permukaan plak. Pembekuan darah tersebut akan menurunkan suplai oksigen serta aliran darah ke jantung, otak, dan bagian tubuh yang lain Birtcher and
Ballantyne, 2004.
4. Korelasi Body Fat Percentage Terhadap Rasio LDLHDL
Pada uji korelasi ini menggunakan uji korelasi Spearman. Nilai koefisien korelasi pada responden wanita yaitu sebesar r=0,493. Hasil uji korelasi yang
diperoleh antara body fat percentage dengan rasio LDLHDL menunjukkan nilai korelasi yang positif dengan kekuatan korelasi sedang. Nilai signifikasi yang
diperoleh dari korelasi antara body fat percentage dengan rasio LDLHDL dengan nilai p=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi yang diperoleh yaitu korelasi
yang bermakna p0,05. Koefisien determinasi yang didapatkan yaitu sebesar 0,186 hal ini berarti bahwa terdapat 18,6 data rasio LDLHDL yang terpengaruh
oleh peningkatan nilai body fat percentage dan 81,4 lainnya terpengaruh oleh faktor lainnya. Korelasi positif dapat dilihat dari gambar diagram sebaran yang
menunjukkan hubungan linier antara body fat percentage dengan rasio LDLHDL pada gambar 11.
Gambar 11. Diagram Sebaran Korelasi antara Body Fat Percentage Terhadap Rasio LDLHDL
Dapat dilihat pada gambar diagram sebaran diatas bahwa arah garis korelasi yang semakin menuju ke atas. Hal ini menunjukkan hasil yang positif
yang berarti bahwa semakin tinggi nilai body fat percentage maka semakin tinggi rasio LDLHDL. Penelitian Raras 2013, mendukung penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dimana pada responden wanita didapatkan nilai r=0,410 dan p=0,001 yang menandakan bahwa terdapat korelasi bermakna p0,05 antara body fat
percentage dengan rasio LDLHDL dengan kekuatan sedang. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ghorbanian 2012, pada 45 wanita dengan rentang usia 23-59 tahun menunjukkan hasil korelasi yang tidak bermakna antara body fat percentage
dengan rasio LDLHDL dengan nilai r=0,125 dan p=0,412. Pemeriksaan rasio LDLHDL dapat digunakan untuk mendeteksi secara
dini penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dipicu oleh terjadinya atherosclerosis yang dapat dievaluasi dengan menggunakan profil lipid antara lain
LDL, HDL, dan kolesterol total Soeharto, 2002. Menurut Grover, Dorais, Coupal 2003 faktor risiko penyakit jantung koroner dapat diidentifikasi dengan
menggunakan rasio LDLHDL, rasio LDLHDL dapat menunjukkan faktor risiko yang kuat untuk penyakit jantung koroner dibandingkan dengan kadar LDL atau
HDL. LDL merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler, sedangkan HDL merupakan pencegah terjadinya penyakit
kardiovaskular. Semakin tinggi nilai LDL maka semakin besar risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan semakin tinggi nilai HDL maka semakin kecil risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular. Rasio LDLHDL digunakan untuk dapat
membandingkan antara faktor penyebab dengan faktor pencegah terjadinya penyakit kardiovaskular. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu korelasi
positif bermakna antara body fat percentage dengan rasio LDLHDL. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya body fat percentage maka rasio
LDLHDL juga akan mengalami kenaikan. Melihat dari hasil yang didapat dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan body fat percentage serta
kenaikan rasio LDLHDL dapat digunakan sebagai prediksi dari penyakit jantung koroner.
5. Korelasi Body Fat Percentage Terhadap Rasio Kolesterol TotalHDL