105
Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada kelompok eksperimen 2 melalui pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share TPS selama pembelajaran diperoleh kategori aktivitas siswa dengan prosentase skor rata-rata
tiap pertemuan ke I, II, IV dan V berturut-turut sebesar 57 kategori aktivitas siswa kurang baik, 66 kategori aktifitas siswa cukup baik, 79 kategori
aktivitas siswa baik, 86 kategori aktivitas siswa sangat baik. Peningkatan prosentase siswa semakin baik tiap pertemuan diawali dengan suasana kelas
masih gaduh, kurangnya persiapan dan keaktifan dalam menerima pembelajaran serta kurangnya keterbukaan antar siswa dalam memecahkan masalah. Namun
demikian pembelajaran dapat berjalan lancar terlihat mulai kesiapan dan keaktifan siswa semakin meningkat walaupun diawal pembelajaran hanya sebagian siswa
yang dapat menjawab pertanyaan guru dan menanggapi penjelasan guru. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share TPS dan masih takut terhadap pembelajaran akuntansi. Dari hasil presensi siswa pada pertemuan I, II, III, IV, V,VI, VII berturut-turut
sebesar9,5 empat siswa yang tidak mengikuti pembelajaran, 4,8 dua siswa yang tidak mengikuti pembelajaran, 0 42 siswa mengikuti pembelajaran, 0
42 siswa mengikuti pembelajaran, 2,4 satu siswa yang tidak mengikuti pembelajaran, 0 42 siswa mengikuti pembelajaran, 0 42 siswa mengikuti
pembelajaran.
4.1.3.5 Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok
Berdasarkan hasil observasi aktivitas diskusi kelompok eksperimen 1 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization
106
TAI pada pertemuan I diskusi belum berjalan efektif. Siswa belum paham akan peran dan tugas dalam kelompok, terlihat dari sepuluh kelompok terdapat enam
kelompok yang kurang aktif. Hal ini disebabkan kurangnya kerja sama, tidak berani
mengemukakan pendapat
baik pada
saat diskusi
kelompok atau presentasi. Untuk aktivitas siswa belum memenuhi indikator yang diharapakan karena banyaknya yang aktif belum mencapai 65. Pertemuan ke II
diskusi sudah mulai terlihat keaktifannya dimulai terwujudnya kerja sama dalam kelompok. Siswa mulai berpendapat dalam kelompok sudah baik walupun
keberanian dalam persentasi didepan kelas masih kurang, terdapat satu kelompok cukup baik, delapan kelompok yang aktif dan satu kelompok yang sangat aktif. Ini
dapat terlihat kerja sama dalam kelompok dapat berjalan dengan baik, keberanian dalam berpendapat dalam kelompok ataupun persentasi serta munculnya sifat
percaya diri dari masing-masing siswa. Sedangkan untuk pertemuan kelima rata- rata keaktifan kelompok sangat baik.
Sedangkan observasi aktivitas diskusi kelompok eksperimen 2 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share TPS, diperoleh pada pertemuan I siswa belum paham akan peran dan tugas dalam kelompok banyak
siswa yang ramai dan saling mengganggu satu sama lain. Guru mengalami kesulitan saat memberikan bimbingan pada setiap kelompok. Hal ini dapat
terlihat sebanyak delapan kelompok yang kurang aktif, satu kelompok yang aktif dan satu kelompok tidak aktif. Pertemuan ke II diperoleh yang sebelumnya gaduh
sudah sedikit dapat dikendalikan, siswa saling bertukar jawaban dalam memecahkan masalah. Siswa terlihat malu-malu untuk berpendapat dalam
107
kelompok maupun prensentasi didepan kelas. Dari hasil observasi diperoleh lima kelompok cukup aktif dan lima kelompok yang aktif. Pertemuan ke IV, guru tidak
mengalami kesulitan dalam menyampaikan pembelajaran siswa. Hal ini terlihat dari siswa yang sudah faham akan peran dan tugas terbukti siswa mulai bertukar
fikiran dengan pasangannya sampai menemukan jawaban yang pasti serta keberanian siswa dalam memberikan pendapat atau menjawab pertanyaan guru
sudah baik. Diperoleh delapan kelompok aktif dan dua kelompok cukup aktif juga beberapa kelompok sudah berani presentasi dengan baik. Sedangkan untuk
pertemuan ke V tidak beda dengan pertemuan ke IV diperoleh sepuluh kelompok sangat baik.
4.1.3.6 Hasil Analisis Angket Siswa