Hasil Observasi Pelaksanaan Posyandu Lansia di Kecamatan Medan

Kegiatan pemeriksaan kolestrol √ √ √ Kegiatan pemeriksaan asam urat √ √ √ Kegiatan PMT √ √ √ Kegiatan penyuluhan √ √ √ Kader bertugas pada hari setelah kegiatan posyandu √ √ √ Output Meningkatnya jumlah cakupan atau kunjungan lansia yang mendapat pelayanan kesehatan di posyandu √ √ √ Hasil observasi yang dilakukan di Posyandu lansia Kelurahan Mabar dan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli menunjukkan bahwa masih adanya sarana dan prasarana seperti KMS lansia, meteran pengukur tinggi badan, serta sahli dan talquist yang belum tersedia untuk pelaksanaan posyandu lansia. Peralatan laboratorium sederhana di posyandu lansia Kelurahan Mabar Hilir sudah tersedia sedangkan posyandu lansia Kelurahan Mabar belum tersedia. Proses kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia juga belum sepenuhnya dilaksanakan karena ada faktor yang menghambat ataupun kendala dalam pelaksanaan posyandu lansia. BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Pelaksanaan Posyandu Lansia di Kecamatan Medan Deli

5.1.1 Pengetahuan mengenai Posyandu Lansia

Berdasarkan pernyataan informan kepala puskesmas, koordinator program, camat dan sekretaris PKK dapat diketahui bahwa untuk pengetahuan mengenai posyandu lansia sudah dipahami. Namun dari beberapa informan yang lainnya, saya juga memperoleh informasi bahwa sebagian dari mereka hanya mengetahui tentang posyandu lansia sekedar saja. Masih banyak juga dari mereka yang belum mengetahui lebih mendalam mengenai posyandu lansia, kegiatan apa yang dilakukan serta manfaat dari posyandu lansia itu sendiri. Bagi kader dan lansia, mereka memahami posyandu lansia itu adalah tempat pelayanan berobat masyarakat yang diperuntukkan bagi masyarakat yang sudah lanjut usia. Sebenarnya posyandu lansia itu adalah tempat memberikan pelayanan kesehatan dengan upaya preventif dan promotif bukan bersifat kuratif. Kurangnya pengetahuan atau pemahaman dari kader maupun masyarakat khususnya lansia mengenai posyandu lansia, kegiatan yang dilakukan serta kegunaannya bagi mereka masih sangat rendah dikarenakan kurangnya promosi kesehatan bagi lanjut usia dan kurangnya sosialisasi secara luas mengenai apa itu posyandu lansia dan apa kegunaan ataupun manfaat dari posyandu lansia itu serta kegiatan apa saja yang diberikan oleh posyandu baik itu dari kader maupun pihak lain yang terkait. Ini merupakan tanggung jawab bagi pihak yang terkait dalam pelaksanaan posyandu lansia untuk lebih memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat khususnya lansia agar mereka untuk datang mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga mereka dapat memantau atau memeriksakan kesehatan mereka. Meningkatkan pengetahuan atau pemahaman lansia mengenai posyandu lansia bukan hal yang mudah, namun bisa diupayakan jika antara pihak yang terkait untuk pelaksanaan kegiatan dapat bekerjasama dengan baik. Jika semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia dapat bekerjasama dengan baik maka kegiatan tersebut akan berjalan dengan semaksimal mungkin. Karena pada dasarnya fokus utama dari adanya posyandu lansia adalah agar memudahkan lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariyani 2011 yang menyatakan ada hubungan bermakna pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Menurut Notoadmojdo 2007 pengetahuan baik juga tidak menjamin seseorang untuk berperilaku baik, seseorang yang memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan belum tentu ia memiliki perilaku kesehatan yang baik pula dan perlu faktor-faktor pendukung lainnya untuk membuat para lansia dapat memanfaatkan posyandu lansia dengan aktif.

5.1.2 Sumber Daya Manusia SDM dalam Pelaksanaan Posyandu Lansia

Salah satu faktor keberhasilan suatu program adalah tersedianya sumber daya manusia yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sumber daya manusia merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktvitas organisasi.