1 STS 2 TS
3 KS 4 S
5 SS 1 STS
2 TS 3 KS
4 S 5 SS
P1 4
12 14
30 0,00
0,00 13,33
40,00 46,67
100
P2 4
14 12
30 0,00
0,00 13,33
46,67 40,00
100
P3 5
14 11
30 0,00
0,00 16,67
46,67 36,67
100
P4 1
4 15
10 30
0,00 1,08
13,33 50,00
33,33 100
P5 4
18 8
30 0,00
0,00 13,33
60,00 26,67
100
P6 1
7 16
6 30
0,00 1,08
23,33 53,33
20,00 100
Total Indikator Penelitian
Frekuensi Total
Persentase 100
yang baik dan penuh rasa kekeluargaan antara atasan dengan bawahan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan untuk dapat menunjukkan prestasi kerja
yang terbaik dan semaksimal mungkin. Terjalinnya hubungan yang penuh rasa kekeluargaan membuat suasana dalam lingkungan kerja semakin nyaman.
Kenyaman dalam bekerja tentunya akan meingkatkan konsentrasi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
c. Penjelasan Responden Atas Variabel Prestasi Kerja Y Tabel 4.6
Penjelasan Responden Atas Variabel Prestasi Kerja Y
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 4 orang responden 13,33 menyatakan kurang setuju, 18 orang responden 60 menyatakan setuju dan 8
orang responden 26,67 menyatakan sangat setuju, bahwa perusahaan selalu memberikan penilaian terhadap tingkat kerajinan karyawan. Perusahaan selalu
memperhatikan kinerja karyawan melalui prestasi kerja yang diperoleh karyawan. Salah satu penilaian yang termasuk dalam prestasi kerja adalah
penilaian terhadap tingkat kerajinan karyawan. Karyawan yang memiliki tingkat
Universitas Sumatera Utara
kerajinan yang baik tentunya memiliki prestasi kerja yang baik, karena karyawan yang rajin tentunya dapat lebih cepat menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan oleh atasan. Perusahaan juga memberikan bonus sebagai hadiah atas prestasi kerja yang ditunjukkan oleh karyawan setiap bulannya.
4.10 Hasil Uji Asumsi Klasik 1.
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot. Cara pengambilan
keputusannya pada metode plot adalah: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Normal P-Plot Sumber: data diolah peneliti, 2013.
Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi
normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas.
2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini
menggunakan diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu: a. Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi
mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Scatterplot Sumber: data diolah peneliti, 2013.
Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut:
a. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar 0. b. Titik-titik data mengumpul hanya diatas dan dibawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas
dan layak digunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil Uji Multikolineritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara yang nilai korelasi antar
sesama Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara sama dengan nol. Cara pengambilan keputusan untuk uji multikolineritas adalah:
a. Jika nilai Vif 10, maka pada model regresi terjadi multikolineritas, b. Jika nilai Vif 10, maka pada model regresi tidak terjadi multikolineritas.
Tabel 4.7 Coefficients
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
,355 4,352
,082 ,936
X1 ,105
,102 ,117
1,030 ,312
,959 1,042
X2 ,518
,071 ,832
7,331 ,000
,959 1,042
a. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah peneliti, 2013.
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Independen
Tolerance VIF
Simpulan X1
0,959 1,042
Tidak terjadi multikolineritas
Universitas Sumatera Utara
X2 0,959
1,042 Tidak terjadi multikolineritas
Sumber: data diolah peneliti, 2013.
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara yang nilainya lebih dari 95.
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara yang
memiliki nilai VIF dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar Faktor Pemuas dan Faktor-faktor Pemelihara dalam
model regresi.
4.11 Hasil Uji Regressi Linear