Indikator Pencapaian Kompetensi PPKn SMP Kelompok Kompetensi A

25 Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka berangkat dari pemikiran betapa pentingnya Pancasila sebagai ideologi terbuka yakni sebagai suatu upaya agar tetap relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman, sebagaimana dikemukakan oleh Alfian yang disitir Untari 2012 yang mengemukakan bahwa ideologi perlu mengandung tiga dimensi penting di dalam dirinya agar supaya dapat memelihara relevansinya yang tinggikuat terhadap perkembangan aspirasi masyarakatnya dan tuntutan zaman, harus mengandung: 1 dimensi realita, 2 dimensi idealisme, dan 3 dimensi Fleksibilitas . Terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebagaimana dikemukanan Murdiono yang dirujuk Untari 2012 yakni sebagai berikut: 1 nilai dasar, Nilai dasar hakekatnya adalah kelima sila Pancasila. Nilai dasar ini merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar tersebut tertuang di dalam Pembukaan UUD NRI 1945. Oleh karena itu Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai suatu norma dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai sumber hukum positif dan memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Nilai dasar ini bersifat tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai dasar ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal- pasal UUD 1945; 2 nilai instrumental Nilai instrumental merupakan nilai yang memberikan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila, yang penjabarannya disesuaikan dengan perkembangan jaman, seperti penetapan GBHN, UU, struktur kelembagaan, dan sebagainya 3 nilai praktis Nilai praktis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari- hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan reformasi. Kaelan, 2003. 26 Menurut Winarno. S 2007,6 Disebut terbuka sebab ideologi Pancasila bersumber pada kondisi obyektif, konsep, prinsip dan nilai-nilai orisinal masyarakat Indonesia sendiri. Prinsip-prinsip tersebut adalah sila-sila Pancasila itu sendiri yang memuat doktrin mendasar sebagai berikut: a. Religiositas, memuat gagasan, ide dan fundamental value tentang hubungan manusia dengan dzat mutlak, apapun predikatnya. b. Humanitas, memuat gagasan, ide dan fundamental value tentang posisi manusia dengan sesamanya. Interdependensi antar manusia sejalan dengan harkat dan martabat dalam menciptakan justice dan keberadaannya sebagai makhluk tertinggi ciptaanNya. c. Nasionalitas, memuat gagasan, ide dan fundamental value bahwa insan yang berada diatas geografis nusantara ini disebut dan layak sebagai bangsa. Loyalitas tunggal, heroisme, patriotisme, bela negara merupakan hubungan mutlak warganagera dengan nation-state Indonesia. d. Soverenitas, memuat gagasan , ide dan fundamental value bahwa yang berdaulat di NKRI adalah rakyat. Negara Indonesia negara demokrasi, sehingga segala sesuatunya berasal dari oleh dan untuk rakyat. Karena Indonesia roh demokrasinya Pancasila, maka memiliki ciri khas, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan. e. Sosialitas, memuat gagasan ide dan fundamental value tentang manusia “diseberang jembatan emas” kemerdekaan yang menjadi tujuan berdirinya NKRI adalah bangsa yang berbahagia sejahtera, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukanlah keadilan perorangan atau sekelompok. Semua untuk semua, satu untuk semua, semua untuk satu. Penerapan Pancasila sebagai ideologi terbuka harus terus dilakukan terlebih di era persaingan bebas seperti saat ini, untuk itu hal-hal yang perlu dilakukan antara lain : 1. Penguatan dan dinamisasi kehidupan masyarakat agar berkembang mekanisme sosial yang mampu menanggapi dan mencari solusi problem bangsa yang muncul dengan inovasi, kreasi dan kompetisi