Pengertian Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Affective Commitment

xlviii b. Pengulangan tindakan, bahwa tindakan-tindakan dapat diulang kembali secara teratur dan kontinyu. Orang yang mempunyai komitmen tinggi tidak mundur dari tindakannya, meskipun mendapat hambatan baik dari dalam dirinya maupun dari lingkungan. c. Kemampuan sendiri, menjelaskan bahwa tindakan individu atas kemampuan sendiri akan lebih bertanggung jawab dan bersungguh- sungguh bila dibandingkan dengan orang yang bekerja secara paksa. Bila melakukan kesalahan maka orang tersebut harus berani mengakui kesalahannya dan secara sadar berupaya memperbaikinya. d. Publisitas tindakan, merupakan ciri di mana suatu tindakan dapat diketahui dan dirasakan secara sosial. Orang melakukan suatu tindakan bukan untuk mencari pujian dari orang lain melainkan untuk mendapatkan kejelasan konteks sosial. F . Affective Commitment

1. Pengertian

Menurut Buchanan 1974 affective commitment diartikan sebagai keikutsertaan suatu individu terhadap tujuan dan nilai perusahaan dengan berdasarkan pada ikatan psikologis antara individu dan perusahaan tersebut. Sedangkan Mowday et al., dalam Rhoades et al., 2001 menyatakan bahwa affective commitment adalah suatu hubungan yang kuat antara individu dengan xlix perusahaan yang diidentifikasikan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan perusahaan atau organisasi. Sejalan dengan pendapat para ahli di atas, Becker dalam Rhoades et al., 2001 menggambarkan bahwa affective commitment sebagai suatu kecenderungan untuk terikat dalam aktivitas organisasi secara konsisten sebagai hasil dari akumulasi investasi yang hilang jika aktivitasnya dihentikan. Dari beberapa definisi affective commitment di atas menunjukkan adanya keterikatan psikologis psychological attachment individu dan organisasinya, sehingga individu yang sangat komit terhadap organisasinya tersebut akan melibatkan dirinya secara mendalam pada aktivitas organisasi dan menikmati kegiatannya di organisasi tersebut. Dengan kata lain, ini berarti seseorang bertahan di organisasi karena mereka memang menginginkannya because they want to.

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Affective Commitment

Porter dan Mowday dalam Rhoades et al., 2001 menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi affective commitment, yaitu : a. Dukungan keterandalan organisasi, yaitu sejauhmana individu merasa bahwa organisasi tempatnya bekerja dapat diandalkan dalam memperhatikan minat para anggotanya. Jika organisasi dapat diandalkan l dan dipercaya memperhatikan kesejahteraan anggota, maka mereka akan merasa lebih bertanggung jawab pada organisasinya. b. Situasi organisasi perasaan dipentingkan oleh organisasi, yaitu sejauhmana individu merasa dipentingkan atau diperlukan dalam mengemban misi organisasi. Jika organisasi dapat memberi rasa aman dan situasi yang menyenangkan, maka mereka akan lebih memiliki komitmen yang besar terhadap organisasi tersebut. Rhoades et al., 2001 mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan organisasi dan situasi organisasi. Dukungan organisasi yang dimaksudkan adalah perhatian organisasi terhadap kebutuhan individu yang meliputi keberadaan organisasi dalam memperhatikan minat dan kesejahteraan anggota organisasi. Sedangkan situasi organisasi yang dimaksudkan adalah tingkat kenyamanan individu dalam bekerja pada organisasi yang meliputi perasaan individu tersebut bila diperlukan dalam organisasi. Keduanya telah dibuktikan berpengaruh secara signifikan terhadap affective commitment karyawan. Moideenkutty et al., 1998 berpendapat bahwa affective commitment dihasilkan dari kepuasan kebutuhan karyawan untuk pemenuhan kebutuhan jasmani dan kebutuhan psikologis dari organisasi. Rhoades et al., 2001 menyatakan bahwa organizational rewards, procedural justice dan supervisor support berpengaruh positif terhadap affective commitment. li

G. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Rhoades, L., Eisenberger, R., Armeli, S. 2001.