Hakikat Belajar KAJIAN TEORI

15

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto 2013: 2 berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Susanto 2015: 4 berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Sedangakan Winataputra 2007: 1.4 menyebutkan belajar diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang. Belajar mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami ataupun yang sengaja dirancang. Teori belajar yang mendasari startegi belajar concept mapping adalah Teori Asimilasi Ausubel. Menurut Munthe 2009: 17 concept map sebagai teknik telah digunakan secara ekstensif dalam pendidikan. Teknik concept map ini diilhami oleh teori belajar asimilasi kognitif David P. Ausubel yang mengatakan bahwa belajar bermakna terjadi dengan mudah apabila konsep-konsep baru dimasukkan ke dalam konsep-konsep yang lebih inklusif. Dengan kata lain, proses belajar terjadi bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang ia miliki dengan pengetahuan yang baru. Dengan mengambil ide dari teori asimilasi Ausubel, Novak mengembangkan teori ini dalam penelitiannya tentang siswa pada tahun 1974. Dalam penelitiannya tersebut, ia menghasilkan concept map sebagai satu diagram yang berdemensi dua, yaitu analog dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya mengidentifikasi butir-butir utama konsep-konsep, tetapi juga menggambarkan hubungan antarkonsep utama tersebut, sebagaimana banyaknya kesamaan garis- garis yang menghubungkan antarkota besar yang tergambar dengan jalan-jalan utama dan jalan bebas hambatan. Pengembangan teori ini didukung dengan mempertimbangkan tiga faktor kunci, yaitu 1. Belajar bermakna melibatkan asimilasi konsep-konsep baru dan proposisi- proposisi ke dalam bangunan struktur kognisi yang memodifikasi struktur- struktur tersebut. 2. Pengetahuan terorganisasi secara hierarkis di salam struktur kognisi, dan banyak informasi baru melibatkan subsumption konsep-konsep dan proposisi- proposisi ke dalam hierarki yang ada. 3. Pengetahuan yang diperoleh dengan hapalan tidak akan terasimilasi ke dalam bingkai kognisi yang ada dan tidak akan memodifikasi bingkai proposisi yang ada. Berdasarkan teori asimilasi kognisi, Putman dan Peterson dalam Munthe, 2009: 18 menegaskan bahwa pengetahuan adalah struktur kognitif dari seseorang knowledge is the cognitive structure of the individual. Selanjutnya Goldsmith, Johnson, dan Aton menambahkan bahwa untuk dapat dikatakan “mengetahui” suatu bidang pengetahuan, seseorang dapat memahami hubungan antarkonsep pokok dan penting di dalamnya. Pengetahuan tentang hubungan itu disebut “pengetahuan yang terstruktur”. Dalam teori ini ditemukan bahwa makna dari beberapa konsep itu akan mudah dipahami dengan melihat hubunganketerkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain, dan belajar efektif bermakna akan terjadi apabila pengetahuan yang baru itu dikaitkandihubungkan dengan konsep-konsep dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembelajar. Oleh karena itu, subsumption terjadi apabila pembelajar dapat mengaitkan pengetahuan yang baru dan spesifik kepada konsep yang lebih general dan lebih tinggi tingkatannya dalam struktur pengetahuan mereka yang telah ada dalam long term memory ingatan jangka panjang. Dari uraian tersebut dapat didefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi manusia terhadap pengalaman dengan lingkungan sekitarnya. Belajar bermakna dapat diperoleh dari pembelajaran dengan menerapkan strategi belajar concept mapping.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

1 8 237

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SAVI DENGAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 03 SEMARANG

1 12 250

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

0 17 254

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS VB SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

1 20 211

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 03

0 8 339

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING DENGAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS II SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

0 5 249

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING BERBASIS MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

0 3 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 KOTA SEMARANG

0 12 225

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 8 289