Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Al-Qur’an

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan No Penilaian Item Pernyataan Observasi Jumlah 1 2 3 1. Berkembang Sangat baik 2 - - 2 4,45 2. Berkembang Sesuai Harapan 10 7 10 27 60 3. Mulai Berkembang 3 8 5 16 35,55 Jumlah 45 100 Dari rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan membaca al- Qur’an siswa menggunakan metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan secara keseluruhan 60 berkembang sesuai harapan. Meskipun masih terdapat beberapa siswa dalam membaca al- Qur’an mulai berkembang dan ada beberapa siswa dalam membaca al- Qur’an berkembang sangat baik.

C. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian

Data-data yang telah peneliti kemukakan sebelumnya, menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran al- Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan yang diteliti telah berjalan dengan baik. Hal tersebut terbukti pada hasil observasi langsung terhadap aktivitas pembelajaran dan aktivitas guru dalam pembelajaran yang terlaksana dengan baik meskipun terdapat beberapa yang perlu diperbaiki, dan hasil observasi langsung aktivitas siswa selama pembelajaran al- Qur’an dimana sebagian besar siswa dalam membaca al- Qur’an berkembang sesuai harapan meskipun terdapat beberapa hal yang harus ditingkatkan.

1. Pembahasan Terhadap Hasil Observasi Pembelajaran Al-Qur’an

Pembelajaran al- Qur’an menggunakan metode Tilawati tidak semua orang dapat langsung mengajarkannya, akan tetapi seseorang yang ingin mengajarkan al- Qur’an menggunakan metode Tilawati harus mengikuti pelatihan dan mendapatkan syahadah atau sertifikat dari lembaga Tilawati. Bagi yang belum lulus ujian Tilawati dapat mengajarkan al- Qur’an menggunakan metode Tilawati dengan beberapa ketentuan yaitu apabila seorang yang mengikuti pelatihan itu lulus ujian Tilawati jilid 5 maka dia boleh mengajar Tilawati dibawah jilid 5, yaitu boleh mengajar jilid 1 sampai jilid 4, apabila seorang yang mengikuti pelatihan itu lulus jilid 3 maka dia boleh mengajar Tilawati jilid 1 dan 2 dan seterusnya seperti itu. Hal yang berkaitan dengan guru pengajar al- Qur’an menggunakan metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan telah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh lembaga Tilawati, dimana guru pengajar al- Qur’an terlebih dahulu telah mengikuti pelatihan metode Tilawati, meskipun terdapat beberapa guru pengajar yang belum bersyahadah namun guru tersebut mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga Tilawati yang telah penulis paparkan di atas. Lembaga Tilawati menetapkan target tertentu yang harus dicapai dalam pembelajaran al- Qur’an menggunakan metode Tilawati, di antaranya adalah target kualitas dan target waktu. Target kualitasnya adalah diharapkan siswa mampu membaca dengan tartil, khatam al- Qur’an 30 Juz secara tadarrus dan munaqosyah dan mengetahui dasar- dasar agama. Sedangkan target waktu untuk menuntaskan materi adalah selama 3 tahun yang terbagi dalam 2 jenjang, yaitu jenjang dasar Tilawati jilid 1-5 dan jenjang lanjutan Tadarrus al- Qur’an 30 Juz. Target yang telah ditetapkan oleh lembaga Tilawati secara keseluruhan belum tercapai, hal tersebut karena Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan bukan lembaga formal nonformal dalam bidang pembelajaran al- Qur’an seperti TPA atau TPQ yang memang lembaga formal dalam pembelajaran al- Qur’an metode Tilawati. Ketidak tercapaian target waktu yang telah ditentukan ialah karena penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran al- Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan disesuaikan dengan program pendidikan yang telah dirancang sebelumnya, sehingga harus disesuaikan terlebih dahulu. Salah satu kendala dalam penerapan metode Tilawati ini yaitu waktu pembelajaran yang tersedia hanya 60 menit setiap harinya, sedangkan ketentuan waktu yang ditetapkan lembaga Tilawati 75 menit setiap harinya. Keterbatasan waktu tersebut yang menyebabkan pembelajaran al- Qur’an menggunakan metode Tilawati di Madrasah ibtidaiyah hanya berfokus pada latihan membaca saja, karena pada dasarnya materi penunjang seperti pelajaran fiqih, akhlaq dan tauhid telah terealisasikan pada pembelajaran regular yang dipelajari di kelas. Selain target kualitas dan target waktu, metode Tilawati mempunyai ciri khas yaitu menggunakan lagu rost 3 nada, dengan menggunakan lagu rost 3 nada tersebut diharapkan siswa dapat membaca secara lantang dan bacaan siswa menjadi standar dalam penggunaan nada membacanya.

