Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

pada variabel X diikuti kenaikan skor pada variabel Y dan sebaliknya. Jika p 0,05 atau Fhitung Ftabel, maka hubungan variabel dinyatakan linier, jika p 0,05 atau Fhitung Ftabel, maka hubungan variabel dikatakan tidak linier. Hasil uji linearitas penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Hasil Uji linearitas data Variabel Fhitung p value Keterangan Pengetahuan Hukum terhadap Kepatuhan Siswa 0, 858 0,555 Linear Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel dinyatakan linear. Hal itu berdasarkan nilai p value 0,555 0,05 dan nilai F hitung 0,858 F tabel Nilai f tabel 0,05 pada db 8.85 adalah 2,05. Oleh karena itu, hubungan variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini dinyatakan linear. c. Uji Hipotesis Jika data hasil penelitian telah memenuhi syarat uji linearitas maka pengujian hipotesis dapat dilakukan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha= Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan hukum dengan tingkat kepatuhan terhadap tata tertib siswa kelas X SMA N 4 Yogyakarta Ho= Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan hukum dengan tingkat kepatuhan terhadap tata tertib siswa kelas X SMA N 4 Yogyakarta Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yang merupakan hipotesis korelasi, maka dalam penelitian ini peneliti melakukan penghitungan koefisiensi korelasi. Untuk mencari nilai koefisiensi korelasi, menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Suharsimi Arikunto 2006: 271 menjelaskan bahwa korelasi product-moment digunakan untuk menentukan hubungan antara dua gejala interval. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisiensi menurut Suharsimi Arikunto 2006:170 adalah sebagai berikut. r xy = ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ] Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara N = jumlah responden ΣXY = jumlah perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y ΣX = jumlah skor variabel X ΣY = jumlah skor variabel Y Kriteria uji hipotesis tersebut adalah jika rhitung lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 atau nilai signifikansi 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima bila rhitung lebih besar dari rtabel sig 0,05 , sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel sig 0,05 , maka Ha ditolak. Untuk mengetahui besarnya sumbangan hubungan variabel X dengan varibel Y, digunakan perhitungan koefisiensi determinasi KD dengan rumus sebagai berikut. KD= Keterangan: KD = koefisiensi determinasi r = koefisiensi korelasi. Hasil uji hipotesis dan koefisien determinasi dipaparkan dalam BAB IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta tahun pelajaran 20152016 dengan jumlah populasi sebanyak 258 siswa dan diambil sampel sekitar 35 yaitu berjumlah 95 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Hukum Siswa dan Kepatuhan Siswa terhadap Tata Tertib. Hasil penelitian tentang Pengetahuan Hukum siswa dan Kepatuhan siswa terhadap Tata Tertib adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan Hukum.

