Indikator Pencapaian Kompetensi Uraian Materi 1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
35
PenetapanPengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945 mengadakan sidang PPKI yang dihadiri oleh
27 orang di bawah kepemimpinan Bung Karno Ketua dan Bung Hatta Wakil Ketua. Dalam sidang PPKI tersebut telah diambil keputusan yang sangat
penting bagi kehidupan negara yaitu: 1 Menetapkan dan atau mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, yang kemudian hari dikenal dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
2 Memilih Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
3 Sebelum terbentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
PerubahanPenyempurnaan Rancangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Rancangan Undang-Undang Dasar hasil karya Badan Penyelidik Usaha- usaha Kemerdekaan Indonesia BPUPKI pada sidangnya pada tanggal 16 Juli
1945, setelah mengalami perubahan dan penyempurnaan, rancangan inilah yang kemudian ditetapkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Perubahan dan penyempurnaan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
1 Pembukaan Istilah “Mukadimah” atau kata “Pembuka Undang-Undang Dasar”
diganti dengan “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945”. Kalimat...”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
bagi pemeluk-
pemeluknya...” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Jadi rumusan “dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
bagi pemeluk- pemeluknya” dihapuskan.
2 Perubahan pada pasal-pasal a Pasal 4:
- Ayat 1: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan ditambah dengan kata- kata “menurut Undang-
Undang Dasar”.
36
- Ayat 2: perkataan “dua orang wakil Presiden”, menjadi “satu
wakil Presiden”. Alinea 3 dicoret.
b Pasal 5 ditambahkan ayat 2 berbunyi: Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya. c Pasal 6
- Ayat 1 diganti menjadi: Presiden ialah orang Indonesia asli.
- Ayat 2 menjadi: Presiden dan Wakil Presiden dan tidak lagi
wakil-wakil. d Pasal 7, menjadi berbunyi: Presiden dan Wakil Presiden
e Pasal 8, diubah sehingga masuk kalimat: ia diganti oleh Wakil Presiden
Pasal 8 ini tidak lagi memakai ayat 2 lagi. f Pasal 9, kalimat pertama ditambah dengan: Presiden dan
Wakil Presiden. Perkataan “mengabdi” diganti dengan kata “berbakti” dua kali seperti rumusan sekarang.
g Pasal 23: -
Ayat 1 ditambahkan kalimat “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan Pemerintah,
maka Pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu”.
- Ayat 5 ditambahkan kalimat “Hasil pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan perwakilan rakyat”.
h Pasal 24: -
Ayat 1 ditambahkan kalimat “menurut Undang-Undang”. i
Pasal 25: ditambahkan kata “dan untuk diberhentikan”. j Perubahan lain
Menjelang akhir sidang, Ketua Bung Karno menanyakan kepada anggota, apakah masih ada usul lagi?, maka Iwa Kusumasumantri
menyatakan ada satu usul: ....Berhubung dengan pernyataan dari pimpinan, maka benarlah
bahwa ini adalah Undang-Undang Dasar kilat. Akan tetapi meskipun demikian, ada syarat-syarat dari suatu Undang-Undang Dasar yang
tidak boleh kita lupakan. Nanti saya kemukakan beberapa pasal, yang saya harap tidak akan menimbulkan perbantahan, karena maksudnya
37
ialah untuk sedikit memperbaiki bangunannya saja. Salah satu perubahan yang akan saya tambahkan, yang saya usulkan, yaitu
tentang “Perubahan Undang-Undang Dasar”. Di sini belum ada artikel tentang perubahan Undang-Undang Dasar dan itu menurut pendapat
saya masih perlu diadakan Muh. Yamin, 1959:412. Berkaitan dengan hal itu maka sidang memutuskan untuk
menambahkan kepada rancangan Undang-Undang Dasar tersebut yaitu:
a Bab XVI pasal 37 tentang Perubahan Undang-Undang Dasar b Aturan Peralihan pasal I, II, III, IV.
c Aturan Tambahan ayat 1 dan 2.
Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan dan atau mengesahkan Undang-Undang Dasar yang meliputi Pembukaan, Batang Tubuh,
termasuk empat pasal Aturan Peralihan dan dua ayat Aturan Tambahan. Jadi tidak kita dapati pembahasan dan perundingan tentang Penjelasan, baik
Penjelasan Umum, maupun penjelasan pasal demi pasalnya. Dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 tanggal 15 Pebruari 1946
dimuat Undang-Undang Dasar 1945 terdiri-dari Pembukaan dan Batang Tubuh pada halaman 45-48, sedangkan Penjelasan dimuat dalam
halaman 51 terdapat suatu pejelasan yang berbunyi: ....Untuk memberikan kesempatan lebih luas lagi kepada umum
mengenai isi Undang-Undang Dasar Pemerintah yang semulanya di bawah ini kita sajikan penjelasan selengkapnya JCT Simorangkir,
1984:22.