Latar Belakang Analisis Pelaksanaan Posyandu Lansia Di Kecamatan Medan Deli Tahun 2015
berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan bahwa mulai tahun 2010 terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia sebanyak
23.992.553 juta jiwa 9,77 dari total jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 jiwa, dan pada tahun 2020 diprediksi jumlah lanjut usia mencapai 28.822.879 jiwa
atau 11,34 Biro Pusat Statistik, 2010. Mengingat kondisi dan permasalahan lanjut usia seperti yang diuraikan
sebelumnya, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lanjut usia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai
wujud nyata pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia ini, pemerintah telah mengupayakan adanya Pos Pelayanan Terpadu Posyandu lanjut usia. Posyandu
lanjut usia ini merupakan salah satu program pengembangan dari Puskesmas Departemen Kesehatan RI, 2006.
Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia, Komisi Nasional Lanjut Usia Tahun 2010 disebutkan bahwa Posyandu lansia adalah suatu wadah
pelayanan kepada lanjut usia dimasyarakat, yang proses pembentukannya dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya
Masyarakat LSM, lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada
upaya promotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu lanjut usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan,
olahraga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka Komnas Lansia, 2010.
Posyandu lansia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai landasan dalam menentukan kebijaksanaan
pembinaan sesuai dengan Undang-Undang RI N0. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia, upaya penyuluhan, penyembuhan dan pengembangan
lembaga Departemen Kesehatan RI, 2005. Selain di Indonesia, pelayanan lanjut usia telah diselenggarakan
dibeberapa negara, salah satunya adalah Amerika Serikat. Pelayanan lanjut usia yang diselenggarakan dalam bentuk pelayanan sosial yaitu The National Family
Caregiver Support Program NFCSP. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada anggota keluarga yang menjalankan peran perawatan kepada
seseorang lanjut usia dirumahnya dan memberikan perawatan gratis kepada anggota keluarganya. Sasaran langsungnya adalah pihak keluarga yang
memberikan perawatan. Posyandu lanjut usia memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan agar tercapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan eksistensinya. Pelayanan lanjut usia lainnya juga dikenal dengan istilah Pos Pembinaan Terpadu Posbindu. Posbindu adalah Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan
inisiatif dan kebutuhan lanjut usia. Program Posbindu ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik
yang akan memasuki lanjut usia maupun yang sudah memasuki lanjut usia Kementerian Kesehatan RI, 2011. Salah satu kegiatan Posbindu yang
dilaksanakan adalah Posbindu PTM. Posbindu Penyakit Tidak Menular PTM merupakan tempat kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko PTM yang
dilaksanakan terpadu, rutin dan periodik. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak
menunjukkan gejala pada yang mengalaminya. Didaerah tertentu Posbindu PTM disebut juga Posyandu lansia dan Karang Werdha Kementerian Kesehatan,
2011. Dasar pembentukan posyandu ini yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat terutama lanjut usia. Adapun tujuan diadakan posyandu lanjut usia adalah untuk meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya, meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesehatan lanjut usia, meningkatkan jenis dan
jangkauan pelayanan kesehatan lanjut usia dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lanjut usia Departemen Kesehatan RI, 2005.
Sasaran posyandu lansia meliputi dua kelompok sasaran, yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung adalah lansia pra senilis,
lansia dan lansia risiko tinggi, sedangkan sasaran tidak langsung adalah keluarga dimana lansia berada, masyarakat dilingkungan lansia, organisasi sosial yang
bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia, petugas kesehatan yang
melayanani kesehatan lansia dan masyarakat luas Departemen Kesehatan RI, 2006. Berdasarkan data Dinas kesehatan Kota Medan Tahun 2013, jumlah lansia
yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 64.210 49,95 dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya 128.558 jiwa Profil Kesehatan Kota Medan,
2013. Kecamatan Medan Deli merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota
Medan. Kecamatan Medan Deli terdiri dari 6 kelurahan dan memiliki 2 wilayah kerja Puskesmas yaitu Puskesmas Medan Deli dan Puskesmas Titipapan.
