35 danmemungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai
kemampuan dan minatnya. 4 Memberikan perangsang yang sama.
5 Mempersamakan pengalaman. 6 Menimbulkan persepsi yang sama.
d. Klasifikasi Fasilitas Belajar
Wahyuningrum 2004 : 5 dalam Tatang M. Amrin 2013, membedakan fasilitas menjadi dua bagian, yaitu :
1 fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibedakan, yang mempunyai peran dapat memudahkan dan
memperlancar suatu usaha. 2 fasilitas uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi
kemudahan suatu kegiatan sebagai akibat dari “nilai uang”. Menurut Tatang M. Amrin 2013: 76, prasarana pendidikan
dapat diklasifiksikan menjadi dua macam yaitu : 1 Prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses belajar
mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik ketrampilan, dan ruang laboratorium.
2 Prasarana yang keberadaanya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara lansung sangat menunjang
terjadinya proses belajar mengajar. Contoh dari prasarana yang kedua ini adalah ruang kantor, ruang kepala sekolah, ruang guru,
kamar kecil, dan kantin sekolah.
36 Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas
belajar sangatlah penting, karena tanpa fasilitas belajar yang lengkap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak akan tersampaikan
dengan baik. Dengan adanya fasilitas yang memadai, maka akan meningkatkan minat belajar siswa dan mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa.
e. Pengertian Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Belajar
Berdasarkan teori tentang fasilitas belajar yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang
fasilitas belajar merupakan tanggapan siswa tentang fasilitas-fasilitas belajar yang ada di sekolah meliputi ketersediaan ruang belajar, ruang
komputer, perpustakaan dan lain sebagainya yang menunjang kegiatan belajar siswa di sekolah. Persepsi siswa yang positif maupun negatif
akan mempengaruhi tidakan yang tampak. Siswa yang mempunyai persepsi positif mengenai fasilitas belajar akan meningkatkan prestasi
belajar siswa itu sendiri. Indikator persepsi siswa tentang fasilitas belajar meliputi ketersediaan ruang belajar kelas, meja, kursi, dan
ventilasi, perpustakaan sekolah, ruang praktik, ruang komputer, sumber Belajar buku pelajaran, buku penunjang, dan buku catatan
siswa, serta media pembelajaran.
37
4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Uno 2011: 4, istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi diinterpretasikan
dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Kemudian
menurut Santrock 2010: 510, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Menurut Purwanto 2002: 71 dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan menjelaskan
bahwa motivasi
adalah “pendorongan” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruh tingkah
laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Lebih lanjut
mengenai pengertian motivasi menurut Uno 2011: 1, bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.
Selain itu, menurut McDonald yang dikutip Hamalik 2002: 173, motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi unutuk mencapai