Uji Kualitas Data Hasil dan Pembahasan

86 Tabel 4.15 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Independen Dengan Teknik Corrected Item-Total Item-Total Statistics Corrected Corrected Corrected Corrected Item-Total Correlation Item-Total Correlation Item-Total Correlation Item-Total Correlation VARIABEL X1 X2 X3 X4 item1 0.466 0.518 0.528 0.688 item2 0.528 0.384 0.341 0.506 item3 0.427 0.322 0.504 0.536 item4 0.348 0.476 0.602 0.465 item5 0.665 0.404 0.548 0.573 item6 0.541 0.482 0.624 0.647 item7 0.393 0.354 0.47 0.52 item8 0.421 0.485 0.684 0.746 item9 0.478 0.502 0.537 0.608 item10 0.327 0.488 0.539 0.493 Sumber: Output uji reliabilitas yang telah diolah Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa nilai r tabel product moment pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi dengan N 42 nilainya adalah 0,304 lampiran 14, r tabel. Dari output Corrected Item-Total Correlation dapat dilihat bahwa semua item untuk variabel independen X1 0,327 - 0,665, X2 0,322 – 0,518, X3 0,341 – 0,684, dan X4 0,465 – 0,746 nilainya diatas 0,304. Jadi dapat disimpulkan bahwa tiap item variabel dalam penelitian ini hasilnya adalah reliabel. 87 Tabel 4.16 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Dependen Dengan Teknik Corrected Item-Total Item-Total Statistics Corrected Corrected Item-Total Correlation Item-Total Correlation VARIABEL Y VARIABEL Y item1 0.36 item11 0.599 item2 0.671 item12 0.507 item3 0.637 item13 0.687 item4 0.394 item14 0.817 item5 0.498 item15 0.639 item6 0.483 item16 0.463 item7 0.679 item17 0.342 item8 0.632 item18 0.543 item9 0.572 item19 0.439 item10 0.616 item20 0.394 Sumber: Output uji reliabilitas yang telah diolah Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa nilai r tabel product moment pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi dengan N 42 nilainya adalah 0,304 lampiran 14, r tabel. Dari output Corrected Item-Total Correlation dapat dilihat bahwa semua item untuk variabel dependen nilainya 0,342 – 0,817 diatas 0,304. Jadi dapat disimpulkan bahwa tiap item variabel dalam penelitian ini hasilnya adalah reliabel.