Kecamatan Medan Deli juga mempunyai 10 kelompok posyandu lansia dengan jumlah lansia yang terdaftar sebanyak 14.739 jiwa.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilaksanakan, dari 14.739 orang lansia yang terdaftar, jumlah lanjut usia yang datang ke posyandu
dalam setahun hanya sebanyak 4.163 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya partisipasi lansia dan kurangnya sosialisasi oleh kader dalam
pemanfaatan posyandu lansia, sehingga pemanfaatannya sangat minim. Pelaksanaan kegiatan posyandu dilakukan oleh kader dan dibantu dengan
tenaga kesehatan. Kader pelaksana kegiatan posyandu seharusnya berjumlah 5 orang. Kader dibentuk oleh masyarakat melalui musyawarah dan telah disepakati
bersama. Kader berperan dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan posyandu, melaksanakan kegiatan posyandu dengan
membuka pelayanan 3 meja, membantu petugas dalam pemeriksaan kesehatan dan pelayanan lainnya serta melakukan penyuluhan.
Pelaksanaan kegiatan posyandu ini juga diperlukan peran serta dari pihak terkait seperti puskesmas, camat dan lurah untuk memperlancar kegiatan tersebut.
Peran puskesmas dalam kegiatan ini adalah memfasilitasi dari segi tenaga kesehatan dan alat-alat yang digunakan untuk posyandu. Camat berperan sebagai
penanggung jawab kelompok kerja pembinaan lansia di tingkat kecamatan, sedangkan lurah terlibat sebagai penanggung jawab tim pelaksana pembinaan
lansia di tingkat kelurahandesa. Kegiatan di posyandu lansia juga didukung dengan sarana dan prasarana
penunjang, antara lain: tempat kegiatan, meja, kursi, alat tulis, buku pencatat kegiatan, timbangan dewasa, pengukur tinggi badan, tensi meter dan stetoskop,
peralatan laboratorium sederhana, termometer dan Kartu Menuju Sehat KMS lanjut usia. Dalam pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu terdiri dari 3 meja.
Meja pertama yaitu pendaftaran, lansia mendaftarkan diri untuk dapat memperoleh pelayanan. Di meja kedua, lansia melakukan penimbangan berat
badan. Pada meja ketiga, tekanan darah lansia diukur dengan tensimeter oleh tenaga kesehatan yang ada diposyandu, apabila tekanan darah lansia tersebut
tinggi maka lansia tersebut diberi obat. Adapun jenis kegiatan lainnya yang dilakukan dalam posyandu lansia
adalah pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan adanya gula dalam air seni, pemeriksaan adanya protein dalam air seni, pelaksanaan
rujukan ke puskesmas, penyuluhan kesehatan, Pemberian Makanan Tambahan
PMT, kegiatan olahraga dan program kunjungan lanjut usia. Pelaksanaan kegiatan yang ada disalah satu posyandu Kecamatan Medan Deli kurang sesuai
dengan standar. Kegiatan yang dilakukan hanya ada pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan saja dan pengukuran tekanan darah. Hal ini
disebabkan karena kurangnya ketersediaan peralatan untuk pemeriksaan kesehatan yang lainnya. Dari fenomena di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan posyandu
lanjut usia tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Menurut penelitian dari Efnileli 2013 yaitu tentang analisis implementasi
program posyandu Lansia di Kota Cirebon mengatakan bahwa Rendahnya cakupan dikarenakan petugasnya kurang aktif, komunikasi dengan lintas program
maupun dengan masyarakat kurang, lanjut usianya rata-rata berpendidikan rendah, kurang dukungan pejabat setempat, kader posyandu hanya 2 orang. Ukuran dasar
dan tujuan kebijakan belum tertulis di Puskesmas, sumber daya petugas khusus posyandu lansia saat ini belum ada, anggaran untuk posyandu lansia kurang,
belum memilki tempat untuk pelaksanaan posyandu, peralatan untuk pemeriksaan kesehatan tidak memenuhi kualitas.
Sementara itu, hasil penelitian Kristianti 2013 dalam implementasi program posyandu lanjut usia di RW IV Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo Kota Surabaya yaitu diketahui bahwa implementasi program posyandu lanjut usianya telah memenuhi keempat variabel tersebut meskipun
masih ada beberapa problematika seperti kurangnya kesadaran lansia tentang pentingnya posyandu, kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar atau
mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu, tidak semua lansia tercantum
dalam daftar penerima PMT Pemberian Makanan Tambahan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, serta anggaran yang minim.
Hasil penelitian Siahaan 2014 dalam Pelaksanaan Program Posyandu Lansia dan Tingkat Kepuasan Lansia Pengguna Posyandu di Puskesmas Buntu
Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi menunjukkan bahwa pelaksanaan program posyandu terlaksana sepenuhnya 96,7 dan terlaksana
sebagian 68,9. Tingkat kepuasan lansia pengguna posyandu kategori puas adalah 68,9, kategori tidak puas 16,3 dan sangat puas 14,8.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana Pelaksanaan Posyandu lanjut usia di Kecamatan Medan Deli.