Kadar Lemak KARAKTERISTIK KIMIA MIE BASAH MATANG 1. Aktivitas Air Aw

5. Kadar Lemak

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 Kal. Lemak atau minyak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, linolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Lemak dan minyak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Akan tetapi, lemak dan minyak juga seringkali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan untuk berbagai tujuan. Di dalam pembuatan mie basah matang, minyak nabati ditambahkan kepada mie yang telah direbus sebagai lubrikan, agar tiap helaian mie tidak lengket satu sama lain. Penambahan minyak ini juga mempunyai pengaruh lain, yaitu meningkatkan warna kuning mie, menambah rasa gurih, dan menambah kalori mie karena kadar lemak otomatis meningkat. Tepung terigu Segitiga mengandung lemak 0.82 bk, sedangkan tepung Cakra Kembar mengandung lemak 0.95 bk. Namun, kadar lemak mie basah matang jauh lebih tinggi dari kadar lemak pada tepung karena adanya penambahan minyak goreng pada mie yang telah direbus sebanyak 5 dari berat tepung. Kadar lemak rata-rata mie basah matang adalah 5.13 bk. Nilai ini tidak dapat dibandingkan dengan SNI karena SNI 1992 mengenai mie basah tidak memuat standar jumlah kandungan lemak dalam mie basah. Seperti halnya penelitian terhadap silase ikan yang dilakukan Fagbenro dan Jauncey 1994, kadar lemak masing-masing sampel mie basah matang juga tidak berbeda nyata p0.05. Hasil analisisnya menggunakan Anova One-Way dapat dilihat pada Lampiran 12. Gambar 10 di halaman 65 adalah tampilan visual hasil pengukuran kadar lemak dari seluruh sampel. Hasil pengukuran kadar lemak masing-masing sampel dapat dilihat dalam Lampiran 2. Karena kadar lemaknya yang cukup tinggi, mie matang mudah mengalami ketengikan. Hal ini juga berhubungan dengan nilai Aw yang sangat tinggi 0.926-0.955, di mana mie mudah mengalami hidrolisis dan oksidasi lemak. Menurut Dapkevicius et al. 1998, silase ikan yang ditambah formaldehid memiliki nilai peroksida yang lebih tinggi dibanding silase tanpa formaldehid. Ostyakova dan Kosvina 1975 menemukan bahwa formaldehid mampu meningkatkan dekomposisi molekul lemak menjadi monomer-monomernya dan meningkatkan oksidasi lemak. Pengawetan dengan formaldehid menyebabkan jumlah total lipid menurun, proporsi kompleks lemak-protein meningkat, terjadinya proses hidrolisis lipid netral, ester dari asam stearat, dan fraksi fosfolipid. Di pihak lain, tidak adanya perbedaan nyata dalam hal kadar lemak mie basah matang bisa disebabkan sebagian besar lemak baru ditambahkan setelah perebusan sementara formaldehid ditambahkan sebelumnya, yaitu pada saat perebusan. 1 2 3 4 5 6 O K O + B 3 7 5 K + B 3 7 5 O + B 7 5 K + B 7 5 O + F 55.2 K + F 55.2 O + F 110.4 K + F 110.4 O + F 368 K + F 3680 O+ B 3 7 5 + F 5 5 .2 K + B 3 7 5 + F 55.2 O + B 750 + F 110.4 K + B 750 + F 110 .4 Kode sampel K a dar l e m ak bk Gambar 10. Pengaruh penambahan aditif terhadap kadar lemak mie

6. Kadar Karbohidrat