3. Uji Kelayakan Data

a. Multikolinearitas Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual r² dengan nilai determinasi secara 88 serentak R². Selain itu, metode dilanjutkan dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor VIF pada metode regresi Tabel 4.17 Analisis Uji Multikolinearitas Variabel Dependen Variabel Independen Nilai R Square R ² X1 X2 0,006 X1 X3 0,016 X1 X4 0,035 X2 X3 0,006 X2 X4 0,106 X3 X4 0,048 Nilai R² 0,392 Sumber: Output multikolinearitas yang telah diolah Analisis: Menurut Sunyoto 2007:89, dikatakan multikolinieritas, jika koefisien korelasi antara variabel bebas lebih besar dari 0.60. Dikatakan tidak multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 r ≤ 0,60. Hasil diatas menunjukan bahwa nilai koefisien r ² yang diperoleh untuk X1-X2 0,006, X1-X3 0,016, X1-X4 0,035, X2-X3 0,006, X2- X4 0,106 dan X3-X4 0,048 nilainya lebih kecil dari pada nilai koefisien determinasi R ² yaitu 0,06. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen. Pengujian dilanjutkan dengan melihat nilai tolerance dan inflanation factor VIF. Menurut Hair et al. dalam Priyatno 2009:156 jika nilai tolerance yang lebih kecil dari pada 0.10 atau 89 nilai VIF yang lebih besar dari pada nilai 0.10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.18 Analisis Uji Multikolinearitas Dengan Teknik Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 22.052 19.802 1.114 .273 X1 .317 .261 .161 1.216 .232 .936 1.069 X2 .568 .273 .285 2.078 .045 .874 1.144 X3 -.446 .234 -.252 -1.907 .064 .944 1.060 X4 .962 .298 .457 3.229 .003 .821 1.218 a. Dependent Variable: Sistem Pengendalian Intern Sumber: Output uji multikolinearitas teknik tolerance dan VIF Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa nilai tolerance dari empat variabel nilainya lebih kecil dari 0.10 X1 = 0, 936. X2 = 0,874. X3 = 0,944 dan X4 = 821. Nilai VIF lebih besar dari 0.10 X1 = 1.069, X2 = 1.144, X3 = 1.060, X4 = 1.218, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel. b. Heteroskedastisitas Menurut Sunyoto 2007:93 jika nilai residunya mempunyai varians yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas, dan jika variansnya tidak samaberbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas, penulis menggunakan teknik uji koefisien korelasi Spearman’s rho dan dengan melihat titik-titik pada grafik regresi 90 1 Metode uji koefisien korelasi Spearman’s rho Tabel 4.19 Analisis Uji Heteroskedastisitas Dengan Teknik Spearman’s rho Correlations X1 X2 X3 X4 Unstandar dized Residual S p e a rm a n s rho X1 Correlation Coefficient 1.000 .115 -.112 -.162 -.076 Sig. 2-tailed . .466 .480 .305 .631 N 42 42 42 42 42 X2 Correlation Coefficient .115 1.000 .046 .304 -.238 Sig. 2-tailed .466 . .770 .050 .129 N 42 42 42 42 42 X3 Correlation Coefficient -.112 .046 1.000 .200 .038 Sig. 2-tailed .480 .770 . .203 .811 N 42 42 42 42 42 X4 Correlation Coefficient -.162 .304 .200 1.000 -.215 Sig. 2-tailed .305 .050 .203 . .171 N 42 42 42 42 42 Unstandar dized Residual Correlation Coefficient -.076 -.238 .038 -.215 1.000 Sig. 2-tailed .631 .129 .811 .171 . N 42 42 42 42 42 Sumber: Output uji heteroskedastisitas Analisis: Hasil diatas menunjukan bahwa korelasi antara variabel X1, X2, X3, dan X4 dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikansi lebih dari 0.05, karena nilai signifikansi dari masing masing variabel bebas lebih besar yaitu X1 = 0,631 X2 = 0,129 X3 = 0,811 dan X4 = 0,171 dibandingkan dengan nilai signifikansi 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas.

Dokumen yang terkait

Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Sidharta Husada Medan

0 32 81

Analisis penerapan firewall sebagai sistem keamanan jaringan pada PT. PLN (Persero) penyaluran dan pusat pengatur beban Jawa - Bali (P3B)

7 25 137

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Biaya Administrasi Dan Umum Pada PT.PLN (Persero) Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Region Jawa Barat

0 8 1

Tinjauan Atas Pelaksanaan Pajak PPH Pasal 21 Pada PT. PLN (Persero) Penyaluran Dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Jawa Bali Region Jawa Barat

0 4 36

Tinjauan Atas Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. PLN (Persero) Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali Regional Jawa Barat

7 33 91

Penyusunan anggaran pelaksanaan cuti besar dan cuti tahunan pada PT.PLN (persero) penyaluran dan pusat pengaturan beban (3B) Jawa Bali Region Jawa Barat : laporan kerja praktek

0 2 1

Pemeliharaan sistem penyaluran tenaga listrik di PT.PLN (persero) penyaluran dan pusat pengatur beban Jawa-Bali sektor Priangan

0 3 1

Tinjauan Atas Analisis Laporan Keuangan Pada PT. PLN (Persero) Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali Region Jawa Barat

0 2 1

Efektivitas peran auditor internal di uin syarif hidayatullah jakarta yang ditunjukkan oleh pp no 60 tahun 2008: “sistem pengendalian intern pemerintah (spip)”

0 2 14

PENGARUH IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) TERHADAP KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KINERJA INDIVIDU KARYAWAN PADA PT PLN. (PERSERO) UNIT PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (UP3B) SUMATERA BAGIAN SELATAN -

0 0 185