a. Deskripsi Pengetahuan Hukum Siswa

Dari penelitian tentang Pengetahuan Hukum siswa pada siswa kelas X SMA N 4 Yoyakarta diperoleh data sebagai berikut: Tabel 12. Deskripsi statistik Pengetahuan Hukum Statistics PENGETAHUAN HUKUM N Valid 95 Missing Mean 77.05 Std. Error of Mean .721 Median 76.00 Mode 76 Std. Deviation 7.031 Variance 49.433 Range 36 Minimum 60 Maximum 96 Sum 7320 Berdasarkan tabel deskriptif pengetahuan hukum siswa menunjukkan bahwa nilai minimal yang diperoleh sebesar 60, nilai maksimal yang diperoleh sebesar 96, nilai rata-rata mean yang diperoleh sebesar 77,05, nilai tengah median yang diperoleh adalah 76, nilai sering muncul modus yang diperoleh sebesar 76 dengan simpang baku std. Deviation yang diperoleh sebesar 7,031 . Data kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi kelompok. Langkah- langkah yang harus ditempuh untuk membuat distribusi kelompok adalah sebagai berikut Winarsunu, 2009: 23-24 : 1 Menemukan skor tertinggi Xt dan terendah Xr. Skor tertinggi = 96 dan skor terendah = 60 2 Menentukan jarak pengukuran atau range disingkat R, dengan rumus R= Xt-Xr+1. R= 96-60+1 = 37 3 Menentukan jumlah kelompok interval K, dengan menggunakan pertimbangan kelajiman penggunaan K dalam distribusi yaitu berkisar antara 4 sampai dengan 10 kelompok. K yang digunakan adalah 5. 4 Menghitung lebar interval i pada setiap kelompok interval, dengan rumus, i = RK = 375 = 7,4 = 8 5 Menyusun kelompok-kelompok interval dengan memasukkan nilai terendah pada kelompok interval paling bawah, dan kemudian menghitung frekuensi tiap-tiap kelompok interval nilai yang sudah tersusun. Tabel distribusi frekuensi kelompok variabel pengetahuan hukum adalah sebagai berikut Tabel 13. Tabel distribusi frekuensi pengetahuan hukum No. Interval Nilai Frekuensi 1. 92-99 2 2. 84-91 23 3. 76-83 36 4. 68-75 34 5. 60-67 3 JUMLAH 95 Data ditampilkan dalam diagram batang dapat dilihat pada diagram dibawah ini: Diagram 1. Diagram frekuensi tingkat pengetahuan hukum 10 20 30 40 92-99 84-91 76-83 68-75 60-67 2 23 36 34 3 F re k u en si Interval Pengetahuan Hukum 92-99 84-91 76-83 68-75 60-67

b. Kategorisasi tingkat Pengetahuan Hukum

Menurut Sudijono, untuk mengubah Raw Score Skor Mentah ke dalam Nilai Standar Skala 5 atau Nilai Huruf: A-B-C-D-E patokan yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 14. Patokan Nilai Standar Skala 5 Rumus Keterangan A Mean + 1,5 SD B Mean + 0,5 SD C Mean – 0,5 SD D Mean – 1,5 SD E Sudijono, 2008: 175 Rumus yang digunakan dalam menentukan kelas kategori disesuaikan dengan data penelitian. Huruf A-B-C-D-E diubah menjadi bentuk tingkatan kelas kategori yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Sangat Rendah. Pengkategorian tersebut menggunakan Mean Ideal dan Standar Deviasi Ideal. Sehingga data pengetahuan hukum disajikan dalam bentuk distribusi kelas kategori dengan rumus sebagai berikut: a Sangat Tinggi = X Mean + 1.5 SD b Tinggi = Mean + 0.5 SD X Mean + 1.5 SD c Sedang = Mean – 0.5 SD X Mean + 0.5 SD d Rendah = Mean – 1.5 SD X Mean – 0.5 SD e Sangat Rendah = X Mean – 1.5 SD

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kredit Poin Pelanggaran Tata Tertib Dengan Kedisiplinan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Jatibarang

2 17 156

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN SISWA DALAM MELAKSANAKAN TATA TERTIB SEKOLAH KELAS V Pengaruh Kondisi Lingkungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Siswa Dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah Kelas V SD N Blorong 1 Jumantono Karangany

0 2 16

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN SISWA DALAM MELAKSANAKAN TATA TERTIB SEKOLAH KELAS V Pengaruh Kondisi Lingkungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Siswa Dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah Kelas V SD N Blorong 1 Jumantono Karanganya

0 1 8

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN UMUM DENGAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Pasien Hipertensi di RS PKU Aisyiyah Boyolali.

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN UMUM DENGAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Pasien Hipertensi di RS PKU Aisyiyah Boyolali.

1 8 12

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

0 0 8

PERBEDAAN SIKAP MORAL SISWA YANG TERLIBAT PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN YANG TIDAK TERLIBAT PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (Studi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta).

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PENERIMAAN SOSIAL PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA.

14 87 161

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN KEPATUHAN TATA TERTIB PADA SISWA MADRASAH ALIYAH.

10 23 94

Tata Tertib Siswa Sekolah Langsung Cetak - Administrasi Sekolah TATA TERTIB SISWA

0 0 1