masih banyak lagi pandangan yang lain-lainnya. 16 Ilmu pengetahuan yang senantiasa dijunjung tinggi dan diserukan oleh Islam adalah ilmu pengetahuan dalam pengertiannya yang kompleks dan komprehensif yang mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan kehidupan dan tidak hanya terbatas pada ilmu syariyah atau ilmu agama seperti yang selama ini diketahui oleh kebanyakan orang muslim. Ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam adalah sebuah keniscayaan yang harus dijalankan oleh setiap kaum muslimin, karena tanpa ilmu pengetahuan masyarakat dapat terjerumus dalam jurang kebodohan dan ketersesatan. Maka dari itu mencari ilmu sebelum dikembangkan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. 17 Menuntut ilmu dalam perspektif Islam selain sebagai sebuah keharusan juga merupakan Ibadah, maka dari itu respon muslim terhadap adanya kewajiban menuntut ilmu di pahami secara jujur, arif, 16 Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Refika Aditama, 2001, Cet.Ke-10, h.213. 17 Abudin Nata, M.A, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Jakarta: Jakarta Press, 2005, Cet.Ke-1, h.136. dan ikhlas, dan bahkan banyak dijumpai komunitas kaum muslimin yang sangat luar biasa. 18 Adapun pengetahuan agama adalah karya manusia dalam usaha mencari kebenaran berdasarkan ajaran dan ilmu-ilmu agama dengan susunan yang sistematis, logis dan metodis, empiris, umum, dan akumulatif. 18 Abudin Nata, M.A, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, h.153.