53
E. Keberadaan Pemberian Pemberian Orang Tua Kepada Anak Perempuan Melalui
Hareuta Peunulang di Kabupaten Aceh Besar
Pemberian orang tua kepada anak perempuan beberapa daerah di Aceh masih dilaksanakan, khususnya Kabupaten Aceh Besar. Setiap ada acara pemisahan
peumeungkleh hampir bisa dipastikan dibarengi dengan memberikan hareuta peunulang. Masih banyak ditemukan dalam keluarga yang melakukan pemberian
hareuta peunulang kepada anak perempuannya.
97
Keberadaan pemberian harta kekayaan kepada anak perempuan melalui peunulang yang hingga kini masih terus berlangsung di Kabupaten Aceh Besar dapat
dilihat dari banyaknya prosesi peumengkleh pemisahan yang diikuti oleh keuchiek kepala desa dan tuha peut tetua kampong sebagai saksi dalam kegiatan pemberian
tersebut. “kami hampir selalu diundang oleh pihak keluarga si isteri dalam prosesi
pemengkleh, bahkan kadang kali kami juga diberi emban untuk melangsungkan pemisahan dan sekaligus menyerahkan peunulang di hadapan keluarga, sanak
family dan para ahli waris”
98
Wujud benda
yang merupakan
hareuta peunulang
dimaksud diatas
bermacam-macam dan semuanya merupakan benda yang bernilai dan bermanfaat untuk kehidupan. Benda-benda yang dimaksud adalah rumah dan tanah tempat letak
rumah tersebut dan lahan pertanian atau perkebunan, tanah sawah, perhiasan emas
97
Wawancara dengan Abdurrahman, Mantan Ketua PPISB, Banda Aceh, Tanggal 27 November 2013
98
Wawancara dengan Tgk. Ridwan, Kepala Desa Peukan Seulimeum, Seulimeum, tanggal 26 November,2013
Universitas Sumatera Utara
54
dan ternak. Dari semua benda tersebut yang paling banyak diberikan adalah adalah tanah kebun, dimana dari 30 orang responden 17 orang responden mendapatkan
peunulang dalam bentuk kebun yang diberikan orang tuanya dan 9 orang responden dalam bentuk tanah sawah dan sisanya mendapatkan rumah dan pekarangannya.
Hal yang menjadi objek dari pemberian orang tua kepada anak perempuan di Kabupaten Aceh Besar tersebut dapat terlihat dari tabel di bawah ini :
No Desa
Kecamatan Objek Peunulang
Jumlah Rumah
Lahan Kebun
Sawah
1 Jantho Baro
Jantho 1
2 2
5 2
Jantho Makmur
Jantho -
4 1
5
3 Peukan
Seulimuem Seulimuem
1 2
2 5
4 Lhieb
Seulimuem 1
3 1
5 5
Teudayah Kuta Malaka
1 3
1 5
6 Lam Ara
Tunoeg Kuta Malaka
- 3
2 5
Jumlah 4
17 9
30 Berdasarkan tabel diatas objek pemberian orang tua kepada anak perempuan
melalui hareuta peunulang terbanyak dalam bentuk lahan kebun ini sesuai dengan letak geografis Kabupaten Aceh Besar yang mempunyai banyak lahan pertanian di
Kabupaten Aceh Besar, dan sesuai juga dengan mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masyarakat kabupaten Aceh Besar sebagai Petani.
Universitas Sumatera Utara
55
Kegiatan pemberian orang tua kepada anak perempuan melalui hareuta peunulang dalam masyarakat Kabupaten Aceh Besar dilakukan dengan cara lisan
dihadapan para saksi kepala desa dan tetua kampung, dalam upacara peumeungkleh, ini dianggap sah di dalam masyarakat Aceh Besar karena masyarakat memahami
bahwa kegiatan peralihan dalam adat sah apabila didasari dengan hal jelas dan terang dalam peralihan tersebut sebagaimana pendapat Abdurrahman “peralihan secara adat
sah apabila dilakukan secara jelas dan terang dihadapan para saksi-saksi”.
99
Banyaknya kegiatan pemberian hareuta peunulang di Kabupaten Aceh Besar sebagai bukti nyata bahwa pemberian orang tua kepada anak perempuan melalui
hareuta peunulang masih berlangsung dan dihormati di dalam masyarakat di kabupaten Aceh Besar.
Pemberian hareuta peunulang kepada anak perempuan yang sudah kawin akan berakibat mengurangi sebagian dari harta dalam suatu keluarga, yang berarti
akan mengurangi jumlah harta pusaka jika orang tua meninggal dunia, padahal dalam masyarakat Aceh besar tidak dikenal adanya suatu lembaga yang mengikat secara
adat, yang menjadi dasar bagi anak laki-laki dan perempuan yang belum kawin untuk memperoleh sebagian harta dari harta pusaka. Artinya, dalam masyarakat adat Aceh
Besar hannya dikenal pemberian kepada anak perempuan melalui hareuta peunulang dimana anak perempuan yang telah kawin dapat memperoleh harta harta dari orang
99
Wawancara dengan Abdurrrahman, Mantan Ketua PPISB Unysiah, Banda Aceh, tanggal 26 November 2013
Universitas Sumatera Utara
56
tuanya sementara anak laki-laki dan perempuan yang belum kawin tidak ada kesempatan itu.
Untuk memenuhi unsur keadilan tersebut diatas maka dalam praktek pemberian hareuta peunulang selalu dilakukan pengontrolan oleh kepala desa, imam
menasah danatau tetua kampung lainnya agar pemberian hareuta peunulang kepada seorang anak dilakukan secara proporsional antara jumlah harta yang ada dengan
jumlah anak. Kepala desa danatau tetua kampung lainnya selau menjaga agar pemberian hareuta peunulang tidak melebih sepertiga dari harta yang ada,
sebagaimana dari syarat pemberian peunulang itu sendiri.
100
Dari semua praktek pemberian hareuta peunulang di Aceh Besar dalam penelitian ini tidak pernah ada satupun ada kasus yang menunjukkan anak laki-laki
berkeberatan, semua anak laki-laki menerima dan tidak pernah ada yang mempermasalahkan pemberian tersebut semua anak laki-laki berpersepsi positif
dalam hal pemberian peunulang tersebut.
F. Alasan-alasan Pemberian