Teori Belajar Behavioristik Teori Belajar Kognitif

commit to user Menurut Newby et.al. 2000: 108 ada sembilan hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1 melibatkan partisipasi siswa dengan penggunaan beberapa media yang ada, 2 memberikan kebebasan terhadap gaya belajar siswa, misalnya: yang kurang jelas membaca dapat mendengarkan narasinya, 3 dapat melatih hampir semua domain pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotor. 5 dapat membangkitkan motivasi dengan penggunaan komposisi warna, grafis, suara, musik, animasi dan video yang tepat, 6 lebih interaktif dengan penggunaan tombol-tombol yang disediakan dan memberikan respon pada siswa, 7 mengarahkan ke pembelajaran individu dengan memberikan kebebasan siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat kemampuan, 8 konsistensi penampilan dan 9 dapat dikontrol siswa dengan kecepatan berpikirnya.

4. Teori-teori yang Melandasi Pengembangan Multimedia

Adapun beberapa teori yang mendukung pengembangan multimedia pembelajaran, yaitu teori behavioristik, teori belajar kognitif dan teori konstruktivisme.

a. Teori Belajar Behavioristik

Perspektif behavioristik, memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi stimulus dan respon. Hal yang dapat mempengaruhi stimulus dan respon adalah penguatan reinforcement yaitu apa saja yang dapat memperkuat respon. Asri Budiningsih 2003: 20 commit to user menyatakan bahwa teori ini yang terpenting adalah masukan input yang berupa stimulus, keluaran output yang berupa respon, dan penguatan reinforcement yang berupa apa saja yang memperkuat respon. Menurut Simonson dan Thomson 1994: 28 : “behaviorism is based on the principle that instruction should be designed to produce observable and quantifiable behaviours in the learner”. Asri, 2003 : 24 bahwa semua pendukung teori tingkah laku, teori Skinner-lah yang paling besar pengaruhnya terhadap teori belajar sebagai contoh adalah program pembelajaran teaching machine dan pembelajaran berprogram dan program-program lain yang menggunakan konsep Stimulus- Respon serta faktor-faktor penguat. Berdasarkan paparan dari perspektif behavioristik tersebut, multimedia pembelajaran dengan segala keunggulannya, merupakan media yang cocok untuk diaplikasikan dalam pembelajaran IPS di SMP. Beberapa implikasi multimedia terhadap perspektif behavioristik adalah: 1 multimedia mampu mengaplikasikan konsep stimulus – respon serta faktor-faktor penguat reinforcement, 2 multimedia mampu mengembangkan stimulus yang mungkin diberikan berupa contoh soal, latihan, kuis dan lain-lain, 3 mampu menganalisis respon belajar melalui jawaban peserta didik secara interaktif, 4 mampu memberikan penguatan reinforcement dengan memberikan skor atau nilai pada jawaban peserta didik yang dapat dilihat langsung dengan cara interaktif. commit to user

b. Teori Belajar Kognitif

Para tokoh aliran kognitif yakni: Piaget, Bruner dan Ausubel secara umum memiliki pandangan yang sama tentang belajar yaitu mementingkan keterlibatan peserta didik dalam belajar Asri Budiningsih, 2003: 50-51. Menurut Piaget, bahwa belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi penyeimbangan. Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau menyatukan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik. Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Karya terbesar Piaget dalam hal proses belajar, bahwa proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan kognitif. Keempat tahapan tersebut adalah tahap sensorimotor umur 0-2 tahun, pra-operasional umur 2-7 tahun, tahap operasi kongkret umur 7-11 tahun, dan operasi formal umur 11-15 tahun. Implikasi teori ini dalam multimedia, bahwa produk yang dikembangkan memuat materi-materi yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa sehingga siswa akan mampu menyerap materi tersebut dengan mudah. Di samping itu, produk yang dikembangkan adalah produk multimedia pembelajaran berbasis komputer yang “non-linier” dan “non-sequential”, sehingga siswa dalam belajarnya, tidak harus mengikuti urutan materi yang dipelajari dan urutannya sendiri, sesuai dengan tingkat kemampuan, kecepatan, dan kebutuhan dalam belajarnya. commit to user

c. Teori Belajar Konstruktivis