a. Kegiatan Pembuka dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode

Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Pembelajaran al- Qur’an metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan dalam kegiatan pembuka tidak hanya diawali dengan membaca doa belajar, akan tetapi diberikan pula materi hafalan surat pendek, ayat kursy dan berdo’a sebelum belajar yang berjalan secara tertib, menghafal surat pendek menjadi materi tambahan dalam pembelajaran al- Qur’an selain belajar membaca al- Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Ketentuan dalam menggunakan metode hafalan surat pendek setiap guru berbeda-beda belum seragam, yaitu hafalan diberikan sesuai dengan kebijakan guru pengajar masing-masing, ada yang menggunakan metode one day one ayat namun ada juga yang menggunakan metode lain. b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Kegiatan inti pembelajaran al- Qur’an metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga Tilawati dimana dalam pembelajaran menggunakan 2 pendekatan yaitu pendekatan klasikal menggunakan peraga dan pendekatan individual dengan tekhnik baca simak. Pendekatan klasikal dengan alat bantu peraga menggunakan beberapa tekhnik yaitu guru membaca siswa memperhatikan, guru membaca siswa menirukan lalu guru dan siswa membaca bersama-sama, dalam pendekatan individual baca simak tekhnik yang digunakan sama halnya dengan tekhnik pada pendekatan klasikal, yaitu diawali dengan membaca secara klasikal halaman buku yang akan diajarkan. Dalam proses pembelajarannya berjalan secara kondusif. Untuk menghindari kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran, guru berinisiatif dengan cara melakukan ice breaking pada saat pembelajaran yaitu ketika pendekatan individual, hal tersebut dimaksudkan agar siswa kembali semangat belajar dan tidak bosan. Hal ini tidak terdapat ketentuan baku dari lembaga Tilawati, karena ini hasil inisiatif dari guru pengajar sebab permasalahan yang sering dihadapi oleh para guru dalam pembelajaran al- Qur’an metode Tilawati adalah siswa merasa jenuh ketika sedang pembelajaran al- Qur’an.

c. Kegiatan Penutup dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode

Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Kegiatan penutup pembelajaran al- Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan berjalan baik, setelah pendekatan individual dengan tekhnik baca simak selesai guru melakukan evaluasi kemampuan membaca siswa terlebih dahulu. Evaluasi kemampuan membaca ini dilaksanakan setiap hari setelah pembelajaran, evaluasi ini juga menentukan kenaikan halaman siswa setiap harinya. Evaluasi dilakukan dengan cara ketika pendekatan individual dengan tekhnik baca simak setiap siswa secara bergiliran membaca sebanyak 1 baris, apabila siswa membaca dengan baik dan benar diberi tanda bintang, sedangkan apabila siswa membaca secara terbata-bata dibe ri tanda ceklis √ dan untuk siswa yang belum lancar membaca dan masih banyak kesalah diberi tanda titik .. Apabila 70 siswa mendapatkan tanda bintang maka pembelajaran esok hari lanjut pada halaman berikutnya, sedangkan apabila siswa yang lancar kurang dari 70 maka baca simak untuk esok hari diulang kembali. Penerapan tekhnik evaluasi telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tekhnik evaluasi harian yang ditetapkan oleh lembaga Tilawati. Setelah mengadakan evaluasi, guru dan siswa bersama-sama membaca do’a setelah belajar. Dalam metode tilawati ini kenaikan halaman siswa dilakukan secara serempak bersama guru pengajar, sedangkan kenaikan jilid dilakukan oleh penguji jilid tidak dengan guru pengajar. Begitu pula untuk kenaikan jilid dilakukan secara serempak, dan kenaikan jilidnya pun dilakukan bersama-sama.