15
2.1.2 Disiplin Kerja
2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja
Suatu perusahaan yang hendak hidup tertib dan teratur memerlukan sikap dan perilaku yang disiplin. Seorang karyawan yang berdisiplin selalu bersikap
dan berperilaku sesuai dengan ketentuan yang dianggap baik perusahaan dan berwujud nilai-nilai dan kaidah – kaidah sosial yang positif.
Menurut Mangkunegara 2005 : 129, yang mengutip pendapat keith Davis 1985 mengemukakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan
manajemen utuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Menurut Hasibuan 2003 : 193 mengemukakan bahwa disiplin kerja
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Menurut Sastrohardiwiryo 2003 : 291 Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin menghendaki ditaatinya sebagai
peraturan – peraturan oleh para karyawannya dan sasarannya bukan pada konsumen yang bersifat fisik tetapi pada perubahan tingkah laku tersebut
merupakan sasaran dalam lingkungan kerja. Sehingga berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin
kerja merupakan suatu ketaatan karyawan terhadap peraturan – peraturan yang berlaku.
16
2.1.2.2 Pentingnya Disiplin Kerja Karyawan
Menegakkan suatu disiplin kerja karyawan penting bagi suatu perusahaan. Sebab dengan disiplin kerja karyawan tersebut diharapakan pekerjaan akan
dilakukan dapat dikerjakan seefektif dan sesefisien mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka jelaslah bahwa bilamana disiplin kerja
karyawan tidak dapat ditegakkan, maka kemungkinan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan tidak akan dapat tercapai dengan semestinya.
Oleh karena itu setiap tenaga kerja hendaknya menyadari bahwa kepentingan perusahaan adalah kepentingan yang harus diutamakan setiap tenaga
kerja harus merelakan dan menjauhkan segala kepentingan pribadi kiranya dapat melemahkan dasar tujuan yang murni. Hendaknya setiap tenaga kerja tersebut
dapat memerintahkan dan menahan hawa nafsu pribadinya masing-masing. Menurut Ranupandjojo dan Husnan 1999 : 241, pendisiplinan tenaga
kerja terdiri dari beberapa pedoman, yaitu antara lain: 1.
Pendisiplinan hendaknya dilakukan secara pribadi Seorang pimpinan tidak diperkenankan menegur staf di hadapan orang banyak
hal tersebut akan membuat perasaan malu bawahan yang ditegur itu, sehingga dapat menimbulkan rasa dendam bawahan tersebut terhadap pimpinnya.
2. Pendisiplinan haruslah bersifat membangun
Seorang pemimpin perusahaan yang bijaksana, akan memberi teguran kepada bawahannya yang melakukan kesalahan, hendaknya juga disertai dengan saran
tetapi tentang bagaimanan eharusnya membuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang lalu.
17
3. Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera seorang
pemimpin perusahaan hendaknya jangan sampai menunda-nunda pemberian pendisiplinan kepada bawahannya, sampai masalahnya terlupakan.
4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan
Jika terdapat suatu kesalahan yang sama, seorang pemimpin perusahaan hendaknya memberikan hukuman yang sama pula kepada bawahan yang
melakukan kesalahan tersebut. Jangan sampai pemimpin perusahaan melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih diantara para karyawan, sehingga
keadilan dalam pendisiplinan dapat direalisasikan Jangan sampai pemimpin perusahaan melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih diantara para
karyawan, sehingga keadilan dalam pendisiplinan dapat direalisasikan. 5.
Pimpinan tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan sedang absen.
Seorang pemimpin pemimpin tidak diperbolehkan memberikan pendisiplinan pada waktu bawahannya sedang absen, sebab bawahannya akan merasa
seolah-olah dicari-cari saja kesalahannya dan akhirnya dia akan merasa bahwa perusahaan tersebut melakukan pilih kasih terhadap diri karyawan tersebut.
6. Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali.
Tidak dibenarkan untuk seorang pimpinan perusahaan untuk apabila setelah melakukan pendisiplinan, pimpinan tersebut tetap membenci kepada
bawahanya yang telah melakukan kesalahan, yang sudah terus dianggap telah selesai. Rasa benci hanya akan menimbulkan rasa perlakuan yang tidak adil.
18
2.1.2.3 Pendekatan Disiplin Kerja